Wow, setelah sekian lama punya produk ini, baru sekarang reviewnya muncul di blog 😂 Aku sampai lupa ini tahun kapan. Yang pasti sih udah lama banget, kayaknya awal-awal aku baru mulai belajar make-up deh sekitar tahun 2018-an. Bibirku itu tipe yang gampang banget kering, kemungkinan sih karena aku jarang minum air putih jadi gampang dehidrasi dan jadi pecah-pecah. Kalau udah kayak gitu, kadang bisa parah banget karena tanganku gratilan suka ngopekin kulit mati dan bibirku jadi gampang berdarah. Pernah sampai bengkak dan kayak darahnya menggelap gitu, ah serem banget lah pokoknya. Nah, di saat-saat kayak gitu, pakai lipstik apapun rasanya udah kayak siksaan apalagi yang formulanya matte karena bakal bikin bibir tambah kering. Makanya kenapa kemudian aku nyobain beli lip balm. Cuma waktu itu aku belum banyak explore lip balm dari brand lokal, jadinya aku langsung beli dari Maybelline.
Untuk ukuran lip balm, menurutku Maybelline Baby Lips tuh udah bagus sih. Dia ngasih warna yang agak malu-malu gitu, nggak heboh gonjreng jadi dipakai sendiri pun juga nggak akan bikin tampilan muka kita pucat, tinggal pilih mau varian yang mana karena series Baby Lips ini punya beberapa varian dan warnanya beda-beda. Teksturnya lembut di bibir, nggak gritty, dan wanginya juga enak kayak permen. Tapi dia sih nggak ada rasanya ya kalau nggak sengaja kejilat gitu. Sheennya bagus, nggak kelihatan kayak kita habis makan gorengan tapi kayak pakai gloss tipis with the right amount of shine. Dia nggak bikin bibir kerasa licin banget, dan terbukti bisa menyelamatkan bibir pecah-pecah hihi. Very affordable and recommended!
Kalau ngomongin masker, sebetulnya aku bukan tipe orang yang getol maskeran. Kalian yang udah ngikutin aku dari lama pasti juga udah hapal ya aku tuh anaknya termasuk mager maskeran. Walaupun waktu skincarean aku bisa pakai sampai 10 produk, tapi lucunya aku justru nggak suka maskeran karena menurutku maskeran makan waktu lama banget 😅 Cuma aku nggak pernah kemudian membatasi diri buat nggak pernah coba pakai masker ya, karena aku percaya kok ada beberapa produk yang memang bagus dan beneficial buat kulitku.
Nah ngomongin soal masker, hari ini aku mau ngereview salah satu masker dari brand lokal yang udah cukup lama aku terima. Kayaknya sekitar akhir tahun lalu, atau awal tahun ini? Aduh, lama banget pokoknya haha sampai lupa. Produk itu adalah Crushlicious Citrus Glow On Mask. Aku nggak terlalu asing sih sama nama Crushlicious, cuma di pikiranku Crushlicious itu identik dengan masker organik dengan kemasan amplop (?) gitu. Waktu mereka nawarin aku buat cobain masker mereka yang nggak perlu diracik-racik alias tinggal pakai aja, aku langsung mengiyakan. Penasaran soalnya sama klaimnya yang hydrating sekaligus brightening.
Kalau dilihat dari ingredients listnya sih menurutku cukup oke ya. Yang langsung aku notice adalah kandungan honey di urutan kedua ingredients list, yang berarti masker ini bisa untuk bantu atas inflammation di kulit. Biasanya efek di masker itu bukan sesuatu yang sama efeknya kalau kita pakai serum alias biasanya cuma bertahan sebentar yaitu habis maskernya dibilas aja. Meskipun begitu aku pernah beberapa kali ketemu masker yang memang setelah dibilas, benar-benar bikin muka kelihatan fresh banget dan menurutku meskipun efeknya cuma sebentar, produk seperti ini cocok buat kita-kita yang butuh a little bit of oomph ketika ada acara keluar dan mau tampil lebih fresh. Masker ini punya beberapa klaim seperti:
- Menghidrasi dan melembabkan wajah
- Menutrisi kulit
- Mencerahkan wajah
- Membuat kulit wajah menjadi lebih sehat
Ingredients: Ingredients: Mel (Honey), Xanthan Gum, Butylene Glycol, PVP, Vaccinium myrtillus (Bilberry) Fruit Extract, Panthenol, Lecithin, Sclerotum Gum, Phenoxyethanol, Pullulan Luffa Cylindrica (Blustru) Fruit, Saccharum Officinalum (Sugarcane) Extract, Ascorbyl Tetraisopalmitat, Tocopherol, Glycerin, Glyceryl Glucoside, Citrus Aurantium Dulcis (Orange) Fruit Extract, Citrus Limon (Lemon) Fruit Extract, Silica, Acer Saccharum (Sugar maple) Sap Extract, EDTA, Ethylhexylglycerin, Potassium Sorbate, Sodium Benzoate, Sucralose
BACA JUGA: Pore Hero Matcha Clay Mask Review
Tesktur dan bau maskernya tuh benar-benar mengingatkanku sama selai jeruk. Wangi jeruknya strong banget, tapi menurutku nggak bikin eneg sih, aku cukup suka walaupun it's very citrusy. Teksturnya kayak gel, a bit on the watery side, dan ada serpihan macam bulir jeruk gitu yang bisa bantu eksfoliasi kulit mati tipis-tipis. Oh iya, bulirnya ini nggak kasar karena dia nggak terlalu besar ataupun rapat-rapat. Nah, waktu pemakaian pertama ini aku sempat kaget karena ternyata maskernya bikin panas di kulit, terutama antara hidung dan mulut. Kulit daerah sekitar mulut dan hidung bawahku memang gampang bereaksi sama masker, biasanya aku sengaja hindari karena rasanya nggak nahan banget bikin perih. Tapi baru kali ini aku maskeran rasa panasnya semuka-muka.
Terus gimana? Well, pertama kali sih aku coba tahan 15 menit sesuai anjuran pakai, habis itu baru dibilas. Dia nggak susah dibilas, tapi pas aku coba lap pakai toner setelanya ternyata residu kuning-kuning di muka masih bersisa. Untungnya setelah dibilas nggak ada tanda-tanda jerawat muncul sih :") Aku sempat takut buat pakai lagi, tapi habis curhat ke Twitter, ada yang bilang kalau memang efek awalnya kayak gitu, tapi lama kelamaan bakal nggak berasa lagi.
Akhirnya aku cobain lah setelah rehat dulu beberapa hari dari pakai masker ini dan ternyata benar apa yang mutualku bilang kalau rasa perihnya tuh cuma pas pertama pemakaian aja. Cuma setelanya aku nggak merasakan ada efek signifikan baik bahkan setelah dibilas, mukaku nggak kelihatan jadi fresh gitu wkwk. Overall, menurutku masker ini biasa aja sih. Untuk ukuran orang yang jarang maskeran dan jarang splurge on face masks, I'm not that tempted buat beli dia karena efeknya kurang terasa.
Hal apa yang wajib banget aku lakuin kalau harus keluar rumah? Yes, ngalis. Tapi keluar rumah di sini maksudnya tiap aku ada urusan yang harus ketemu orang banyak dan tampil proper ya hehe. Kalau ke warung aja sih nggak ngalis, sayang dong nanti cepat habis produknya. Sebetulnya tuh alisku dibilang nggak ada ya nggak juga, ibaratnya nggak ngalis juga masih kelihatan punya alis. Tapi karena bentuknya yang nggak rapi sesuai selera, jadinya aku suka nyabutin sendiri dan berakhir dengan jadi tipis banget. Kalau udah gitu, mau nggak mau harus dibantu dengan pensil alis biar lebih kelihatan.
Menurutku ngalis itu termasuk step make-up yang game changing. Sama kayak make-up karakter, gimana bentuk alismu menggambarkan karakter yang mau kamu imply ke orang lain. Apakah mau kelihatan bold, mau soft kayak alis Korea, atau bold kayak alis Barat, on fleek atau sekedar diisi aja, semuanya bisa ngasih impact yang beda-beda sama keseluruhan muka kita.
Kalau soal pensil alis, aku punya bentuk pensil favorit sebetulnya, yaitu pensil yang runcing dan bukan segitiga. Pipih masih oke, tapi aku tetap prefer yang memang small tip karena aku kalau bikin alis tuh pasti butuh detailing. Alisku tipis, tapi aku suka style alis ala Instagram yang full dan on fleek, makanya kenapa detailing is a must dan kadang susah kalau harus detailing pakai ujung pensil alis yang bentuknya segitiga. Bukan nggak bisa sih, tapi jadi lebih ribet aja hehe. But, that doesn't mean aku nggak mau pakai pensil alis dengan tip segitiga ya. Karena balik lagi, kalau formulanya bagus, biasanya aku gas aja beli.
Aku punya banyak wishlist pensil alis dari brand lokal sebenarnya, tapi sampai sekarang baru kesampaian coba beberapa. Nood ini sendiri aku akhirnya beli habis lihat review salah satu mutualku di Instagram dan dia bilang formulanya oke. Dia cuma ada 2 shade kalau nggak salah, dan aku pilih shade Kiss My Ash karena dia shade paling gelapnya. Aku memang kalau pilih shade pensil alis selalu yang paling gelap karena 1) rambutku warnanya hitam banget, dan 2) kulitku yang sawo matang kalau dikasih pensil alis yang coklat atau abu-abu malah jadi aneh.
BACA JUGA: BLP Brow Definer Shade Ash Brown Review
Nood Browmance ini harganya super murah, cuma Rp39.000 aja dan ada di Sociolla. Walaupun harganya murah, tapi kualitasnya sama sekali nggak murahan. Warnanya gampang keluar, nggak malu-malu kayak pengalamanku sama Maybelline Define & Blend yang sama sekali nggak ada warnanya pas ngalis. Walaupun begitu Nood Browmance nggak langsung tebal pas dipakai ngalis, masih lebih santai warnanya jadi menurutku cocok buat pemula karena nggak akan bikin alis jadi ketebalan kayak Shinchan haha. Formulanya juga gampang banget buat diblend, dan sikatnya nggak terlalu kasar.
Untuk ketahanannya sendiri dia juga cukup oke, waterproof, tahan seharian, dan oil proof juga. Kebetulan kulit bagian alisku itu gampang banget berminyak, jadi aku butuh pensil alis yang oil proof biar nggak tiba-tiba di pertengahan hari alisku hilang sebelah hehe. Menurutku kalau kalian lagi cari pensil alis yang affordable dengan kualitas yang oke, bisa banget cobain Nood Browmance!
Di umur yang udah memasuki seperempat abad, kayaknya nggak lengkap skincarean kalau nggak pakai produk anti aging, bener nggak? Mamaku masih suka heboh kalau lihat aku pakai produk anti aging dari umur segini karena menurut beliau, produk anti aging dipakainya ya pas kita udah kelihatan tua, padahal harusnya kan sebelum penuaan dimulai ya. Salah satu produk anti aging favoritku selain sunscreen adalah retinol. Aku sendiri bukan pengguna baru retinol karena aku udah mulai pakai retinol dari umur 22. I took an early start, karena seperti yang aku bilang tadi, aku mau mencegah penuaan sebelum penuaan itu terjadi. Aku sempat baca-baca kalau kolagen pada kulit mulai berkurang di umur 20-an, makanya dari awal aku berusaha mengenalkan kulitku ke retinol supaya ke depannya bisa semakin terbiasa.
Di postingan kali ini aku akan mereview salah satu retinol yang akhir-akhir ini lagi aku pakai yakni Elsheskin Active Rejunevating Night Serum. Aku udah lama naksir sih, dan beruntung aku sempat ditawari sama Elsheskin untuk cobain produk mereka. Langsung lah aku pilih si retinol karena stok retinolku sedikit banget, plus aku udah dengar banyak review bagus tentang si serum ARN. Kalau kalian mau tahu pendapatku, baca terus sampai bawah ya!
Sama seperti serum Elsheskin pada umumnya, serum ARN dikemas dalam botol kaca berwarna coklat dengan aplikator berbentuk pipet. Aku selalu suka botol-botol yang kacanya coklat begini karena mereka bisa bantu melindungi produk di dalam botol dari sinar matahari supaya nggak cepat rusak.
Serum ini menggunakan 1% ecapsulated retinol, yang mana artinya formulanya lebih potent (kuat) tapi dia akan terasa gentle di kulit dibandingkan dengan retinol yang nggak encapsulated. Retinol seperti ini biasanya membutuhkan waktu untuk bekerja, jadinya dia aman untuk yang kulitnya sensitif sekalipun. Produk ini punya klaim untuk membantu mengencangkan kulit, mengurangi garis-garis dan kerutan halus akibat usia, dan membantu memudarkan flek hitam/age spots.
Ingredients: Aqua, Niacinamide, Pentylene Glycol, Propanediol, Glycerin, Cichorium Intybus Root Oligosaccharides, Tetradecyl Aminobutyroylvalylaminobutyric Urea Trifluoroacetate, Magnesium Chloride, Dipeptide Diaminobutyroyl Benzylamide Diacetate, Acetyl Hexapeptide-8, Caprylyl Glycol, Caesalpinia Spinosa Gum, Sodium Benzoate, Gluconolactone, Calcium Gluconate, Lecithin, Polysorbate 20, Retinol, Ethylhexylglycerin, Ammonium Acryloyldimethyltaurate/VP Copolymer, Xanthan Gum, Disodium EDTA, Hyaluronic Acid, Glycyrrhiza Glabra Root Extract
Sejauh ini, retinol 1% adalah persentase retinol tertinggi yang pernah aku coba, sebelum-sebelumnya aku selalu pakai di bawah 1%. Tapi untungnya karena kulitku udah terbiasa pakai retinol, jadinya ketemu sama yang 1% pun nggak masalah, plus dia juga encapsulated. Aku pakai retinol ini masih sama dengan retinol lainnya; setiap dua hari sekali, malam hari aja, dan dibarengi dengan exfoliating product. Tekstur serumnya aku pikir bakal kental gitu, tapi ternyata cukup cair dan dia juga cepat menyerap di kulit tanpa meninggalkan rasa lengket. Biasanya retinol punya tendensi bikin kulit jadi kering kan, tapi serum ARN justru bikin kulit jadi lembab dan bouncy. Setelah pakai rutin selama sebulan terakhir, aku bisa lihat kulitku jadi benar-benar smooth dan halus banget, jerawat juga jadi cepat kering dan smile lines-ku tersamarkan.
Oh iya, tadi kan aku bilang aku juga pakai serum ini dibarengi dengan exfoliating product ya, tapi kalau misalnya kalian kulitnya sensitif dan nggak kuat kena dua produk dengan bahan aktif sekaligus, mending jangan ya. Aku pakai metode begitu karena aku udah coba dan kulitku ternyata kuat, malah hasilnya jadi bagus banget. Tapi balik lagi sesuaikan sama reaksi kulit masing-masing.
Waktu pertama produknya launching, aku nggak bakal ngira Studio Tropik Probiome Skin Tonic bakal jadi produk yang laku keras di pasaran. Aku ingat banget sebelum produknya launching, aku udah sempat lihat Kak Amal @deszell ngetease produknya karena dia udah dikirimin duluan, tapi nggak ditunjukin dengan gamblang itu dari brand apa, cuma dilihatin warna dan bentuk botolnya aja. Pas akhirnya resmi launching, baru deh ngeh, oh ini produk yang selama ini dibahas sama Kak Amal.
Kalau boleh jujur sih stok tonerku waktu itu nggak lagi butuh-butuh banget buat beli baru, but you know me, kadang ada aja masa-masa di mana aku FOMO hahaha. Kebetulan juga waktu itu nggak ada produk baru yang bisa direview (tapi stok masih banyak di rumah) jadi iseng aja beli deh sekalian ngehabisin poin SOCO. Aku sempat nunggu lama dari produknya pertama sampai rumah sampai akhirnya aku buka dan pakai. Meskipun sampai detik ini produknya belum habis, tapi aku mau review sekarang karena toner ini emang ajaib banget!
BACA JUGA: Pratista Hyalu Hydrating Toner Review
Jadi apa si, Studio Tropik Probiome Skin Tonic? Mungkin kalau cuma dari judulnya aja masih agak samar ya ini tuh produk apa. Probiome Skin Tonic adalah hydrating toner dan dia direlease nggak sendirian tapi bareng sama kembarannya si Herbitus Skin Tonic. Keduanya punya dua kandungan yang berbeda dan tentunya fungsi yang berbeda juga. Aku memutuskan buat cobain Probiome lebih dulu karena aku rasa aku lebih butuh dia ketimbang si Herbitus. Probiome difokuskan buat bantu menghidrasi kulit, makanya seperti yang bisa kalian lihat di label produknya, tertulis; Plumping formula for very dehydrated skin. Buat aku yang kulitnya dehidrasi, tentu klaim kayak gitu terdengar menggiurkan. Sementara kalau Herbitus sendiri fokusnya lebih ke untuk kulit berjerawat. Walaupun aku juga acne-prone, tapi ketika kulitku well-hydrated, jerawat jadi jarang muncul, makanya kenapa aku selalu fokusin produk-produkku supaya bisa bantu menghidrasi kulit.
BACA JUGA: Review 1 Minggu Pemakaian SNP Prep Cicaronic
Probiome Skin Tonic punya beberapa klaim seperti:
- Merangkap benefits toner & essence dalam satu produk
- Konsentrasi bahan aktif tinggi & tekstur lebih kental
- Membuat kulit lebih lembut dan kenyal, siap untuk menyerap rangkaian skincare berikutnya
- Bifida ferment lysate + Lactobacillus - Menghidrasi kulit, menyeimbangkan microbiome, dan mengoptimalkan kondisi kulit. Bersifat anti-aging dan memperkuat skin barrier
- Mempertahankan hidrasi kulit untuk mencegah TEWL (Transepidermal Water Loss) sehingga membuat efek kulit lebih sehat dan kenyal
- 4 jenis Hyaluronic Acid dengan ukuran molekul yang berbeda. Dapat melembapkan kulit secara menyeluruh dari lapisan luar hingga ke dalam. Berfungsi untuk membantu mengunci kelembapan maksimal kulit
- Ekstrak tanaman yang menenangkan dan kaya antioksidan
- Mampu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi kerutan halus di wajah
Wah, banyak banget yaa, makanya kenapa produk ini laku keras dan jadi favorit banyak orang. Probiome Skin Tonic seperti yang udah aku bilang sebelumnya kalau dia fokus ke menambah hidrasi pada kulit supaya kulit jadi plump. Kalau kulit plump, kulit akan jadi lebih elastis dan garis halus akan tersamarkan, wajah jadi terlihat awet muda. Kedengarannya ajaib banget ya, kayak too good to be true. Padahal nggak, memang itulah kehebatan kulit yang terhidrasi dengan baik. Makanya jangan pernah meremehkan hydrating toner atau produk-produk hydrating lainnya.
Ingredients: Aqua, Butylene Glycol, Caprylic/Capric Triglyceride, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Propylene Glycol, Bifida Ferment Lysate, Lactobacillus/Collagen/Mesembryanthemum Crystallinum Leaf Extract Ferment Lysate, Betaine, Panthenol, Polyglutamic Acid, Sodium Hyaluronate, Hydrolyzed Hyaluronic Acid, Sodium Acetylated Hyaluronate, Hydroxypropyltrimonium Hyaluronate, Glycerin, Ethylhexylglycerin, 1,2-Hexanediol, Hydroxyethyl Cellulose, BHT, Styrene/Acrylates Copolymer, Citric Acid, Phenoxyethanol, Chlorphenesin, Caprylyl Glycol
BACA JUGA: Nature Republic Vitapair C Toner Review
Tekstur toner ini sebetulnya nggak creamy-creamy banget sih, nggak sampai mirip cream moisturizer gitu, dia tetap cair. Warnanya putih susu dan ada wangi herbal yang aku kurang tahu sih itu wangi apa, maaf aku masih nggak bisa bedain wewangian beberapa ingredients tertentu hihi. Tapi wanginya enak, dan nggak bikin menusuk hidung. Toner ini bisa dipakai baik dengan kapas atau tanpa kapas, jadi dituangkan langsung ke tangan lalu ditap-tap ke muka langsung. Aku sendiri biasanya pakai tangan langsung aja sih soalnya kalau pakai kapas, yang terserap ke kapas cukup banyak, jadinya boros. Kalau ke tangan bisa lebih hemat dan tanganku juga jadi ikut kena tonernya sekalian jadi lebih halus.
Terus gimana efeknya? Wah, aku langsung jatuh cinta pada pemakaian pertama. Akhir-akhir ini kan aku sering malas skincarean ya, dan kalau udah kayak gitu bisa sampai tiga hari nggak skincarean sama sekali. Akhirnya kulitku dehidrasi parah, dan kalau udah dehidrasi, jerawat jadi bermunculan. Begitu aku mulai skincarean lagi kayak biasanya, begitu kulitku ketemu toner ini, rasanya kayak menemukan oase di padang pasir, benar-benar bikin kulit jadi minum! Dehidrasiku langsung hilang, kulitku jadi jauh lebih tenang, kalem, dan bouncy sesuai dengan klaimnya. Buatku yang rentan dehidrasi, produk ini benar-benar penyelamat banget karena sedikit aja pakainya udah bisa mengembalikan kesehatan kulit. Definitely a must try!
Review produk ini udah ketahan lama banget. Aku kayaknya beli produknya sekitar akhir tahun 2020? Pokoknya udah lama banget deh. Waktu tahu Dear Me Beauty mau launching foundation aku excited banget karena complexion product adalah produk make-up favoritku. Aku termasuk yang suka banget eksperimen sama foundation walaupun aku jarang pakai kecuali untuk acara-acara tertentu. Foundation menurutku produk yang benar-benar bisa boost confidence aku jadi berkali-kali lipat karena dia bisa nutupin segala imperfection di muka dan ngasih aku blank canvas yang kemudian bisa diisi dengan warna-warna kayak blush, bronzer, dan eyeshadow.
Makanya when it comes to foundation, aku tahu persis formula dan finish kayak apa yang aku suka. Walaupun mungkin foundation yang aku coba total belum sebanyak beauty blogger terkenal, tapi dari semua yang uda pernah kucoba, aku udah bisa menentukan what I like and dislike dari sebuah foundation. Makanya waktu Dear Me Beauty akhirnya release foundation, aku langsung bertekad buat cobain karena penasaran siapa tahu dia sesuai sama kriteriaku, apalagi karena ini kan produk lokal. Yuk yang mau baca reviewnya just keep reading!
Jadi produk ini punya nama panjang Airy Poreless Liquid Foundation. Kalau dilihat dari namanya dia ngasih kesan kalau formulanya bakal ringan di kulit alias nggak bakal bikin kita berasa pakai foundation yang ngedempul, dan bisa menyamarkan tampilan pori-pori saat pemakaian. Seenggaknya itu ekspektasiku di awal yang bikin aku tertarik buat cobain karena aku paling nggak suka pakai foundation yang berat kayak Maybelline Fit Me, walaupun dari segi coverage memang bagus banget sih karena bisa sampai full coverage. Tapi setelah sekian lama cobain foundation dari beberapa brand, aku sadar kalau pada akhirnya kenyamanan itu nomor satu.
Produk ini punya beberapa klaim seperti: menyerap menyak berlebih, ringan, tahan lama, memberikan coverage yang full, dengan finish matte dan tetap terlihat natural. Untuk shadenya sendiri tersedia dalam 15 shade. Aku sendiri pakai yang shade W02 Golden Beige yang cocok untuk kulit sawo matang dengan warm undertone. Oh iya, foundation ini juga udah dilengkapi dengan SPF 18 lho, jadi bisa nambah protection di pagi hari dari sinar UV.
Seperti yang bisa kalian lihat, produknya punya desain yang mirip sama foundation Rose All Day karena dia bukan dikemas dalam botol tapi dalam bentuk tube. Tentunya foundation ini juga udah dilengkapi dengan pump (thank God!) karena harganya termasuk in the middle dan bisa udah dapat pump tuh helpful banget. Biasanya foundation dengan pump harganya bisa nyentuh kepala 2, tapi ini di bawah 200.000 udah ada pump.
Terus gimana performanya? Dari pemakaian pertama sebetulnya aku udah langsung jatuh cinta karena dia sesuai dengan klaimnya yang bikin kulit kelihatan natural seolah-olah kita nggak pakai foundation. Coveragenya bisa kubilang sih medium to full, gampang dibuild up kalau memang butuh coverage lebih dan dia juga sesuai dengan klaimnya yang poreless karena seperti yang bisa kalian lihat di foto, pori-poriku yang besar lumayan terisi pas pakai foundation ini. Dulu sebelum aku ketemu foundation Rose All Day aku selalu pakai dari Dear Me Beauty apalagi kalau untuk rekaman video Youtube karena hasilnya yang bikin muka flawless banget. Menurutku untuk kalian yang butuh foundation daily bisa banget sih cobain ini. Dia juga nggak gampang geser atau hilang-hilangan, cuma di kulitku yang super oily oil controlnya masih kurang. Pastiin aja skin prep kalian cukup dan pakai primer yang mattifying biar hasilnya nggak terlalu shiny.
Wah udah lama banget kayaknya nggak ngereview produk make-up yaa. Sejujurnya nih aku sendiri benar-benar udah nggak pernah nyentuh make-up lagi gara-gara pandemi bikin kerja jadi di rumah aja. Kadang sih masih nyoba sempetin buat utak-atik make-up, sekedar pakai pensil alis, lipstik, atau mainan eyeshadow. Tapi kalau ingat rasanya aku pakai skincare aja bisa bolong-bolong, bahkan pernah sampai dua hari nggak skincarean sama sekali, rasanya jadi kayak nggak tahu diri aja kalau main make-up karena mager bersihin mukanya wkwkwk. Sejak WFH ini memang aku jadi malas-malasan banget dandan dan pakai skincare, kalian ada yang sama juga nggak? Apa kalian malah makin rajin? :")
Anyway, hari ini aku mau review salah satu produk make-up lokal yang udah cukup lama duduk di draft postingan menunggu buat ditulis reviewnya yaitu Goban Sunkissed Blushing Powder! Pas ngecek draft tuh aku kaget ternyata aku belum pernah nulis review blushnya Goban padahal aku udah sering banget ngerave dia dulu pas masih sering mainan make-up di IG story. Yaudah yuk biar nggak kelamaan kita langsung cus aja ke review produknya!
Kalau kalian udah pernah baca reviewku tentang produk-produk blush sebelumnya di blog ini kalian pasti tahu gimana dulu aku benci banget sama yang namanya blush. Aku baru suka pakai blush sekitar dua tahun terakhir ini karena akhirnya paham gimana blush bisa bikin tampilan mukaku jadi jauh lebih segar dengan minimal effort, terutama untuk hari-hari di mana aku malas pakai make-up yang tebal tapi nggak mau muka kelihatan pucat, blush is the way to go!
Waktu pertama lihat warna shade Mango ini aku langsung jatuh hati karena sebagai pemilik kulit sawo matang dengan warm undertone, blush berwarna orange atau coral tuh cocok banget di kulitku. Benar-benar bisa bikin muka kelihatan fresh kayak habis kena sinar matahari. Sempat maju mundur mau beli apa nggak karena ternyata dia ini tipe blush dengan shimmer, jadi bakal bikin kelihatan cling cling, tapi karena aku udah keburu jatuh hati sama shadenya yang cuantik banget, akhirnya tetap beli juga. Kemasannya simple, compact banget. Dia udah ada cermin di balik tutupnya jadi bisa dibawa-bawa dan dipakai on the go.
Sorry banget karena aku nggak ada foto proper waktu lagi pakai blush ini di pipi, tapi aku kasih foto swatchnya aja supaya kalian bisa lihat warnanya kayak apa. Awalnya pas liat teksturnya lumayan powdery agak takut dia bakal ngasih banyak fallout, apalagi karena dia finishnya shimmery jadi makin takut kalau shimmernya bakal bikin muka jadi shining karena butiran shimmernya terbang kemana-mana. Dia gampang banget buat dipick up sama brush karena like I said, formulanya powdery banget dan butiran powdernya super loose jadi nggak perlu effort buat pick up produknya, sekali dip tipis-tipis aja juga udah keangkat.
Blush ini jadi favoritku karena warnanya ngeblend dengan baik di kulit, dan walaupun dia ada butiran shimmernya, tapi nggak emphasize skin texture ataupun pori-pori terlalu heboh. Aku justru suka sama shimmernya karena nggak perlu pakai highlighter lagi karena dari blush aja udah bisa dapat efek glass skin, apalagi kalau kita jalan di bawah sinar matahari aduhhhh cantik banget! Ngasih kesan flushed dan glowing yang sehat gitu. Benar-benar jadi andalan kalau mau kelihatan dandan dengan minimal effort, wajib kalian coba!
Hari ini aku mau ngeracunin kalian sama salah satu produk skincare lokal yang akhir-akhir lagi jadi kesukaanku banget yaitu Dorskin Matcha Glow Dream Mask! Aku udah terima produk ini lama banget, kayaknya sekitar awal bulan Juni kalau nggak salah. Sebelum dikirimin sama Dorskin sendiri aku udah sering lihat produknya seliweran di akun beberapa teman-teman reviewer. Produknya cukup menarik sih, karena dari foto tekstur produknya kelihatannya dia punya tekstur yang ringan. Untuk ukuran orang dengan kulit berminyak, aku ini cukup bucin sama moisturizer dan sleeping mask (yang mana keduanya menurutku sama aja sih). Nah kalau kalian mau tahu kenapa aku suka banget sama produk ini, scroll terus ya!
BACA JUGA: Rovectin Cica Care Balm Review
Dorskin Matcha Glow Dream Mask adalah sleeping mask dengan tekstur yang ringan, dapat melembabkan dan memberikan anti-oksidan untuk membantu melawan kerusakan radikal bebas di seluruh lapisan kulit. Klaimnya dia cocok digunakan untuk semua jenis kulit dan karena dimarketkan sebagai sleeping mask, anjuran pakainya digunakan di malam hari aja. Tapi aku sendiri saking sukanya sama dia, jadinya pagi hari-pun suka aku pakai karena memang enak banget di kulit dan buat aku yang udah masuk usia seperempat abad, supply moisture di kulit harus benar-benar diperhatiin makanya kenapa aku suka pakai sleeping mask di pagi hari.
Desain kemasannya simple aja, bentuknya jar dengan ukuran 30gr dengan ingredients list udah tertera di bagian bawah jar dan cara pakai di label samping produknya. Di dalamnya udah dikasih spatula kecil buat ngambil produknya biar higienis dan antara jar dengan tutupnya terdapat plastik pemisah.
Berikut ini beberapa bahan yang jadi unggulan Dorskin Matcha Glow Dream Mask:
- Green Tea: Anti-oksidan dan menenangkan kulit.
- Aloe Vera: Melembabkan kulit.
- Centella Asiatica: Anti-inflamasi.
- Arbutin: Memperbaiki skin barrier dan mencerahkan warna kulit yang tidak merata.
- Glycerin: Menghidrasi kulit.
Ingredients: Aqua, Xanthan Gum, Propylene Glycol, Aloe Vera Leaf Extract, Butylene Glycol, Glycerin, Isononyl Isononanoate, Paraffinum Liquidium, Centella Asiatica Leaf Extract, Ethyl Macadamiate, Arbutin, Polyacrylamide C13-14 Isoparaffin, Laureth-7, Cetyl Alcohol, Cetearyl Alcohol, Glyceryl Stearate, PEG-40 Stearate, Ceteareth-20, Phenoxyethanol Fragrance, Camellia Sinensis Leaf Extract, CI 19140, CI 42090, CI 73015.
Produknya sendiri berwarna hijau dan teksturnya light cream, benar-benar nggak bikin sumuk atau jadi berat di kulit. Aku bahkan bisa pakai dia sebagai moisturizer di pagi hari sebelum pakai sunscreen padahal biasanya aku suka skip moisturizer pagi karena sunscreen aku udah lumayan berat jadinya pakai moisturizer suka bikin muka jadi berminyak banget. Tapi untungnya Dorskin Matcha Glow Dream Mask ini tetap nyaman meski dilayer dengan sunscreen sekalipun.
Selama pakai sleeping mask (atau errr... moisturizer) ini aku ngerasain kulitku jadi jarang rewel alias jarang jerawatan. Dia kelihatan bisa bikin kulitku jadi lebih kalem nggak lagi merah-merah, kulitku juga terasa jadi lembut banget dan supple setelah selesai skincare routine pakai sleeping mask ini. Sementara buat mencerakan warna kulit nggak rata sih aku lihat cukup pelan ya, spertinya kalau nggak dibantu dengan serum atau toner atau produk lainnya akan butuh waktu yang lama banget. Overall I think this product is really good buat kalian yang butuh produk yang bisa bantu melembabkan kulit sekaligus menenangkan.
Siapa di sini yang masih ingat sama produk yang bikin dunia skincare heboh banget dulu? Yap, si serum Snail Truecica dari Some By Mi ini pernah bikin orang-orang sampai adu pendapat karena klaim serum ini benar-benar terkesan magical banget. Buat yang mungkin nggak sempat ngikutin gonjang-ganjing produk ini dulu, serum Snail Trucica SBM diiklankan dengan pakai model yang kulit mukanya mengalami bopeng cukup visible. Di situ dikasih lihat kalau serum ini bisa bikin bopeng jadi hilang hampir seluruhnya tanpa bekas. Tentunya klaim kayak gitu terkesan menggiurkan banget kan, makanya banyak orang langsung beli serum ini.
Nggak lama setelah iklan serum Snail Truecica SBM release, banyak banget orang-orang yang langsung skeptis termasuk aku. Karena sepanjang pengetahuanku sih yang namanya bopeng atau acne scars yang udah physical, itu nggak cukup kalau pakai skincare aja, tapi juga harus didampingi dengan treatment khusus seperti laser dan lain-lain. Aku sendiri nggak punya masalah kulit bopeng, jadi waktu serum ini keluar aku nggak terlalu menaruh minat buat nyobain. Tapi tiba-tiba temanku ada yang nawarin buat kasih ke aku Snail Truecica punya dia karena di dia nggak cocok. Aku mikirnya karena I've got nothing to lose jadi akhirnya aku iyakan aja sekalian ngetes gimana efeknya.
BACA JUGA: Terra Beaute Citrea Brilliance Serum
Sebetulnya apa sih isi dari serum Snail Truecica? Kenapa bisa klaimnya seheboh itu untuk bisa menghilangkan bopeng? Sebetulnya kalau dilihat sih dari ingredients listnya nggak ada yang heboh banget ya. Aku lihat ada niacinamide, allantoin, centella asiatica, dan madecassoside. Ingredients ini adalah deretan ingredients yang di aku sendiri udah terbukti punya efek yang bagus buat melembabkan, mencerahkan, mengurangi jerawat dan kemerahan. Jadi sebetulnya secara keseluruhan this serum is not so bad! Tapi aku ragu kalau dengan itu aja bisa sampai bisa mengurangi acne scars atau bopeng.
Ingredients: Water, Butylene Glycol, Niacinamide, 1,2-Hexanediol, Snail Secretion Filtrate, C12-14 Pareth-12, C12-14 Pareth-7, Carbomer, Tromethamine, Dioscorea Japonica Root Extract, Trehalose, Ethylhexylglycerin, Beta-Glucan, Hydrolyzed Corn Starch, Citrus Aurantium Bergamia (Bergamot) Fruit Oil, Allantoin, Adenosine, Disodium EDTA, Sucrose, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Extract, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Root Extract, Agrimonia Eupatoria Extract, Salvia Officinalis (Sage) Oil, Centella Asiatica Extract, Salvia Officinalis (Sage) Leaf Extract, Camellia Sinensis Leaf Extract, Chamaecyparis Obtusa Leaf Extract, Silybum Marianum Seed Extract, Perilla Frutescens Leaf Extract, Sodium Chondroitin Sulfate, Broussonetia Kazinoki Root Extract, Propolis Extract, Artemisia Capillaris Extract, Cimicifuga Dahurica Root Extract, Salix Alba (Willow) Bark Extract, Pentylene Glycol, Madecassoside, Oenothera Biennis (Evening Primrose) Flower Extract, Asiaticoside, Asiatic Acid, Madecassic Acid, Phenoxyethanol
BACA JUGA: Trueve BHA & Cica Acne Serum Review
Dari segi desain luarnya, produk ini udah dilengkapi dengan pump, jadi untuk mengeluarkan produknya lebih higienis nggak seperti kalau pakai pipet. Dia juga mudah untuk dipencet, nggak macet-macetan. Tekstur serum ini tipikal serum-serum dengan kandungan snail yang agak lengket dan slimey gitu, tapi begitu diaplikasikan ke kulit dia finishnya nggak lengket kok. Justru karena dia lumayan pekat, jadinya nggak perlu pakai banyak-banyak supaya kulit jadi lembab dan bouncy.
Selama aku pakai serum ini, efek yang paling kerasa adalah dia bikin kulitku lembab. Dan ya udah, itu aja rasanya. Jadi buatku, Snail Truecica ini rasanya kayak hydrating serum aja, which is not a bad thing! Again, karena untuk aku yang kulitnya dehidrasi, menjaga kulit supaya tetap terhidrasi tuh penting biar nggak jadi menimbulkan masalah kulit lainnya kayak jerawat atau bruntusan. Jadi worth it apa nggak? Well, balik lagi sih. Menurutku kalau kalian mau cobain serum ini, mending jangan berkaca dari iklan, tapi dari ingredients listnya kalian cek.
Udah cukup lama aku nggak update apa-apa di blog. Bulan Juni aja aku baru ngeh beberapa waktu lalu kalau aku baru ngepost satu postingan (yang untungnya sekarang udah nambah haha). I've been very busy, itu alasan yang udah sering banget aku lontarkan tapi memang benar adanya. Dan sebetulnya juga karena aku udah menemukan hobi lain di luar beauty blogging jadi platformku pada nggak keurus semua. I still do reviews sih, tapi sekarang udah mainly focused di blog aja, jadi platform lainnya kayak Instagram sama Twitter buat supporting aja dan nggak dibawa seserius blog.
Despite that situation, di mana aku timbul tenggelam di socmed, surprisingly masih ada ternyata tawaran dari brand-brand buat ngajak kerjasama. I will forever be grateful sama brand-brand ini karena mau kerjasama denganku, walaupun sekarang aku udah nggak ambil sponsorship alias aku nggak take charge buat review karena aku udah nggak peduliin insight lagi. It's getting tiring having to keep up this job jadi aku balik jadiin ini sebagai hobi aja.
Well anyway, enough about my life. Di postingan kali ini aku mau bahas salah satu produk baru dari Dear Me Beauty hasil kolaborasi mereka dengan Yupi beberapa waktu lalu. Aku jujur nggak nyangka aja bisa jadi salah satu blogger yang bisa nyobain palet ini sebelum launching, I felt honored! Waktu terima paketnya aku nggak sabar banget buat share foto-fotonya tapi harus ditahan karena belum waktunya launching. Oke biar nggak kelamaan bisa langsung scroll aja buat baca reviewku!
Waktu pertama tahu kalau Dear Me Beauty mau ngeluarin eyeshadow, pikiranku adalah mereka akan pilih warna-warna yang neutral lagi sama kayak kolaborasi mereka sebelumnya. Tapi pas lihat paketnya sampai di rumah dengan packaging holo yang super cute, kayaknya nggak mungkin deh kalau kayak gini color selectionnya neutral. Dan ternyata benar aja, begitu aku buka, aku disuguhi sama warna-warna cantik yang super beragam. Mulai dari coklat, merah, ungu, orange, sampai hitam dan putih, semua ada di palet ini. Formulanya juga nggak tanggung-tanggung, di dalam palet ini ada 4 formula sekaligus yaitu matte, shimmer, satin, dan glitter.
Semua warna di eyeshadow ini punya klaim pigmented, ringan di mata, tahan lama, dan nggak akan creasing meski udah lewat berjam-jam. Total ada 25 shades dan semuanya aman dipakai di area mata bahkan untuk yang matanya sensitif sekalipun.
Kemasan eyeshadow ini bentuknya beruang dan dia holo, jadi warnanya kayak pelangi keunguan gitu. Di dalamnya udah ada cermin persis di balik tutup eyeshadownya, dan antara tutup sama tempat eyeshadownya itu sendiri terpisah, jadi dia nggak disambung pakai engsel. Aku nggak tahu kalau orang lain gimana tapi awalnya aku sempat ngerasa ribet dengan tutup yang misah gini karena butuh space lebih buat naronya. Tapi jadinya juga tangan bisa lebih bebas sih megang cerminnya nggak akan merasa berat karena harus ngangkat setempat eyeshadownya. Cerminnya cukup helpful, ukurannya pas buat eye make-up.
Di sini aku udah swatch semua warna di palet eyeshadow Dear Me Beauty x Yupi. Menurutku kalau diswatch pakai tangan, color payoffnya masih terbilang bagus. Tinggal gimana nanti performanya kalau pakai brush aja karena biasanya swatch pakai jari sama pakai brush itu bisa kelihatan beda hasilnya. Overall rasanya memang buttery dan nggak banyak falloutnya, nggak berasa kering bahkan untuk yang matte sekalipun jadi dia nggak patchy pas diswatch.
Selain swatch pakai jari, di sini aku juga tunjukin ke kalian gimana kalau misalnya aku bikin eye look pakai eyeshadow ini. Baby Bears eyeshadow punya klaim kalau dia bisa dipakai bagi untuk sehari-hari ataupun occassion tertentu karena pilihan range warnanya yang cukup luas. Di sini aku kasih contoh gimana kalau aku bikin look yang cukup neutral dengan warna-warna coklat dan bronze di satu mata, sementara di mata lainnya aku coba pakai warna yang nggak biasa kalau buat sehari-hari yakni ungu. Ternyata performa eyeshadow ini tetap oke dengan brush sekalipun. Gampang diblend, falloutnya juga nggak ada, pigmentasinya oke dan gampang dibuild up. Satu yang aku perhatiin sih ada shade dengan glitter formula yang kurang oke kalau diaplikasikan pakai brush, mendingan pakai tangan aja karena lebih keluar warnanya. Tapi secara keseluruhan menurutku eyeshadow ini cukup oke buat kalian yang mau punya palet yang bisa sekaligus untuk sehari-hari ataupun buat berkreasi bikin look warna-warni.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons