Udah lama banget rasanya enggak ngomongin makeup. Sejak pandemi melanda memang aku jadi jarang banget pakai makeup. Plus, kantorku masih WFH, jadinya makeup hampir enggak pernah tersentuh deh. Tapi hari ini aku mau ngelarin draft di blog, dan waktu lagi nge-scroll aku lihat aku ternyata belum sempat nge-review primer kecintaanku dari tahun 2020!
Buat kalian yang follow aku di Instagram mungkin udah pernah lihat produk ini seliweran beberapa kali ya, dan kalian mungkin juga udah tahu gimana perasaanku sama dia hehe. Jadi primer ini aku beli karena hasil racun dari mutual di Instagram @blendsbynadya. Biasanya tuh aku jarang banget pakai primer, tapi waktu lihat reviewnya Nadya, aku langsung kepincut. Penasaran sama performanya.
BACA JUGA: Studio Tropik Original Priming Water Review
Primer ini bentuknya padat, dan untuk ngambil produknya biasanya aku langsung pakai jari aja. Meskipun warnanya putih mutiara gitu, tapi aslinya kalau udah dibaurkan ke kulit ya enggak ada coveragenya, jadi enggak usah khawatir dia bakal merubah warna foundation. Seperti namanya, "poreless", primer ini targetnya buat bantu mengisi pori-pori kita biar foundation bisa lebih kelihatan flawless dan rata. Waktu diaplikasikan ke kulit, rasanya kayak pakai moisturizer biasa, cuma lebih agak sedikit berminyak aja. Primer ini bisa "menangkap" makeup dengan baik, enggak bikin foundation misah, dan hasilnyapun juga complexion kita jadi ciamik banget!
Pakai Elf Poreless Putty Primer bikin makeup jadi lebih tahan lama, enggak gampang geser. Sayangnya oil control-nya sendiri kurang oke, dia cuma bantu bikin tampilan base kita jadi lebih mulus aja. Tapi overall aku suka banget karena kelihatan bedanya ketika pakai primer ini dan enggak sebelum makeup-an. Kalau dari kalian ada juga yang butuh karena selama ini makeup-an selalu kelihatan pori-porinya, mungkin bisa nih cobain dia. Highly recommended!
Setelah kemarin enggak puas dengan cleansing balm dari Rose All Day, aku langsung beralih cobain cleansing balm lainnya, masih dari merk lokal yaitu Somethinc Omega Butter Deep Cleansing Balm. Berhubung aku udah agak lama enggak update dengan beauty news lokal, kurang ngeh juga sih mereka berdua tuh keluar bersamaan atau enggak. Awalnya mau cobain punya Somethinc duluan, cuma isinya kok kecil ya cuma 40g dengan harga Rp155.000 hiks. 😅 Enggak kebayang deh tuh kayaknya 2 minggu bisa udah habis.
BACA JUGA: Rose All Day Butter Be Gone Review
Yang paling pertama mau aku bahas adalah kemasan dari Omega Butter. Lucu banget enggak sih?? Gemes banget, lihat warnanya juga cakep gitu, biru dengan aksen kuning keemasan. Jujur, biru tuh warna favoritku, makanya pas lihat cleansing balm Somethinc aku langsung kepincut. Desainnya manis, enggak too much. Ukurannya bikin dia enak dibawa traveling karena enggak makan tempat.
Di dalamnya udah terdapat spatula yang bisa kita pakai buat ngambil produknya, dan yang aku suka tuh tempat penyimpanan spatulanya ada di luar, bukan di dalam kayak cleansing balm pada umumnya yang biasanya pakai separator lid buat jadi tempat simpan spatula. Setelah pakai Omega Butter, aku jadi sadar kalau ternyata memang aku prefer kemasan produk tanpa separator lid karena jauh lebih memudahkan pemakaian. Selama ini kalau ada separator lid, biasanya aku buang aja soalnya bikin ribet. 😅
Produk ini diklaim bisa membersihkan heavy makeup dalam waktu 20 detik aja, lebih cepat dari cleansing balm lainnya. Dia bisa digunakan untuk berbagai jenis kulit, bahkan untuk yang berjerawat sekalipun. Formulanya non-comedogenic, dan memiliki kandungan utama berupa:
- Sea buckthorn; Kandungan yang bikin produknya punya warna kuning alami. Kaya akan omega 3, 6, dan 9 yang merupakan antioksidan serta vitamin A dan E yang bisa bantu mengurangi iritasi.
- Mugwort; Memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan.
- Pyrus malus seed; Ekstrak apel yang bisa bantu menghaluskan kulit dan menghambat penuaan dini.
Awalnya aku enggak pasang ekspektasi apa-apa waktu mau cobain Omega Butter, karena dari pengalaman sama RAD aku kurang puas padahal udah berharap bakal suka. Tapiii, dari pertama aku cobain, aku langsung jatuh cinta. Aku ingat banget Kak Stefan waktu itu pernah bilang kalau cleansing balm yang bisa keluarin komedo sampai tuntas ya cuma si Somethinc ini. Dan ternyata benar dong! Semua komedoku langsung luruh, keluar semua! Setelahnya mukaku jadi berasa bersih dan lembut banget, mulus kayak pantat bayi. Mana dia wanginya super duper enak, fresh dan citrus-y gitu.
Untuk kemampuan hapus heavy makeup aku sendiri juga cukup puas, walaupun biasanya sih aku tetap triple cleansing dengan pakai makeup remover dulu ya. Tapi dibandingkan cleansing balm sebelumnya, Somethinc ini udah oke banget daya bersihnya. Sangat sangat recommended kalau kalian lagi cari cleansing balm lokal!
Sunscreen udah jadi hal yang enggak pernah lepas dari skincare routine-ku. Rasanya kurang aja gitu kalau pagi skincare-an tanpa sunscreen, meskipun mostly kegiatanku sekarang di rumah atau di dalam ruangan aja. Meskipun cuma di rumah dan kamarku juga enggak ada akses matahari, aku tetap rajin pakai sunscreen. Menurutku enggak ada ruginya pakai, karena prinsipku adalah selama di luar masih ada matahari, sunscreen enggak boleh skip! Apalagi sekarang aku udah menginjak usia 25 tahun. Kulitku pasti udah enggak seprima dulu, flek hitam bisa muncul kalau enggak dirawat, kerutan juga bisa timbul. Tanpa sunscreen, aku bisa kelihatan lebih tua dari umurku yang sebenarnya.
Nah kali ini aku mau nge-review produk sunscreen yang akhir-akhir ini lagi aku pakai yaitu SNP UV Perfect Air-Cool Sun Cream SPF 50+ PA+++. Pasti kalian udah enggak asing lagi ya sama brand SNP. Di blog ini sendiri produk mereka jadi salah satu yang paling banyak aku review. Tapi ini adalah sunscreen pertama dari SNP yang aku cobain, makanya aku excited banget karena udah lama mau cobain sunscreen mereka. Kebetulan untuk sun cream ini adalah upgraded version dari sunscreen gel mereka yang sebelumnya udah terkenal juga. Kalau kalian penasaran sama reviewnya, scroll terus postingan ini ya!
Yuk bahas klaimnya dulu. Jadi produk ini adalah sunscreen yang katanya waterproof alias tahan air, bisa melindungi kulit kita dari paparan sinar UVA/UVB, dan punya finish yang bisa bikin kulit kita jadi kelihatan glowing secara natural. Wah, jujur dengar klaim kayak gini aku tergoda banget sih, karena aku suka sunscreen yang finishnya glowing, bukan matte, karena kalau glowing muka kita kelihatan kayak sehat aja gitu kesannya hehe.
Produk ini dikemas dalam bentuk tube berwarna biru aquamarine, dengan isi 50g dan harganya Rp180.000. Harganya cukup bersaing ya, karena sekarang sunscreen lokalpun juga udah banyak yang di atas Rp150.000. Untuk link tempat di mana kalian bisa belinya nanti bakal aku sertakan di akhir postingan ya!
Sebenarnya aku belum terlalu lama pakai sunscreen ini, baru beberapa hari lah, tapi dari pemakaian pertama aja aku udah bisa langsung tahu, I'm gonna love this sunscreen. Buatku enggak susah menentukan aku bakal cocok atau enggak sama sebuah sunscreen, cuma butuh paling banyak dua kali pemakaian aja udah bisa ketebak aku suka atau enggak.
Sunscreen ini punya tekstur cream yang menurutku masih termasuk watery. Dia enggak berat, enggak bikin kulit jadi sumpek, enggak bikin muka kelihatan kusam, ataupun berminyak. Finishnya pas banget, bikin kulit glowing yang sehat. Udah gitu rasanya juga melembabkan banget, makanya kenapa aku bisa skip pakai moisturizer di pagi hari karena pakai sunscreen ini aja juga udah cukup. Sunscreen ini enggak perih di mata, enggak pilling, dan dipakai di bawah makeup juga oke oke aja.
Untuk daya lindungnya sih aku belum bisa banyak komentar karena kegiatanku mostly masih di dalam rumah, belum aku tes gimana kalau aku bawa beraktivitas berat di luar ruangan. Tapi nanti kalau ada perkembangan lainnya pasti bakal aku update di Instagram.
Kalian bisa beli SNP UV Perfect Air-Cool Sun Cream SPF 50+ PA+++ di:
Tentunya jangan lupa juga buat follow Instagram @snpofficial.id biar kalian enggak ketinggalan sama promo, produk terbaru, dan giveaway dari SNP!
Sejak kenal sama double cleansing, rasanya kulitku enggak bisa survive kalau tanpa double cleansing. Aku udah pernah bahas detail tentang apa itu double cleansing dan produk apa aja yang bisa dipakai. Dulu sih aku pakai micellar water sama sabun muka aja, tapi sekarang aku beralih pakai cleansing balm/cleansing oil, bukan micellar water. Micellar water masih pakai sih, tapi cuma ketika aku habis pakai heavy makeup karena kalau pakai makeup tebal pasti aku triple cleansing, enggak cuma double supaya bersih maksimal.
Cleansing balm yang akhir-akhir ini lagi aku pakai adalah Rose All Day Butter Be Gone, yang masih terbilang baru banget ya keluarnya. Aku tertarik cobain karena jujur aja, kemasannya menggoda banget haha. Iya, sampai sekarang aku masih bucin packaging. Selain dari faktor kemasan, kayaknya enggak ada lagi sih alasan kenapa aku cobain dia. Cuma memang aku selalu penasaran sama skincare lokal jadi waktu tahu ada cleansing balm lokal yang baru keluar lagi, tentu harus aku cobain dong!
Sebelumnya brand Rose All Day tuh lebih dikenal dari produk makeup-nya ya. Aku kaget sih pas mereka tiba-tiba ngeluarin cleansing balm. Untuk makeup-nya sendiri aku cukup suka. Aku punya lip gloss dan foundation mereka, dan keduanya jadi favoritku banget. Makanya pas tahu mereka ngeluarin skincare, in this case, cleansing balm, aku penasaran sama performanya. Apa bisa sebagus produk makeup mereka?
Cleansing balm ini dibanderol di harga Rp249.000 untuk ukuran 100gr. Buatku termasuk enggak murah ya angka segitu, walaupun kalau kubaca-baca banyak yang bilang worth it karena isinya yang 100gr itu. Aku lupa udah berapa lama pakai jujur, tapi somehow ngerasanya tuh dia cepat banget habisnya dibandingin sama cleansing balm lain yang udah pernah kupakai. Oh iya, di dalamnya udah ada spatula buat nge-scoop produknya juga plus tentunya ada separator biar bisa naro spatulanya itu.
Produk ini klaimnya bisa bantu membersihkan minyak berlebih di kulit, sunscreen, dan tentunya makeup. Di dalamnya terkandung plant-based oils dan vitamin E sehingga kulit enggak akan terasa kering setelah pemakaian. Aku tahu banget tuh rasanya pakai cleansing balm tapi habis dibilas kulit malah jadi kesat dan dehidrasi enggak jelas wkwk.
Yang paling pertama aku notice dari pertama pakai cleansing balm ini adalah betapa lembutnya dia. Asli, aku sampai sering banget ngambil kebanyakan karena benar-benar teksturnya tuh lembuuut banget! Biasanya cleansing balm yang masih baru tuh lapisan atasnya suka keras, bahkan dari semua cleansing balm yang udah pernah kucobain enggak ada yang selembut Rose All Day. Emulsifying-nya cukup oke, walaupun kalau aku bandingin sama Dear Me Beauty dan Banila Co masih kalah sih, tapi cukuplah.
Kemampuan membersihkannya enggak terlalu kuat, butuh waktu lama buat angkat makeup waterproof, dan untuk debu sama minyak berlebih gitu aku ngerasanya juga dia kurang nendang. Padahal aku udah telaten banget kalau double cleansing, dan selama ini caranya selalu sama. Tapi double cleansing pakai Butter Be Gone ternyata masih suka menyisakan kotoran bahkan setelah pakai sabun muka. Menurutku kayaknya kalau kalian enggak punya budgetnya, you can just skip this. Aku mending rekomendasiin cleansing balm Dear Me Beauty yang harganya jauh lebih murah dengan daya bersih yang lebih oke.
Hai guys, apa kabar? Wah udah masuk pertengahan November aja nih, akhir-akhir ini lagi sering banget hujan ya. Sejujurnya aku senang banget kalau udah memasukin musim hujan karena udara hujan tuh bikin nyaman. Anyway, akhir-akhir ini aku ngerasa jadi lebih mager buat skincarean, mungkin salah satunya karena udara hujan yang bikin nyaman jadi males gerak ya haha #alasan. Dan udah bisa ditebak, kalau aku mulai malas skincarean, pasti kulitku langsung ngambek. Ya jadi makin berminyak lah, tekstur kulit semakin ketara, muka jadi kusam, dan yang enggak pernah absen; jadi jerawatan!
Terus gimana, Dyn? Biasanya sih kalau udah rajin skincarean lagi, kulitku tahu diri dan bakal tenang lagi. Cuma memang ada beberapa produk yang ngebantu banget dan jadi andalan kalau kulit lagi ngambek, salah satunya adalah exfoliating toner. Nah di postingan kali ini aku bakal ngereview exfoliating toner yang lagi aku pakai selama beberapa bulan belakangan yaitu Innertrue Harmonizing Toner!
BACA JUGA: Pratista Hyalu Hydrating Toner Review
Aku udah kenal brand Innertrue cukup lama, mungkin sekitar tahun 2019 atau 2020-an awal? Produk pertama dari Innertrue yang aku cobain itu sabun muka mereka, Innertrue Awakening Cleansing Gel yang berhasil jadi sabun muka favoritku. Dari situ aku jadi penasaran buat cobain produk Innertrue lainnya, cuma karena stok skincare di rumah masih banyak, jadi keinginan itu ketunda-tunda terus.
Sampai akhirnya aku berhasil ngehabisin semua exfoliating tonerku dan barulah aku bisa cobain Innertrue Harmonizing Toner. Kemasannya cantik deh, simple tapi justru menurutku itu yang bikin dia menarik. Ada aksen double layer di bottle cap-nya, botolnya transparan jadi memudahkan kita buat lihat produk di dalamnya. Ukurannya sih terbilang medium, isinya sendiri 100ml dengan harga Rp140.000.
BACA JUGA: Studio Tropik Probiome Skin Tonic Review
Jadi apa sih Innertrue Harmonizing Toner itu? Dia adalah exfoliating toner yang fungsinya menyeimbangkan pH kulit, biasanya kan kalau habis cuci muka, pH kulit kita jadi kurang seimbang karena sabun muka pH-nya suka tinggi. Nah toner ini bisa bantu balikin pH kulit supaya seimbang lagi. Selain itu juga dia bisa mengangkat sel kulit mati, mengecilkan pori-pori, mengontrol produksi minyak berlebih, bahkan bisa melindungi kulit kita dari radiasi blue light pada gadget. Wah, lengkap banget ya!
Ingredients: Aqua, Allantoin, Disodium EDTA, Propylene Glycol, Butylene glycol, Ceramide 3, Aloe Vera Leaf Extract, Hydrolyzed Pea Protein, Tranexamic acid, Licorice (Glycyrrhiza Glabra) Extract, Salicylic Acid, Alcohol, Niacinamide, Glycolic acid, Dmdm hydantoin, Sodium Hyaluronate.
BACA JUGA: Nature Republic Vitapair C Toner Review
Tekstur tonernya watery banget, enggak lengket atau berat sama sekali, persis kayak air. Rasanya pas diusap ke muka tuh ada segar-segarnya gitu. Selama pakai tonernya Innertrue ini aku sebetulnya ngerasa kurang ada efek yang gimana-gimana sih... Biasanya pakai exfo toner jerawatan tuh gampang kehempas, tapi pakai Innertrue ini kok kayak kurang nampol ya. 😅 Rasanya malah kayak hydrating toner karena ngasih rasa segar di kulit. Tapi aku jujur aja kurang puas sih kalau dibandingin sama pemakaian exfoliating tonerku yang sebelum-sebelumnya. Tapi kalau misalnya kalian mau coba, terutama yang baru mau cobain pertama kali pakai exfoliating toner, bisa aja cobain Innertrue Harmonizing Toner karena sepertinya dia termasuk yang mild.
Siapa di sini yang suka minum kopi? 🙋♀️ Aku termasuk yang enggak pernah bisa skip 1 hari tanpa minum kopi. Bahasa kerennya, I can't function properly before I get my coffee hehe. Karena kesukaanku minum kopi itu, aku jadi suka banget sama semua hal yang berbau kopi, rasanya kalau nyium bau kopi tuh jadi lebih fresh dan segar aja. Nah, baru-baru ini aku nyobain produk baru dari SNP yang ada embel-embel kopinya nih, yaitu SNP Cafferonic Shampoo & Treatment! Wah, penasaran banget enggak sih sama performa produknya? Yuk, simak terus sampai akhir ya!
Who here likes coffee? ️ I'm one of those who can never skip a day without drinking coffee. In other words, I can't function properly before I get my coffee hehe. Because I like drinking coffee, I really like all things that smell of coffee, it feels like when I smell the smell of coffee, I feel refreshed and energized. Well, recently I tried a new product from SNP that has coffee as the main ingredient, namely SNP Cafferonic Shampoo & Treatment! Wow, aren't you curious about the performance of the product? Come on, stay tuned until the end!
Jadi di dalam series SNP Cafferonic ini ada 2 produk: Shampoo & Treatment (conditioner). Seperti biasa, aku bakal bahas dari kemasan luarnya dulu ya. SNP Cafferonic Shampoo & Treatment ini dikemas dalam botol yang mirip dengan produk skincare mereka si Peptaronic dan Cicaronic, cuma bedanya warna botolnya warna coklat kemerahan. Yang shampoo isinya 500ml sementara untuk treatment isinya 310ml dengan harga masing-masing Rp180.000. Botolnya dilengkapi dengan pump, jadi memudahkan untuk ngeluarin botolnya karena cuma perlu dipijit aja tanpa harus angkat-angkat botolnya karena tangan tuh suka licin ya kadang. Dari segi packaging pokoknya aku enggak ada keluhan, menurutku dia khas SNP banget, dan botolnya juga kamar mandi-friendly alias enggak perlu takut selip dari tangan atau insiden lainnya.
Untuk klaim produknya sendiri, SNP Cafferonic ini katanya sih bisa membantu menutrisi dan melembabkan kulit kepala serta rambut kita karena di dalamnya ada kandungan kopi arabica dan 5 jenis hyaluronic acid.
So in this Cafferonic SNP series there are 2 products: Shampoo & Treatment (conditioner). As usual, I'll talk about the outer packaging first. SNP Cafferonic Shampoo & Treatment is packaged in a bottle similar to their skincare products, Peptaronic and Cicaronic, only the color of the bottle is reddish brown. The shampoo contains 500 ml, while the treatment contains 310 ml at a price of IDR 180,000 each. The bottle is equipped with a pump, so it's easy to take the bottle out because you only need to massage it without having to lift the bottle because hands are slippery sometimes. In terms of packaging, I don't really have any complaints, I think he's very typical of SNP, and the bottle is also bathroom-friendly, aka you don't have to be afraid of slipping from your hands or other incidents.
For its own product claims, SNP Cafferonic is said to be able to help nourish and moisturize our scalp and hair because it contains Arabica coffee and 5 types of hyaluronic acid.
SNP Cafferonic Shampoo
Nah, sekarang kita bahas satu-satu mulai dari shampoonya dulu. SNP Cafferonic Shampoo mengandung beberapa kandungan utama yakni: biji kopi arabica, 5 macam hyaluronic acid, 17 macam asam amino, dan 4 macam probiotik. Seperti yang bisa kalian lihat, tekstur shampoonya bening, dan wanginya enaaak banget, wangi kopi yang cenderung ke arah manis. Waktu pertama pakai produknya dan nyium wanginya, langsung bikin mood aku jadi enak. Untuk cara pakainya sama aja ya dengan shampoo pada umumnya, tinggal basahi dulu rambut secara menyeluruh baru pakaikan produknya ke seluruh rambut. Untuk pemakaiannya sendiri sih enggak ada sensasi apa-apa ya pas kena kulit kepala, kan biasanya ada tuh shampoo yang suka ngasih rasa dingin, nah kalau SNP Cafferonic ini enggak.
Biasanya aku shampooan enggak lama-lama, aku pernah nonton di channel YouTube hairdresser luar negeri kalau shampooan itu memang enggak usah dilama-lamain. Jadi selama aku udah ngerasa shampoonya udah merata, yaudah lanjut bilas aja. Aku juga fokus shampooan di area kulit kepala, kalau bagian ujung cukup sekenanya.
Now, let's discuss one by one starting from the shampoo first. SNP Cafferonic Shampoo contains several main ingredients, namely: arabica coffee beans, 5 kinds of hyaluronic acid, 17 kinds of amino acids, and 4 kinds of probiotics. As you can see, the texture of the shampoo is clear, and it smells really good, the smell of coffee tends to be sweet. When I used the product for the first time and smelled the fragrance, it immediately put me in a good mood. For how to use it, it's the same as shampoo in general, all you have to do is wet your hair thoroughly and then apply the product all over your hair. As for the use itself, there is no sensation when it hits the scalp, usually there are shampoos that like to give a cool feeling, so it's not SNP Cafferonic.
Usually I don't shampoo for long, I've watched on the foreign hairdresser's YouTube channel if the shampoo doesn't have to be prolonged. So as long as I feel the shampoo is evenly distributed, then just rinse it off. I also focus on shampooing in the scalp area, if the ends are quite casual.
SNP Cafferonic Treatment
Nah setelah selesai shampooan, lanjut pakai SNP Cafferonic Treatment alias conditionernya. Teksturnya sih sama aja juga ya kayak conditioner pada umumnya, putih dan agak berminyak, lebih licin juga di tangan. SNP Cafferonic Treatment memiliki kandungan yang sama dengan shampoonya yakni: biji kopi arabica, 5 macam hyaluronic acid, 17 macam asam amino, dan 4 macam probiotik. Wanginya sendiri sih mirip dengan varian shampoonya, kopi yang cenderung manis.
Untuk conditionernya aku pakai cukup di ujung rambut aja, karena memang udah jadi kebiasaan kalau conditioner aku pakainya enggak sampai di kulit kepala. Conditioner cenderung bikin lebih berminyak, makanya disebut treatment karena dia lebih ke arah penanganan khusus untuk kondisi rambut tertentu aja. Kondisi rambutku memang kering banget di ujungnya, makanya kenapa conditioner cuma aku pakai di ujung aja untuk menghindari kulit kepala jadi berminyak dan bikin rambut cepat lepek.
Now, after finishing shampooing, continue using SNP Cafferonic Treatment aka conditioner. The texture is the same as a conditioner in general, white and a bit oily, more slippery in the hands too. SNP Cafferonic Treatment contains the same ingredients as the shampoo, namely: arabica coffee beans, 5 kinds of hyaluronic acid, 17 kinds of amino acids, and 4 kinds of probiotics. The scent itself is similar to the shampoo variant, the coffee tends to be sweet.
For the conditioner, I only use it at the ends of my hair, because it's a habit that I don't use conditioner to reach my scalp. Conditioner tends to make it more oily, that's why it's called a treatment because it's more towards special treatment for certain hair conditions. My hair is really dry at the ends, that's why I only use conditioner at the ends to prevent my scalp from becoming oily and making my hair limp.
BACA JUGA: Head & Shoulders Supreme Smooth, Supreme Moisture, and Supreme Anti-Hairfall Shampoo Review
Aku udah pakai kedua produk ini selama dua minggu terakhir, dan aku merasa rambutku jadi enggak bervolume. Aku biasanya keramas 2 hari sekali, enggak bisa lebih dari itu karena memang kulit kepalaku cepat berminyak dan kalau udah berminyak bakal jadi gatal. Mungkin itu kenapa rambutku jadi kelihatan kurang bervolume karena produk ini terlalu melembabkan kulit kepalaku. Bukan berarti produknya enggak oke ya, tapi kurang tepat aja untuk aku. Aku juga menyayangkan wanginya yang kurang nempel di kepala apalagi setelah selesai keramas, padahal wanginya enak banget! Untuk shampoo dan conditionernya sendiri mereka enggak susah untuk dibilas, dan enggak bikin kulit kepala jadi gatal setelahnya. Menurutku produk ini akan cocok banget buat kalian yang kulit kepalanya super duper kering sih.
I've been using both of these products for the past two weeks, and I feel like my hair is losing volume. I usually wash my hair every 2 days, I can't do more than that because my scalp gets oily quickly and when it's oily it gets itchy. Maybe that's why my hair looks less voluminous because this product is too moisturizing for my scalp. That's not to say the product isn't good, but it's just not right for me. I also regret that the scent doesn't stick to my head, especially after washing it, even though it smells really good! As for the shampoo and conditioner, they are not difficult to rinse off, and don't make the scalp itchy afterward. I think this product will be perfect for those of you who have super duper dry scalp.
Oke deh, segitu dulu aja review hari ini, jangan lupa nih buat follow akun @snpofficial.id di Instagram supaya kalian enggak ketinggalan sama promo yang lagi berlangsung! Dan untuk teman-teman yang mau cobain SNP Cafferonic Shampoo & Treatment, kalian bisa cek langsung aja ke toko online resmi SNP di:
Sejak menginjak umur 25, aku mulai ngerasain perbedaan signifikan dari produk-produk skincare yang aku pakai. Kalau dulu masih bisa rajin double cleansing dan pakai sunscreen aja, sekarang harus benar-benar kencang di hidrasi, pelembab, dan tentunya senjata anti aging andalanku; retinol. Kalian udah pernah pakai retinol? Aku pertama kali coba retinol di umur 22 tahun, dan retinol pertamaku itu For Skin's Sake Retinol Overnight Cream. Waktu itu aku penasaran banget mau coba retinol tapi masih takut-takut karena banyak yang bahas efeknya bikin kulit kering bahkan sampai purging. Makanya kenapa retinol pertamaku dalam bentuk moisturizer, biar seenggaknya dia enggak langsung kontak sama kulit.
Balik lagi soal skincare yang kupakai di umur 25, kalau aku skip jadwal pakai retinol sekali aja, langsung kerasa bedanya gimana kulit langsung jadi lusuh dan yang paling kelihatan adalah smile lines. Padahal aku selalu double toning, aku juga enggak pelit pakai pelembab, tapi ternyata tanpa retinol kulitku enggak kelihatan seprima biasanya :") Sejak itulah aku sadar, aku harus punya retinol dalam skincare routineku. Nah, retinol yang akhir-akhir ini lagi suka banget pakai adalah Pratista Retinol Renewal Serum. Hari ini bakal aku kupas tuntas produk ini, jadi jangan skip baca ya!
Aku selalu suka produk retinol dengan kemasan botol coklat gelap begini karena mereka bantu melindungi produknya dari paparan sinar matahari yang bisa merusak produk. Terus juga serum ini pakai pump, bukan pipet jadi produknya bisa tahan lebih lama karena enggak sering kontak dengan oksigen. Tapi kayaknya Pratista ganti desain kemasannya ya, sekarang malah pakai pipet dan botolnya bening.
Produk ini mengandung 0,5% retinol, yang menurutku masih termasuk moderate. Aku pernah pakai retinol dengan konsentrasi 1% dan itu benar-benar intens banget efeknya di muka. Buat yang baru mau coba retinol, aku selalu sarankan buat coba dengan konsentrasi di bawah 1% dulu, baru nanti seiring berjalannya waktu, kalau kulit udah terbiasa, bisa dinaikkan persentasenya. Selain retinol dia juga ada niacinamide sebesar 4%. Angka ini menurutku cukup lumayan, karena niacinamide bisa bantu melembabkan kulit jadinya efek retinol yang suka bikin kulit kering enggak akan terlalu terasa.
BACA JUGA: Erto's Retinol Serum Review
Tekstur produknya cukup kental, warnanya agak kekuningan, dan rasanya bikin lembab di kulit. Benar-benar enggak seperti retinol karena pakai dia kulitku malah jadi supple dan lembut banget. Seperti biasa kalau aku pakai retinol, pasti aku tandemi dengan pakai exfoliating toner juga karena gabungan keduanya udah terbukti bikin kulitku jadi sehalus pantat bayi hahaha. Retinol Pratista ini menurutku kelihatan banget efeknya. Dia ampuh bikin smile lines memudar dan jerawat jadi lebih cepat hilang. Salah satu kelebihan retinol juga yang aku suka adalah karena mereka bagus buat jerawat, jadi buat aku yang acne prone (dan kulitnya mulai berumur) retinol is truly my holy grail!
Sunscreen, sunscreen, sunscreen, siapa yang bisa hidup tanpa sunscreen? Buat yang belum paham pentingnya sunscreen, mungkin nganggepnya mereka nggak penting-penting banget ya, tapi buat aku pribadi, aku nggak bisa hidup tanpanya. Sunscreen tuh produk anti-aging paling ampuh yang pernah aku pakai. Apalagi buat aku yang sering beraktivitas di luar ruangan, dan kulitku yang gampang gosong kalau ketemu matahari, susncreen adalah senjata andalan buat mastiin kulitku terlindungi.
Walaupun begitu, dalam perjalanannya nemuin sunscreen yang bisa pas di kulit, kantong, dan hati tuh bukan perkara gampang, bener nggak? Sering kejadian, tekstur udah oke banget, tapi ternyata bikin whitecast. Atau harganya ramah di kantong, tapi bikin berminyak dan kusam. Semuanya memang harus dicoba langsung sih biar tahu cocok atau nggaknya. Nah kali ini aku mau bagiin ke kalian sunscreen yang baru-baru ini berhasil masuk jajaran sunscreen favoritku yaitu Clinelle UV Defense SPF 50 PA+++. Penasaran dong, gimana performa produk ini? Baca terus sampai selesai ya!
Aku dapat sunscreen ini kalau nggak salah dari Female Daily. Waktu itu mereka buka sesi Try & Review, dan aku langsung ikutan karena aku bucin banget sama sunscreen. Untuk kemasannya sih nothing special ya, bentuknya tube kayak kemasan sunscreen pada umumnya aja. Dia enggak sulit buat dikeluarin produknya, malah agak gampang bleber sih, entah lubang tubenya yang kebesaran atau teksturnya yang terlalu cair.
Sunscreen ini enggak mengandung alcohol, fragrance, ataupun essential oil. Di dalamnya ada glycerin yang bagus untuk bantu melembabkan kulit, dan aloe vera extract untuk menenangkan kulit. Tadinya aku sempat mikir, isinya cuma 30ml dengan harga Rp159.000 tuh enggak murah. But then again, sunscreen lokal juga ada yang harganya hampir Rp200.000 dengan isi yang sama, jadi kayaknya memang sunscreen harga segini tuh wajar ya.
Ingredients: Aqua, Butylene Glycol, Glycerin, Ethylhexyl Methoxycinnamate, 1,2-Hexanediol, Benzophenone-3, Phospholipids, Arginine, Carbomer, Phenoxyethanol, Polysorbate 20, Xanthan Gum, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Glycogen, Rosmarinus Officinalis (Rosemary) Leaf Water, Lavandula Angustifolia (Lavender) Flower Water, Jasminum Officinale (Jasmine) Flower Water, Chamomilla Recutita (Matricaria) Flower Water, Mentha Piperita (Peppermint) Leaf Water
Kalau ngomongin soal sunscreen yang enak, apa sih kriteria kalian? Kalau aku selama dia enggak pilling, enggak terasa panas di kulit, enggak bikin kusam, dan daya proteksinya oke, dia udah bisa masuk jajaran sunscreen favorit. Nah, percaya atau enggak, sunscreen ini berhasil memenuhi semua ekspektasi yang tadi aku sebutkan. Agak enggak nyangka sih ternyata enak sunscreen ini nyaman banget di kulit. Dia teksturnya enggak berat sama sekali, but at the same time tetap bisa melembabkan kulit jadi kalau pagi hari mau skip pelembab dan langsung pakai sunscreen aja juga enggak masalah, apalagi kalau kulit kalian yang gampang berminyak. Pakai sunscreen ini aja udah cukup melembabkan dan bikin kulit enggak memproduksi minyak berlebih.
Seiring bertambahnya umur, ada satu hal yang aku sadar jadi concernku banget adalah munculnya garis halus di muka. Dulu tuh enggak peduli-peduli amat, tapi entah kenapa sejak menginjak umur 25 tuh jadi sering merhatiin aja. Aku jadi sering ngecek di sekitar mata udah mulai berkerut apa belum, kulitku elastisitasnya udah mulai berkurang atau belum, jidat dan smile lines udah mulai kebentuk belum. Rasanya jadi ada ketakutan tersendiri hahaha. Takut sih jadi obsesi enggak sehat, padahal yang namanya menua itu itu kan pasti.
Makanya isi skincareku sekarang enggak lepas dari yang namanya pelembab. Enggak peduli kulit mau seberminyak apa, lagi ada masalah kulit apa, pelembab tuh enggak boleh lepas! Selain pelembab ada retinol juga, tapi yang pasti setiap waktu ada tuh pelembab. Nah, pelembab yang akhir-akhir ini lagi aku pakai adalah Dear Me Beauty Skin Barrier Water Cream. Wuh, namanya panjang juga ya. Ini udah cukup lama keluar ya, cuma baru aku review sekarang. Yang mau tahu apakah pelembab ini worth to try, baca terus sampai habis ya!
Waktu pertama produknya keluar, sebenarnya aku masih banyak stok pelembab lain. Tapi karena ukurannya yang kecil, aku pikir dia enggak bakal lama buat dihabiskan jadinya enggak beban gitu. Kenyataannya sih ya susah juga buat dihabiskan hahaha, karena stok pelembabku tuh memang banyak banget meanwhile muka cuma ada satu. Tapi memang dia ukurannya cukup mini sih. Isinya 30gr dengan harga Rp129.000 aja.
Di dalamnya ada beberapa kandungan seperti:
- 5% niacinamide: Mencerahkan kulit yang terlihat kusam, mengontrol minyak berlebih dan mencegah jerawat.
- Ceramide: Memperkuat lapisan skin barrier, mencegah transepidermal water loss.
- Hyaluronic acid: Memberi hidrasi agar kulit terasa kenyal, mempertahankan kelembaban kulit.
- Centella asiatica: Membantu meredakan iritasi, menjaga kadar kelembaban.
- Adenosine: Membantu melawan tanda penuaan dini, menjaga kekenyalan dan kekencangan kulit.
- Watermelon extract: Kaya akan antioksidan untuk melawan radikal bebas, merevitalisasi kulit yang terlihat kusam.
Kalau dilihat dari star ingredientsnya memang cakep-cakep banget, ya enggak sih? Kayak udah all in aja semua yang kita butuhkan buat berbagai macam permasalahan kulit ada. Bisa melembabkan, mencerahkan, mencegah jerawat, dan melawan penuaan dini. Oh iya, pelembab ini juga klaimnya aman buat dicampurkan dengan bakuchiol.
Ingredients: Ingredients: Water, Cyclopentasiloxane, glycerin, niacinamide, cyclohexasiloxane, butylene, glycol, dimethicone, 1,2-hexanediol, sodium chloride, cetyl peg/ppg-10/1 dimethicone, phenoxyethanol, lauryl peg-9 polydimethysiloxyethyl dimethicone, betaine, dimethicone/ peg-10/15 crosspolymer, silica, sodium citrate, sodium hyaluronate, adenosine, panthenol, pentylene glycol,allantoin, panthenol, pentylene glycol, allantoin, dimethicone crosspolymer,anthemis nobilis flower extract, dipotassium glycyrrhizate, lactic acid, disodium edta, dipropylene glycol, rosmarinus officinalis (rosemary) leaf extract,palmitoyl tetrapeptide-7, caffeine, tocopheryl acetate, centella asiatica leaf water, madecassoide, chrysin, tocopherol,macademia integrifolia seed oil, asiaticoside, ceramide np,phytosphingosine, centella asiatica leaf extract, citrullus lanatus (watermelon) fruit extract.
BACA JUGA: Dorskin Matcha Glow Dream Mask Review
Cuma sayangnya menurutku kemampuan melembabkannya kurang kencang. Untuk aku yang kulitnya berminyak aja aku merasa harus ngelayer produk ini beberapa kali supaya dia bisa kasih tingkat kelembaban yang pas. Jadi mikir, gimana kalau orang dengan kulit kering pakai? Pasti butuh lebih banyak lagi layernya. Tapi dia finishnya memang enak banget sih di kulit, cocok buat dipakai sebagai pelembab pagi yang enggak bikin muka jadi berat karena akan dilayer dengan sunscreen.
Untuk klaim-klaimnya sendiri sebetulnya aku enggak tahu apakah dari pelembab ini sendiri karena aku pakai banyak produk kayak serum dan toner yang juga untuk mencerahkan dan mengurangi jerawat. Tapi satu yang aku notice sejak aku rutin pakai ini sebagai pelembabku sih kulitku jadi lebih kenyal dan kelihatan sehat.
Ya ampun, enggak sadar ternyata udah lama banget aku enggak ngepost apa-apa di blog! Tahu-tahu udah ganti bulan aja dan sekarang udah Oktober :") Maaf ya guys, jujur bulan September kemarin aku lagi hectic banget di kantor. Benar-benar kerjaan lagi banyak banget dan super padat, jadinya buat ngereview aja aku keteteran. Karena kerjaanku sehari-hari tuh nulis, jadinya pas udah clock out aku udah enggak ada tenaga lagi buat duduk dan nulis review karena kepala udah keburu meledug haha. But I hate neglecting my blog, belum pernah kayaknya benar-benar enggak ngereview apa-apa selama sebulan penuh, I feel ashamed!
Jadi hari ini aku bakal ngereview salah satu produk yang sempat aku terima dari Female Daily beberapa waktu lalu yaitu La Roche Posay Effaclar Deep Cleansing Foaming Cream. Aku dapat ini barengan sama spot treatment mereka (yang akan aku review terpisah nantinya). La Roche Posay ini buatku termasuk brand yang lumayan high end, karena harganya tidaklah murah hahaha. Kalau bukan karena FD mungkin aku enggak akan bisa nyobain produknya, so thank you, Female Daily!
Kalau ngomongin soal sabun muka, kalian yang udah lama ngikutin aku pasti hapal kalau aku suka sama sabun muka dengan tekstur gel. Aku enggak masalah kalau sabunnya enggak ngasih busa banyak karena buatku busa itu cuma tambahan aja, buat sekedar entertainment. In most cases, aku justru suka menghindari yang foaming karena biasanya mereka bikin muka kering. Makanya pas baca deskripsi produk ini aku agak deg-degan bakal cocok apa enggak. Dari pengalaman, sabun muka yang foaming cenderung bikin kulitku dehidrasi dan kalau udah dehidrasi, jerawat bisa merajalela.
La Roche Posay Effaclar Deep Cleansing Foaming Cream kayaknya cocok buat orang dengan kulit berminyak, karena klaimnya yang bantu membersihkan kulit berminyak dari pori-pori tersumbat. Produk ini mengandung salicylic acid yang dikenal bagus untuk jerawat, dan glycerin yang dapat memberikan hidrasi pada kulit.
Ingredients: Aqua/Water, Dipropylene Glycol, Glycerin, Betaine, Propanediol, Pentylene Glycol, PEG-8, Polysorbate20, PEG/PPG/Polybutylene, Glycol-8/5/3 Glycerin, Sodium Hyaluronate, Ammonium Polyacrylotldimethyl Taurate, Hydroxyacetophenone, Caprylyl Glycol, Citric Acid, Acetyl Dipeptide-1 Cetyl Ester.
Meskipun ada rasa takut dia bakal bikin kulit dehidrasi (karena udah pernah ada pengalaman kurang menyenangkan dengan cleanser yang bikin kering), aku tetap penasaran dan langsung cobain produknya setelah sampai. First impressionku cobain sabun muka ini aku ngerasa dia hampir sama seperti foaming cleanser lainnya, menghasilkan banyak busa dan setelah dibilas bikin muka jadi lebih "bersih". Tapi yang membedakan adalah, setelah beberapa lama aku biarkan, dia enggak bikin kulitku jadi kering banget kayak foaming cleanser pada umumnya. Akhirnya aku pakai dia sebagai sabun muka utamaku selama beberapa hari buat lihat cocok apa enggak di kulitku yang lumayan sensi ini.
Hasilnya? Ternyata kulitku enggak kenapa-kenapa. Malah aku kagum sama daya bersihnya. Biasanya kan habis cuci muka aku selalu usap muka pakai toner buat ngecek udah bersih atau belum cleansingku, dan waktu pakai Effaclar Deep Cleansing Foaming Cream mukaku benar-benar bersih enggak ada sisa kotoran di kapas. Menurutku ini adalah sabun muka yang cukup oke buat dicoba, karena dari sisi cleansingnya dia bagus, dan di kulit pun enggak bikin kering.
Kalian tipe yang suka pakai skincare berlapis-lapis atau cuma pakai sedikit produk aja nih? Kayaknya makin ke sini makin banyak orang yang prefer minimal skincare ya. Tapi aku sendiri masih lumayan bertahan dengan pakai banyak produk. Dalam sekali routine aku bisa pakai paling sedikit 9 produk. Kedengarannya kayak overwhelming gitu ya, tapi memang aku merasakan kulitku jauh lebih baik dengan lebih banyak produk daripada sekedar pakai basic skincare aja. Balik lagi sih ke kebutuhan kulit masing-masing, selama terpenuhi berapa produk yang dipakai nggak jadi masalah.
Ngomongin soal skincare berlapis, penting buatku pilih produk yang nggak bakal bikin berat di kulit, apalagi karena aku tahu aku bakal pakai banyak produk dan satu produk belum tentu cuma dipakai selayer aja. Mulai dari toner, serum, sampai moisturizer, sebisa mungkin teksturnya ringan biar pas dipakai barengan nggak akan bikin sumpek di kulit. Nah akhir-akhir ini aku menemukan serum yang cukup versatile masuk ke skincare routineku yaitu Omniskin Cica Glow Blemish Skin Whitening Serum.
Sebelum masuk lebih jauh ke reviewnya, kenalan dulu yuk sama serum hijau ini. Selain dari namanya, warna botol hijau ini kalau di dunia perskincarean kayaknya udah khas ya, identik dengan ingredients cica atau centella asiatica. Omniskin Cica Glow mengandung beberapa ingredients yang bisa bantu mencerahkan kulit seperti chromabright™, tranexamic acid dan niacinamide sebesar 5%. Aduh kalau udah ada tranexamic acid sama niacinamide, udah tahu banget kulitku bakal suka karena dua ingredients itu memang efektif banget bantu mencerahkan kulit kusam.
Selain itu serum ini juga punya klaim lain yang oke banget seperti; mengecilkan tampilan pori di kulit berminyak, mengontrol produksi minyak berlebih, dan mencegah penumpukan minyak dan kotoran di dalam pori. Ini benar-benar klaim yang cocok banget buatku karena kulitku berminyak banget dan pori-poriku juga besar. Kita pemilik kulit berminyak memang gampang banget jerawatan karena minyak berlebih yang cepat numpuk bisa menyumbat pori-pori, yang akhirnya jadi tempat berkumpulnya bakteri penyebab jerawat.
Ingredients: Aqua, Niacinamide, Butylene G l y c o l , P r o p a n e d i o l , G l y c e r i n , Phenoxyethanol, Centella Asiatica Extract, Xanthan Gum, Macrocystis Pyrifera Extract, Polyacrylate Crosspolymer-6, Lecithin, Salix Alba Bark Extract, Albatrellus Ovinus Extract, Trisodium Ethylenediamine Disuccinate, Tranexamic Acid, Ethylhexylglycerin, Angelica Acutiloba Root Extract, Fomes Officinalis Extract, Hyaluronic Acid, Citric Acid, Dimethylmethoxy Chromanyl Palmitate, 1,2-Hexanediol, Caprylyl Glycol, Bakuchiol, Magnolia Grandiflora Leaf Extract, Glyceryl Caprylate, Phenylpropanol, Palmitoyl Oligopeptide, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Lactic Acid, Glycolic Acid, Polyvinyl Alcohol.
Awalnya aku kira serum ini bakal punya tekstur yang berat dan terasa lengket di kulit, tapi ternyata konsistensinya cair banget kayak air! Ringan banget, cepat menyerap ke kulit, finishnya tetap bikin lembab tanpa meninggalkan rasa lengket ataupun nggak nyaman. Warna serumnya sendiri bening dan nggak ada bau yang mengganggu. Biasanya aku pakai 2 serum dalam satu routine, dan karena serum ini punya konsistensi yang cair, jadinya dia selalu aku pakai sebagai serum pertama sebelum dilanjut ke serum selanjutnya yang lebih berat. Pipetnya juga mudah buat ngambil produk, nggak macet-macetan. Kebetulan juga packaging Cica Glow Blemish ini sama kayak Watermelon serum Omniskin cuma beda di warnanya aja.
BACA JUGA: Trueve BHA & Cica Acne Serum Review
Di sini aku udah pakai serumnya selama 2 mingguan, dan menurutku untuk ukuran serum yang baru dipakai 2 minggu aja, efeknya udah kerasa banget. Aku pakai dia pagi dan malam hari karena di anjuran pemakaiannya nggak ada restriction harus dipakai kapan. Serum ini oke banget buat memudarkan bekas jerawat yang menggelap ataupun kemerahan. Kalian bisa lihat sendiri bekas jerawatku pada memudar semua bahkan ada yang sampai udah benar-benar hilang. Selain itu juga kulitku kelihatan lebih cerah dan nggak lagi kusam. Mukaku gampang kelihatan kusam karena kulitku yang berminyak, tapi sejak rutin pakai serum ini jadi kelihatan lebih cerah dan fresh. Jadi udah jelas banget serum ini nggak cuma mencerahkan hiperpigmentasi tapi juga tone kulit wajah.
Overall, menurutku ini serum yang sangat amat worth to try karena harganya yang masih termasuk affordable cuma Rp125.000 aja untuk ukuran 20ml dan efeknya yang nyata banget di kulit!
Hai hai! Hari ini aku mau ngereview moisturizer dari brand lokal yang baru banget launching beberapa hari lalu yaitu Elsheskin Hydra Boost Oil Free Moisturizer. Aku beruntung banget dapat kesempatan dari Elsheskin untuk cobain produk ini lebih dulu sebelum dia launching, so thank you so much Elsheskin! Aku udah pakai moisturizer ini dari awal bulan Agustus, dan sekarang aku bakal kasih reviewnya supaya teman-teman semua bisa memutuskan mau cobain apa nggak ;)
Moisturizer adalah sesuatu yang aku sendiri nggak bisa kalau nggak pakai. Lebih tepatnya sih bukan moisturizer ya tapi produk oklusif. Kulitku yang dehidrasi dan berminyak sekaligus bikin aku harus ngasih extra care soal kadar hidrasi dan kelembaban kulit. Makanya di akhir skincare routineku aku tetap harus ada produk oklusif buat bantu mengunci hidrasi supaya mereka nggak lepas dari kulit. Tapi kadang kita suka kesusahan nemu moisturizer yang pas di kulit. Salah pilih, moisturizer malah terlalu berat dan bikin kulit jadi overmoisturized, atau malah moisturizernya kurang bisa mengunci hidrasi jadinya nggak efektif.
BACA JUGA: Dorskin Matcha Glow Dream Mask Review
Elsheskin baru-baru ini mengeluarkan produk baru berupa moisturizer. Moisturizer ini ada 2 varian, yang kemasannya warna pink namanya Deep Hydration Calming Moisturizer sementara yang kemasannya biru punyaku ini namanya Hydra Boost Oil Free Moisturizer. Dari namanya pasti udah ketahuan ya pembedanya apa. Yap, yang Deep Hydration Calming Moisturizer ditujukan buat mereka yang kulitnya kering sementara Hydra Boost Oil Free Moisturizer ditujukan buat yang kulitnya berminyak, like me!
Kali ini aku lihat Elsheskin bikin kemasan produknya agak beda dari produk-produk mereka biasanya ya. Elsheskin tuh identik dengan kemasan merah dan putih, terus beberapa produknya masih ada yang bentuknya kayak produk klinik/dokter jadi kurang photogenic heheh. Tapi buat moisturizer terbaru mereka aku kaget karena kalau dilihat sekilas aja mungkin aku nggak bakal tahu ini dari Elsheskin. Bentuknya tube dengan isi 30ml dengan harga Rp129.000 dan sudah pakai pump. Pumpnya ini enak, nggak macet-macetan, ngeluarin produknya juga gampang.
Produk ini mengandung 10 ingredients yang jadi pemain utamanya yakni; ceramide, beet root, triple cica, galactosyl salicylate, zinc PCA, Japanese knotweed, saccharide isomerate, annona cherimola fruit extract, aloe vera, dan niacinamide.
Dia juga punya beberapa klaim seperti:
- Menghidrasi, menenangkan, dan melembabkan kulit
- Menyeimbangkan produksi minyak pada kulit berminyak
- Mengurangi kemerahan pada kulit berjerawat
- Melindungi, memperbaiki, dan memperkuat skin barrier
- Membuat kulit sehat, glowing, kenyal, dan halus
BACA JUGA: Harlow All Day Glow Cream Review
Produk ini punya tekstur yang buat aku heavenly banget. Untuk ukuran moisturizer dia termasuk ringan, nggak seberat yang aku bayangkan, tapi masih oke buat bantu melembabkan kulit untuk jangka waktu yang lama. Karena teksturnya yang ringan, aku bisa layer dia dengan skincareku lainnya tanpa ngasih finish kulit yang berminyak atau overmoisturized. Aku biasanya suka skip moisturizer di pagi hari karena beberapa sunscreenku memang cukup berat, jadinya aku memilih untuk nggak pakai moisturizer aja. Tapi Elsheskin Hydra Boost Oil Free ini bisa aku tandemin dengan sunscreen manapun yang aku punya dan dia nggak akan bikin muka jadi tambah berat, malah rasanya kulit tambah adem. Finishnya nyaman banget di kulit, membal dan smooth kayak pantat bayi haha.
Ini skin progressku selama pakai Elsheskin Hydra Boost Oil Free Moisturizer. Untuk ukuran moisturizer, dia benar-benar bantu banget buat menjaga kulit biar nggak gampang dehidrasi, apalagi selama wfh ini aku stay di ruangan ber-AC untuk waktu yang lama. Walaupun dia "cuma" moisturizer, tapi aku bisa melihat klaimnya cukup terbukti di kulitku. Tentunya nggak menutup kemungkinan bantuan dari produk skincare lainnya yang aku pakai berbarengan sama dia ya. Tapi seperti yang bisa kalian lihat, selain jerawat yang juga jadi semakin berkurang, bekas jerawat juga semakin memudar. Aku memang gampang jerawatan kalau kulit udah dehidrasi, jadinya ketika kulitku dapat asupan hidrasi yang cukup dan dikunci dengan baik, jerawat jadi jarang muncul. Overall, this is a really, really, really nice moisturizer yang bakal jadi staple di skincare routineku!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons