Wah, sampai kelupaan kalau aku tuh punya produk ini. Entah alasana apalagi yang mau aku pakai karena review masker ini nggak tayang-tayang bahkan walaupun aku terima barangnya udah setahun yang lalu haha. Ini mungkin satu-satunya produk dari Joylab yang aku punya deh, dan ini pemberian dari brandnya sebagai PR gift, jadi aku nggak beli sendiri. Kalau nggak salah waktu itu dikasihnya sebelum dia release gitu, jadi aku sempat cobain sebelum ada review dari orang-orang. Cuma aku ingat banget maskernya nggak ngasih impression yang menarik, jadinya aku kelupaan kalau punya dia wkwk. I'm so sorry Joylab! Karena aku lagi beberes draft, jadi hari ini aku mau menuntaskan nulis review masker ini yang pastinya udah ketinggalan banget hypenya.
BACA JUGA: Pore Hero Matcha Clay Mask Review
Joylab ini sempat mengeluarkan clay mask dengan 4 varian; Whipped Cream, Orang Rhapsody, Lychee Tea, dan yang aku punya ini, Tea & Roses. Masker ini diformulasikan dengan kaolin sebagai basenya, ditambah kandungan rose water untuk membantu melembabkan dan menenangkan kulit selagi maskernya membersihkan pori-pori yang terseumbat.
Produknya sendiri isinya 50g dengan harga Rp 160.000. Dikemas dalam bentuk jar dan setiap variannya udah dibedakan warnanya. Untuk Tea & Roses ini warna tutupnya pink agak kemerahan, agak dekat warnanya sama varian Lychee Tea tapi kalo Lychee Tea lebih pucat lagi merahnya. Masker ini juga ada plastik pembatasnya antara tutup dengan maskernya jadi kalau wadahnya kelempar-lempar, produknya nggak akan nempel nempel ke tutupnya langsung.
BACA JUGA: Maska Technicolor Multimask Review
Maskernya ini teksturnya termasuk yang ringan, nggak berat pekat gitu, dan dia juga nggak ada scrubnya. Gampang banget diratakan mau pakai jari ataupun pakai kuas nggak masalah. Terus wanginya juga enak banget, persis wangi mawar dan nggak terlalu strong menurutku.
BACA JUGA: Beau Kirana Mud Mask Review
Masih ingat nggak kalian sama review serum Vitapair C Nature Republic aku beberapa waktu lalu? Di postingan itu kan aku bilang kalau aku berkesempatan untuk cobain seluruh rangkaian Vitapair C, nggak cuma serumnya aja. Jadi hari ini aku mau gantian ngereview tonernya supaya lengkap! Bisa kalian liht di sini ada dua botol, yang satu botol tonernya, satunya lagi botol spray kosong. Untuk lini Vitapair C ini memang tonernya dijual satu set dengan botol spray karena isi tonernya itu sendiri 300ml dan menurutku itu ukuran yang besar ya untuk sebuah toner. Makanya disediakan botol spray dari Nature Republic-nya supaya bisa dijadikan face mist.
Karena ini masih masuk ke dalam lini Vitapair C, jadi klaim tonernya ini nggak terlalu jauh berbeda sama serumnya. Targetnya adalah untuk bantu mencerahkan kulit, baik kulit secara keseluruhan atau dark spot yang disebabkan karena bekas jerawat. Sampai detik ini aku masih kesulitan untuk cari info yang kredibel dari sisi Nature Republic-nya sendiri, aneh ya. Info produk yang aku punya ya cuma dari kotak kemasan produknya (yang sekarang udah kebuang haha).
Toner ini punya tekstur yang cair, tapi cairnya tuh masih termasuk yang kerasa ada beratnya gitu. Nanti kalau diratakan ke kulit dia nggak langsung ngeblend, bakal ngambang di atas kulit dulu sebelum "meleleh" dan diserap kulit. Ini teksturnya unik sih, dan jadinya aku nggak perlu ngelayer banyak-banyak tiap pakai dia. Tonernya sendiri wanginya hampir sama kayak serumnya, wangi jeruk yang kecut gitu, malah menurutku lebih strong wangi tonernya dibanding serumnya haha. Oh iya selain dapat botol spray, kalau beli satu paket kalian juga akan dapat kapas khusus buat apply tonernya sebanyak 45 lembar lho.
Toner ini diperkaya dengan kandungan 10% Jeju Lemon Extract dan Cica Extract untuk membantu mencerahkan kulit dan membuat kulit terlihat sehat. Selain itu toner ini juga mengandung tranexamic acid dan niacinamide untuk melawan hyperpigmentation.
Botol spraynya ini handy banget sebenarnya untuk moistur sandwich. Jadi setiap habis pakai satu serum, aku layer serumnya sama toner ini dengan cara dispray buat memastikan kulit tetap lembab karena penyerapan produk bakal lebih baik kalau kulit dalam keadaan lembab kan. Cuma sayangnya semprotannya itu sendiri kurang halus menurutku. Masih terlalu nyemprot, jadi benar-benar harus ambil jarak cukup jauh karena kalau kedeketan nanti bisa masuk mata dan tonernya lumayan bikin pedih di mata :")
Yap, kalau kalian perhatikan aku masih pakai foto before-after yang sama dengan yang aku upload di review serum Vitapair C karena seperti yang aku bilang, aku pakai produk dari rangkaian Vitapair C ini berbarengan, jadi aku yakin hasilnya nggak cuma berasal dari satu produk aja, tapi karena semuanya dipakai berbarengan. Foto ini diambil dengan rentang waktu 28 September sampai 22 Oktober, jadi kurang lebih sebulan pemakaian dan hasilnya kulitku memang kelihatan jauh lebih segar dan nggak kusam lagi. Beberapa jerawat juga berkurang, dan tekstur kulit jadi lebih halus. Oh iya, karena ini jenis tonernya masuk hydrating toner, jadi aku pakai toner ini setiap hari, pagi dan malam.
Tonernya benar-benar bikin lembab, aku nggak perlu ngelayer sampai berkali-kali buat mencapai kelembaban yang aku mau. Terus meski dia mengandung citrus ingredients, rasanya nggak pedih di kulit sama sekali. Aku benar-benar rekomendasiin produk dari lini Vitapair C Nature Republic ini sih, apalagi kalau dipakai berbarengan sama serum dan gel creamnya, bakal lebih oke hasilnya.
Kayaknya aku telat banget ya baru nyobain produk ini? Kebanyakan dari orang-orang pas belajar skincare tuh pada punya essence Benton yang snail ini. Aku aja ingat beberapa kali lihat produk ini nangkring di skincare stash teman-temanku dulu, waktu aku sendiri belum terlalu paham soal skincare. Sejujurnya keberadaan essence itu sendiri masih antara ada dan tiada buatku. Maksudnya aku sendiri belum tahu apakah aku butuh essence atau nggak. Awalnya aku mikir essence itu malah sama aja kayak serum, tapi kayaknya ada sedikit perbedaan di bahan aktif yang terkandung di dalamnya ya. Kalau essence biasanya lebih light, nggak berat-berat banget ingredientsnya, dan mereka lebih difokuskan buat membantu kulit tetap lembab selama kita skincarean karena semakin lembab kulit kita, maka penyerapan skincare selanjutnya akan jadi lebih baik.
Kalau kalian masih ingat ceritanya, beberapa waktu lalu aku sempat belanja banyak skincare dari Style Korean Indonesia. Salah satunya adalah si Benton Snail Bee High Content Essence ini. Awalnya nggak ada di dalam wishlist tapi gara-gara lihat dia diskon, akhirnya ikut dicheck out deh wkwk. Sebetulnya aku memang kepikiran untuk coba walaupun bukan dalam waktu dekat, karena snail essence itu klaimnya bagus buat bikin tekstur kulit jadi lebih halus. Aku sendiri belum banyak explore produk skincare dengan kandungan snail makanya penasaran aja apa dia live the hype.
Dari yang aku baca-baca, punyaku ini kayaknya udah formula yang baru. Jadi produk ini sempat mengalami reformulasi, cuma aku kurang tahu juga kapan. Yang kandungan lama snail filtratenya sampai 90% sementara yang baru niacinamide dipakai untuk menggantikan arbutine. Kalau dilihat dari ingredients listnya essence ini udah alcohol free, fragrance free, dan essential oil free. Makanya kalau dicek di INCI Decoder nanti ada dua list, kalian bisa pilih yang paling baru aja. Benton ini sendiri adalah brand asal Korea, di bagian botolnya tertulis penjelasan produk dan klaimnya untuk melembabkan dan menghaluskan kulit. Beberapa key ingredientnya ada niacinamide, snail filtrate, sh-Oligopeptide-1, willow bark extract, betaglucan, panthenol, dan allantoin.
Ingredients: Aqua(Water), Snail Secretion Filtrate, Butylene Glycol, Glycerin, Niacinamide, 1,2-Hexanediol, Aloe Barbadensis Leaf Juice, Sh-Oligopeptide-1, Bee Venom, Plantago Asiatica Extract, Laminaria Digitata Extract, Diospyros Kaki Leaf Extract, Salix Alba (Willow) Bark Extract, Ulmus Campestris (Elm) Bark Extract, Althaea Rosea Root Extract, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Beta-Glucan, Betaine, Acrylates/C10-30 Alkyl Acrylate Crosspolymer, Adenosine, Panthenol, Allantoin, Pentylene Glycol, Zanthoxylum Piperitum Fruit Extract, Pulsatilla Koreana Extract, Usnea Barbata (Lichen) Extract, Polysorbate 20, Lecithin, Arginine
Kemasan Benton Snail Bee High Content Essence ini seragam dengan produk mereka dari lini snail bee lainnya. Dikemas dalam botol berwarna coklat gelap yang baik untuk melindungi produk dari paparan sinar matahari supaya nggak cepat rusak. Botolnya juga udah dilengkapi dengan pump dan kalau pertama beli, keamanannya akan terjamin karena ada stiker pengamannya. Di badan botolnya sendiri cuma tertulis deskripsi produk dan klaimnya, tapi untuk ingredients list cuma tertera di boxnya jadi kalau kalian orang yang butuh info ingredients list, jangan sampai kehilangan boxnya ya hehe.
BACA JUGA: YSL Pure Shots Night Reboot Serum Review
Pengalamanku sama essence itu nggak terlalu banyak, jadi aku kurang tahu juga sebetulnya essence itu lebih mendekati tekstur toner yang cair apa serum yang kental. Kalau sebelumnya aku pernah cobain essence dari SNP, dia teksturnya kayak serum biasa yang masih termasuk cair. Tapi ternyata beda lagi sama essence Benton ini. Rasanya lebih seperti gel bening yang nggak gampang menggelincir dari tangan. Jadi seperti jelly gitu. Begitu dibaurkan ke kulit, langsung ngeblend aja kayak air, nggak bikin muka kerasa berat sama sekali, dan pakai satu layer juga udah cukup banget. Biasanya aku pakai dia setelah hydrating toner, sebelum serum. Aku pakainya juga setiap hari, pagi dan malam. Fungsi utamanya karena seperti yang aku bilang sebelumnya, aku berharap dia bisa kasih kelembaban lebih untuk bantu penetrasi produk selanjutnya ke kulit.
Selama beberapa minggu terakhir ini pakai dia, aku merasa bruntusan dan tekstur kulit terutama di bagian pipi dan tengah dahi jadi jauh lebih halus. Kulitku jadi merefleksikan cahaya lebih baik, padahal aku nggak pakai highlighter. Di situ aku langsung tahu kalau ternyata kulitku udah nggak gradakan lagi. Karena kulit yang teksturnya halus, karena permukaannya lebih seragam, jadinya cahaya lebih mudah dipantulkan. Makanya kenapa kulit bisa kelihatan glowing. Aku awalnya nggak ekspektasi macam-macam sama essence ini, lebih ke mengharapkan dia ngasih kelembaban yang cukup aja. Tapi ternyata, bukan cuma tekstur kulit aja, tapi bruntusanku juga jadi lebih cepat reda. Aku benar-benar merasa produk ini ajaib banget dan kayaknya mulai sekarang aku bakal masukin dia jadi staple skincareku.
Halooo selamat hari Selasa semuanya! Aku habis ikut tes psikotes dan rasanya lumayan burn out banget nih. Kepikiran mau ngepost sesuatu di blog tapi kok kayaknya lagi mentok otak kalau harus nulis review. Pas buka Spotify jadi kepikiran, aku kangen deh ngeshare playlist atau lagu-lagu yang lagi aku suka akhir-akhir ini. Dulu sempat beberapa kali bikin playlist of the month, cuma memang nggak terlalu rajin karena suka malas bikin templatenya, jadi nggak rutin dan akhirnya terbengkalai karena blog ini kan nichenya beauty jadi di luar topik beauty agak susah buat ngumpulin materinya.
But anyway, today I feel like sharing my current favorite playlist. Kalau kalian ngikutin aku di Instagram pasti tahu kalau akhir-akhir ini aku lagi getol banget ngewibu hahaha. I'm not new into this whole Japanese thingy, aku udah suka sama musik dan entertainment Jepang dari kecil, bahkan waktu SMA aku ikut klub Jepang di sekolah. Tapi sejak Oktober kemarin, gara-gara langganan Netflix, rasanya kayak cinta lama yang bersemi kembali sama kegiatan ngewibu. Sekarang selain getol explore anime dan manga, terima kasih sama Spotify aku jadi bisa explore J-pop lebih luas lagi. Apalagi playlist Spotify tuh benar-benar bisa pas gitu lho, sesuai sama genre kesukaan kita.
Kemudian akhirnya sekitar sebulan yang lalu aku bikin playlist baru yang isinya khusus lagu-lagu Jepang. Mulai dari soundtrack anime, sampai lagu-lagu yang masuk ke weeb TikTok, ada! Playlistnya aku namain 拾壱ノ型凪 (jū ichi no kata), diambil dari anime/manga Kimetsu no Yaiba yang artinya "Eleventh Form". Aku ngerasa frase 拾壱ノ型凪 tuh spesial karena dalam prakteknya, kekuatan Water Breathing itu cuma sampai 10 bentuk dan Giyuu berhasil bikin bentuk baru yaitu bentuk ke-11. For me, it's a sign of innovation, as well as hope and strength. Cover playlistnya juga diambil dari manga Kimetsu no Yaiba, pas di bagian yang paling bikin aku terharu :") Playlistnya sendiri isinya ada banyak sebenarnya, tapi aku ambil aja top 10 lagu-lagu yang aku paling sering putar.
Well, I hope you guys like today's post dan mungkin ke depannya akan aku bikin lagi postingan kayak gini. Nggak janji bisa setiap bulan sih karena aku sebetulnya jarang bikin playlist haha.
Tolong jangan kaget kenapa tiba-tiba aku ngereview produknya Miniso lagi setelah sekian lama :") Jadi, seperti biasa, aku ini punya kebiasaan kalau ngeblog tuh prosesnya kayak gini: setelah selesai foto-foto produk, bakal aku lanjut editing dan resizing, habis itu aku upload foto-fotonya dan disimpan ke draft blog biar aku ingat apa-apa aja yang harus direview. Tapi kadang tuh sekali upload draft nggak cuma satu atau dua produk aja, kadang bisa di atas 5. Malah kadang ujung-ujungnya banyak produk yang udah harus direview karena habis, malah jadi ketimbun sama produk baru. Mana aku tuh buat produk yang non sponsored sebetulnya jarang banget ada jadwal postingnya. Kalau sponsored kan jelas ya ada deadline yang harus dipenuhi, tapi kalau untuk produk gift atau belanja sendiri yang mau direview ya seenaknya aja gitu mana yang paling gampang direview, aku review duluan haha.
Anyway, postingan ini udah nangkring di draft blog dari Februari 2019, which means, udah hampir satu setengah tahun yang lalu! Waktu masih getol-getolnya aku main ke Miniso karena waktu itu Miniso lagi hype banget terutama untuk produk parfumnya yang emang beragam banget itu. Nah waktu itu aku ikutan cobain lah beli parfum mereka, berhubung kan harganya masih affordable banget parfum Miniso tuh. Dan karena aku penyuka wewangian manis, pilihanku jatuh ke Champagne Life!
Sejak ada toko-toko kayak Miniso dan Usupso berdiri di Indonesia, kehidupan mall aku makin bertambah konsumtif, haha. Ya gimana engga, toko ini unik banget! Rasanya apa aja bisa dijual sama Miniso dan Usupso. Kalo disuruh milih lebih suka belanja di mana, ya tergantung barang yang mau dibeli apa dulu, karena walaupun sekilas kedua toko itu kesannya sama, tapi tetep ada barang yang cuma dijual di Miniso, dan ada juga yang cuma dijual di Usupso.
Seingetku Miniso itu awalnya cuma jual tas-tas jelly dan boneka awalnya. Sampe beberapa waktu yang lalu waktu aku ke Mall Malioboro tiba-tiba mereka punya satu rak full buat body product mereka sendiri kayak bath salt yang aku juga udah pernah beli, sunscreen, body lotion, dan masih banyak lagi lah. Sekarang bahkan Miniso udah sampe punya face mist dan toner lho! :") Gila memang toko itu berkembangnya pesat sekali hahaha. Banyak juga perkakas rumah tangga, peralatan makan, pakaian dalam, dan notes, bahkan alat pertukangan kayak obeng juga dijual. Sejujurnya bingung Miniso itu toko apa tapi karena mereka desainnya lucu-lucu jadi I'll let it slide.
BACA JUGA: Miniso Bath Salt in Grape Seed review
Kemasan dari parfum ini cantik, dan nggak terlalu simple, tapi nggak terlalu berisik norak juga haha. Baik dari desain botol maupun font yang dipakai untuk label produknya menurutku pas banget. Terus wangi Champagne Life ini benar-benar sesuai sama wangi yang biasa aku suka dari Original Source, wanginya manis kayak permen tapi nggak bikin eneg. Kayaknya ini satu-satunya wangi manis yang enak dari semua rangkaian parfum Miniso deh. Karena kebanyakan parum mereka lebih ke wewangian yang segar. Untuk ketahanannya juga nggak begitu buruk kok, di aku wanginya bisa tahan sampai setengah hari, dan kalau nempel di maju nggak meninggalkan noda gitu, dan malah wanginya bisa tahan lebih lama.
Ini jadi mengingatkanku kenapa aku jarang review parfum, alasannya karena aku nggak jago menggambarkan wangi ke dalam tulisan huhu. Aku juga nggak tahu parfum ini masih ada di Miniso atau nggak karena beberapa kali ke Miniso juga aku udah nggak lihat Champagne Life lagi, sedih banget. But anyway, nulis review parfum ini jadi throwback waktu awal-awal aku baru merintis Beauty With Dummy haha. Oh I wish I could get this perfume again!
Pas aku lagi buka-buka draft postingan buat lihat mana yang bisa kugarap, aku kaget banget karena ternyata cleansing balm Banila Co ini belum sempat aku tulis reviewnya! Ya ampun, padahal dia habisnya udah lama banget, dan di Instagram juga udah terbit reviewnya tapi malah di blog belum sama sekali huhu. Kebiasaan aku nih, karena kebanyakan nulis sponsored post dan produk-produk yang lagi hype malah suka kelupaan buat nulis produk yang bahkan udah habis. Jadi repot kan soalnya bisa-bisa aku lupa gimana kesan kesanku pakai produknya wkwk. Tapi tenang, cleansing balm Banila Co ini membekas banget di ingatan kok karena dia salah satu cleansing balm favoritku, bahkan jadi yang terfavorit dari semua cleansing balm yang udah aku cobain.
Kemasan cleansing balm Banila ini seingatku tersedia dalam beberapa ukuran. Mulai dari yang kecil-kecil seukuran 7ml, 100ml, sampai yang paling besar 180ml. Yang aku punya di sini warna jarnya pink karena dia varian yang original. Cleansing balm ini tersedia dalam beberapa varian dengan warna jar yang berbeda-beda, ada yang bilang sih performa tiap cleansing balm juga kerasa beda, mungkin karena tiap variannya diperuntukkan untuk jenis kulit dengan masalah yang berbeda juga. Di dalamnya seperti biasa, ada penutup plastik yang bisa dilepas pasang, dan spatula untuk ngambil produknya jadi produk tetap terjaga kebersihannya.
Ingredients: Ethylhexyl Palmitate, Cetyl Ethylhexanoate, PEG-20 Glyceryl Triisostearate, PEG-10 Isostearate, Synthetic Wax, Onsen-Sui, Phenoxyethanol, Butylene Glycol, Lithospermum Erythrorhizon Root Extract, Tocopheryl Acetate, Fragrance, Ethylhexylglycerin, Water, 1,2-Hexanediol, Bambusa Vulgaris Leaf/Stem Extract, Aspalathus Linearis Extract, Angelica Archangelica Root Extract, Malpighia Glabra (Acerola) Fruit Extract, Polydiethyleneglycol Adipate/Ipdi Copolymer, Acrylates/Ammonium Methacrylate Copolymer, Acrylates/Methoxy PEG-15 Methacrylate Copolymer
Sebelumnya aku udah pernah coba pakai cleansing balm, tapi waktu itu aku belum paham betul sebenarnya cara pakai cleansing balm itu kayak gimana, jadinya malah nggak efektif buat membersihkan muka. Setelah baca sana sini tentang cleansing balm, baru aku memutuskan untuk coba dari Banila Co, jadi bisa dibilang dia cleansing balm pertama yang benar-benar aku perhatiin gimana performanya. Balmnya itu sendiri lembut banget di kulit, terlembut dari yang pernah aku cobain selama ini. Aku masih ingat banget gimana si balm ini meleleh begitu dipijat ke muka, sama sekali nggak kerasa keras ataupun kering.
Kemampuan membersihkannya juga oke banget, semua make-up, mau yang waterproof ataupun nggak semuanya bisa dibersihkan sama dia. Meltingnya cepat, nggak perlu digosok kencang-kencang untuk meluruhkan kayak waterproof mascara gitu. Dia nggak bikin pedas di mata, jadi safe enough buat ngehapus eye make-up. Overall, ini cleasing balm yang benar-benar bikin aku jatuh cinta sama kegiatan double cleansing.
Kalau ngomongin produk bodycare lokal, aku yakin brand Scarlett ini yang paling nyantol di kepala. Hayo, bener nggak? Kayaknya nggak mungkin deh nggak ada yang kenal sama brand satu ini. Selain terkenal dengan rangkaian produk bodycare-nya, Scarlett sekarang juga udah masuk ke dunia skincare dengan mengeluarkan serum dan face wash lho! Dan nggak main-main, peminatnya benar-benar banyak banget. Nah di kesempatan kali ini, aku bakal ngereview varian lotion mereka yang terbaru yaitu Freshy. Setiap varian body lotion Scarlett ini udah ada warna pembedanya masing-masing dan lotion Freshy ini labelnya berwarna kuning, buat menggambarkan kesan segar.
Varian Freshy ini adalah varian terbaru dari lini body lotion yang dikeluarkan oleh Scarlett. Untuk fungsi dan klaimnya sendiri masih sama dengan varian lainnya yakni untuk mencerahkan kulit, bukan memutihkan! Ingat ya, beda soalnya mencerahkan dengan memutihkan. Body lotion Scarlett mengandung glutathione yang udah terkenal banget ampuh buat bantu mencerahkan kulit, ditambah kandungan vitamin E untuk memastikan kulit tetap lembab. Sayangnya di bagian ingredients list botol Scarlett ini entah kenapa ya selalu ditutupi sama label cara pakai lotionnya... Sebelumnya aku punya lotion mereka juga yang Charming dan sama juga, posisi info ingredients list-nya ketutupan label lainnya.
Tapi tenang aja, karena untuk keamanannya tentu bisa dijamin karena seluruh produk Scarlett udah ber-BPOM, halal, dan cruelty free. Untuk wanginya sendiri, Freshy ini punya base note patchouli, buah pear, dan fressia putih. Katanya sih yang ini dupe dari parfumnya Jo Malone, walaupun aku sendiri kurang tahu juga karena aku belum pernah nyium parfum Jo Malone kayak apa hehe. Dari namanya udah ketebak banget ya, Freshy ini bakal punya wangi yang segar-segar gitu, dan sejujurnya aku sendiri bukan termasuk penyuka wewangian segar karena aku lebih suka wangi manis. Tapi tentunya ini balik ke masalah selera masing-masing orang aja, kebetulan mungkin buat yang selama ini masih merasa kurang sreg sama wangi varian lotion Scarlett yang udah ada kayak kurang segar gitu, nah si Freshy ini akhirnya hadir sebagai jalan keluarnya!
Untuk kemasannya masih sama aja kayak lotion Scarlett lainnya. Ketika kalian beli produknya, di bakal dibungkus ketat dengan plastik dan pumpnya sendiri juga udah ada lock/penguncinya, jadi kalau sewaktu-waktu mau dibawa bepergian juga aman-aman aja. Di sini nggak aku tunjukin posisinya sama pengunci karena sorry banget, penguncinya udah menggelinding entah kemana huhu.
Baca juga: Kojiesan Skin Lightening Soap Review
Untuk teksturnya sendiri, menurutku dibandingkan dengan varian lotion Scarlett yang sebelumnya, Freshy ini teksturnya lebih creamy dan mudah diratakan. Dia juga gampang menyerap, dan kalau kena keringat atau dibasuh air nggak bikin licin sama sekali, which is a plus point! Karena kan di masa pandemi begini aku sering cuci tangan, pakai lotion, cuci tangan lagi, begitu terus sampai nggak kehitung. Jadi aku butuh lotion yang bisa nyaman meski diguyur air. Kemampuan melembabkannya juga jauh lebih oke ketimbang varian lainnya, aku nggak harus ngelayer banyak-banyak supaya lembabnya terasa. Menurutku lotion Freshy ini udah jadi improvement dari Scarlett sih. Sementara buat efek brighteningnya sih menurutku masih standard aja, mungkin karena aku kulitnya tan jadi agak susah buat kelihatan ya.
Cuma sayangnya seperti yang aku bilang di awal, karena aku bukan penyuka wewangian yang segar, jadinya aku kurang enjoy pakai dia haha. Aku lebih suka wanginya Charming, karena ada hint manisnya gitu. Tapi kalau dari segi formula sih aku suka banget sama Freshy ini.
-----
Where to buy? Shopee
How much? Rp 75.000
Kalau kalian ngikutin aku baik di Instagram ataupun Twitter, kalian pasti tahu kalau akhir-akhir ini aku lagi keranjingan hobi baru: koleksi anime merch. Sejak langganan Netflix awal bulan Oktober kemarin, aku benar-benar banyak ngabisin waktu nonton anime, sampai-sampai tanganku gatal mulai nyari merchnya. Akhirnya bulan Oktober itu full belanjaanku cuma merch anime aja, nggak ada beauty products sama sekali. Agak heran sih kok bisa ya hahah :") Padahal dulu tuh aku pelit banget sama diri sendiri, kalau bukan beauty products, aku nggak akan beli. Soalnya aku mikir kalau beli beauty products kan bisa jadi modal buat ngonten, jadi nanti bisa seenggaknya balik modal gitu. Makanya aku sendiri nggak percaya aja bisa ngehabisin uang banyak demi merch anime.
Begitu masuk bulan November, aku mulai merasa kayakny harus direm pelan-pelan deh belanja-belenji merch ini karena sejujurnya merch yang aku beli nggak ada yang aku pakai atau gunakan, semuanya aku simpan biar mereka nggak rusak dan awet. Jatuhnya malah jadi kayak uang mati kan? Maka dari itu aku 11.11 kemarin nggak terlalu banyak belanja merch, aku balik lagi buat hunting beberapa beauty product yang udah lama ada di wishlist aku sebelum aku memutuskan stop pengeluaran sampai akhir tahun nanti. Jadi beauty haul kali ini isinya tentang produk yang berhasil aku beli pas 11.11 kemarin dan beberapa ada juga yang belanjaan di awal bulan November ini.
Yang pertama aku jabarin make-upnya dulu ya. Karena belanja kali ini aku memang lebih banyak ke make-up soalnya buat skincare sendiri stoknya masih banyak berkat beberapa kali dapat PR/gift dari brand kan hehe.
- Luxcrime Ultra Highlighter (Milky Way) — Awalnya aku nggak terlalu tertarik buat cobain highlighter Luxcrime, berhubung belum urgent banget-banget. Tapi gara-gara produk ini seliweran di Instagram story mutualku, aku jadi terpaksa lihat terus kan wkwkwkw. Udah bisa tahan tuh, sampai tiba-tiba Michelle @beautyjunkiec ngeswatch highlighternya yang shade Milky Way dan aku langsung, "Oh okay, that's it, I gotta get it". And here she is! Mending nyesel beli daripada nggak beli nggak sih pfttt.
- Luxcrime Blur & Cover Two Way Cake (Opera) — Nah kalau yang ini memang udah ada di wishlist dari lama, cuma sering aku lihat produk ini tuh habis di Shopee sama Sociolla, jadi suka ketunda-tunda. Dia sih nggak mahal ya, masih masuk budgetku, cuma aku tetap berharap ada diskon aja. Kemarin pas akhirnya di Shopee dia ada, harganya tetap normal huft sebel. Tapi yaudah nggak apa-apa mumpung lagi ada rejeki lebih deh.
- Elf Poreless Putty Primer — Lagi-lagi keracun sama mutual di Instagram namanya Nadya @blendsbynadya. Padahal aku baru follow dia beberapa jam doang dan langsung keracun HAHA. Karena sebelumnya aku nggak pernah punya dan pakai primer "beneran", cuma bermodal moisturizer Banila, jadinya aku penasaran mau coba primer Elf ini karena Nadya bilang ini dupe dari Tatcha Silk Canvas yang harganya berkali kali lipat. Ditambah Kak Winda @fwbeaute juga pakai ini di salah satu IGTV GRWM dia, aku jadi makin yakin dong.
- ESQA Bronze Goddess Eyeshadow Palette — Ini adalah belanjaan impulsif! Jadi ceritanya aku masih menunggu compact powdernya BLP buat diskon, karena Kak Icil waktu itu bilang siap-siap ada kejutan dari BLP. Tapi udah mau berakhir hari, tetap nggak ada tanda-tanda diskon heboh. Akhirnya aku main ke tokonya ESQA dan lihat diskon mereka gede juga ya. Pas banget si eyeshadow palette ini nongol, aku langsung tergerak buat check out karena murah banget jadinya dari Rp 250.000 jadi tinggal Rp 122.000! Pun kalau nggak kepakai kan bisa aku jual lagi heheh.
- MAC Satin Lipstick (Del Rio) — Oh wow, jujur nggak kebayang bakal bisa nyobain lipstik Mac karena harganya tuh di luar budget aku banget :") Tapi 11.11 kemarin memberikan keajaiban. Jadi aku lagi-lagi iseng window shopping ke toko explicitcloset, toko yang jadi langganan banyak mutual aku baik di Twitter ataupun Instagram buat beauty product brand barat yang original. Nah terus kayaknya waktu itu udah benar-benar mau ganti hari jadi nggak ngoyo banget nyari barang lagi, tapi pas aku coba sortir di akunnya explicitcloset dari harga yang termurah, tiba-tiba ada lipstik Mac nyempil dengan harga cuma Rp 64.000 dan full size dong! Wah aku langsung gercep check out! Katanya sih expirednya 2021, ya aku nggak peduli juga sih kalau tinggal sebentar juga karena jujur penasaran aja pengen coba langsung formula lipstiknya Mac kayak apa hihi.
- Emina Bare With me Mineral Mild Foundation (03 Caramel) — Keisengan yang super ngide, karena aku kepikiran mau ngebattle foundation ini sama punyanya Pixy yang beberapa waktu lalu udah aku review di blog. Nantikan reviewnya ya!
- Rose All Day The Realest Lightweight Foundation (Warm Honey) — Wah kalau dipikir-pikir foundationku sekarang jadi banyak banget wkwk. Tapi santai sih, soalnya aku juga kalau bikin video buat Youtube kan harus dandan full, jadi pasti kepakai semua. Foundation RAD ini udah lama banget ada di wishlist, keracun sama Mbak Mon @monicaagustami dari lama, cuma nggak kebeli-beli karena harganya di atas Rp 200.000, di luar budgetku lah. Mana RAD ini jarang banget diskon. Makanya pas kemarin menjelang 11.11 dia tiba-tiba diskon jadi tinggal Rp 125.000 aja, nggak pakai pikir panjang aku langsung check out!
Nah kalau tadi udah bahas make-upnya, sekarang bagian skincare yang sebetulnya sedikit banget cuma tiga biji, bahkan yang aku beneran beli sendiri itu cuma satu, sisanya dikasih haha.
- Some By Mi Snail Truecica Serum — Percaya nggak ini produk pertama dari Some By Mi yang aku punya wkwk. Dari dulu dari masih hype banget yang seri 30 days miracle mereka, aku nggak pernah tertarik sama sekali entah kenapa. Apalagi setelah mulai masuk ke dunia skincare, aku jadi suka males lihat SBM yang iklan produknya suka berlebihan. Tapi biar aku nggak ngejudge skincare cuma dari luarnya, aku tetap mau cobain biar tahu yang sebenarnya brand ini tuh gimana sih. Nah kebetulan salah satu temanku ada yang punya dan ternyata nggak cocok, pas banget kemarin dia hibahin lah ke aku.
- Skin Game Theory of Everything Essence — Masih ada dalam wishlistku juga, salah satu produk terbaru dari Skin Game yang disukain banyak banget orang. Aku kira ini toner awalnya, soalnya bentuknya botol besar gitu, tapi ternyata essence. Aku sempat ada rencana mau beli dia pas 11.11, terus aku iseng lah ngetweet, eh tiba-tiba ada salah satu followersku di Twitter yang berbaik hati mau ngasih punya dia juga secara cuma-cuma huhuhu omg orang-orang tuh baik-baik banget! Perjalananku di essence belum terlalu banyak jadi aku nggak tahu juga harus expect apa. We'll see how it goes!
- Terra Beaute Citrea Brilliant Serum — Nah kalau yang ini juga udah ngincer dari lama, berawal dari lihat iklannya seliweran di Instagram story, belum banyak yang bahas brand atau produk ini sih jadi aku terjun bebas aja nyobain soalnya lihat ingredients listnya cukup menarik buat brightening. Nggak sabar mau cobain, dia belum aku buka soalnya aku mau ngehabisin serum yang udah dibuka dulu.
Oke deh kayaknya udah kepanjangan postingannya haha. I feel so content dan puas dengan sale 11.11 kemarin, hampir semuanya udah ada dalam wishlist jadi pas akhirnya bisa keturutan beli mereka aku senang banget. Kalian sendiri dapet apa aja nih pas 11.11 kemarin? Yuk share di kolom komentar!
Wah another weekend passes by, menjelang akhir tahun, rasanya hari-hari berlalu makin cepat aja deh. Nggak kerasa sepanjang tahun 2020 ini kita habiskan full dalam kondisi diterpa pandemi, benar-benar nggak pernah kebayang bakal melalui fase hidup kayak gini. Tapi semoga kita semua tetap dilindungi dari penyakit dan semuanya bisa segera pulih ya. Ngomong-ngomong soal weekend, kalian biasanya kalau weekend ngapain aja sih? Aku sendiri sejak pandemi ini, weekend ya tetap di rumah. Sebetulnya pandemi atau nggak, aku sukanya stay di rumah hahah. Aku tuh mageran banget kalau harus keluar, apalagi Bekasi tuh padat banget kalau weekend, aku nggak tahan sama macetnya.
Di rumah kegiatanku biasanya ngedit konten buat dipost. Mau itu foto atau video, nulis draft review, dan akhir-akhir ditambah sama kegiatan baruku; nonton anime dan baca manga haha! Kalau lapar tinggal Gofood aja, udah deh itu weekend impian banget. Selain itu biasanya juga weekend aku gunakan sebagai kesempatan untuk memanjakan diri dengan cara maskeran. Kebetulan banget aku akhir-akhir ini lagi getol banget pakai satu masker yang masih termasuk baru juga. Aku yakin kalian pasti udah tahu masker apa. Yap, ini adalah Matcha Clay Mask dari Pore Hero Beauty!
BACA JUGA: Maska Technicolor Multimask Review
Buat yang nggak ngikutin aku di Instagram atau TikTok mungkin kalian nggak tahu ya kalau aku sekarang lagi keranjingan maskeran pakai si pink gumush ini. Pore Hero Beauty ini adalah brand lokal baru dan produk pertama yang mereka keluarkan adalah clay mask. Fyi, Pore Hero Beauty masih sister brand sama Harlette karena foundernya sama yaitu Valencia Nathania. Tebakanku sih Pore Hero Beauty punya target market yang berbeda, apalagi dengan nama brand yang cukup spesifik, sepertinya produk-produk Pore Hero Beauty bakal difokuskan untuk menangani masalah kulit seputar pori-pori besar.
Nah waktu aku buka paketan dari Pore Hero Beauty, di dalamnya udah lengkap dapat handbook yang isinya lengkap banget mulai dari penjelasan soal pori-pori, sampai ke detail produknya. Aku suka banget sama brand-brand yang mau mengedukasi customernya, jadi nggak fear mongerin apalagi sampai menggiring customer dengan informasi nggak jelas cuma supaya produknya laku. That's so yesterday! Aku nggak tahu ya kalau belanja produknya biasa alias bukan PR gitu bakal dapat bukunya juga atau nggak, tapi kayaknya nggak ya? Aku berharap semua orang yang beli masker ini bisa dikasih sih supaya makin banyak yang paham kalau pori-pori itu nggak bisa benar-benar dihilangkan.
BACA JUGA: Beau Kirana Mud Mask Review
Biasanya kalau ngomongin soal clay mask, ada dua jenis bahan dasar yang biasa dipakai; bentonite atau kaolin clay. Pore Hero Beauty sendiri pakai bentonite clay sebagai bahan dasar dari clay mask mereka. Bentonite clay adalah tanah liat alami yang berasal dari gunung berapi. Bentonite ini efektif banget buat membersihkan, membuang racun, dan mengangkat kotoran pada pori. Dia juga memiliki sifat anti-radang, sehingga cocok buat kalian yang punya kulit sensitif. Dibandingkan dengan kaolin clay, bentonite punya daya serap yang lebih tinggi sehingga cocok buat orang-orang dengan kulit berminyak seperti aku.
Selain bentonite, masker ini juga mengandung daun teh hijau. Teh hijau (Camellia sinensis) berfungsi untuk meng-exfoliate dan mengangkat sel kulit mati pada wajah dan leher, membuat kulitmu menjadi lebih cerah dan mencegah penyumbatan pada pori yang menyebabkan komedo dan jerawat. Kemudian ada glycerin yang merupakan pelembab kulit yang sangat baik dan membantu menjaga keseimbangan pH kulit. Glycerin juga mempercepat proses penyembuhan dan membantu perbaikan jaringan sel kulit. Terakhir di star ingredientnya adalah jamur Agarikon (Fomes officinalis), merupakan astringent alami yang dapat mengencangkan, melembabkan, dan mencerahkan pori. Jamur Agarikon juga dapat mengurangi minyak pada kulit tanpa menyebabkan kulit kering.
Ingredients: Aqua, Bentonite, Glycerin, Propylene Glycol, Camellia Sinensis Leaf Powder, Camellia Sinensis Leaf, Polysorbate 20, Polyacrylamide, C13-14 Isoparaffin, C9-11 Pareth-6, Camellia Sinensis Leaf Extract, Carboxymethyl Cellulose, DMDM Hydantoin, Sodium Chloride, Fomes Officinalis (Mushroom) Extract, Parfum
Warna maskernya hijau army dan ada butiran daun teh hijaunya. Wanginya tuh persis wangi teh hijau, enak banget! Wangi teh hijau ini bikin aku jadi berasa rileks banget pas pakai maskernya. Maskernya itu teksturnya nggak terlalu kering pas dikeluarkan dari tubenya, jadi dia mudah diratakan di muka. Lembaran daun teh hijau di masker ini seperti yang udah aku tuliskan di atas, punya peran sebagai exfoliator, jadi pas nanti dibilas maskernya kalian jangan gosok terlalu kencang ya karena menurutku pas maskernya udah kering, lembaran daun ini jadi lumayan keras juga dan kayak tajem gitu.
Aku pakai masker ini dua kali aja seminggu, walaupun sejujurnya pengen banget pakai dua hari sekali wkwkwk. Soalnya masker ini benar-benar ngasih experience yang nyaman dan menyenangkan banget. Apalagi aku ini kan termasuk yang sebenarnya malas banget maskeran, pakai sheet mask aja benar-benar suka nggak ada niat sampai terbengkalai semua sheet mask-ku. Tapi sejak aku kenal clay mask dari Pore Hero, aku ngerasa pengen maskeran terus. Aku jatuh cinta sama tekstur dan wanginya. Masker ini juga nggak susah dibilas, dan dia nggak kerasa kayak tipikal clay mask pada umumnya yang kalau dibiarkan kelamaan di muka suka bikin kering. Setelah dibilas juga kulitku tetap terasa lembab, bouncy, dan supple. Meski mungkin di foto before-after nggak kelihatan ada perubahan yang berarti, aku tetap suka sama masker ini. Karena at the end of the day, menurutku masker itu cuma produk skincare yang sifatnya additional aja. Selama dia bisa bikin aku happy dan rileks, menurutku itu udah lebih dari cukup.
Sejauh ini yang aku rasain sih tekstur kulit setelah maskeran ya, karena masker ini kan ada scrubnya dari daun teh hijau itu, jadinya setiap habis maskeran kulitku jadi terasa mulus banget, semua komedo patah. Scrub ini nggak bikin kulitku jadi iritasi atau jerawatku jadi meradang, tapi balik lagi ya sesuaikan sama kondisi kulit, ada baiknya memang kalau lagi jerawatan sebaiknya hindari scrubbing di daerah yang bermasalah dulu. Overall, it's a quite good product yang bisa ngasih experience masking yang menyenangkan.
Aku ingat banget beberapa bulan lalu, atau mungkin lebih lama lagi dari itu, brand Skin1004 lagi tenar-tenarnya. Harganya mulai pada naik, semua orang langsung tertarik buat cobain. Ada yang langsung beli sepaket, ada juga yang nyobain per produknya dulu. Jujur, awalnya aku nggak terlalu ngelirik brand ini. Alasan utamanya sih sederhana; karena dulu kemasannya nggak menarik. Iya, aku memang bucin packaging. Jadi kalau ada yang bilang suatu produk cuma menang di kemasannya doang, itu ada alasannya guys. Ya karena ada orang-orang kayak aku ini yang gampang banget tergiur sama packaging cantik hahaha. In the end, kalau produknya bagus ya bakal repurchase, kalau nggak, nggak akan kembali lah.
Seingatku tuh harganya dulu di Shopee masih cukup terjangkau lah, apalagi karena temanku juga waktu itu ada yang pakai ampoulenya, jadi aku udah sempat lihat-lihat produknya di Shopee. Tapi aku kaget banget abis mereka ganti kemasan, harganya kok jadi mahal-mahal hahah. Makin urung lah niatku buat explore brand Skin1004 ini. Sampai suatu ketika ada temanku lagi yang baru aja cobain tonernya, tiba-tiba nawarin aku buat beli toner dia. Lumayan banget isinya masih lumayan penuh kayak yang bisa kalian lihat di foto pertama itu, dengan harga cuma Rp 100.000. Langsung lah aku sikat karena eh, kapan lagi?
Kemasan baru toner Skin1004 sekarang punya desain yang lebih simple, minimalis, dan senada sama produk dari lini madagascar centella lainnya. Kalau dulu kan nggak kelihatan kalau mereka seragam gitu. Yang bikin aku tertarik buat akhirnya nyobain adalah (selain karena kemasannya yang udah masuk selera), di ingredients listnya tercantum di urutan pertama itu centella asiatica extract, bahkan ditulis berapa persenannya. Buat yang mungkin belum tahu, cara baca ingredients list itu ditulis berdasarkan ingredients yang paling banyak ada dalam produk tersebut. Semakin ke bawah semakin sedikit konsentrasinya. Makanya pas lihat centella asiatica extract ada di urutan pertama aku langsung ngiler dong.
Oh iya, awalnya aku kira toner ini termasuk ke dalam exfolating toner karena di situ ditulis kalau toner ini mengandung PHA, salah satu jenis exfoliating agent seperti AHA dan BHA tapi jauh lebih mild dari keduanya. Tapi setelah aku baca-baca penjelasan dari Glow Necessities beberapa waktu lalu, kadar PHA di dalam produk ini terlalu sedikit jadi kalau mau dipakai sebagai exfoliating toner mungkin akan jadi kurang efektif. Tapi di kadar yang sedikit tersebut justru PHA-nya bagus untuk bantu memberikan hidrasi ke kulit. Makanya kenapa di aku, ini aku pakai sebagai hydrating toner.
Ingredients: Centella Asiatica Extract (84%), Water (Aqua/Eau), Dipropylene Glycol, 1,2-Hexanediol, Niacinamide, Gluconolactone, Tromethamine, Carbomer, Sodium Citrate, Adenosine, Disodium EDTA, Dipotassium Glycyrrhizate, Betaine, Hyaluronic Acid, Ethylhexylglycerin
Tekstur toner ini cair banget, persis air. Rasanya light di kulit, tapi lembabnya lumayan. Karena status toner ini yang agak membingungkan, kadang aku suka pakai jadi cleansing toner aja kayak punya Acwell. Jadi kalau pakai ini aja kurang lembab, nanti aku layer lagi pakai hydrating toner lainnya. Selama pakai toner ini aku sebetulnya nggak merasakan ada perubahan yang berarti di muka sih. Benar-benar nggak tahu juga dia kerjanya ngapain karena mukaku nggak jadi kelihatan glowing atau bisa bantu memudarkan bekas jerawat segala macam.
Buat toner dengan harga di atas Rp 200.000, aku merasa seharusnya dia bisa ngasih efek yang lebih visible lagi. Terlepas dia aku pakai sebagai hydrating toner aja, tapi karena dari brandnya sendiri udah ngasih klaim kalau dia bisa mempercepat cells turnover dan nggak terlihat kan jadinya aku sedikit kecewa heheh. Well, aku merasa terselamatkan karena nggak harus beli produk ini dengan harga normalnya karena bakal sedih banget udah berharap akan sesuatu dan ternyata nggak kesampaian :")
Sebagai orang dengan kulit yang tan, sunscreen udah jadi staple dalam kehidupanku. Sejak kenal sama sunscreen, dan belajar betapa pentingnya dia untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV untuk jangka panjang, aku nggak pernah bisa lagi meninggalkan rumah tanpa sebelumnya pakai sunscreen. Rasanya ada yang kurang, kayak pergi dari rumah nggak pakai baju 😂 Nah, salah satu yang masih jadi kendala aku dalam kehidupan per-sunscreen-an adalah menemukan cara reapply yang efisien dan nyaman di kulit. Karena daya kerja sunscreen berkurang seiring berjalannya waktu, makanya kenapa kita disarankan untuk reapply buat memastikan proteksi yang diberikan bisa maksimal.
Apalagi kalau kalian juga pakai make-up setiap harinya, pasti bingung kan kadang gimana kalau mau reapply? Apa dihapus dulu make-upnya? Langsung timpa aja kah? Mending pakai sunscreen yang kayak gimana nih buat reapply? Hari ini aku bakal bahas semua itu sekalian ngreview salah satu sunscreen lokal dari Jogja yaitu Macaria Sunscreen Spray!
BACA JUGA: Skin Aqua UV Moisture Gel SPF 30 PA++ Review
Jadi beberapa bulan lalu aku ditawarin sama Macaria untuk nyobain produk mereka. Kebetulan Macaria ini kayaknya baru ngeluarin satu produk aja yaitu sunscreen spray. Aku kaget mereka ini ternyata brand lokal dan asalnya dari Jogja! Soalnya selama aku kuliah di Jogja aku nggak pernah dengar soal brand ini. Sunscreen spray sekarang udah mulai banyak yang lirik karena secara practice memang mereka lebih mudah untuk diaplikasikan ke muka apalagi ketika kita on the go. Dengan pakai sunscreen model spray begini, kita nggak perlu repot-repot pakai tangan, tinggal semprot aja.
Nah tapi gimana soal takaran sunscreen yang 1/4 sdm itu? Tentang takaran memang yang masih jadi kesulitan dari sunscreen spray sih ya, aku sendiri mengakui itu karena gimana kita bisa menakar mist? Beberapa waktu lalu hal ini udah pernah dibahas sama salah satu akun skincare di Instagram namanya We From The Inside, di situ editor-in-chiefnya bilang, kalau nggak salah ingat ya, kalau untuk takaran sunscreen spray itu bisa dispray sama 8 kali putaran muka untuk memastikan seluruh permukaan kulit tertutupi secara merata. Wah 8 putaran tuh kedengarannya kayak banyak banget ya, tapi karena ini bentuknya juga mist, jadi seharusnya sama aja kayak pakai sunscreen oles pada umumnya.
Kemasan sunscreen Macaria ini sendiri menurutku cukup simple, cuma botol putih biasa yang ditempeli label dengan berisikan nama brand, klaim produk, cara pakai, dan ingredients list, dan bagian mulut spraynya juga udah ada tutupnya. Untuk klaimnya sendiri udah cocok banget lah di aku; nggak ada whitecast. Salah satu yang paling penting dalam sebuah sunscreen untuk aku pribadi adalah jangan sampai dia bikin whitecast. Aduh males banget deh kalau udah whitecast, apalagi karena aku ini kulitnya tan ya, jadi kalau ketemu sunscreen yang whitecast muka aku bakal kelihatan abu-abu. Oh iya, walaupun nggak tertulis di kemasannya tapi sunscreen ini punya SPF 30, aku udah tanya langsung ke pihak Macaria.
BACA JUGA: Missha Aqua Sun Gel SPF50+ PA++++ Review
Oke mari kita masuk ke review produknya. Ini adalah sunscreen spray pertamaku jadi dari awal aku nggak tahu juga harus pasang ekspektasi seperti apa. Aku bakal ngomongin soal sprayernya dulu deh, karena menurutku untuk ukuran sunscreen spray, sprayer modelan Macaria ini kurang nyaman. Dia jenisnya yang sekali semprot langsung berhenti, nggak continous kayak hairspray. Jadinya pas aku semprot ke muka, masih ada kemungkinan bagian muka yang nggak tercover. Kalau sprayernya jenisnya continous kan lebih enak. Setahu aku sunscreen spray dari Bioderma udah continous deh. Cuma harganya memang jauh lebih mahal.
Terus untuk wangi, dia nggak ada wangi aneh, lebih ke khas wangi SPF aja, wangi sunscreen tahu nggak? Formulanya super duper nyaman di mukaku yang oily ini. Aku nggak perlu ratain pakai jari, tinggal didiamkan aja juga dia bakal kering dengan cepat dengan sendirinya. Finishnya nggak matte, tapi nggak dewy juga. Bikin lembab di kulit yang bikin muka kelihatan supple dan glowing, enak banget! Aku udah coba pakai dia di atas make-up juga nggak masalah, cairan spraynya nggak meninggalkan bercak putih nggak jelas di muka atau jadi ngerusak make-up di bawahnya. Aku sendiri kalau reapply di atas make-up biasanya langsung timpa aja, tapi kalau kalian nggak suka karena merasa kotor, bisa lap muka dulu pakai toner atau ya dibersihkan dulu make-upnya pakai make-up remover.
Sunscreen ini jangan dispray terlalu dekat ke muka, takutnya kena mata karena aku udah pernah dan rasanya pedih banget huhu. Pikirku kalau aku spray lebih dekat, spraynya bisa lebih terkonsentrasi tapi ternyata malah jadi intens banget dan masuk mata :( Tapi formula wise, ini juara sih. Aku berharap banget Macaria mau keluarin sunscreen oles dengan formula dan finish yang sama kayak versi spraynya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons