Perasaan baru kemarin masuk weekend, eh sekarang udah Senin lagi aja. Ngerasa nggak sih April berlalu cepat banget? Nggak kerasa sebentar lagi udah masuk Mei aja. Aku masih setia WFH, dengan sesekali ada jadwal ke kantor tapi masih bisa dihitung jari banget. Awal-awal kerja tuh aku sempat lumayan rajin skincarean, sebelumnya sempat ngalamin demot soalnya. Tapi sekarang entah kenapa balik demot lagi haha. Biasanya yang paling sering diskip itu skincare pagi, gara-garanya kalau WFH kan lebih forgiving ya, nggak mandi juga lanjut kerja nggak masalah.
Anyway, kemarin baru aku tulis review masker, dan hari ini aku bakal ngereview masker lagi, masih sama juga dia dari brand Korea yakni Axis-y. Kayaknya udah nggak perlu dikenalin lagi ya sama Axis-y, secara namanya dia udah melambung jauh banget dan aku sering lihat di Tiktok banyak yang maskeran pakai produk ini. Dari awal aku nggak terlalu tertarik buat nyobain karena harganya di luar budgetku banget apalagi buat ukuran masker. Tapiii namanya rejeki nggak kemana, tiba-tiba aku dihubungin sama Axis-y Korea langsung dan mereka mau kirimin 3 produk sekaligus, salah satunya masker ini, buat direview di blog.
Produk ini udah cukup lama seliweran di dunia kecantikan Indonesia. Kalau yang dari aku baca di website mereka, produk ini dibuat karena terinspirasi dari gerakan #StayStrongCampaign yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan. Jadi asumsiku ini keluar bersamaan sama waktu Covid-19 mulai muncul. Axis-y pengen memberikan orang-orang semacam entertainment, supaya bisa lebih rileks lagi menghabiskan waktu di rumah karena selama pandemi ini kan waktu kita banyak dihabiskan di rumah aja. Masker ini juga dibuat untuk melawan "maskne" yang mulai muncul karena orang-orang sekarang kemana-mana harus pakai masker. Kalau dipikir-pikir, thoughtful juga ya proses peluncuran masker ini.
Mugwort sendiri udah lumayan populer bahkan sebelum Axis-y mengeluarkan Mugwort Pore Clarifying Wash Off Pack. Aku sendiri suka lihat beberapa orang di Instagram story-ku share produk dari brand namanya I'm From, kayaknya juga salah satu brand K-Beauty dengan toner mugwort mereka. Packagingnya coklat gitu, kalau kalian pernah lihat, dan mereka juga punya wash off mask juga cuma setahuku bukan modelan clay mask gitu.
BACA JUGA: Pore Hero Matcha Clay Mask Review
Aku kurang tahu mugwort itu kalau di Indonesia namanya apa, tapi mugwort memang udah nggak asing lagi sama kultur Korea Selatan dan mereka dikenal sebagai tanaman yang menenangkan. Axis-y memutuskan untuk menggunakan mugwort sebagai bahan utama masker ini karena mugwort mengandung banyak mineral, kalsium, dan zat besi yang menjadikannya sebagai ingredients ideal untuk mengatasi kulit yang iritasi. Kandungan mugwort di dalam masker ini sendiri adalah sebanyak 61% agar efeknya lebih efektif lagi di kulit.
Di review produk Innisfree kemarin aku udah bahas soal dua jenis clay yang biasa ada dalam sebuah clay mask yaitu kaolin clay dan bentonite clay. Nah sama seperti Innisfree, Axis-y Mugwort menggunakan keduanya sekaligus, jadi dia bisa dipakai mulai dari yang kulitnya kering, normal, sampai berminyak. Masker ini punya klaim bisa membantu membersihkan pori-pori dan menenangkan kulit yang mengalami kemerahan dan iritasi. Kandungan adzuki bean powdernya mengeksfoliasi kulit dengan lembut agar kulit tetap bersih dan bebas dari jerawat.
Ingredients: Artemisia Princeps Extract, Kaolin, Dipropylene Glycol, Bentonite, Betaine, Phaseolus Angularis Seed Powder, Laminaria Japonica Extract, Eclipta Prostrata Leaf Extract, Avena Sativa (Oat) Kernel Extract, Pteris Multifida Extract, Cynara Scolymus (Artichoke) Leaf Extract, Glycyrrhiza Uralensis (Licorice) Root Extract, Vigna Radiata Seed Extract, Houttuynia Cordata Extract, Cryptomeria Japonica Leaf Extract, Nelumbo Nucifera Leaf Extract, Hydrogenated Lecithin, Sodium Hyaluronate, 1,2-Hexanediol, Methylpropanediol, Xanthan Gum, Glycerin, Chromium Oxide Greens, Charcoal Powder, Water, Beta-Glucan, Polyquaternium-51, Fructooligosaccharides, Allantoin, Hydrolyzed Hyaluronic Acid, Butylene Glycol, Camellia Sinensis Leaf Powder, Saccharomyces Ferment Filtrate, Hydroxyacetophenone, Ethylhexylglycerin, Rosmarinus Officinalis (Rosemary) Leaf Oil
BACA JUGA: Maska Technicolor Multimask Review
Tekstur maskernya cukup gampang diratakan, dia nggak terlalu kering atau basah yang susah nempel di kulit gitu, jadi menurutku konsistensinya pas. Masker ini juga udah dilengkapi dengan spatula, cuma menurutku spatulanya nggak terlalu berguna. Selama ini aku maskeran nggak pernah pakai spatula, langsung aja ambil pakai jari. Soalnya kecil banget, kurang enak dipegang jadi apply maskernya malah bikin ribet kalau pakai spatula. Wanginya sendiri tuh wangi clay mask yang lumayan strong, tapi nggak terlalu mengganggu menurutku. Di dalamnya ada butiran scrub yang lumayan besar yakni si kadzuki bean-nya, tapi jarak mereka jarang-jarnag, jadi nggak akan terlalu heboh buat weekly exfoliation.
Masker ini nggak butuh waktu lama buat jadi kering, dari Axis-y sih menyarankan dipakainya cukup 15 menti aja habis itu dibilas. Kalau pakai clay mask memang jangan sampai maskernya jadi benar-benar kering karena malah akan bikin kulit jadi iritasi kalau kelamaan dipakai. Dia nggak susah dibilas dengan air, terus juga eksfoliasinya lumayan enak sih, nggak kerasa kasar sama sekali. Masker ini juga nggak meninggalkan residu habis dibilas. Biasanya tuh kalau aku pakai maskernya Pore Hero habis dibilas suka masih ada sisa maskernya di muka, jadi kalau dilap pakai toner nanti kapasnya kelihatan sisa masker hijau-hijau gitu. Meanwhile Axis-y Mugwort ini bersih banget tanpa residu.
Selama rutin pakai masker ini, aku merasa kulitku memang jadi lebih kalem, apalagi kalau muka lagi ada jerawat aktif yang sampai kemerahan, kadang malah aku pakaikan masker walaupun kata orang jangan scrubbing kalau lagi ada jerawat. Ini sih tinggal gimana pintar-pintarnya kita aplikasikan masker aja. Aku justru terbantu kalau kulit lagi rewel dan dipakaikan masker Mugwort ini karena jadi lebih kalem dan jerawat juga jadi cepat kering.
Wow, rasanya udah lama banget aku nggak menyentuh blog. Dua minggu terakhir ini aku lagi hectic banget sama kerjaan, karena kantorku baru launching jadi promosinya lagi kenceng-kencengnya. Selain itu juga aku makin getol ngurusin hobiku yang satu lagi; ngumpulin animerch! Kayaknya kalian udah tahu juga ya sama hobiku yang satu itu karena benar-benar asik banget cuy haha. Well, aku nggak akan ngerant soal animanga di sini (I have another blog for that 👀). Kita lanjut ke reviewnya ya hehe.
Aku senang banget karena akhirnya setelah penantian dua minggu, Adsense aku nyala lagi! Karena seperti yang bisa kalian lihat, aku akhirnya beli domain buat blog ini sebagai hadiah ulang tahun kemarin. Menurutku beli domain itu suatu langkah yang besar karena selama satu dekade aku ngeblog, aku nggak kepikiran buat beli domain karena ya buat apa? Tapi lama kelamaan aku ngerasa kayak pengen menyamakan semua link socmed aku aja dengan nama beautywithdummy. Jadilah aku memutuskan untuk beli domain sekalian karena kalau mau ganti link blog udah kepalang basah, nggak mungkin ganti. Dan karena aku ganti domain, Adsense aku sempet mati dua minggu karena harus daftarin lagi dari awal. Tapi pas banget barusan aku buka blog dan ternyata udah nyala, yay! Buat merayakan Adsense aku kembali, aku bakal ngepost di blog lagi 😘
Btw aku agak lupa-lupa ingat apa aja produk yang udah dan belum aku post di blog gara-gara laptop aku sempat direset ulang dan semua data hilang. Jadi ini aku ngintip ke draft blogku dan ternyata ada produk yang udah lama banget habis tapi sampai detik ini belum aku review! Yup, produk itu adalah Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask 2x. Aku ingat banget dulu produk ini booming di mana-mana. Semua orang jadiin ini sebagai clay mask favorit mereka, dan ini direview sama banyak orang, jadi aku keracun lah. Waktu itu coba cek di toko Innisfree langsung tapi harganya beda lumayan jauh dibandingin kalau online, jadi ya udah deh aku memutuskan beli online aja.
BACA JUGA: Pore Hero Matcha Clay Mask Review
Kalau soal masker, aku mikir lumayan lama tiap mau beli karena aku sadar diri aku bukan tipe orang yang suka maskeran. Walaupun begitu banyak dibahas kalau clay mask adalah sahabat buat orang-orang dengan kulit berminyak. Jadilah aku mulai mikir, apa cobain sekali ya buat tahu apa yang dilakuin clay mask buat kulit. So yeah, ini adalah clay mask pertamaku dulu! Cuma telat aja direviewnya wkwkwk. Kalau nggak salah Innisfree ini ada dua jenis Super Volcanic Clay Mask mereka. Kebetulan yang punyaku ini versi 2X-nya, jadi daya serap sebumnya lebih kuat lagi dibanding yang regular. Tapi karena aku cuma pernah cobain yang versi 2X aja jadi nggak bisa bedain keduanya.
Clay mask biasanya terbuat dari kaolin atau bentonite, atau bahkan kombinasi keduanya. Kaolin sendiri punya tekstur yang lebih halus dibanding bentonite, jadi lebih cocok buat yang kulitnya kering dan normal. Sementara bentonite lebih kasar dan daya serap sebumnya lebih tinggi, cocok buat yang kulitnya berminyak kayak aku. Nah di sini Innisfree pakai kedua jenis clay ini, jadinya dia bisa efektif menyerap sebum berlebih tanpa bikin kulit jadi super kering setelahnya.
Ingredients: Water/Aqua/Eau, Titanium Dioxide (Ci 77891), Butylene Glycol, Volcanic Ash, Glycerin, Silica, Trehalose, Caprylic/Capric Triglyceride, Kaolin, Bentonite, Polyvinyl Alcohol, Glyceryl Stearate, Stearic Acid, Cetearyl Alcohol, 1,2-Hexanediol, PVP, PEG-100 Stearate, Polysorbate 60, Iron Oxides (Ci 77499), Hydrogenated Vegetable Oil, Xanthan Gum, Juglans Regia (Walnut) Shell Powder, Lactic Acid/Glycolic Acid Copolymer, Sorbitan Stearate, Zea Mays (Corn) Starch, Polyacrylate-13, Polysorbate 20, Mannitol, Dextrin, Theobroma Cacao (Cocoa) Extract, Microcrystalline Cellulose, Lactic Acid, Polyisobutene, Menthoxypropanediol, Tetrasodium Pyrophosphate, Disodium EDTA, Ethylhexylglycerin, Sorbitan Isostearate, Aluminum Hydroxide, Triethoxycaprylylsilane, Tocopherol
BACA JUGA: Joylab Beauty Tea & Rose Clay Mask Review
Masker ini wanginya khas banget kayak clay mask pada umumnya, bau kaolin dan bentonite yang lumayan strong. Masker ini nggak ada butiran scrubnya, benar-benar halus dan gampang banget buat diratain ke muka. Waktu pertama kali pakai masker ini, banyak yang menyarankan aku buat jangan pelit pakai maskernya. Pakai dia tuh memang harus benar-benar rapi dan merata ke kulit daripada nggak maksimal. Jadi aku suka pakai lumayan tebal, karena keasikan juga sih apply ke mukanya, lihat kulit ketutup masker dengan rapi gitu hehe. Cuma kayaknya ini mending disesuaikan lagi sama gimana kulit kalian, karena clay mask itu bikin kering, jadi buat yang kulitnya memang udah kering dari sananya harus pintar-pintar ngukur bisa setebal apa maskernya.
Aku suka pakai masker ini tiap aku habis pakai make-up tebal, atau aku habis ada kegiatan outdoor yang heavy dalam jangka waktu yang lama. Rasanya tuh enak banget, bikin muka dingin somehow, padahal aku nggak pernah masukin ke kulkas. Tiap pakai dia aku selalu ngantuk udah kayak ada obat tidurnya aja wkwk heran deh. Dia gampang banget dibersihkan, pakai air aja cukup, terus nggak ada residu juga di muka. Untuk efek membersihkannya juga oke, nggak terlalu kering jatuhnya di aku, tapi kulit tetap berasa deeply cleansed. Ini sebetulnya salah satu clay mask favoritku, cuma aku nggak pernah repurchase karena nggak yakin punya waktunya dan clay mask aku yang perlu dihabiskan masih banyak.
Halo. Rasanya udah lama banget nggak nulis di blog. Udah berapa hari sih? Udah seminggu lebih. Kalau boleh jujur nih, akhir-akhir ini aku lagi mempertanyakan kegiatan beauty reviewing ku. Mau dibawa kemana kegiatan ini? This so-called "career" yang udah mulai susah buat digarap, aku bahkan udah jarang banget ambil sponsorship. Salah satu alasan terbesarnya ya karena aku udah mulai kerja kantoran sejak awal Maret, dan ternyata ngebalance antara kerja kantor dengan content creating tuh lumayan susah haha. Untuk berhenti sepenuhnya sih nggak, karena gimanapun juga kegiatan jadi beauty reviewer ini yang membawaku ke pekerjaanku sekarang so to suddenly stop doing it would be wrong of me. Cuma aku kepikiran kayaknya aku bakal mengurangi fokus platformku.
Well, hari ini aku bakal mereview salah satu produk yang dikasih sama Style Doubler. Sebelumnya aku udah sering lihat sunscreen ini seliweran di timeline baik Instagram ataupun Twitter, dan banyak yang suka sama dia. Hampir semua orang bilang it's too good to be true bahkan gara-gara sejak banyak sunscreen Korea yang punya tekstur nyaman di kulit ternyata proteksinya kurang dari yang tertera di label SPF mereka. Jadinya orang-orang punya trust issue sama sunscreen yang secara tekstur nyaman di kulit karena takut perlindungannya ke kulit kurang.
INFO PRODUK
- Nama brand: Azarine
- Nama produk: Hydrasoothe Sunscreen Gel SPF 45 PA++++
- Jenis produk: Sunscreen
- Ukuran: 50ml
- PAO: 10 bulan
- Harga: Rp 65.000
- Tempat beli: Shopee Official Azarine
- BPOM: NA18201700868
Brand Azarine ini kayaknya udah lama ada ya, cuma aku sendiri baru cobain produknya ya sekarang ini. Sebelumnya aku belum pernah coba produk apapun dari mereka. Aku juga kurang tahu siapa yang pertama ngeracun sunscreen Azarine sampai jadi populer banget kayak sekarang. Dari segi harga dia termasuk affordable sih, karena masih di bawah Rp 100.000 apalagi dengan ukuran yang termasuk besar juga yakni 50ml. Sunscreen lokal lainnya ada yang isinya cuma 30ml dengan harga nyari Rp 200.000 jadi menurutku Azarine menang banyak. Tapiii balik lagi ya, kadang tuh ada harga ada kualitas, jadi nggak melulu yang murah lebih baik, pun yang mahal juga bisa biasa aja performanya.
Sunscreen ini diformulasikan tanpa alcohol dan tanpa silikon. Asumsiku dengan formula tanpa silikon harusnya dia cukup gampang buat dibersihkan alias nggak perlu double cleansing juga bisa-bisa aja. Selain itu Azarine Hydrasoothe juga mengandung niacinamide, hyaluronic acid, dan propolis.
Ingredients: Aqua, Glycerin, Propanediol, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Butyl Methoxydibenzoylmethane, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Polymethyl Methacrylate, Portulaca Oleracea Extract, Sodium Hyaluronate, Niacinamide, Cucumis Sativus (Cucumber) Extract, Green Tea (Camelia Sinensis) Extract, Punica Granatum Fruit Extract, Phenoxyethanol, Octocrylene, Butylene Glycol, Sodium Acrylates/C10-30 Alkyl Acrylate Crosspolymer, Propolis, Picea Abies Extract, Allantoin, Xanthan Gum, Panthenol, Disodium EDTA, Fragrance, Lecithin
BACA JUGA: Macaria Sunscreen Spray Review
Waktu pertama kali cobain produknya, aku langsung keinget sunscreen Biore. Keduanya menurutku punya tekstur yang lumayan dekat. Bedanya cuma Azarine jauh lebih ringan lagi dan dia sangat amat oily skin friendly alias nggak bikin kulit jadi semakin berminyak. Malah sunscreen ini aman banget buat dilayer kalau misalnya kita suka pakai banyak produk di pagi hari. Aku kaget sih, karena selama ini hampir semua sunscreenku tuh berat, dan sekarang aja aku lagi berusaha ngehabisin sunscreen FSS yang rasanya lamaaa banget habisnya karena aku udah jarang pakai sunscreen sesuai takaran dua jari. Alasannya karena makin lama aku ngerasa sunscreen FSS terlalu sumpek aja hahah. Aku juga berani pakai "secukupnya" karena mostly aku di rumah, kamarku nggak kena sinar matahari juga.
Meskipun begitu aku tetap reapply, dan reapplynya nggak pakai sunscreen FSS lagi, tapi pakai Azarine ini. Nggak peduli udaranya lagi dingin atau panas, gerah atau lembab sekalipun, reapply pakai Azarin nggak pernah bikin masalah di kulit, ataupun jadi bikin nggak nyaman. Aku sekarang jadi ngerti kenapa semua orang suka sama sunscreen ini, karena aku paham banget masih banyak dari kita yang malas pakai sunscreen karena merasa mereka nggak nyaman kan di kulit. Sunscreen ini nggak meninggalkan whitecast, nggak pilling, dan nggak bikin kusam di muka. It ticks off all the things I love about a sunscreen. Nah kalau misalnya kalian sampai sekarang belum menemukan sunscreen yang nyaman dipakai, apalagi sampai takaran dua jari, bisa cobain deh sunscreennya Azarine.
Aku udah sering cerita kan kalau aku dulu waktu kecil nggak suka pakai make-up? Tiap aku didandanin di acara keluarga sama ibu-ibu make-up, aku langsung nangis karena jaman dulu tuh tukang dandan kayaknya cuma punya satu shade foundation gitu sementara kulitku sawo matang. Jadilah pas foto keluarga, mukaku kelihatan mengerikan karena warna kulit mukaku nggak match sama badan, plus flashback banget 😅 Kebayang nggak putihnya kayak apa? Nggak wajar banget, udah persis badut. Sejak saat itu aku selalu nolak dimake-upin orang.
Salah satu hal yang aku takutkan selain foundation yang nggak match warna kulit adalah blush. Dulu aku selalu dikasih warna blush yang menor banget, hampir kayak blushnya Jeng Kelin. Tapi seiring berjalannya waktu, aku belajar sendiri nontonin review dan tutorial di Youtube, gimana milih shade foundation termasuk blush yang bisa compliment sama skin tone aku, aku jadi ketagihan banget pakai blush. Menurutku blush itu ngebantu banget buat bikin muka kita kelihatan fresh. Apalagi kalau misalnya kita tipe yang jarang pakai make-up full face seperti eyeshadow atau eyeliner gitu. Blush benar-benar ngebantu banget biar muka nggak kelihatan dull.
BACA JUGA: ARRA Beauty Kiss My Blush Shade Dayak Review
Kalau ngomongin blush, sebenarnya pengalamanku tuh belum seberapa lah ya untuk bisa dibilang blush junkie. Kalian bisa cek aja label blush di blog ini, masih bisa dihitung jari juga berapa produk produk yang udah pernah aku cobain hehe. Tapi lumayan lah, aku udah nyobain blush dalam formula yang berbeda-beda mulai dari powder, cream, sampai yang bakal aku bahas hari ini yaitu liquid blush. Dari pertama keluar aku udah lumayan ngincer Cheek Stain-nya BLP ini, cuma karena waktu itu blush aku belum habis jadi aku masih nunda-nunda, sampai akhirnya aku terlalu penasaran dan akhirnya check out juga. Kalau nggak salah waktu itu lagi ada diskon juga deh kayaknya.
Aku udah banyak baca review positif soal BLP Cheek Stain makanya aku mantap aja check out karena mau buktiin sendiri gimana performanya. Aku pilih yang shade Butterscotch karena menurutku shade ini yang paling safe kalau buat skin tone aku. Aku sendiri memang prefer warna-warna blush yang cenderung warm tone atau nude. Aku kurang sreg kalau shadenya ke arah pink atau merah karena aku suka mukaku kelihatan kayak sunkissed gitu haha. Selama pengalamanku juga blush yang shadenya warm tone bikin muka kelihatan lebih fresh ketimbang yang pink atau merah.
Sejauh ini untuk liquid blush sendiri aku baru coba dua kali dan BLP ini yang kedua. Kalau yang pertama itu blush dari O.TWO.O yang sempat ngetrend banget beberapa waktu lalu. Aku bahkan sampai punya dua shadenya saking murahnya mereka haha. Tapi ternyata aku kurang suka sama O.TWO.O karena mereka ada sheennya dan lumayan visible gitu. Dulu aku belum terlalu suka sama blush yang formulanya shimmery (kalau sekarang malah sukanya shimmery karena makin kelihatan glowing). Jadi sebetulnya untuk pembanding aku belum ada banyak.
BLP Cheek Stain ini ujung mulut botol buat ngeluarin produknya lancip jadi bisa lebih concentrated nggak gampang beleberan kemana-mana. Cuma nggak tahu kenapa nih padahal dia tuh jarang aku pakai tapi dari pertama beli sampai sekarang agak susah buat dikeluarin, kayak produknya tuh tinggal sedikit gitu lho wkwkwk.
As always, foto swatch ini nggak aku pakaikan filter jadi itulah warna aslinya walaupun balik lagi sih pengaruh monitor masing-masing, tapi intinya swatch ini nggak aku edit tonenya. Beda dari waktu aku cobain blushnya O.TWO.O, kalau BLP ini walaupun di swatch sebelah kiri dia kelihatan bold gitu, tapi sekalinya diblend ke kulit, dia bakal kelihatan pudar banget. Menurutku dengan performa kayak gini dia jadi lumayan fool proof alias siapapun bisa pakai sekalipun kita baru pertama kali coba pakai liquid blush. Buat aku pribadi butuh beberapa kali apply sebelum akhirnya blush ini kelihatan di pipi karena memang dia sheer banget finishnya. Aku juga rekomendasiin kalian buat blend blush ini pakai beauty sponge aja ketimbang pakai tangan langsung. Tanganku tiap dipakai ngeblend BLP Cheek Stain cepat banget keriputnya wkwkwk.
Untuk performanya sendiri dia gampang ilang, apalagi kalau sampai berjam-jam setelahnya. Aku suka udah nggak ngeh pas mau bersihin muka, lah blushnya kemana ya haha udah nggak ada di muka. Walaupun begitu kalau kalian baru banget mau coba pakai blush dengan formula liquid, menurutku ini cukup oke buat dicoba sih karena itu tadi, dia nggak langsung pigmented warnanya jadi gampang diatur mau seberapa kelihatan.
Aku masih inget banget gimana dulu aku mikir sebagai pemilik kulit berminyak, aku harus menjauhi produk-produk yang memberikan kelembaban bahkan hidrasi. Kebayang kan betapa parahnya kondisi kulit kalau udah dehidrasi, ditambah nggak kena pelembab juga? Yap, makanya dulu skin barrier aku kacau banget karena nggak dirawat dengan baik. Setelah aku mulai belajar tentang skincare, pelan-pelan pandanganku soal kulit berminyak harus menghindari produk yang menghidrasi dan melembabkan jadi runtuh. Aku semakin paham kalau apapun jenis kulitmu, memastikan kulit mendapatkan asupan hidrasi yang cukup bisa jadi kunci permasalahan kulit yang sekarang lagi kita hadapi. Sekarang, aku nggak pernah take hydration for granted lagi.
Basic skincare itu memang cuma CMP — Cleansing, Moisturizing, Protecting. Tapi buat aku pribadi, aku nggak bisa banget lepas dari yang namanya toner apalagi hydrating toner. Karena setelah aku perhatiin, ternyata meskipun kulitku ini berminyak, tapi ternyata aku rentan dehidrasi. Mungkin karena side effect dari gaya hidup yang kurang bagus ya, karena kan aku suka banget minum kopi tapi kurang minum air, jadinya kulit sering terasa kering. Selain memperbaiki dari sisi gaya hidup itu, aku jadi rely on banget sama hydrating toner. Malah moisturizer suka aku skip karena aku punya sunscreen yang sifatnya cukup oklusif buat menggantikan fungsi moisturizer. Jadi buat aku pribadi, basic skincareku tuh malah cleansing, toner, protecting.
Nah di postingan kali ini aku bakal bahas salah satu toner yang udah sering banget seliweran di timelineku dan udah masuk wishlistku juga dari lama yaitu Pratista Hyalu Hydrating Toner! Dari namanya aja udah ketahuan ya, Hyalu, yang awalnya aku kira kependekan buat hyaluronic acid, ingredients yang paling banyak kita temui terutama di produk-produk yang fungsinya buat memberikan hidrasi. Tapi waktu aku lihat ingredients listnya nggak ada hyaluronic acid yang tertulis secara gamblang, justru adanya sodium hyaluronate yang merupakan turunan dari HA. Sodium hyaluronate ini punya molekul yang lebih kecil dibandingkan HA jadi penetrasi ke dalam kulitnya bisa lebih jauh, yang mana artinya bisa melembabkan lebih lama juga karena masuk ke layer kulit yang lebih dalam.
As always, sebelum kita masuk ngebahas soal performanya, aku bakal sedikit singgung soal packaging atau bagian luar dari Hyalu Hydrating Toner ini. Sebetulnya aku termasuk orang yang lebih cepat kepincut sama produk yang punya kemasan mentereng alias aku bucin packaging. Jadi aku bisa aja beli suatu produk simply because packaging mereka lucu. Perkara ingredientsnya bagus apa nggak, klaimnya apa aja, itu suka aku pikir belakangan wkwkwk. Nah toner ini sendiri perlu aku akui dari segi kemasan sebetulnya nggak terlalu masuk aestheticku, jadi kalau cuma nilai dari luar tuh aku kurang tertarik buat beli. Tapiii gara-gara banyak yang bilang toner ini oke banget performanya, barulah aku mulai pikir-pikir buat masukin ke wishlist. Karena memang menurutku dia tampilannya biasa aja, meskipun khas Pratista, tapi ini aku jujur aja tbh keseluruhan desain produk Pratista tuh terlalu kelihatan kayak produk klinik, jadinya kurang "narsis" kalau diajak foto heheh.
Tekstur toner Hyalu ini termasuk yang lumayan kental, warnanya juga bening, mengingatkan aku sama tonernya SNP Peptaronic. Tapi menurutku kalau Peptaronic itu lebih cepat lembabnya, jadi kalau mau dilayer banyak-banyak agak tricky. Meanwhile si Pratista Hyalu ini jatuhnya lebih ringan pas udah diratain ke kulit, jadi kalau kalian suka pakai banyak skincare dalam sekali jalan, mendingan pakai Hyalu aja walaupun jadinya bakal ngelayer beberapa kali terutama kalau kulit kalian kering ataupun rentan dehidrasi juga sama seperti aku.
Dari segi hydrating dia cukup oke memang, walaupun dari pengalamanku ya belum yang terbaik. Tapi aku sebagai pemilik kulit yang berminyak suka banget malah sama toner kayak gini karena dia nggak bikin pengap di kulit. Ada efek lainnya nggak selain menghidrasi? Sejauh ini sih nggak ada ya, produknya juga nggak ada klaim macam-macam. Palingan kulitku jadi kerasa lebih plump dan sehat aja tiap habis pakai Hyalu. Menurutku sih kalau kalian cari toner yang ringan dan nggak bikin lengket di kulit, bisa cobain aja Pratista Hyalu ini!
Hai hai haiiii, selamat long weekend teman-teman! Wah, pas hari Kamis kemarin aku sama sekali nggak nyadar kalau ternyata hari Jumat itu tanggal merah haha. Aku sibuk banget seharian ngerjain kerjaan yang biasa dikumpulin hari Jumat, tanpa tahu kalau besoknya libur :") Tapi pas tahu Jumat ternyata tanggal merah, aku habisin waktuku main sama teman-teman kampus yang sekarang basenya di Jabodetabek. It was a much needed trip karena aku termasuk yang jarang banget hang out bareng teman, apalagi di masa pandemi gini. How did you guys celebrate your weekend?
Oh iya, kalian sadar nggak sih kalau aku ganti template blog lagi? Jadi waktu bulan Februari itu kan sebetulnya aku udah sempat punya template baru (dan lumayan pricey juga hiks) tapi habis diinstall malah stats blog aku terjun bebas :") Baik visitors maupun Adsense semuanya turun jauh banget. Nggak tahu ya kenapa, aku mikirnya sih karena transisi dari template blog lama ke yang baru itu terlalu jauh bentuknya. Terutama karena yang baru udah nggak ada sidebarnya sementara yang lama masih ada. Akhirnya karena nggak kuat lihat stats blog yang nggak ada perkembangannya, aku relakan buat balik ke template lama. Padahal aku udah suka banget sama template baruku waktu itu.
Tapi jujur, aku udah bosan banget sama template lamaku yang gratisan itu. Ya namanya template gratisan ya, jadinya banyak yang pakai, rasanya kurang unik aja jadinya. Akhirnya aku browsing-browsing lagi di Etsy, kali ini lihat mana yang struktur templatenya nggak terlalu jauh sama template lamaku. Dan dari semua yang aku lihat, aku memutuskan buat beli template yang sekarang ini kalian lihat! Sebetulnya sih statsnya juga tetap turun wkwk. Jujur nggak paham ya kenapa templateku yang gratisan itu bisa tinggi banget visitorsnya, tapi aku lihat dengan template baruku yang sekarang pemasukan Adsense tetap tinggi, jadi aku pikir nggak masalah deh, kutunggu aja satu bulanan siapa tahu visitors bakal naik lagi angkanya. Fingers crossed!
Yak cukup soal template blog yang kayaknya nggak kelar-kelar dari kemarin, hari ini aku mau ngereview soal salah satu serum yang akhir-akhir ini lagi aku pakai yaitu Trueve BHA & Cica Acne Serum. Aku udah beberapa kali lihat produk ini seliweran di Instagram cuma belum tertarik buat beli sendiri karena serumku juga masih banyak sebenarnya. Tapi pas team Trueve ngehubungin aku buat ngajak kerjasama, aku iyakan dong karena lumayan kan nggak perlu keluar biaya buat nyobain hihi. Tapi sebenarnya ini serum buat apa sih? Yuk scroll terus buat baca penjelasanku!
TENTANG TRUEVE
Trueve ini awalnya aku kira brand asal Korea karena seperti yang bisa kalian lihat ya di bagian bawah depan botolnya ada tulisan hangul. Waktu aku Google juga website Trueve nggak muncul di hasil pencarian, yang ada cuma Shopee official mereka jadi nggak banyak info yang bisa digali tentang brand ini. Tapi yang aku tahu, Trueve ini bukan asal Korea melainkan brand lokal. Memang nggak terlalu kelihatan lokalnya ya, karena dari segi kemasan juga dia beda dibandingkan serum lokal lainnya yang ada di pasaran. Oh iya, Trueve ini punya 4 serum yang fungsinya beda-beda, nggak cuma buat jerawat aja jadi kalau kalian mau lihat-lihat serum lainnya bisa cek Shopee Trueve aja.
Trueve BHA & Cica Acne Serum ini diformulasikan dengan BHA yakni salicylic acid yang dienkapsulasi supaya dia bisa lebih tepat sasaran ditujukan ke bagian kulit yang memang membutuhkan. Kulitku sebenarnya lebih suka AHA dibanding BHA, kadang kurang berasa gitu kalau pakai BHA makanya aku nggak pasang ekspektasi tinggi di awal. Selain BHA juga ada centella asiatica yang kaya akan antioksidan untuk mempercepat penyembuhan jerawat.
Dari awal waktu disuruh milih dari semua serum Trueve buat dicoba, aku udah tertarik banget sama BHA & Cica karena aku tahu mereka ditujukan buat pemilik kulit acne prone seperti aku apalagi pas lihat BHA yang mereka pakai itu salicylic acid yang memang udah terkenal bagus buat jerawat.
Tekstur Trueve ini kental banget, terus juga rasanya oklusif gitu lho jadi langsung melembabkan dan bisa menjaga hidrasi supaya nggak kemana-mana. Aku biasanya pakai serum ini di malam hari karena dia ada kandungan BHA-nya, dan karena kalau di pagi hari bisa bikin muka terlalu berat kan. Jadi memang kalau pagi aku pakai serum yang teksturnya cair aja. Kalau dari Trueve sendiri mereka nggak aturan sakleknya bolehnya kapan, sepertinya memang fine-fine aja kalau mau dipakai pagi ataupun malam ya, pokoknya sesuaikan kebutuhan aja. Aku pernah coba pakai di pagi hari beberapa kali juga nggak masalah kok malah kulitku jadi halus pisan.
Dari efek yang aku rasain setelah rutin pakai serum ini selama beberapa minggu belakangan tuh kulitku jadi jauh lebih kalem, jerawat cepat kering, jarang tumbuh juga meskipun aku mau menstruasi, bahkan sekarang pori-poriku juga most of the time kelihatan jauh lebih rapat, nggak menganga kayak dulu. Meskipun serum ini pakai BHA, aku nggak merasakan ada sensasi pedih ketika pemakaian. So far, serum ini benar bekerja sesuai klaimnya buat mengatasi tekstur kulit yang kasar, bikin tampilan pori-pori jadi lebih kecil, mengurangi jerawat, dan mengurangi produksi minyak berlebih juga.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons