Kalian tipe yang suka pakai skincare berlapis-lapis atau cuma pakai sedikit produk aja nih? Kayaknya makin ke sini makin banyak orang yang prefer minimal skincare ya. Tapi aku sendiri masih lumayan bertahan dengan pakai banyak produk. Dalam sekali routine aku bisa pakai paling sedikit 9 produk. Kedengarannya kayak overwhelming gitu ya, tapi memang aku merasakan kulitku jauh lebih baik dengan lebih banyak produk daripada sekedar pakai basic skincare aja. Balik lagi sih ke kebutuhan kulit masing-masing, selama terpenuhi berapa produk yang dipakai nggak jadi masalah.
Ngomongin soal skincare berlapis, penting buatku pilih produk yang nggak bakal bikin berat di kulit, apalagi karena aku tahu aku bakal pakai banyak produk dan satu produk belum tentu cuma dipakai selayer aja. Mulai dari toner, serum, sampai moisturizer, sebisa mungkin teksturnya ringan biar pas dipakai barengan nggak akan bikin sumpek di kulit. Nah akhir-akhir ini aku menemukan serum yang cukup versatile masuk ke skincare routineku yaitu Omniskin Cica Glow Blemish Skin Whitening Serum.
Sebelum masuk lebih jauh ke reviewnya, kenalan dulu yuk sama serum hijau ini. Selain dari namanya, warna botol hijau ini kalau di dunia perskincarean kayaknya udah khas ya, identik dengan ingredients cica atau centella asiatica. Omniskin Cica Glow mengandung beberapa ingredients yang bisa bantu mencerahkan kulit seperti chromabright™, tranexamic acid dan niacinamide sebesar 5%. Aduh kalau udah ada tranexamic acid sama niacinamide, udah tahu banget kulitku bakal suka karena dua ingredients itu memang efektif banget bantu mencerahkan kulit kusam.
Selain itu serum ini juga punya klaim lain yang oke banget seperti; mengecilkan tampilan pori di kulit berminyak, mengontrol produksi minyak berlebih, dan mencegah penumpukan minyak dan kotoran di dalam pori. Ini benar-benar klaim yang cocok banget buatku karena kulitku berminyak banget dan pori-poriku juga besar. Kita pemilik kulit berminyak memang gampang banget jerawatan karena minyak berlebih yang cepat numpuk bisa menyumbat pori-pori, yang akhirnya jadi tempat berkumpulnya bakteri penyebab jerawat.
Ingredients: Aqua, Niacinamide, Butylene G l y c o l , P r o p a n e d i o l , G l y c e r i n , Phenoxyethanol, Centella Asiatica Extract, Xanthan Gum, Macrocystis Pyrifera Extract, Polyacrylate Crosspolymer-6, Lecithin, Salix Alba Bark Extract, Albatrellus Ovinus Extract, Trisodium Ethylenediamine Disuccinate, Tranexamic Acid, Ethylhexylglycerin, Angelica Acutiloba Root Extract, Fomes Officinalis Extract, Hyaluronic Acid, Citric Acid, Dimethylmethoxy Chromanyl Palmitate, 1,2-Hexanediol, Caprylyl Glycol, Bakuchiol, Magnolia Grandiflora Leaf Extract, Glyceryl Caprylate, Phenylpropanol, Palmitoyl Oligopeptide, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Lactic Acid, Glycolic Acid, Polyvinyl Alcohol.
Awalnya aku kira serum ini bakal punya tekstur yang berat dan terasa lengket di kulit, tapi ternyata konsistensinya cair banget kayak air! Ringan banget, cepat menyerap ke kulit, finishnya tetap bikin lembab tanpa meninggalkan rasa lengket ataupun nggak nyaman. Warna serumnya sendiri bening dan nggak ada bau yang mengganggu. Biasanya aku pakai 2 serum dalam satu routine, dan karena serum ini punya konsistensi yang cair, jadinya dia selalu aku pakai sebagai serum pertama sebelum dilanjut ke serum selanjutnya yang lebih berat. Pipetnya juga mudah buat ngambil produk, nggak macet-macetan. Kebetulan juga packaging Cica Glow Blemish ini sama kayak Watermelon serum Omniskin cuma beda di warnanya aja.
BACA JUGA: Trueve BHA & Cica Acne Serum Review
Di sini aku udah pakai serumnya selama 2 mingguan, dan menurutku untuk ukuran serum yang baru dipakai 2 minggu aja, efeknya udah kerasa banget. Aku pakai dia pagi dan malam hari karena di anjuran pemakaiannya nggak ada restriction harus dipakai kapan. Serum ini oke banget buat memudarkan bekas jerawat yang menggelap ataupun kemerahan. Kalian bisa lihat sendiri bekas jerawatku pada memudar semua bahkan ada yang sampai udah benar-benar hilang. Selain itu juga kulitku kelihatan lebih cerah dan nggak lagi kusam. Mukaku gampang kelihatan kusam karena kulitku yang berminyak, tapi sejak rutin pakai serum ini jadi kelihatan lebih cerah dan fresh. Jadi udah jelas banget serum ini nggak cuma mencerahkan hiperpigmentasi tapi juga tone kulit wajah.
Overall, menurutku ini serum yang sangat amat worth to try karena harganya yang masih termasuk affordable cuma Rp125.000 aja untuk ukuran 20ml dan efeknya yang nyata banget di kulit!
Hai hai! Hari ini aku mau ngereview moisturizer dari brand lokal yang baru banget launching beberapa hari lalu yaitu Elsheskin Hydra Boost Oil Free Moisturizer. Aku beruntung banget dapat kesempatan dari Elsheskin untuk cobain produk ini lebih dulu sebelum dia launching, so thank you so much Elsheskin! Aku udah pakai moisturizer ini dari awal bulan Agustus, dan sekarang aku bakal kasih reviewnya supaya teman-teman semua bisa memutuskan mau cobain apa nggak ;)
Moisturizer adalah sesuatu yang aku sendiri nggak bisa kalau nggak pakai. Lebih tepatnya sih bukan moisturizer ya tapi produk oklusif. Kulitku yang dehidrasi dan berminyak sekaligus bikin aku harus ngasih extra care soal kadar hidrasi dan kelembaban kulit. Makanya di akhir skincare routineku aku tetap harus ada produk oklusif buat bantu mengunci hidrasi supaya mereka nggak lepas dari kulit. Tapi kadang kita suka kesusahan nemu moisturizer yang pas di kulit. Salah pilih, moisturizer malah terlalu berat dan bikin kulit jadi overmoisturized, atau malah moisturizernya kurang bisa mengunci hidrasi jadinya nggak efektif.
BACA JUGA: Dorskin Matcha Glow Dream Mask Review
Elsheskin baru-baru ini mengeluarkan produk baru berupa moisturizer. Moisturizer ini ada 2 varian, yang kemasannya warna pink namanya Deep Hydration Calming Moisturizer sementara yang kemasannya biru punyaku ini namanya Hydra Boost Oil Free Moisturizer. Dari namanya pasti udah ketahuan ya pembedanya apa. Yap, yang Deep Hydration Calming Moisturizer ditujukan buat mereka yang kulitnya kering sementara Hydra Boost Oil Free Moisturizer ditujukan buat yang kulitnya berminyak, like me!
Kali ini aku lihat Elsheskin bikin kemasan produknya agak beda dari produk-produk mereka biasanya ya. Elsheskin tuh identik dengan kemasan merah dan putih, terus beberapa produknya masih ada yang bentuknya kayak produk klinik/dokter jadi kurang photogenic heheh. Tapi buat moisturizer terbaru mereka aku kaget karena kalau dilihat sekilas aja mungkin aku nggak bakal tahu ini dari Elsheskin. Bentuknya tube dengan isi 30ml dengan harga Rp129.000 dan sudah pakai pump. Pumpnya ini enak, nggak macet-macetan, ngeluarin produknya juga gampang.
Produk ini mengandung 10 ingredients yang jadi pemain utamanya yakni; ceramide, beet root, triple cica, galactosyl salicylate, zinc PCA, Japanese knotweed, saccharide isomerate, annona cherimola fruit extract, aloe vera, dan niacinamide.
Dia juga punya beberapa klaim seperti:
- Menghidrasi, menenangkan, dan melembabkan kulit
- Menyeimbangkan produksi minyak pada kulit berminyak
- Mengurangi kemerahan pada kulit berjerawat
- Melindungi, memperbaiki, dan memperkuat skin barrier
- Membuat kulit sehat, glowing, kenyal, dan halus
BACA JUGA: Harlow All Day Glow Cream Review
Produk ini punya tekstur yang buat aku heavenly banget. Untuk ukuran moisturizer dia termasuk ringan, nggak seberat yang aku bayangkan, tapi masih oke buat bantu melembabkan kulit untuk jangka waktu yang lama. Karena teksturnya yang ringan, aku bisa layer dia dengan skincareku lainnya tanpa ngasih finish kulit yang berminyak atau overmoisturized. Aku biasanya suka skip moisturizer di pagi hari karena beberapa sunscreenku memang cukup berat, jadinya aku memilih untuk nggak pakai moisturizer aja. Tapi Elsheskin Hydra Boost Oil Free ini bisa aku tandemin dengan sunscreen manapun yang aku punya dan dia nggak akan bikin muka jadi tambah berat, malah rasanya kulit tambah adem. Finishnya nyaman banget di kulit, membal dan smooth kayak pantat bayi haha.
Ini skin progressku selama pakai Elsheskin Hydra Boost Oil Free Moisturizer. Untuk ukuran moisturizer, dia benar-benar bantu banget buat menjaga kulit biar nggak gampang dehidrasi, apalagi selama wfh ini aku stay di ruangan ber-AC untuk waktu yang lama. Walaupun dia "cuma" moisturizer, tapi aku bisa melihat klaimnya cukup terbukti di kulitku. Tentunya nggak menutup kemungkinan bantuan dari produk skincare lainnya yang aku pakai berbarengan sama dia ya. Tapi seperti yang bisa kalian lihat, selain jerawat yang juga jadi semakin berkurang, bekas jerawat juga semakin memudar. Aku memang gampang jerawatan kalau kulit udah dehidrasi, jadinya ketika kulitku dapat asupan hidrasi yang cukup dan dikunci dengan baik, jerawat jadi jarang muncul. Overall, this is a really, really, really nice moisturizer yang bakal jadi staple di skincare routineku!
Siapa di sini yang cinta mati sama sabun muka yang gentle, cung! Aduh kalau ditanya, aku tuh udah nggak bisa lagi lepas dari sabun muka dengan experience yang gentle. Buatku, mereka adalah the first step untuk memastikan kulitku nggak semakin dehidrasi. Karena susah banget lho punya kulit yang rentan dehidrasi. Salah-salah, produk yang aku pakai malah bikin dehidrasinya makin parah. Percaya atau nggak, mulai dari cleanser aja kita udah harus pintar-pintar memilih karena cleanser punya chance yang besar bikin kulit kita dehidrasi, apalagi kalau sabun muka kalian ngasih finish yang kesat atau kering. Itu justru pertanda kalau sabun muka yang kalian pakai terlalu harsh di kulit.
Nah, hari ini, aku mau ngereview salah satu sabun muka yang easily becomes my favorite karena dia ngasih experience yang nyaman dan tentunya nggak bikin kulit semakin dehidrasi yaitu Avoskin Natural Sublime Facial Cleanser! Kalian pasti udah pernah dengar kan sebelumnya, tapi nggak banyak orang yang ngomongin produk ini dan aku heran aja karena pas aku cobain sendiri, produknya bagus banget!
Avoskin Natural Sublime Facial Cleanser adalah sabun muka yang mengandung ingredients layaknya serum. Jadi selain tentunya bisa untuk membersihkan muka, dia juga bantu menutrisi kulit. Di dalamnya ada 2% niacinamide dan hyaluronic acid yang menjaga kulit agar tetap lembab. Kayak yang aku bilang sebelumnya, penting buat cari sabun muka yang nggak bikin kulit jadi kering. Cuma memang tantangan dari sabun muka seperti ini adalah daya bersihnya. Mereka juga cenderung lebih butuh waktu buat dibilas. Makanya nyari sabun muka yang pas itu juga nggak gampang. Harus benar-benar bisa pas antara kering sama licinnya.
Sabun muka ini udah alcohol free, SLS free, paraben free, fragrance free, dan silicon free. Termasuk sabun muka dengan pH rendah sehingga nggak akan mengganggu skin barrier. Ini juga penting ya, karena ketika skin barrier kita terganggu, kulit kita akan lebih mudah menimbulkan masalah kulit kinerja skin barrier berkurang jadinya bakteri gampang nempel di kulit dan kulit nggak ada pertahanan.
Ingredients: Water, Cocamidopropyl Betaine, Glycerin, Lauramidopropyl Hydroxysultaine, Sodium Cocoyl Glycinate, Sodium Chloride, Hydroxypropyl Methylcellulose, Niacinamide, Disodium Cocoyl Glutamate, Polysorbate 20, Citric Acid, Coconut Acid, Sodium Cocoate, Xanthan Gum, Pentylene Glycol, Saccharide Isomerate, Butylene Glycol, Sodium Benzoate, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Hydrolyzed Vegetable Protein, Disodium EDTA, Sodium Bisulfite, Cereus Grandiflorus (Cactus) Flower Extract, Potassium Sorbate, Sodium Hyaluronate, Sclerocarya Birrea Seed Oil, Leuconostoc/Radish Root Ferment Filtrate, Sodium Citrate, Rosa Damascena Flower Water, Rosa Damascena Flower Oil
BACA JUGA: Biyu Pure Gentle Cleanser Review
Sabun muka ini punya tekstur gel yang ringan dan terasa soft di kulit. Beberapa sabun muka dengan tekstur gel gini ada yang kadang berat banget jadinya pas diusap ke kulit rasanya kayak nyeret gitu, ngerti nggak? Dia juga nggak butuh banyak-banyak buat bikin konsistensi sabun yang pas, jadinya pemakaian bisa diirit apalagi karena isinya yang cukup besar yaitu 100ml. Ukuran sebiji jagung juga udah cukup banget buatku. Busanya sendiri termasuk yang sedikit, dia nggak bikin foam besar macam Senka gitu. Kemampuan membersihkan mukanya bagus, aku udah cek beberapa kali dengan toner kalau setelahnya kulitku nggak ada sisa residu atau kotoran apapun, which is a good sign! Karena kalau sebuah sabun muka nggak bisa membersihkan muka dengan baik, apa gunanya? Ya nggak? Fortunately this one cleans my face just fine dan experience yang dikasih juga nyaman banget di kulit. Would I buy this again? Definitely! Aku rekomen banget buat kalian yang masih nyari-nyari sabun muka yang bersahabat di kulit dan di kantong!
Luxcrime bukan brand yang dari awal menyita perhatianku sejujurnya. Cuma ketika mereka mulai ngerombak packagingnya, aku jadi mulai ngelirik. Aku lupa mana yang aku punya duluan, two way cake mereka atau highlighternya. Tapi yang pasti sebagai bucin packaging aku jadi tergerak buat mulai cobain produk-produknya Luxcrime. Nah di postingan kali ini aku mau bahas two way cake mereka yang udah lama banget keluar (tapi baru bisa aku review sekarang haha). Aku sempat lama banget nentuin mau coba shade apa, karena kalau two way cake gini dia pasti ngasih sedikit coverage kan, nggak kayak translucent powder. Untungnya aku punya beberapa mutual yang shade kulitnya sama kayak aku, jadi aku pantengin terus tuh mereka dan akhirnya pilihanku jatuh ke shade Opera!
Dari segi packaging emang produk Luxcrime sekarang udah oke banget, kelihatan beda dan unik, bisa punya ciri khasnya sendiri. Kalau kalian pernah lihat kemasan highlighter mereka yang baru, bentuknya sama juga kayak si powder ini. Warnanya hijau lumut, tekstunya doff, dan di bagian tutupnya ada ilustrasi sementara di bagian belakang ada label shadenya. Untuk warna labelnya sendiri aku kurang tahu ya beda-beda nggak setiap shade atau sama aja. Di dalamnya juga udah ada cermin dan puff sendiri jadi memudahkan kalau kalian mau pakai bedak ini sambil on the go karena dia compact banget. Walaupun aku pribadi jarang sih pakai puff buat apply bedak, lebih suka pakai brush aja karena lebih smooth finishnya.
BACA JUGA: BLP Loose Powder Shade Medium Beige Review
Bedak ini punya klaim buat nahan minyak, nutupin imperfection (mungkin maksudnya kayak warna kulit nggak merata kali ya), bikin kulit kelihatan lebih smooth, dengan finish yang matte. Kalau baca dari klaimnya aja memang bedak ini kayak dream come true terutama buat aku yang punya banyak bekas jerawat dan kulit berminyak. Aku sendiri suka pakai two way cake untuk sehari-hari apalagi di masa-masa pandemi kayak sekarang yang ke mana-mana harus pakai masker. Menurutku two way cake yang bagus bisa jadi pengganti foundation untuk dipakai sehari-hari karena jelas mereka lebih ringan.
Kalau untuk dipakai sendiri sebenarnya coveragenya sih nggak terlalu tinggi ya, dia nggak bisa benar-benar nutupin bekas jerawat yang membandel gitu, cuma tapi menurutku tetap lumayan sih karena efek blurring dan softeningnya benar-benar kelihatan. Mattifyingnya juga bagus, nggak bikin kulit kayak dead matte gitu, tetap masih bisa ngasih glow jadinya kayak second skin aja. Kalian bisa lihat di foto before-after, pori-poriku kelihatan lebih kecil kan ketika udah diaplikasikan si two way cake. Padahal dulu aku kurang suka pakai powder karena mereka bisa emphasize pori-pori dan skin texture tapi si Luxcrime ini ternyata hasilnya benar-benar bikin muka jadi smooth. Butiran powdernya juga lembut banget dan rasanya ringan di muka nggak kerasa pakai bedak. Cuma di aku sendiri dia kurang tahan lama sih jadi harus ditouch up.
Ah, akhirnya nulis review foundation ini juga! Belinya udah lamaaa banget. Kalau nggak salah barengan sama waktu aku beli foundation Pixy Stay Last Serum Foundation. Niatnya waktu itu mau dibikin battle karena keduanya keluar hampir di waktu yang bersamaan, jadinya banyak yang banding-bandingin foundation antara Emina sama Pixy. Tapi ya tahu lah namanya Dyn ya, ada aja sibuknya dan akhirnya nggak kesampaian buat battle dua foundie ini wkwkwk. Reviewnya aja si Emina ini baru tayang sekarang. Tapi mungkin nanti tetap bakal aku coba battle-in ya karena toh produknya masih ada di marketplace, siapa tahu ada yang butuh juga perbandingannya.
Foundation ini isinya 30ml, cukup standard ya buat ukuran foundie. Sama aja kayak Maybelline Fit Me Foundation walaupun si Emina ini kalau dipegang rasanya lebih ringan di tangan, tentunya karena Emina bahan kemasannya plastik. Finishnya semi-matte, udah ada SPF25PA+++ buat bantu melindungi kulit dari sinar matahari.
Coverage foundation ini benar-benar oke banget. Kalau kalian suka sama foundation dengan coverage tinggi, tapi dengan harga yang super affordable, kalian bisa banget cobain Emina Bare With Me. Ngeblendnya bagus banget di kulit, super smooth, almost like second skin. Kalian bisa lihat sendiri di foto, kelihatannya kayak kulitku jadi lebih rata warnanya tanpa kelihatan dempulan. Walaupun dia coveragenya tinggi sekali layer aja, tapi rasanya tetap ringan pas di muka, nggak berasa berat sama sekali. Oh iya satu yang aku notice, awalnya tuh dia kelihatan kayak agak abu di muka, tapi lama kelamaan shadenya nyatu sama kulit.
Untuk ketahanannya sendiri dia harus banget diset pakai powder, kalau nggak bakal gampang geser. Terus juga buat nahan minyak kurang oke, jadi pastiin skin prepnya bagus dulu terutama kalau kulit kalian berminyak banget kayak aku. Pakai primer yang bisa nahan minyak is a must, otherwise dia bakal bikin muka jadi kilang minyak dalam beberapa jam hahaha. Bisa sih diakalin beberapa jam sekali touch up pakai powder. Di bagian hidung tuh dia cepat banget hilang dibandingin sama bagian muka lainnya yang less oily. Nggak benar-benar hilang sih tapi cukup kelihatan kalau di situ foundationnya berkurang.
All in all buat ukuran foundation dengan harga Rp79.000 menurutku ini udah cukup oke. Worth to try banget karena nyaman, coverage oke, ringan, murah, dan gampang dicari juga.
Produk ini sebetulnya udah lama nongkrong di draft, dan aku juga nerimanya udah tahun lalu thanks to Sociolla. Agak kaget sih karena sempat ngira nggak jadi dikirimin karena barangnya sampai di luar jadwal yang ditentukan. Tapi tiba-tiba suatu hari aku terima paket gede banget dengan tulisan Sociolla dan ternyata yang datang adalah dua produk ini. Sebelumnya aku sendiri belum pernah dengar brand Huang Jisoo. Awalnya malah aku kira dia brand dari Taiwan kayak Naruko, tapi ternyata bukan, Huang Jisoo ini asalnya dari Korea, kalian bisa langsung cek detailnya di website mereka. Huang Jisoo sendiri resmi dibawa sama Sociolla di Indo, jadi kalau kalian mau cobain produk mereka bisa beli di Sociolla langsung aja.
BACA JUGA: Biyu Pure Gentle Cleanser Review
Waktu pertama barangnya sampai, aku langsung penasaran sama sabun muka ini karena kemasan produknya yang termasuk beda dari sabun muka pada umumnya. Pure Daily Foaming Cleanser punya beberapa jenis dan bisa dibedakan berdasarkan warna kemasannya; Anti Skin Trouble (kuning), Deep Clean (ungu), Moisturizing (coklat), Brightening (hijau), dan Anti Pollution (merah). Jadi kalian bisa sesuaikan mau pakai cleanser yang mana tergantung masalah ataupun kondisi kulit, di sini aku dapat yang varian Deep Clean. Sebetulnya ini bukan pilihanku sih, tapi dari Sociolla-nya udah dipilihkan langsung dan buatku nggak masalah.
Cleanser ini diklaim bisa membersihkan make-up (wow!) sampai ke pori-pori. Hmm, as interesting as it sounds, aku penasaran dengan klaimnya karena tekstur produk ini tuh soft banget, nggak seperti sabun muka deep cleansing pada umumnya yang punya tekstur lebih berat atau creamy. Produk ini punya kandungan utama Mentha Arvensis Extract, Cucumber Fruit Extract, Grapefruit Extract, dan Lavender Extract yang cocok untuk membersihkan kulit dan pori-pori dari minyak berlebih. Jadi asumsiku ini bakal cocok buat mereka yang kulitnya oily (like me!). Cleanser buat orang dengan kulit berminyak tuh memang tricky ya. Di satu sisi kita pengen cleanser bisa bikin muka kita ngasih rasa bersih, tapi di sisi lainnya cleanser dengan clean feel justru bisa bikin kulit terasa kesat dan berujung pada dehidrasi.
Ingredients: Sodium Cocoyl Apple Amino Acids, Water, Mentha Arvensis Extract, Triticum Vulgare (Wheat) Seed Extract, Allium Cepa (Onion) Bulb Extract, Cucumis Sativus (Cucumber) Fruit Extract, Opuntia Coccinellifera, Schizandra Chinensis Fruit Extract, Diospyros Kaki Leaf Extract, Trehalose, Arctium Lappa Root Extract, Glycerin, Citrus Paradisi (Grapefruit) Fruit Extract, Silybum Marianum Extract, Cinnamomum Cassia Bark Extract, Lavandula Angustifolia (Lavender) Extract, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Root Extract, Scutellaria Baicalensis (Baikal Skullcap) Root Extract, Morus Alba (White Mulberry) Leaf Extract, Panax Ginseng Root Extract, 1·2-Hexanediol, Zanthoxylum Piperitum Fruit Extract, Chrysanthemum Morifolium Flower Extract, Laminaria Japonica Extract, Artemisia Vulgaris Extract, Lithospermum Erythrorhizon Root Extract, Sophora Angustifolia Root Extract, Arginine, Propanediol, Beta-Glucan, Caprylic/Capric Triglyceride, Butylene Glycol, Caprylyl Glycol, Salvia Sclarea (Clary) Oil, Orchid Oil, Citrus Reticulata (Tangerine) Leaf Oil
Cleanser ini tuh jenis cleanser yang pas dikeluarin bentuknya langsung busa gitu, kayak cleansernya Kylie Skin yang pink, tahu kan? Sebelumnya aku belum pernah punya cleanser busa kayak gini, jadi pas awal-awal pakai tuh norak sendiri wkwk. Tapi kalau kalian biarin beberapa lama nanti busanya bakal menghilang dan keliatan deh sabunnya yang punya tekstur cair dan ringan banget.
Terus gimana performanya? Honestly, biasa aja sih. Untuk ukuran cleanser dengan harga Rp399.000, dia underperformance. Inilah kenapa aku nggak pernah mengeluarkan uang buat cleanser mahal-mahal karena cleanser itu udah cukup yang penting bisa membersihkan muka dengan tuntas aja. Kalau buat bikin kondisi muka jadi lebih baik, jangan mengandalkan cleanser tapi produk kayak toner atau serum. Cleanser itu selama dia bisa membersihkan dengan baik dan nggak bikin kulit jadi kesat atau ketarik, itu udah oke. Nah si Huang Jisoo Pure Daily Foaming Cleanser ini rasanya sebenarnya biasa aja, nggak bikin kulit berasa jadi gimana-gimana. Is it bad? No. Tapi dengan price point segitu, menurutku nggak worth it aja heheh. Masih banyak banget cleanser yang performancenya oke dengan harga jauh lebih murah. Tapi kalau kalian mau cobain sensasi cleanser harga Rp399.000, silahkan aja guys.
Haloo, ya ampun udah masuk bulan Agustus aja kita. 4 bulan lagi kita bakal ganti tahun lagi. Di postingan pertamaku buat bulan Agustus aku memutuskan buat ngereview salah satu eyeshadow yang udah aku punya cukup lama tapi as always, baru aku tulis reviewnya sekarang heheh. Aku tuh termasuk yang jarang beli-beli eyeshadow karena as beautiful as they look, aku nggak yakin bisa ngehabisin satu palet eyeshadow sendirian. Mereka nggak kayak foundation atau lippies. Eyeshadow itu produk make-up paling susah dihabisin menurutku. Makanya aku jarang coba-coba eyeshadow. Selama aku udah punya warna yang memang aku butuhkan biasanya aku nggak akan beli baru, atau kalau mau beli baru harus punya color palette yang cukup beda dari palet yang aku udah punya.
ESQA ini termasuk brand yang dari awal aku udah suka sama aesthetic brandnya. Mungkin kalau dibandingin sama brand luar, di mataku ESQA ini kayak brand Charlotte Tillbury, karena mereka sama-sama punya produk yang banyak pakai packaging gold atau bronze gitu. Pokoknya apik banget lah, ngasih kesan mahal. Aku beli Bronze Goddess Eyeshadow Palette karena kepikiran banget sama shade warna hitamnya. Dari semua palet yang aku punya, aku belum ketemu shade hitam, makanya pas lihat Bronze Goddess langsung mikir banget. Tapi masa iya sih cuma demi ngejar satu shade aja? Soalnya harga eyeshadow palette ini buatku nggak murah, yaitu Rp245.000 untuk palet dengan 9 shade.
Di dalam eyeshadow ini ada beberapa formula sekaligus; matte, satin, dan pressed pearl. Ini pertama kalinya aku dengar istilah pressed pearl sih, biasanya tuh shimmer. Nggak tahu juga apa bedanya pressed pearl sama shimmer biasa. Tapi yang aku rasain sih pas diswatch dia lumayan keras gitu, nggak kayak formula satin yang lumayan empuk. Dari semuanya, si pressed pearl ini yang shinenya paling ketara sih. Oh iya, untuk eyeshadow Bronze Goddess ini nggak ada nama-nama shadenya, di bagian depan nggak tertulis apa-apa, dan di bagian belakang packagingnya cuma tertulis formula shadenya.
ESQA ini punya 3 eyeshadow di series Goddess Eyeshadow Palette: Peach, Pink, dan Bronze. Kebetulan di sini aku punya yang Bronze karena seperti yang aku ceritain di awal, aku ngincer warna hitamnya. Dan as expected, dia benar-benar bisa bikin warna gelap yang aku cari-cari buat outer v mataku. Warna hitamnya sebenarnya bisa lebih intens lagi, tapi kalau pakainya tipis-tipis dulu dia akan bisa bantu gelapin warna coklat yang udah ada. That being said, warna-warna di eyeshadow palette ini buildable dan mereka juga gampang banget diblend. Falloutnya nggak ada, nggak patchy juga. Satu yang aku kurang suka sih untuk formula satin dan pressed pearl ini somehow susah buat dipick up pakai brush. Enakan kalau pakai jari aja terus langsung diapply ke kelopak. Warnanya lebih intens dan langsung keluar juga daripada pakai brush karena lebih lama.
Overall, is it worth the money? Well, not sure myself karena aku jarang explore eyeshadow lokal. Jadi nggak hapal apa ada di luar sana produk yang harganya lebih murah dengan kualitas setara ESQA. Tapi kalau kalian suka dengan color palette neutral, bronzy, dan warm tone di Bronze Goddess Palette dan nggak butuh warna-warna lainnya, silahkan coba aja karena secara formula menurutku dia bagus.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons