Halo semuanyaa, selamat hari Minggu! Wah, waktunya rasanya cepat banget berlalu deh. Perasaan baru kemarin Jumat, baru kemarin juga tutup laptop nggak ngurus kerjaan, eh besok udah Senin lagi aja 😅 Besok aku ada jadwal buat ke kantor, walaupun nggak dari pagi sih, jadinya lebih santai dan nggak keburu-buru. Sejauh ini aku baru sekali aja ke kantor dan waktu itu aku percobaan pakai make-up yang lumayan full on; cushion, alis, lipstik. Menurutku itu udah cukup full on ya, karena aku kan sebetulnya pakai masker juga jadi dandanan tuh nggak terlalu kelihatan. Tapi namanya juga hari pertama ngantor ya, biar rada cakepan aja gitu wkwk.
Nah dari situ sebetulnya aku jadi belajar aja, ternyata lebih enakan nggak pakai make-up sih jujur. Terutama karena kerjaanku lumayan mondar-mandir dan banyak geraknya jadi justru aku ribet kalau harus pakai make-up. Mana mukaku yang berminyak juga ternyata makin memproduksi banyak minyak kalau aku beraktivitas, nggak kayak waktu WFH di rumah. Rasanya makin kurang nyaman deh harus pakai make-up berjam-jam. Di situ juga aku jadi ngeh ternyata masih banyak produk make-up ku yang kurang transferproof haha. Tapi, beberapa hari lalu aku dapat paketan dari MSBB, yakni salah satu make-up product dari Looke yang sebenarnya menghapus keraguanku soal berdandan meski pakai masker. Produk itu adalah Looke Holy Lip Cream!
Sebetulnya produk ini dikirimin berbarengan sama produk Looke lainnya yang memang harus aku review, jadi aku nggak tahu sama sekali kalau aku bakal dapat lip cream ini. Agak kaget pas buka paketnya, karena aku udah tahu kalau aku dikirimin lip cream tanpa dikabarin dulu, ada chance lip creamnya bakal nggak cocok shadenya di skin tone aku. Aku sendiri belum pernah lihat-lihat shade dari Looke Holy Lip Cream ini sebelumnya, jadi nggak tahu juga mau mengharap shade apa. Tapi dari pertama buka produknya sih aku punya firasat bakal kurang masuk aja gitu 😅
Holy Lip Cream ini total ada 6 shade: Hebe, Gaia, Irene, Thalia, Hera, dan Artemis. Di sini aku dapat yang shade Thalia, dan shade Thalia ini seperti yang bisa kalian lihat, warnanya cenderung ke arah pink yang cool tone gitu. Aku udah pengalaman beberapa kali pakai lippies yang cool tone, sejujurnya kurang masuk di kulit karena undertone aku warm. Seingetku dulu aku punya produk yang shadenya hampir mirip sama si Thalia ini, yaitu Colourpop UML yang shade Bumble.
Dari luar sih packagingnya standard ya, menurutku nothing special. Aplikatornya pun standard aja yang bentuknya doe foot. Overall dari luar nggak banyak yang bisa diomongin, jadi kita langsung bahas soal formula dan performancenya aja ya. Dari pertama swipe, aku udah tahu banget kayaknya aku bakal kurang suka sama lip cream ini karena dia rasanya kayak cat di bibirku huhu. Kering banget, walaupun ya pigmentasinya cukup oke sih, bisa langsung nutup bibir dalam sekali swipe aja. Produk ini mengingatkan aku persis sama formulanya Colourpop UML, dan aku juga kurang suka sama Colourpop itu karena kering banget di bibir, jadi gampang crumble apalagi kalau bibir nggak diprep terlebih dahulu. Selain dari itu sih dia transferproof, jadi kalau di masa-masa sekarang yang kita harus pakai masker ke mana-mana, dia bisa diandalkan. Tapi aku sendiri kayaknya nggak bakal beli lagi shade lainnya karena kurang nyaman dipakai huhu.
Kalau ngomongin jerawat kayaknya nggak pernah ada habisnya. Meski sekarang aku udah ngerasa kayak aku jauh lebih paham sama kulitku, sukanya apa, maunya dikasih produk kayak apa juga jerawat itu akan tetap muncul. Yah derita kulit acne prone, kalau menghilangkan jerawat sampai benar-benar nggak bisa tumbuh lagi bakal susah banget sih. Masih lebih realistis kalau mengurangi intensitas kemunculannya. Tapi seperti yang selalu aku bilang di beberapa postinganku yang membahas tentang jerawat, lebih susah lagi pas ngadepin bekasnya. Bekas jerawat tuh susah banget dihilangkan, setuju nggak? Effortnya tuh benar-benar harus extra banget dan waktu yang dibutuhkan juga lama.
Nah beberapa waktu terakhir ini aku lagi nyobain satu produk lokal, tepatnya serum, yang fokus klaimnya itu memang untuk dark spot. Selain dark spot dia bisa juga buat memperbaiki skin barrier supaya jadi lebih kuat dan sehat, dan bisa mengatasi kulit yang lagi bruntusan juga. Produk itu adalah Omniskin Whitening Serum Watermelon Glow Waterfull. Woah, namanya cukup panjang memang.
INFO PRODUK
- Nama brand: Omniskin
- Nama produk: Whitening Serum Watermelon Glow Waterfull
- Jenis produk: Serum
- Ukuran: 20 ml
- PAO: 12 bulan
- Harga: Rp 119.000
- Tempat beli: Shopee Official Omniskin
- BPOM: NA 18201900366
Seperti biasa sebelum kita masuk ke review produknya lebih jauh, aku bakal bahas tampilan luarnya dulu karena aku yakin banyak dari kalian yang langsung suka sama botolnya. Serum ini dikemas dalam botol yang keseluruhan badannya berwarna pink, bodynya terbuat dari frosted glass, dan untuk droppernya sendiri dia pakai yang modelan kayak button gitu. Di bagian body botolnya udah tertera nama produk, cara penggunaan, berat bersih, dan tanggal expiredya. Yang nggak ada cuma ingredients list, kalau itu terteranya di kardusnya. Dari pertama aku lihat produknya di website Omniskin, aku udah suka banget sama desainnya. Apalagi pas akhirnya barangnya sampai di tanganku, dan ternyata dia lebih cantik lagi dari yang aku kira. Kenapa ya, produk skincare dengan warna pink tuh selalu bikin nggak tahan buat dimiliki haha.
BACA JUGA: Erto's Retinol Serum Review
Produk ini diformulasikan dengan bahan aktif andalan bernama nanowhite, niacinamide, dan tranexamic acid yang bisa membantu mengurangi hyperpigmentation dan noda gelap di muka, sehingga muka kita bisa kelihatan lebih merata warnanya dan nggak kusam juga. Selain ingredients tadi, serum ini juga mengandung linoleic acid dan acquacell untuk menguatkan skin barrier. Kalau skin barrier kita kuat, kulit akan lebih efektif menahan kadar air dan mengurangi chance iritasi. Anjuran pakainya sih bilang dia digunakan di malam hari, tapi aku sendiri pakai rutin di pagi dan malam supaya hasilnya lebih cepat kelihatan.
Ingredients: Aqua, Potassium Azeloyl Diglycinate, Butylene Glycol, Glycerin, Dimethyl Isosorbide, Polyacrylate Crosspolymer 6, Linoleic Acid, Phenoxyethanol, Parfum, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Disodium EDTA, Portulaca oleracea Extract, Citrullus Vulgaris (Watermelon) Extract, Ethylhexylglycerin, Trideceth-9, Sodium Citrate, Phragmites Kharka Extract, Poria Cocos Extract, BHT, Citric Acid, Sodium Benzoate, Niacinamide, Tranexamic Acid, Linolenic Acid, Citrullus Vulgaris (Watermelon) Extract, Pyrus Malus (Apple) Fruit Extract, 1,2-Hexanediol, Lens Esculenta (Lentil) Fruit Extract, sodium Lactate, Lecithin, Arbutin, Sodium PCA, CI 17200, Citric Acid, Sodium Sulfite, Glutathione, Tocopheryl Acetate, Acetyl Tyrosine, Saxifraga Sarmentosa Extract, Paeonia Suffruticosa Root Extract, Aminopropyl Ascorbyl Phosphate, Scutellaria Baicalensis Root Extract, Ascorbyl Palmitate.
Hal pertama yang aku notice dari produk ini adalah: wanginya enak banget! Aku doyan banget nyiumin tanganku tiap habis apply serum ini karena memang wanginya bikin nagih. Serum ini wanginya mengingatkan aku sama bubble gum, dan kebetulan karena aku memang pecinta wewangian manis, jadilah wangi serum ini makin bikin aku nggak bisa berhenti ngendus haha. Aku bahkan suka pakai serumnya lumayan banyak biar wanginya tahan lama 😆 Tekstur serumnya itu sendiri sangatlah cair, gampang banget menyerap ke kulit makanya kenapa aku bisa pakai banyak karena dia nggak akan bikin berat atau jadi lengket. Selama beberapa minggu belakangan ini aku pakai serumnya dua kali sehari, pagi dan malam, aku memang merasa dia bikin perubahan di kulitku karena mukaku kelihatan lebih cerahan, nggak lagi kusam. Kulitku juga nggak lagi kelihatan dehidrasi yang sampai ketara teksturnya, dan ini bakal aku lanjut pakai sampai habis buat lihat lebih jauh lagi efeknya.
Hai hai hai, selamat weekend semuanya! Wow, minggu ini rasanya lewat dengan begitu cepat aku sampai kebingungan gimana harus juggling antara kerjaan dan bikin konten. Aku salut sama orang-orang yang bisa balance keduanya, apalagi yang bikin kontennya nggak cuma di satu socmed aja tapi beberapa sekaligus. Pantes banyak yang karirnya di socmed tuh memutuskan buat keluar dari kerjaan mereka di kantor karena segala sesuatunya kan memang lebih enak kalau fokus pada satu hal aja. Aku sendiri merasa kerepotan juggling karena masih awal-awal alias penyesuaian kali ya heheh. Kebetulan karena aku di departemen yang baru di kantor dan bulan depan kita mau launching jadi sekarang ini lagi hectic banget buat bikin macem-macem project. Doakan semoga semuanya lancar ya guys :")
Nah buat review hari ini aku mau nulis tentang produk make-up yang sebetulnya baru aku beli beberapa waktu lalu. Aku udah coba dua kali di dua kondisi yang berbeda, dan aku terkesima sama hasilnya makanya hari ini aku memutuskan buat up reviewnya. Salah satu produk make-up selain foundation yang paling aku suka adalah brow product. Alasannya simple; karena bentuk alis menentukan karakter muka kita mau kayak gimana. Aku aktif ikut teater dulu di kampus, dan di situ aku belajar kalau bentuk alis tuh berperan besar banget buat bikin karakter. Makanya aku paling suka ngalis, karena perbedaannya tuh besar banget antara aku udah ngalis sama belum ngalis. Kebetulan alisku sendiri tipenya bukan yang benar-benar nggak ada. Ada, tapi tipis dan berantakan tumbuhnya. Dulu aku ngalis ngikutin bentuk alis, tapi lama kelamaan aku mulai menata aesthetic make-up look aku dan jadi rajin cabutin alis sendiri biar memudahkan aku buat ngalis.
BACA JUGA: BLP Brow Definer Shade Ash Brown Review
Inilah produk yang baru-baru ini masuk stash aku. Sebetulnya lagi nggak butuh-butuh amat pensil alis baru, aku masih ada stok beberapa, cuma waktu itu Dear Me Beauty lagi diskon gede-gedean di Sociolla jadinya aku nggak bisa tahan wkwkwk. Dear Me itu sering banget deh diskon, dan diskonnya nggak pelit bisa sampai 40%, udah gitu mostly ya emang diskon beneran sampai 40% nggak cuma up to jadinya kalau mereka diskon aku sering kalap. Sebelumnya aku nggak sempat baca-baca review dulu soal pensil alis ini, aku tahu satu mutualku di Instagram ada yang pakai dia tapi aku nggak pernah tanya performa produk ini gimana wkwk. Aku sendiri memang punya misi nyobain semua pensil alis dari brand lokal yang bisa aku temuin dan bandingin mana aja yang enak dan kurang enak di aku.
Dear Me Beauty Perfect Eyebrow Contour ini tersedia dalam 2 shade, Granite Gray sama Downtown Brown. Punyaku ini yang shade Downtown Brown, dan awalnya aku mau pilih yang Granite Gray karena dia kelihatan lebih hitam dibanding Downtown Brown. Kebetulan rambutku baik alis ataupun kepala ya semuanya hitam jadi emang kalau pilih pensil alis aku suka cari shade yang paling gelap aja biar gampang match sama rambut. Juga karena kulitku lumayan tan, dan kalau pensil alisnya warnanya kurang gelap bakal kelihatan beda antara alis asli sama yang digambar.
BACA JUGA: ESQA Brow Pomade Shade Dark Brown Review
Perfect Eyebrow Contour ini jenis pensil alis mekanik, jadi dia nggak perlu diraut, tinggal diputar aja bagian ujungnya nanti langsung keluar pensilnya. Ujungnya juga bentuknya yang modelan segitiga bukan runcing kayak pensil tulis gitu. Sebetulnya sih aku lebih suka yang runcing karena lebih enak buat detailing bisa lebih precise, tapi karena rambut alisku jarang-jarang jadinya lebih cepat kalau ngisi pakai yang ujungnya segitiga begini. Kalau waktunya banyak malah aku ngalis pakai dua pensil alis yang berbeda, satunya yang runcing buat outlining, satunya lagi segitiga buat ngisi biar lebih cepat. Kalau ujungnya segitiga gini harus pinter-pinter ngarahin pensilnya buat outlining biar nggak kemana-mana. Dia juga udah dilengkapi spoolie, jadi nggak kalian nggak perlu bawa spoolie tambahan.
Ini hasil gimana aku ngalis pakai Dear Me Beauty Perfect Eyebrow Contour shade Downtown Brown. Untungnya pas dicoba ternyata warnanya nggak terlalu coklat so it's safe enough for my dark hair. Akut sempat takut coklatnya bakal nggak ngeblend atau malah kelihatan merah gitu tapi ternyata bagus kok, malah jadinya nggak bikin alisku terlalu ngeblok. Performanya oke banget, kemarin aku pakai dia buat kerja dan dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam dia masih stay on nggak pudar atau geser sama sekali. Seharian itu aku nggak touch up sekalipun area alis, alisku juga tipe yang gampang berminyak tapi produk ini nggak hilang sedikitpun, keren banget karena dia terbukti sanggup dibawa heavy duty!
Pigmentasinya juga oke, nggak terlalu over dalam sekali swipe jadinya tetap cocok buat yang masih belajar ngalis. Kalau mau lebih tebal tinggal ditebalin aja. Aku trauma sama pensil alis mekanik karena keinget dulu pakai dari Maybelline dan warnanya nggak keluar sama sekali bahkan pas diusek-usek sampai patah pun warnanya nggak keluar :") Makanya aku sempat punya trust issue sama yang mekanik. Tapi setelah nyobain beberapa pensil alis mekanik ya ternyata balik lagi emang ke formulanya aja, kebetulan yang Maybelline emang nggak oke. Overall, kalau kalian masih belajar ngalis masih di awal-awal gitu, bisa banget cobain pensil alisnya Dear Me ini. Performa oke, pigmentasi oke, harga juga nggak bikin kantong kering!
Sebagai pemilik kulit berminyak, moisturizer atau pelembab itu bisa jadi penyelamat, bisa juga jadi nemesis alias musuh bebuyutan. Aku yakin teman-temanku yang tipe kulitnya berminyak pasti bisa relate, apalagi untuk pemilihan moisturizer di pagi hari, jangan sampai malah bikin muka semakin berminyak karena masih harus dilayer lagi dengan sunscreen. Aku sendiri suka skip moisturizer di pagi hari karena kadang muka bisa jadi berat dan berminyak banget ketika aku pakai moisturizer dan dilanjut sunscreen. Bikin beraktivitas seharian jadi nggak mood, ditambah lagi ribet kalau harus pakai make-up setelah skincarean karena harus nunggu muka agak "kering" dulu baru bisa ditemplokin foundation.
Kemudian beberapa waktu lalu aku baru ngeh kalau Scarlett ternyata ngeluarin produk baru buat line skincare mereka yaitu satu set day dan night cream buat series Acne dan Brightly Ever After mereka, melanjutkan dari yang sebelumnya cuma ada serum aja. Sejujurnya waktu dulu aku coba serumnya, aku cuma suka sama Acne Serumnya, kalau yang Brightly Ever After justru kurang terasa efeknya di muka. Nah karena itu kali ini aku memutuskan buat gantian fokus cobain moisturizer Brightly Ever After. Kebetulan juga aku lagi nggak banyak jerawat, tapi masih ada beberapa bekasnya jadi mau lihat gimana efeknya di kulitku.
BACA JUGA: Harlow All Day Glow Cream Review
Produk baru dari Scarlett ini dikemas dalam jar mungil yang masing-masing isinya 20gr, baik Acne maupun untuk Brightly Ever After. Semua produknya punya tutup warna putih, dengan warna jar yang senada dengan varian serum mereka; ungu untuk Acne dan pink untuk Brightly. Antara day cream dengan night cream juga dibedakan dengan warna label produknya, kalau day cream labelnya berwarna putih sementara night creamnya mengikuti warna jarnya jadi nggak perlu dibaca dulu juga dari jauh udah langsung kelihatan which is which. Aku perhatikan penempatan labelnya ini masih agak berantakan, nggak tahu kenapa ya tapi sebagai orang yang merhatiin estetika produk, ini agak sedikit mengganggu aja. Tapi overall informasi yang tertera di label udah cukup lengkap. Mulai dari klaim, ingredients list (paling penting), PAO, isi produk, sampai nomor BPOM juga semuanya udah tercantum di setiap jarnya.
BACA JUGA: Pond's Age Miracle Whip Review
Untuk Brightly Ever After cream ini, mereka punya klaim untuk meningkatkan kelembaban dan elastisitas kulit, mencerahkan dan memudarkan bekas-bekas jerawat, menyamarkan pori, garis halus, serta mengencangkan kulit wajah. Di dalamnya ada beberapa key ingredients seperti: niacinamide, glutathione, vitamin C, dan peptide yang menurutku memang ingredients yang biasa diandalkan untuk produk brightening. Kalau untuk Acne creamnya sih kurang lebih klaimnya sama tapi dia lebih ke untuk menyembuhkan jerawat aja bukan mencerahkan. Masing-masing cream dibanderol di harga Rp 75.000 aja, dan menurutku cukup bersaing ya harganya dengan moisturizer yang ada di drugstore untuk ukuran 20gr.
Mungkin kalau di foto nggak terlalu kelihatan, tapi aslinya ada perbedaan signifikan dari tekstur day cream dengan night cream. Kalau day cream cenderung lebih cair dan ringan, sementara night cream lebih kental dan warnanya agak kekuningan. Keduanya sih sama-sama ringan, tapi kalau dibandingkan antara dua ini ya paling ringan si day cream. Menurutku dengan tekstur kayak gini, bakal cocok banget buat teman-teman yang kulitnya berminyak kayak aku, apalagi kalau kalian suka pakai banyak skincare dalam satu routine. Karena kalau biasanya moisturizer suka bikin muka jadi berat atau pengap, kedua produk ini sama sekali nggak kayak gitu. Cuma kalau untuk yang kulitnya kering kayaknya bakal kurang puas sama kelembabannya sih.
BACA JUGA: Rovectin Cica Care Balm Review
Aku udah pakai produk ini di dalam skincare routine aku selama beberapa waktu terakhir, pagi dan malam. Dan aku nggak nyangka bakal suka banget sama keduanya, bahkan sekarang produknya udah tinggal setengah padahal baru jalan berapa minggu deh ini :") Aku tuh lama banget kalau ngehabisin moisturizer karena ya tahu lah, kulitku berminyak, udah gitu produk yang aku pakai dalam satu routine tuh nggak sedikit, jadi moisturizerku harus ringan dan aku pakainya sedikit-sedikit. Tapi sama moisturizer Scarlett ini aku bisa pakai banyak dan tetap nggak bikin berat di muka. Kulitku juga kelihatan lebih cerah, glowing banget sukaaa! Ini aku take photo habis selesai pakai skincare pagi dan aku kaget banget kulitku benar-benar kelihatan sehat gitu.
Aku awalnya takut kalau day creamnya bakal bikin muka kelihatan abu-abu, karena produk-produk dari Scarlett erat banget sama efek tone up-nya (and there's nothing wrong with that). Tapi pas aku cobain, ternyata creamnya nggak ngasih efek tone up (yay!). Aku pribadi nggak suka produk muka yang ngasih efek tone up karena kulitku sawo matang dan kebanyakan produk tone up tuh bikin muka jadi abu di kulitku, makanya mereka aku jauhin. Tapi Brightly day cream ini nggak ngasih efek tone up, mau dilayer berapa kalipun nggak akan kelihatan aneh di muka. I truly love them, mereka sangat aku rekomendasikan buat kalian yang kulitnya berminyak dan mau muka kelihatan lebih glowing lagi!
Aku udah sering nulis gimana kagumnya aku sama industri kecantikan dalam negeri. Bahkan sekarang tiap aku kepikiran aku butuh sesuatu, aku selalu mikir, ada nggak ya yang bikin dari brand lokal, sebelum akhirnya aku mulai browsing produk dari brand luar kalau memang dari lokal nggak ada. Selain demi mendukung industri dalam negeri juga mengurangi emisi karbon yang dibutuhkan kalau beli produk dari luar tuh. Walaupun mostly produk mereka juga udah available di Indonesia sih, tapi tetap aja menurutku beli skincare dalam negeri lebih ramah lingkungan.
Beberapa waktu terakhir ini aku lagi banyak kedatangan produk dari brand lokal. Produknya macam-macam, ada cleanser, serum, essence, sampai haircare. Dan karena produk-produk itu harus direview, jadilah tanpa sadar isi skincare routine aku didominasi sama produk dari brand lokal. Nah dari situ aku kepikiran buat bikin series baru yang isinya ngomongin tentang produk-produk skincare dari brand lokal favoritku. Series ini akan terus diupdate secara berkala, tapi aku bakal usahain produknya akan ganti-ganti jadi nggak itu-itu aja. Selain biar nggak bikin bosen juga biar variatif dan ngasih kesempatan buat brand lainnya supaya kena exposure.
Berikut adalah beberapa produk skincare lokal yang lagi aku suka akhir-akhir ini:
- Saga Skin Everyday Gentle Cleanser — Biasanya gentle cleanser punya downside daya bersih yang nggak sebagus cleanser yang bikin kesat, tapi cleanser punya Saga ini selain dia memang terasa enak di kulit, daya bersihnya termasuk bagus untuk ukuran gentle cleanser makanya kenapa dia jadi favoritku sekarang.
- Pratista Derma Pure Gel Treatment — Kayaknya aku nggak perlu cerita lagi ya gimana dia benar-benar menyelamatkan kulitku dari jerawat. Sekarang setiap jerawatan aku nggak pernah takut karena spot treatment Pratista udah ngasih jalan keluarnya.
- Scarlett Brightly Ever After Night Cream — Pasti banyak yang kaget deh waktu aku bilang moisturizernya Scarlett jadi favoritku hahah. Tapi memang itu kenyataannya. Aku lagi cobain satu paket Brightly Ever After cream mereka yang isinya day cream sama night cream. Keduanya nggal butuh waktu lama buat jadi favorit karena teksturnya heavenly banget! Tapi kalau disuruh milih antara day cream atau night creamnya, aku pilih night cream.
- Studio Tropik Probiome Skin Tonic — Baru dipakai sebentar aja toner ini udah berkurang banyak banget sampai beberapa mutualku di Instagram heran wkwkwk. Soalnya memang beneran enak banget, selain menghidrasi dia juga bikin kulit lembab udah kayak pakai moisturizer sekalian.
- Pratista Hyalu Hydrating Toner — Ini juga hydrating toner kesukaanku akhir-akhir ini, aku pakai gantian sama Studio Tropik Probiome. Toner ini udah jadi wishlist dari lamaaa banget dan baru kesampaian akhir-akhir ini karena dikirimin sama Pratista, baik banget ya :") Dan sesuai dugaanku, kulitku suka banget sama toner ini. Full reviewnya ditunggu aja yaa!
- Avoskin Your Skin Bae Vitamin C + Niacinamide Serum — Akhirnya nambah lagi koleksi serum vitamin C dari brand lokal. Ini adalah produk pertama dari Avoskin yang aku beli sendiri karena selama ini semua produk Avoskin yang aku punya itu hasil pemberian brand wkwk. Ini juga produk pertama dari lini Your Skin Bae yang aku punya. Dia jadi tandeman sunscreenku di pagi hari karena vitamin C bisa membantu kinerja sunscreen di pagi hari.
- Pore Hero Beauty Matcha Clay Mask — Aku bukan tipe orang yang rajin maskeran sejujurnya, tapi akhir-akhir ini sifat males skincareanku lagi sering kambuh dan kalau udah mau tobat biasanya aku pakai masker ini biar segala impurity bisa terangkat, udah kayak penebusan dosa aja :") Yang aku suka dari masker ini adalah dia nggak bikin kulit terasa kering setelah dibilas bahkan walaupun nggak langsung aku kasih hydrating toner. Udah gitu memang rasanya kulit jadi lebih enakan aja rasanya.
Kalau kalian sendiri ada produk skincare lokal yang akhir-akhir ini lagi kalian suka nggak? Share dong di kolom komentar, biar aku sama teman-teman lainnya bisa ikut nyobain 😆
Kalau ngomongin complexion product, kalian lebih suka pakai apa? Foundation kah, concealer kah, atau bedak? Aku sendiri sih fleksibel ya, yang penting itu performa produknya. Buat sebagian orang, mereka memilih style make-up yang kelihatan natural, jadi nggak harus punya coverage tinggi. Tapi buat aku, aku justru suka banget sama complexion product yang high coverage. Karena aku suka ngelihat muka yang mulus, nggak kelihatan bekas jerawat, bahkan beberapa juga ada yang menyamarkan pori-pori ketika dipakai. Tapi nyari complexion product dengan high coverage yang nyaman dipakai seharian itu susah lho. Ngaku deh, ketika kalian mendengar kata "high coverage" pasti langsung kebayang betapa pegalnya muka pas lagi pakai produk itu, apalagi kalau harus dipakai berjam-jam. Nah di sinilah misiku dimulai, untuk mencari complexion product yang bisa memenuhi kebutuhanku akan coverage yang tinggi tapi sekaligus nyaman dipakai dalam jangka waktu panjang.
Nah beberapa waktu lalu aku berkesempatan untuk cobain lagi lagi complexion product dari brand lokal yaitu Looke Holy Perfecting Pressed Powder. Produk ini dikirimin sama My Skin But Better, so thank you so much MSBB! Sebelumnya aku udah pernah review produk dari Looke, yaitu cushion mereka yang aku juga suka banget karena coveragenya yang sangat oke tapi tetap nyaman dipakai tanpa bikin kulit berat atau muka kelihatan dempulan.
BACA JUGA: BLP Loose Powder Shade Medium Beige Review
Looke Holy Perfecting Pressed Powder ini punya 3 shade; Maia, Aurora, dan Febe. Aku pilih shade Maia karena dia adalah yang paling gelap. Di sini Maia deskripsinya medium beige dengan yellow undertone, dan nebak-nebak sih harusnya bakal cocok sama skin tone aku karena aku sawo matang dengan warm undertone. Biasanya juga kalau pakai complexion product lokal nama shadeku itu antara medium beige atau medium dark. Kalau tebakanku sih 3 shade ini cuma mengcover medium, light, sama fair. Soalnya sebetulnya aku nggak gelap-gelap banget kulitnya meski termasuk sawo matang. Semoga ke depannya Looke bisa nambah shade lagi ya biar banyak yang bisa cobain juga karena sayang kan kalau produknya bagus tapi shadenya sedikit.
Di dalamnya udah dapat kaca dan juga sponge aplikator, standard lah ya. Aku sendiri belum sempat cobain spongenya karena nggak tahu ya ngerasa sayang aja kalau dipakai karena jadi kotor :") Waktu aku pencet sih rasanya empuk, tapi kurang tahu juga performanya. Aku sendiri untuk pengaplikasian bedak baik tabur ataupun padat kayak gini tetap mengandalkan brush karena kalau pakai sponge suka terlalu tebal di awal sementara brush lebih gampang aku takar.
BACA JUGA: POND'S BB Magic Powder Review
Waktu baca klaim kalau bedak ini coveragenya medium to full, aku benar-benar intrigued karena bedak tuh paling tinggi bisa nutup imperfection sampai setinggi apa sih, ya nggak? Biasanya coverage bedak tuh medium lah. Tapi begitu aku coba produk ini, aku kaget sendiri karena wow... bukan cuma bekas jerawat yang ketutup, tapi juga pori-pori! Kulit aku kelihatan flawless banget, dan rasanya juga ringan di kulit nggak berasa kayak pakai bedak yang full coverage. Dia baru aku tes di dalam ruangan dengan AC belum aku pakai buat beraktivitas di luar yang sampai kena terik matahari dan keringat gitu-gitu, cuma aku pakai wudhu beberapa kali sih dia masih lumayan nempel. Beberapa bagian aja yang agak pudar tapi nggak benar-benar hilang semuanya. Untuk oil control juga lumayan oke. Menurutku ini produk yang bisa jadi pilihan buat yang nggak suka pakai foundation untuk sehari-hari tapi tetap butuh coverage setara dengan foundation. It's so good!
Haloo selamat weekend semuanya! Hari ini aku kembali lagi dengan review produk complexion dari brand lokal yang akhir-akhir ini produknya lagi jadi kecintaanku banget yaitu Rose All Day The Realest Lightweight Foundation. Aku udah naksir sama foundation dari lama banget, dan baru bisa kebeli sekitar bulan November tahun kemarin karena foundation diskon dari harga Rp 200.000 jadi Rp 125.000 aja di websitenya. Namanya juga wishlist ya, sayang banget dong kalau dilewatkan. Jadi aku check out lah dia. Aku pertama kali kepincut buat cobain foundation Rose All Day ini karena baca reviewnya Mbak Mon yang bilang kalau ini foundation kesukaannya dia. Dan pas banget, karena shade kulit kita sama, jadi aku tinggal nyontek aja shadenya heheh.
Aku memutuskan buat beli yang shade Warm Honey karena udah pengalaman ternyata memang shadeku dengan Mbak Mon banyak yang match. Memang udah paling enak kalau bisa menemukan sesama blogger yang skin tonenya sama karena sampai detik ini aku masih suka takut aja kalau beli complexion product online. Foundation ini punya klaim kalau dia ringan, tahan lama, hasilnya menyatu dengan kulit jadi nggak akan terlihat dempulan. Foundation ini juga udah mengandung UV protection walaupun nggak tertulis SPF-nya berapa, jadi menurutku jangan rely on this foundation alone, selalu pastikan kalian pakai sunscreen dulu sebelum make-up.
Di dalam foundation ini juga mengandung ingredients yang menjaga kulit tetap lembab seperti hyaluronic acid, vitamin E, ada zinc juga, bahkan vitamin C. Aku selalu suka complexion product yang ingredientsnya udah kayak skincare. Ngerti kan maksudku, jadi kita pakai make-up tanpa bikin kulit capek atau malah jadi nggak terawat apalagi buat kita-kita yang jam terbang pakai make-upnya cukup tinggi. Dan karena foundation itu adalah base make-up kita dan areanya paling luas, aku selalu lebih tenang kalau foundationku mengandung ingredients yang bisa bantu merawat kulit sekaligus.
Packaging foundation Rose All Day ini memang bukan modelan botol pada umumnya, dia bentuknya tube sama seperti L'Oreal Infallible Pro-matte. Cuma bedanya foundation ini udah pakai pump sementara L'Orael kan belum ya. Aku sangat bersyukur sih dengan foundation yang ngasih pump karena pump itu ngebantu banget dalam mengeluarkan produknya supaya nggak kebanyakan di awal. Produk juga jadi lebih higienis karena nggak terpapar udara terlalu sering, dan untuk foundation dengan harga Rp 200.000 menurutku udah wajar lah dapat pump tuh. Kalau nggak mungkin aku nggak akan tertarik beli hahaha. Tapi foundationnya sendiri overall kerasa ringan banget, bahkan waktu pertama tiba tuh aku kira lebih besar lagi tapi ternyata kecil juga. Walaupun begitu dia isinya 30ml jadi sama aja kayak foundation pada umumnya. Kalau mau dibandingin, isinya sama kok kayak Maybelline Fit Me.
Sejujurnya walaupun aku baca dia reviewnya cukup banyak yang positif, aku tetap menjaga ekspektasiku supaya nggak ketinggian. Tapi setelah beberapa kali pakai entah itu buat kondangan atau rekaman video di Youtube, akhirnya aku berani mendeklarasikan kalau dia adalah foundation terbaik yang pernah aku coba. Kalau bahasa kerennya "no cap" alias nggak ngadi ngadi. Foundation ini beneran sesuai klaimnya; lightweight. Dia kerasa ringan banget di kulit, dilayer beberapa kali pun nggak kerasa dempulan. Hasilnya juga kelihatan apik nggak mempertegas tekstur muka.
Dia nggak oxidize, coveragenya medium to full, dan oil controlnya cukup oke walaupun untuk aku yang kulitnya oily memang agak susah sih kalau mau benar-benar kering nggak berminyak mukanya. Jadi dalam skala orang dengan kulit berminyak, performa foundation ini bisa kubilang oke. Dia juga nggak gampang geser, nggak gampang hilang di bagian kulit yang berminyak. Ini adalah dream foundationku yang kalau disuruh pilih satu foundation untuk dipakai seumur hidup, I'd choose this foundation. Good job, Rose All Day!
Menuru kalian eye treatment itu penting nggak sih? Selama ini aku dilema mau mikir ini penting apa nggak. Produk eye treatment pertamaku tuh bentuknya eye patch. Ingat banget dulu tiap lihat eye patch tuh langsung mupeng pengen coba, apalagi eye patch kan dulu tuh bentukannya cantik-cantik ya. Brand eye patch pertama yang aku coba itu dari Heimish. Cantik sih memang, rasanya pengen dilihatinnn aja itu eye patch nggak buat dipakai haha. Tapi kemudian aku bosan pakainya padahal baru beberapa kali aja. Selanjutnya aku dapat lagi eye patch, tapi dari SNP. Sama aja nasibnya kayak Heimish, cuma sempat beberapa kali pakai sebelum kebosanan melanda. Akhirnya sekarang dua produk ini nongkrong aja di pojokan rak nggak tersentuh, bahkan mungkin sekarang udah expired.
Move on dari eye patch, the next eye treatment yang aku coba adalah eye serum dan brand pertama yang aku cobain adalah Lacoco. Sampai produknya habis, aku nggak melihat ada perubahan apapun sama daerah sekitar mataku. Di situ aku semakin bertanya-tanya, apa sih bedanya eye serum sama serum muka biasa? Aku semakin skeptis tiap lihat produk eye treatment. Menurutku dia bukan lagi skincare tersier, tapi benar-benar skintertainment aja alias produk yang benar-benar dibeli kalau gabut aja atau hiburan aja. Nah terus gimana dengan produk dari Avoskin ini? Ngaruh nggak ya, apa sama aja kayak produk eye treatment lainnya yang udah aku coba?
BACA JUGA: Lacoco Intensive Eye Serum Review
INFO PRODUK
- Nama brand: Avoskin
- Nama produk: Avoskin Advanced Actions Eye Ampoule
- Jenis produk: Eye treatment
- Ukuran: 12 ml
- PAO: 6 bulan
- Harga: Rp 199.000
- Tempat beli: Shopee Official Avoskin
- BPOM: NA18202000165
Aku udah terima produk ini dari lama banget, dan selama itu juga produk ini aku pakai serajin mungkin. Kenapa aku bilang serajin mungkin, karena aku hapal banget dengan diri ini kalau produk-produk eye treatment tuh gampang banget terlupakan. Terutama untuk hari-hari di mana aku malas skincarean lama-lama, maunya yang cepat aja, jadi eye treatment pasti diskip. Atau ya karena memang nggak terbiasa aja pakai eye treatment, jadi suka lupa belum pakai, tapi udah keburu apply moisturizer. Padahal klaim produk ini baru bisa kelihatan hasilnya kalau dipakai rutin selama 28 hari. So take my review with a grain of salt karena aku akui memang aku pakainya seingatnya aja.
Tapi aku cukup kagum dengan diriku sendiri karena berhasil menghabiskan produk ini sampai harus kubuka dulu tutupnya dan aku aduk isinya supaya sisa-sisa produk di pinggiran botolnya bisa ke tengah.
Ingredients: Water, Butylene Glycol, Pullulan, Niacinamide, Propanediol, Sodium Polyacrylate, 1,2-Hexanediol, Caprylhydroxamic Acid, Cucumis Sativus (Cucumber) Fruit Extract, Lactobacillus Ferment Lysate, Camellia Sinensis Leaf Extract, Punica Granatum Extract, Caprylyl Glycol, Sodium Hydroxide, Lactobacillus Ferment, Acetyl Tetrapeptide-5, Caffeine, Acetyl Hexapeptide-8.
Kayak produk eye treatment pada umumnya, produk ini cara ngeluarinnya tinggal dipump aja. Pumpnya nggak keras, nggak susah juga buat ditakar. Cuma botolnya kalau produknya udah tinggal sedikit jadi susah buat dipump keluar karena tekstur produknya juga yang lumayan heavy, jadi dia nggak mengikuti kontur botol dan bakal stay di situ-situ aja. Kayak yang aku bilang di paragraf atas, harus agak dibuka dan diaduk kalau udah mulai tinggal sedikit supaya produknya rata lagi dan bisa dipump lagi.
BACA JUGA: SNP Red Ginseng Energy Eye Cream Review
Aku udah coba beberapa eye treatment mulai dari eye patch, eye cream, eye serum, dan yang terakhir dari Avoskin ini eye ampoule. Menurutku persoalan eye treatment ini buat tiap orang perjalanannya beda-beda karena seperti yang kita tahu, kulit sekitar mata itu kan sensitif ya, jadi perawatannya harus super hati-hati. Nggak bisa kena produk yang terlalu heavy, ingredientsnya juga jangan yang langsung keras atau abrassive. Dulu aku sempat mikir eye treatment itu sebetulnya produk skincare biasa yang bisa dipakai di daerah wajah lainnya tapi kemudian sadar kalau gimanapun juga memang kulit daerah mata itu beda. Makanya produk eye treatment muncul karena untuk memenuhi kebutuhan itu, terutama buat yang kulit sekitar matanya gampang muncul milia, nggak mungkin kan pakai moisturizer yang berat dipakaikan di sekitar mata.
That being said, eye treatment itu progressnya paling lama dibanding produk lainnya. Harus tahu betul apa concern daerah sekitar mata yang bisa dihandle dengan produk eye treatment dan apa yang nggak bisa diapa-apain. Misal, daerah bawah mata yang gelap karena efek genetik, mau dipakaikan eye treatment apapun juga nggak akan ngaruh karena memang udah genetik aja. Kalau untuk Avoskin Advanced Action Eye Ampoule ini sendiri punya klaim selain untuk mencerahkan, juga untuk menghidrasi kulit supaya nggak muncul kerutan. Dari selama pemakaian aku merasanya dia lebih ke yang kedua, jadi memang menjaga supaya kulit sekitar mata diberikan pelumas, biar garis-garis halus nggak terlalu kelihatan. Tapi kalau dari segi mencerahkannya aku kurang merasakan.
Apakah dengan ini aku jadi tergerak untuk mulai invest di eye treatment? Bisa jadi, kalau memang ada budgetnya. Karena kebanyakan eye treatment harganya lebih mahal ketimbang produk yang diperuntukkan untuk bagian wajah lainnya jadi harus dipikir-pikir dulu. Tapi menurutku kalau memang ada budget, bisa dipikir buat invest ke eye treatment karena ini produk yang hasilnya baru kelihatan nanti di kemudian hari terutama untuk masalah kerutan yang akan muncul seiring bertambahnya umur.
2020 benar-benar jadi tahun yang penuh dengan struggle. Bukan cuma buat aku, tapi buat kita semua aku yakin. Buat aku pribadi, aku struggling nyari kerja. Lulus bulan Januari 2020, dan udah setahun lebih aku nganggur. Rasanya campur aduk banget memang, nggak langsung dapat kerjaan setelah lulus tuh. Apalagi ketika teman-teman yang lain udah mulai pada dapat kerja bahkan ada yang udah mulai nikah juga. Rasanya capek juga buat mengingatkan ke diri sendiri kalau semua orang punya timelinenya masing-masing dan aku nggak perlu buru-buru.
Tapi hari ini aku membawa kabar gembira hehe. Jadi hari ini, tanggal 1 Maret 2021, akhirnya aku dapat kerja. Akhirnya. Setelah satu tahun menganggur, akhirnya aku resmi jadi melepas masa pengangguranku :") Dan yang lebih bikin terharunya lagi adalah, aku keterima di perusahaan media yang udah jadi impianku dari dulu. Hari ini buat pertama kalinya aku merasakan yang namanya orientasi karyawan baru, ikut meeting, brainstorming sama team, dan dapat pekerjaan yang harus diselesaikan dalam beberapa jam wahahahah 😂 Menantang tapi seru banget.
"Remember that sometimes not getting what you want is a wonderful stroke of luck."
Di sini aku mikir, ternyata selama ini rejekiku tuh di sini. Ditolak di sana sini, ternyata karena rejekiku bukan di sana. Aku jadi keinget satu tweet yang pernah lewat di timeline aku, Kalau sekarang kamu belum kerja, bisa jadi itu karena pekerjaan buat kamu bahkan belum tercipta sampai detik ini. Dan itulah yang terjadi. Kalau bukan karena ada departemen baru di kantorku yang butuh hiring, aku nggak akan ada di sini sekarang.
Intinya, aku bersyukur dengan segala kegagalan yang udah aku lalui. Kalau aku nggak ditolak di sana sini, aku nggak akan keterima di kantorku sekarang. Masih nggak percaya aku bisa keterima di perusahaan yang jadi impianku sejak dulu. Emang kadang tuh rencana Tuhan suka bikin kaget, tapi selalu tepat waktu.
Haloo, wah udah masuk bulan Maret aja kita. Gimana kabarnya teman-teman semua? Aku tepat per tanggal 1 ini akhirnya memulai lembaran baru dalam hidupku karena akhirnya aku keterima kerja :") Yes, setelah setahun lebih menganggur, akhirnya aku diterima kerja di perusahaan. Well, sebetulnya kalau dilihat-lihat lagi ya nggak benar-benar menganggur ya karena kegiatan beauty reviewing ini cukup makan waktu apalagi aku mengerjakan semuanya sendirian dan semakin hari semakin banyak partnership dengan brand yang masuk juga jadi ya setahun itu aku nggak gabut-gabut banget lah heheh.
Hari ini akan mereview soal salah satu produk dari brand lokal yang sepertinya udah jadi kesukaan banyak orang tapi aku baru coba akhir-akhir ini yaitu Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence. Aku dihubungi sama pihak Avoskin pertengahan Februari lalu dan ditawarin untuk cobain produk ini. Kebetulan banget ternyata mereka lagi mau mengeluarkan PHTE edisi khusus valentine, jadinya sekalian aku dikirimin yang packagingnya warna pink ini deh, lucu banget yaa? Skincare tuh kalau kemasannya udah warna pink gitu pasti deh kelihatan lebih menggoda :")
INFO PRODUK
- Nama brand: Avoskin
- Nama produk: Perfect Hydrating Treatment Essence
- Jenis produk: Essence
- Ukuran: 100 ml
- PAO: 6 bulan
- Harga: Rp 299.000
- Tempat beli: Website Official Avoskin
- BPOM: NA18200105520
Kalau dilihat dari namanya aja pasti udah ketebak ya fungsinya apa. Avoskin PHTE adalah essence yang memiliki klaim membantu melembapkan dan menjaga kesegaran kulit, sekaligus membuat muka terlihat lebih cerah. Produk ini diformulasikan tanpa paraben, fatty alcohol, dan udah cruelty free juga. Yang menarik dari ingredients listnya adalah ternyata essence ini mengandung ethyl ascorbic acid, yaitu turunan dari vitamin C yang lebih stabil dan merupakan antioksidan yang baik untuk meningkatkan produksi kolagen dan mengurangi kerutan. Aku juga suka lihat ingredients listnya yang nggak kebanyakan bahan aktif, it's pretty simple if you look at it.
Ingredients: Aqua, Ethyl Ascorbic Acid, Propylene Glycol, Glycerin, Chamomile (Anthemis Nobilis) Extract, Carrot (Carota Sativa) Oil, Rosa Canina Fruit Oil (Rosehip), Carborner, Triethanolamine, Alcohol
Botolnya ini terasa cukup berat karena dia terbuat dari botol kaca, jadi aku sarankan hati-hati kalau mau bawa dia terutama ketika bepergian karena botol seperti ini tentunya rentan pecah. Bagian mulut botolnya ini lumayan sempit, jadinya produk nggak gampang bleberan kemana-mana ketika mau dituang, tapi memang jadinya lebih effort aja karena harus digojlok kayak mau ngeluarin saos sambal hahah. Aku suka parno sendiri takut botolnya selip dari tangan ketika lagi digojlok dan jatuh :") Produknya sih nggak susah keluar, cuma kalau nggak digojlok ya nggak akan keluar. Essencenya sih cair tapi menurutku desain tutup botolnya bikin produknya nggak mau netes gitu aja.
Aku mulai masukin essence ini ke dalam skincare routine aku sejak 14 Februari, jadi pas banget produknya baru sampai langsung aku coba malamnya. Dan aku jadi paham kenapa banyak banget yang suka sama PHTE. Rasa lembapnya memang enak banget, bikin kalem di kulit, dan dia ngasih rasa segar dingin-dingin gitu, mungkin dari alcoholnya ya heheh. Termasuk ringan dibandingkan essence lain yang pernah aku coba, dan dia juga gampang banget menyerap ke kulit tanpa ninggalin finish yang lengket. Nyaman buat dilayer beberapa kali juga, tapi di kulitku yang gampang dehidrasi ini dua kali layer aja udah pas banget, selama kemudian dikunci dengan produk yang oklusif karena kalau nggak nanti hidrasinya lepas lagi.
So far dari klaimnya yang melembabkan itu memang terbukti sih. Aku takjub banget mana rasanya tuh emang pas dipakai ke muka segarnya kerasa, apalagi kalau essencenya dimasukin ke kulkas dulu, wuuuh nggak kebayang kayak apa rasanya pasti enak banget. Tapi dari sisi mencerahkannya aku kurang bisa notice sih. Entah belum full effect atau memang kulitku udah mentok cerahnya segini aja wkwkwk. Tapi aku sangat merekomendasikan essence ini terutama buat kalian yang kulitnya dehidrasi juga kayak aku. It's really worth the shot!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons