Dari pertama aku belajar tentang skincare, aku langsung disadarkan kalau terkadang, permasalahan kulit nggak melulu butuh produk baru buat menyelesaikannya. Sesederhana mengganti produk yang menjadi penyebab masalah kulit tersebut bisa jadi solusinya malah. Dalam kasusuku, di awal aku belajar skincare, aku pakai sabun muka yang terlalu keras di kulit. Keras di sini dalam artian, dia bikin kulitku jadi kering dan kasar, akhirnya kulitku marah dan jerawat serta bruntusanku nggak mau berhenti. Setelah aku perhatiin polanya, aku memutuskan untuk ganti cleanser dari yang formulasinya harsh, ke yang lebih gentle. Langsung semua permasalahan kulitku hilang. Sejak saat itu aku jadi lebih pemilih kalau soal sabun muka karena ternyata memang kulitku sensi banget sama cleanser yang keras.
Nah di postingan kali ini, aku akan kenalin ke kalian teman baru kulitku. Ini adalah Biyu Pure Gentle Cleanser, masih terbilang baru karena memang baru kemarin dia launching. Aku berkesempatan buat cobain sample size ukuran 3ml mereka untuk dicoba beberapa hari. Dan karena aku puas banget dengan hasilnya karena semua ekspektasiku tercapai, aku mau share reviewnya ke kalian!
Sepertinya gentle cleanser juga akhir-akhir ini lagi naik daun ya? Aku perhatikan semakin banyak brand yang keluar dengan cleanser yang formulanya gentle, which is totally a good thing! Karena akhirnya aku punya opsi lebih banyak, apalagi jadi nggak harus bergantung sama cleanser merk luar karena dari brand lokal udah menyuguhkan banyak pilihan. Pure Gentle Cleanser ini adalah gel cleanser yang diklaim lembut dan cocok untuk kulit sensitif karena dia diformulasikan tanpa alkohol, fragrance, essential oil, paraben, ataupun musuh bebuyutan kulitku yakni surfaktan seperti SLS. Untuk keberadaan SLES dalam cleanser itu sendiri aku pribadi nggak masalah karena SLES masih terbilang oke untuk kulit dibandingkan SLS. Selama ini juga aku pakai cleanser dengan SLES nggak ada problem apa-apa, jadi memang yang paling aku hindari dari sebuah cleanser itu SLS.
Ngomong-ngomong ini pertama kalinya aku ngereview produk yang ukurannya sample begini haha. Aku agak khawatir hasilnya akan jadi kurang maksimal, tapi berhubung ini cleanser, jadi bisa lebih cepat direview karena bisa langsung kerasa dan kelihatan gitu lho aku suka atau nggak. Oh iya tadi aku cek di website Biyu, kayaknya kita bisa minta sample size ini cuma dengan daftarin email kita ke website mereka deh. Lumayan sih karena isinya 3 sachet dan masing-masing dapat 3ml bisa dipakai minimal 6x cuci muka.
Kalau untuk ukuran full sizenya, produk ini dibanderol di harga Rp 99.000 untuk ukuran 80ml. Menurutku harganya masih termasuk affordable, ya walaupun standard affordable bagi setiap orang tuh bisa beda-beda. Aku sendiri untuk cleanser jarang mau invest di harga yang fantastis karena cleanser itu fungsinya yang penting bisa membersihkan muka dengan baik aja, jadi nggak perlu sampai overclaim. Batas budget cleanserku itu di angka Rp 120.000, jadi harga Biyu Pure Gentle Cleanser ini masih reasonable.
Ingredients: Aqua, Hamamelis Virginiana Leaf Water, Decyl Glucoside, Sodium Cocoamphoacetate, Disodium Cocoyl Glutamate, Polyacrylate Crosspolymer-6, Glycerin, Sodium PCA, Sericin, Dihydroxypropyl Arginine HCl, Citric Acid, Potassium Sorbate, Sodium Benzoate, Phenoxyethanol, Ethylhexylglycerin, Disodium EDTA
Setelah menghabiskan 3 sachet sample size ini, aku bisa menarik kesimpulan kalau aku suka sama cleansernya! Nggak sulit untuk lihat apakah kulitku match sama sebuah cleanser atau nggak karena kalau nggak cocok pasti langsung bereaksi. Konsistensi gelnya itu sendiri menurutku cukup pekat kalau dibandingkan sama semua gel cleanser yang udah pernah aku coba sebelumnya. Dia juga nggak ada wangi apapun, yang kecium sih wangi khas sabun gitu. Terus produk ini juga nggak menghasilkan foam yang terlalu banyak, standard cleanser dengan less surfactant memang biasanya foamnya nggak banyak ya.
Setelah dibilas dia nggak bikin kulitku terasa kering atau ketarik dan perih gitu, which is a good sign! Bahkan setelah aku diamkan selama beberapa lama setelah dibilas tanpa langsung dikasih toner juga kulitku nggak terasa kering. Kemampuan membersihkannya tapi agak kurang sih. Untuk aku yang setiap hari pakai sunscreen, pakai cleanser ini aja nggak cukup bersih, harus dibarengi dengan first cleanser. But all in all, I can see myself repurchasing this product!
Wah, udah lama banget rasanya nggak pernah update lagi soal sheet mask empties. Kalian yang udah lama follow aku juga pasti udah paham lah ya kalau udah cukup lama aku berhenti beli, koleksi, ataupun pakai sheet mask. Dulu, sekitar tahun 2018 akhir sampai pertengahan 2019 sih masih suka kalap kalau lihat sheet mask diskon, tapi suatu hari aku sadar kalau sheet mask itu bikin aku boros banget. Pertama, aku sendiri sebetulnya nggak terlalu suka pakai sheet mask, malas banget lah. Aku cuma senang beli dan ngumpulinnya aja. Kalau udah kayak gitu kan jadi nggak ada manfaatnya itu sheet mask haha. Kedua, udah jadi rahasia umum kalau sheet mask sebetulnya menyumbang limbah kecantikan cukup banyak. Ya walaupun sekarang ada jasa seperti Waste 4 Change buat mengolah sampah-sampah kecantikan kita, tapi tetap aja to. Makanya itulah aku perlahan mengurangi pembelian sheet mask, sampai akhirnya benar-benar berhenti beli lagi. Sampai sekarang aku cuma pakai sheet mask yang dikasih dari brand aja, tapi kalau beli sendiri udah nggak ada gairah haha.
Di sheet mask empties kali ini aku berhasil menghabiskan:
- SNP Fresh Vita Firming Jelly Mask — Sebelumnya di blog aku udah pernah review soal sheet mask SNP yang Fresh Vita C dan itu jadi salah satu sheet mask favoritku. Kali ini aku cobain varian lainnya karena kebetulan beberapa waktu lalu waktu dikirimin PR package dari SNP, ternyata mereka nyelipin beberapa sheet mask, termasuk Fresh Vita, jadi ini untuk ngehabisin aja.
- SNP Bird's Nest Aqua Fitting Cell Mask — Masih dari SNP, ini juga salah satu favoritku dari mereka. Menurutku kalau soal sheet mask tuh SNP cukup unggul. Kebanyakan sheet mask mereka aku suka, mulai dari faktor essencenya itu sendiri, ukuran lembaran maskernya, sampai harga yang masih termasuk affordable dan bersaing.
- Mediheal P.D.F AC Dressing — Ngomongin masker favorite, kalau harus milih satu brand aja sih tetap pilihanku jatuh ke Mediheal. Pertama kenal merk ini dari salah satu mutualku di Instagram, dan yang pertama aku cobain itu masker Tea Tree mereka. Banyak masker Mediheal yang jadi favoritku, masker mereka nggak pernah fail. Ukuran lembarannya selalu pas, dan yang paling penting, kayaknya cuma masker Mediheal yang efeknya bisa langsung kerasa setelah pemakaian.
- Mediheal Bio-cellulose Mask — Ini juga sheet mask yang lumayan mahal kalau harganya normal. Aku sempat beli dia waktu diskon dan dapat free sheet mask lainnya, terus malah nggak kepakai karena disayang-sayang harganya yang mahal haha. Sheet mask ini punya tube serum tambahan yang bisa dipakai lebih dari sekali gitu, makanya kenapa dia lebih mahal dibanding sheet mask Mediheal lainnya.
- Pond's Glow Up Instabright Tone Up Milk Mask — Beli karena iseng, aku nggak banyak cobain sheet mask yang ada di Indomaret. Waktu itu rencananya mau beli full collection biar bisa review lengkap tapi ternyata di tengah jalan niatnya hilang haha. It's quite good, satu downfallnya cuma ukuran maskernya yang gede banget!
- Pond's Plump Up Instabright Tone Up Milk Mask — Ini efeknya sama kayak yang varian Glow Up, menjadikanku bertanya-tanya apa bedanya... Hasilnya di muka bikin kelihatan cerah sih.
- Nature Republic Bulgarian Rose — Ini sheet mask yang aku dapat sebagai bonusan dari belanja di online shop gitu. Belum pernah lihat sheet mask Natrep yang desainnya kayak gini sebelumnya, tapi memang dari awal aku sendiri kurang suka sama sheet mask Natrep sih. Dan ternyata yang Bulgarian Rose ini juga kurang sreg di aku...
- SNP Charcoal Mineral Black Mask — Standard sih ini, enak, lembarannya pas, essencenya nggak lengket dan gampang diserap.
- Blithe Abalone Intensive Mask — Ini adalah sheet mask termahal di empties kali ini. Aku dapat ini dari menang giveaway tahun lalu, dan nggak pernah aku pakai karena somehow sayang aja gitu :") Tapi berhubung expirednya udah dekat banget, jadi harus aku pakai sekarang. Sempat takut habis baca-baca reviewnya kalau essence sheet mask ini susah menyerap, tapi setelah cobain langsung ternyata nggak kok. Finishnya nggak lengket dan keringnya juga cepat.
Dari semua sheet mask ini kebanyakan aku suka, cuma satu yang benar-benar aku nggak suka si Nature Republic Bulgarian Rose karena dia bikin pedih di muka, terutama di bagian antara hidung sama mulut. Aku paling nggak suka sama sheet mask yang bikin pedih sih jadi itu udah downside yang nggak bisa aku tolerir, aku pasti nggak akan balik lagi. Untuk sheet mask lainnya sih beberapa ada yang ukuran sheet masknya nggak pas, tapi masih nggak masalah, karena kalau ukuran lembaran sheet mask yang nggak pas bisa aku akalin dengan dilipat-lipat aja. Aku nggak bisa pilih sheet mask favorite sih, mungkin antara Mediheal Bio-cellulose, SNP Bird's Nest, sama Blithe Abalone kali ya.
Teman-teman sendiri masih suka pakai sheet mask nggak sih? Kalau masih, kalian lagi suka pakai sheet mask apa? Dan sesering apa kalian pakai sheet mask?
Sebagai pemilik kulit acne prone (mudah berjerawat), produk yang aku butuhkan buat mengatasi permasalahan di muka itu nggak sedikit, dan menemukannya juga nggak mudah. Berkali-kali trial and error nyobain produk dari lokal, Korea, sampai Western, ya nggak sedikit produk yang biasa aja hasilnya di kulit. Kalian bisa relate nggak sih, ketika jerawatan, kadang yang aku hadapi itu nggak cuma jerawatnya aja supaya cepat kering. Tapi juga redness karena jerawatnya meradang, bekas jerawat yang menghitam, belum lagi kalau jerawatnya jenis yang mendem jadi susah banget keringnya. Pokoknya kalau udah ketemu jerawat, peralatan bertarungku tuh banyak deh haha.
Nah maka dari itu di postingan kali ini aku mau share produk yang di beberapa waktu terakhir ini jadi andalanku ketika aku mulai jerawatan, terutama untuk meredakan redness di jerawat yang meradang. Ini juga bisa untuk bekas jerawat yang kemerahan, walaupun nggak bikin bekasnya jadi benar-benar menghilang ya, tapi bisa bantu bikin kalem kulit lah seenggaknya.
Produk yang mau aku omongin hari ini adalah Rovectin Cica Care Balm. Pertama tahu produk ini gara-gara banyak mutualku di Twitter yang bahas soal Cica Care Balm, dibilangnya dia bagus banget sebagai spot treatment karena ampuh banget buat mengatasi redness. Akhirnya aku iseng lah beli karena penasaran sama performanya. Kebetulan waktu itu Style Korean Indonesia lagi diskon besar-besaran, jadi sekalian aja deh. Ini udah aku post juga sebelumnya di Style Korean Indonesia haul-ku beberapa waktu lalu.
Klaim produknya sendiri dia bisa untuk melembabkan, menenangkan jerawat yang meradang, kemerahan, dan kulit yang sensitif. Beberapa ingredients yang jadi bintang utamanya ada madecassoside, calamine, dan centella asiatica. Produk ini juga fokusnya untuk menguatkan kembali skin barrier supaya jerawat nggak gampang balik.
Ingredients: Water, Caprylic/Capric Triglyceride, Propanediol, Glycerin, Sorbitan Stearate, Stearyl Alcohol, Cetyl Alcohol, 1,2-Hexanediol, Vinyl Dimethicone, Glyceryl Stearate, Trehalose, Centella Asiatica Extract, Hydrogenated Lecithin, Arginine, Lavandula Hybrida Oil, Madecassoside, Lavandula Angustifolia (Lavender) Oil, Hydroxyethyl Acrylate/Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Sorbitan Laurate, Calamine, Synthetic Beeswax, Phytosteryl/Octyldodecyl Lauroyl Glutamate, Behenyl Alcohol, Carbomer, Glycol Stearate Se, Betaine, Cetearyl Alcohol, Stearic Acid, Glyceryl Acrylate/Acrylic Acid Copolymer, Xanthan Gum, Protease, Disodium EDTA
BACA JUGA: Jumiso Have A Good Cream Review
Hampir semua mutualku pada pakai produk ini sebagai spot treatment, dan awalnya juga aku pakai ini ya sebagai spot treatment, tapi lama kelamaan kok sayang aja ya pakainya diirit-irit haha. Aku juga mau tahu gimana hasilnya di berbagai jerawat dengan kondisi yang berbeda. Dan ternyata dia ampuh banget buat memperkuat skin barrier aku. Jerawat langsung jadi lebih gampang buat dihandle, nggak beringas ataupun semakin meradang. Teksturnya juga menurutku oklusif banget, dia bisa mengunci kelembaban dengan baik, finishnya nggak berat, dan aku juga nggak semakin tambah berminyak setelahnya. Pelembab ini bisa aku pakai pagi dan malam hari tanpa masalah.
Menurutku kalau kalian sering bermasalah sama jerawat kemerahan yang nggak kunjung mereda, atau dirasa skin barrier kalian lagi lesu dan loyo, kalian harus banget cobain produk ini sih.
Hai hai hai! Hari ini aku mau ngereview salah satu serum yang akhir-akhir ini lagi aku pakai. Ini termasuk produk baru di Indonesia karena memang baru launching beberapa minggu lalu. Mungkin kalian juga udah lihat produknya seliweran di Instagram ya. Ini adalah Nature Republic Vitapair C Dark Spot Serum. Aku dapat kesempatan untuk cobain produk ini sebelum dia mulai dijual secara resmi, so thank you so much Nature Republic! Sebetulnya produknya datang berbarengan sama toner dan beberapa sample size juga, tapi aku memutuskan untuk pisah reviewnya aja supaya lebih enak dibaca. Dan agak kebanyakan juga fotonya kalau mau digabung buat direview jadi satu.
Jadi Vitapair C ini adalah rangkaian skincare dari Nature Republic yang fokusnya untuk menangani masalah noda hitam pada kulit. Jadi dia sifatnya udah pasti lebih ke arah brightening. Makanya kenapa aku mengiyakan untuk nyobain karena seperti yang kalian tahu, aku punya lumayan banyak PIH. Beberapa kali jerawatan, sebagian nggak meninggalkan bekas, sebagian lagi ada bekasnya. Dan kalau udah ada bekasnya ini bikin pusing karena lamaaa banget mudarinnya. Pakai sunscreen aja sebetulnya bisa tapi akan lebih cepat kalau dibantu dengan serum yang khusus untuk brightening. Oh iya karena infonya ini susah banget didapatkan dari website Indo, jadi kalau kalian mau tahu tentang Vitapair C kalian bisa cek website Nature Republic Kanada.
BACA JUGA: YSL Pure Shots Night Reboot Serum Review
Sebelum kita masuk ke ingredientsnya, aku mau bahas dulu tentang desain kemasannya. Serum ini dibanderol di harga normal Rp 650.000 dengan isi 45mL. Terdengar pricey memang, tapi tenang aja, di harga segitu kalian nggak cuma dapat serum, tapi juga travel size serum isi 10mL, gel cream isi 10mL, dan 25pcs kapas. Kalaupun masih di luar budget, pantengin aja terus social media Nature Republic karena kalau lagi promo dia bisa diskon sampai Rp 450.000-an. Bentuk botolnya mengingatkanku sama serumnya Some By Mi yang snail warna merah itu deh hehe. Dia juga udah dilengkapi sama pump.
Serum ini teksturnya nggak terlalu cair ataupun terlalu kental. Wanginya juga persis wangi asam jeruk, kayak pengharum ruangan Stella, tapi benar-benar asam. Serumnya mudah menyerap, dan finishnya cukup melembabkan tanpa meninggalkan rasa lengket yang berlebihan. Serum ini punya klaim dapat menyamarkan noda hitam karena mengandung 79,9% fresh jeju lemon dan vitamin C. Cuma kalau dilihat dari ingredients listnya sih malah vitamin C (ascorbyl acid) ada di urutan bawah-bawah, jadi sepertinya keefektivitasannya harus dipertanyakan. Walaupun begitu ada lemon extract, niacinamide, dan tranexamic acid yang udah dikenal membantu banget untuk skin brightening di top 5 ingredients.
Ingredients: Citrus Limon (Lemon) Fruit Extract, Niacinamide, Tranexamic Acid, Ethoxydiglycol, Propanediol, 1,2-Hexanediol, Dipropylene Glycol, Centella Asiatica Extract, Melia Azadirachta Flower Extract, Melia Azadirachta Leaf Extract, Curcuma Longa (Tumeric) Root Extract, Ocimum Sanctum Leaf Extract, Corallina Officinalis Extract, Water, Choleth-24, Butylene Glycol, Caprylyl Glycol, Sodium Polyacryloyldimethyl Taurate, Tromethamine, Ethylhexylglycerin, Panthenol, Dipotassium Glycyrrhizate, Ascorbic Acid, Ascorbyl Glucoside, Glutathione, Tocopherol, Carbomer, Disodium EDTA, Fragrance (Parfum)
BACA JUGA: Elsheskin Radiant Skin Serum Review
Di sini aku kasih tunjuk foto skin update selama pemakaian Vitapair C Serum (dan tonernya) dari tanggal 28 September sampai 22 Oktober. Aku pakai serum ini setiap hari, pagi dan malam. Selama pakai produknya sih benar-benar nggak kerasa ada perubahan apa-apa. Soalnya ada satu bekas jerawat di pipi yang sampai sekarang masih belum memudar dan jadinya aku terlalu terfokus ke situ tanpa ngeh kalau ternyata bekas jerawatku lainnya justru ada progress. Selain bekas jerawat, kulitku juga kelihatan jauh berkurang minyaknya, nggak dehidrasi, dan secara keseluruhan juga nggak kusam lagi. Memang kalau untuk orang dengan tipe kulit berminyak kayak aku, produksi minyak berlebih bakal bikin kusam kan, jadi begitu minyak udah regularly controlled, jadi kelihatan lebih cerah deh kulit.
Aku benar-benar rekomendasiin serum ini untuk kalian yang bermasalah dengan noda hitam sih, terutama untuk noda hitam karena bekas jerawat. Ekspektasiku lumayan terpenuhi, dan experiencenya juga sejauh ini nggak ada yang aneh-aneh. Walaupun memang terbilang mahal sih, but it can last for a long time kok. Untuk sekarang ini secara online belum tahu sih aku bisa dibeli di mana, tapi kalian bisa coba cek Instagram Nature Republic buat info lebih lanjutnya.
Kalau ngomongin soal perawatan rambut, kayaknya aku termasuk yang paling cupu haha. Soalnya aku benar-benar jarang banget explore soal produk perawatan rambut. Kadang sih nonton videonya Brad Mondo di Youtube karena dia kan hairstylist dan banyak share soal tips-tips buat ngerawat rambut sampai ngebreakdown kandungan apa yang sebaiknya ada dalam produk rambut kita. Tapiii, seringnya aku malas research sendiri dan ujung-ujungnya cuma ngikut hype aja deh lagi pada pakai produk apa.
Kalau kalian tahu, aku selama ini pakai shampoo Herbal Essences (yang aku beli juga karena banyak banget diomongin sama orang-orang), dan aku suka banget sama shampoo itu. Beberapa waktu terakhir juga cobain dari Moist Diane karena dia banyak yang hype. Nggak beda sama dua produk itu, kali ini pun aku beli hair mask dari The Bath Box juga karena hasil racun salah satu mutualku di Twitter. Aku kepincut review mutualku itu karena lihat rambutnya bagus banget, kelihatan bervolume dan sehat. Yang mana udah jadi impianku banget karena rambutku tipis dan lemes banget. Akhirnya waktu promo tanggal kembar beberapa bulan lalu, belilah aku si The Bath Box ini.
Aku nggak tahu ya produk ini masih ada atau nggak karena begitu aku coba cari informasi produknya di website resmi The Bath Box, produk ini katanya udah nggak ada :") Di Shopee-nya juga ini udah habis sejak lama dan kayaknya nggak ada tanda-tanda restock sih. Hair mask ini masa PAO-nya setahun, tapi dengan isi 200gr, pemakaian yang nggak setiap hari, dan cuma dipakai di setengah rambut bawah aja, rasanya bakal kayak kejar-kejaran buat ngehabisin dia.
Klaimnya sendiri untuk menutrisi rambut dan menebalkan. Wanginya enak banget sih, apalagi kalau kalian tipe yang suka sama wewangian kayak spa tradisional gitu karena ini khas banget wangi rempah. Teksturnya juga nggak terlalu lengket, menurutku dia cenderung cair dibandingkan hair mask pada umumnya yang creamy.
Ingredients: Water, C13-15 Alkane, Behentrimonium Methosulfate, Cetylalcohol, Olive (Olea Europaea) Oil, Propanediol, Squalane, Hydroxypropyl Starch Phosphate, Simmondsia Chinensis Seed Oil, Fragrance, Ethyltrimonium Chloride Metharylate / Hydrolyzed Wheat Protein Copolymer, Tocopherol, Trisodum Ethylenediamine Disuccinate, Butylene Glycol, Phenoxyethanol, Ethylhexylglycerin, Potassium Sorbate, Disodium Edta, Citric acid.
Aku pakai hair mask ini dua kali seminggu, ngikutin kayak jadwal les aja gitu, Senin-Kamis. Cara pakainya kebalikan dari conditioner yang biasanya dipakai di ujung rambut, kalau hair mask ini dipakainya di akar rambut/kulit kepala sampai merata. Nanti didiamkan selama selama setengah jam, baru dibilas dan dilanjut keramas kayak biasanya. Wangi hair mask ini lumayan nempel sih, bahkan setelah dibilas sama shampoo juga wanginya nggak hilang dan wangi shampoonya nggak overpower si hair mask. Dia nggak sulit dibilas kalau langsung kena shampoo, tapi kalau cuma air aja sih lumayan butuh waktu. Jadi saranku biar nggak kelamaan bisa langsung sambil dishampooin aja rambutnya.
Sayangnya sih aku keburu bosan sebelum bisa ngehabisin produknya. Aku cuma sempat pakai beberapa minggu sebelum akhirnya di aku preloved. Selama beberapa minggu pemakaian itu aku nggak merasakan ada perubahan apa-apa sama kondisi dan penampakan rambutku. Entah ya kalau bisa ngehabisin mungkin bisa kelihatan tapi aku bosan banget dan malas pakainya haha :") Plus, menurutku dia di luar budget karena harganya nggak murah, Rp 200.000 lebih. Makanya aku belinya pas diskon juga, otherwise it would be too expensive for me.
Kalau ngomongin soal brand Hada Labo, aku jadi flashback ke jaman-jaman awal belajar tentang skincare. Produk pertama mereka yang aku cobain itu Hada Labo AHA+BHA Face Wash. Aku pakai face wash itu tanpa tahu apa itu AHA dan BHA, sempat ngerasa bikin muka kesat banget tapi aku kira dulu itu berarti sabun mukanya bagus untuk membersihkan kulit secara mendalam. Well, little did I know, sabun muka apapun yang bikin muka terasa kering itu berarti dia nggak cukup gentle untuk kulit kita. Akhirnya aku tinggalkan lah Hada Labo dan beralih ke gel cleanser karena aku ngerasa gel cleanser jauh lebih nyaman di kulitku.
Sampai akhirnya baru-baru ini, setelah sekian lama nggak pakai foaming cleanser, aku iseng cobain sabun muka adekku, yaitu Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Face Wash. Sepertinya ini masih satu line sama hydrating toner mereka yang jadi kesukaanku, kebetulan udah pernah aku review juga tonernya. Sabun muka ini aku beliin buat adik aku karena dia mau belajar pakai skincare, jadi aku mulailah kasih rekomendasi produk yang secara formula seenggaknya udah gentle di kulit. Walaupun untuk yang satu ini aku pribadi belum pernah coba sendiri wkwk. Tapi lumayan lah jadi bisa ikutan icip-icip kan.
Nah seperti yang bisa kalian lihat di sini, produk ini udah nggak mengandung fragrance, colorant, dan alcohol juga, makanya kenapa secara formula dia udah bisa dikatakan sebagai cleanser yang gentle. Meski menurut aku pribadi, "gentle" itu bisa juga maksudnya experience yang diberikan terasa gentle di kulit, jadi nggak cuma terpaku sama formulanya aja. Aku nggak tahu sih sebelumnya formulanya gimana, karena untuk tonernya si Hada Labo ini sempat reformulasi dari yang masih ada alcoholnya jadi nggak ada. Mungkin memang Hada Labo udah menuju ke formulasi yang gentle ya.
Produk ini di dalamnya mengandung hyaluronic acid yang lebih tinggi dibanding produk sejenis lainnya, makanya kenapa dia nggak bikin kulit kering. Ukuran pH-nya juga di antara 5-6, jadi sesuai sama pH kulit buat mengurangi tingkat iritasinya. Biasanya kalau pH cleanser terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa mengganggu skin barrier, dan cara untuk counter pH yang ketinggian atau kerendahan bisa dengan paka toner setelahnya supaya pH kulit netral lagi.
Dari wangi, nggak ada wangi apa-apa. Teksturnya juga termasuk creamy, dan dia lumayan menghasilkan busa banyak sih. Busanya nggak terasa kasar di kulit, cuma ternyata tetap aja kalau aku ketemu foaming cleanser jadinya tetap terasa kering setelah cuci muka. Kayaknya memang preference kulitku lebih oke sama yang teksturnya gel aja sih dibanding foaming cleanser kayak gini. Aku juga milih sabun muka ini buat adik aku karena banyak mutualku di Instagram yang suka sama produk ini, cuma setelah nyobain langsung ternyata aku tetap nggak bisa berpaling dari gel cleanser haha. Udah kebiasa aja sih, dan sebenarnya ini juga nggak ngasih efek negatif ke kulitku, nggak berlebihan rasa keringnya.
Apalagi karena produk ini juga relatif gampang ditemukan, dan harganya juga nggak mahal-mahal banget, masih di bawah Rp 50.000, jadi bisa jadi opsi kalau misal kalian butuh cleanser dengan formula gentle yang affordable dan ada di drugstore.
Yuhuu, apa kabar guys! Aku sempat lama nggak ngepost di blog nih, baru akhir-akhir ini masuk lagi buat mulai nyicil tulisan, sorry ya! >,< Alasannya kali ini bukan sekedar malas sih, tapi karena aku sibuk me-time hahaha. Jadi tuh aku baru banget langganan Netflix, sekitar dua minggu yang lalu lah. Dan aku baru tahu ternyata di Netflix ada anime! Nggak terlalu banyak sih menurutku, cuma anime yang masuk top 50 aja yang ada, tapi tetap aja, aku kaget dan langsung kalap mau nonton semuanya! Soalnya selama ini aku kalau mau nonton anime lewat web ilegal dan sejujurnya aku malas nonton di web kayak gitu karena iklannya banyak banget, terus malwarenya juga bertebaran huhu. Kualitas gambarnya juga kurang bagus. Makanya ini aku sempat seminggu lebih nggak menyentuh laptop, benar-benar nggak buka, sibuk nonton anime di hp hahah.
Well, di postingan kali ini aku akan ngereview salah satu produk yang dulu sempat aku jauhi karena bikin trauma sama hasilnya di kulit, yaitu; face oil! Yap, dulu banget, jauh sebelum aku belajar skincare dari dasarnya, aku beli dua face oil dari Purivera Botanicals untuk mengatasi jerawat di jidatku yang nggak sembuh-sembuh. Mungkin emang nggak cocok aja ya sama formula oilnya, ujung-ujungnya malah kulitku semakin berminyak, komedoan, dan jerawatan makin parah. Sejak saat itu aku justru jadi takut pakai face oil lagi, sempat kepikiran apa karena tipe kulitku yang berminyak jadinya nggak bisa pakai face oil?
Sampai akhirnya beberapa waktu lalu ada salah satu mutualku yang mau jual preloved The Bath Box Pure Squalane Face Oil, dan aku tiba-tiba aja kepikiran buat mau nyobain. Emang udah sering dengar kalau face oil The Bath Box yang satu ini jadi banyak kesukaan orang-orang, terutama yang punya masalah sama kulit kering dan dry patches. Nah, kulitku memang nggak kering, tapi aku masih suka struggling sama moisturizerku yang sepertinya kurang bisa menghidarkan kulit dari TEWL (Trans Epidermal Water Loss), akibatnya meski udah pakai moisturizer, terkadang kulitku masih jadi kilang minyak. Makanya aku kepikiran aja untuk kembali nyobain pakai face oil sebagai emollient, mana tahu ternyata efektif bikin muka nggak makin berminyak.
Apa itu "Pure Squalane Oil"?
Di katalog website The Bath Box, Pure Squalane Face Oil ini masuk ke kategori moisturizer. Isinya 30mL dengan harga normal Rp 197.000. Squalane berasal dari tebu, dan squalane itu sendiri telah menjadi salah satu pelembab terbaik. Dan karena face oil ini "pure squalane", maka ingredients di dalamnya ya cuma satu, squalane. Squalane diklaim nggak menyumbat pori-pori dan punya tekstur yang elegan, nggak lengket, lembut, dan halus. Squalane juga dapat mengembalikan kelembaban dan elastisitas kulit. Squalane ditargetkan untuk kulit dengan kondisi kering, sensitif, dan yang sudah berkurang elastisitasnya.
Cara pakainya juga mudah, sama seperti pakai serum pada umumnya, cuma karena dia adalah oil, aku merekomendasikan pakai dia setelah kita selesai pakai produk water based dan sebelum moisturizer karena kalau face oilnya dipakai duluan nanti produk water basednya nggak bisa penetrasi ke dalam kulit dengan mudah. Dari The Bath Box sendiri juga anjuran pakainya kalau dirasa oil ini agak susah untuk menyerap ke kulit, bisa kita kasih "pondasi" dulu sebelumnya, bisa dengan toner, atau sekedar air dibasuhkan ke muka dan langsung ditimpa face oil juga bisa. Face oil ini bisa juga dipakai di area rambut dan badan, jadi nggak terbatas hanya untuk kulit muka aja.
Baca juga: YSL Pure Shots Night Reboot Serum Review
Untuk wanginya sendiri dia nggak ada wangi apa-apa, nggak wangi minyak, atau ada fragrance lainnya. Aku benar-benar kesulitan untuk pick up wewangian apapun dari face oil ini. Entah emang minim banget atau hidungku aja yang nggak bisa nyium haha. Warna oilnya itu sendiri bening, teksturnya super duper cair kayak air, nggak kerasa berat sama sekali, tapi untuk takarannya sendiri biasanya aku pakai dua tetes aja dari yang biasanya tiga tetes untuk produk dengan model pipet begini. Soalnya aku udah pernah coba pakai tiga tetes dan ternyata kerasa kebanyakan karena aku juga ngelayer beberapa serum sekaligus jadi rasanya justru jadi berat muka.
Selama rutin pakai face oil ini di dalam skincare routine malam aku, efeknya di muka aku benar-benar kelihatan. Di beberapa kali pemakaian pertama langsung aku bisa ngeh gimana pagi keesokan harinya mukaku nggak jadi semakin berminyak. Aku memang pakai face oil ini di malam hari aja karena meski dia klaimnya nggak akan terasa berminyak, tapi tetap untuk aku pribadi, face oil ini butuh waktu cukup lama untuk bisa benar-benar "kering", dan kalau dia aku masukkan ke skincare routine pagi berarti aku butuh waktu lebih lama juga.
Face oil ini aku pakai tanpa dicampur dengan moisturizer atau produk lainnya, karena ketika skincarean aku bekerja per layer, untuk lihat apakah aku suka dengan finishnya atau nggak. Menurutku face oil ini masih termasuk aman banget, bahkan untuk yang nggak terlalu suka finish produk yang greasy. Bisa disesuaikan sama jumlah oil yang dipakai supaya nggak kebanyakan dan menyerapnya juga cepat. Untuk teman-teman yang punya dry patches, bahkan untuk yang masih struggling dengan kondisi muka yang berminyak, bisa banget cobain face oil ini, siapa tahu ini yang kulit kalian butuhkan!
-----
Where to buy? Shopee
How much? Rp 197.000
Siapa di sini yang selama masa pandemi justru kulitnya makin sering jerawatan? Jerawat itu sendiri banyak faktornya, bisa karena pakai masker yang lembab, entah karena makanan yang jadi pemicu, atau ya karena memang tipe kulit yang mudah berjerawat aja. Akupun sebagai pemilik kulit acne prone, sering kelabakan sama tingkah jerawat yang munculnya bisa tiba-tiba banget dan susah buat dihilangkan. Sekalinya hilang, ternyata ngebekas, haduuh.
Nah, pas banget nih, beberapa waktu lalu aku berkesempatan untuk nyobain produk dari brand yang udah cukup lama ada dalam wishlistku yaitu essenHERB, thanks to Sociolla! Aku dikirimkan dua produk untuk dicoba yakni essenHERB Tea Tree Foaming Cleanser dan Tea Tree Tonernya. essenHERB sendiri punya beberapa produk untuk lini Tea Tree mereka selain kedua produk yang akan aku bahas di postingan kali ini, ada serumnya juga dan semuanya bisa kalian beli di Sociolla.
BACA JUGA: Innertrue Awakening Cleansing Gel Review
Essen HERB Tea Tree Foaming Cleanser
Nah sekarang aku mau bahas cleansernya dulu nih. Kalau kalian pembaca lama dari blog ini kalian pasti udah hapal banget sama jenis cleanser yang aku suka. Kulitku ini gampang banget dehidrasi, kalau udah dehidrasi langsung ngamuk dan muncul bruntusan. Dehidrasi itu bisa diperparah sama salah pakai cleanser, terutama cleanser dengan SLS di dalamnya. Walaupun begitu ada juga kondisi di mana suatu cleanser nggak mengandung SLS, tapi dia tetap punya finish yang suka bikin kering. Biasanya itu masih suka terjadi sama cleanser yang foaming, makanya kenapa aku lebih sering beli cleanser dengan konsistensi gel karena di kulitku, gel cleanser terasa lebih gentle, terlepas dari bagaimana formulanya.
Ingredients: Water, Stearic Acid, PEG-400, Myristic Acid, Potassium Hydroxide, Glycerin, Lauric Acid, Butylene Glycol, Polyquaternium-7, Benzyl Glycol, Panthenol, Glyceryl Stearate, Allantoin, Sodium Benzoate, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Extract, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil, Ethylhexylglycerin, 1,2-Hexanediol, Caprylyl Glycol, Sodium Polyacrylate, Citric Acid, Raspberry Ketone, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Propanediol, Sodium Hyaluronate Crosspolymer, Sodium Hyaluronate, Hydrolyzed Glycosaminoglycans, Mentha Piperita (Peppermint) Extract, Chamomilla Recutita (Matricaria) Flower Extract, Centella Asiatica Extract, Eucalyptus Globulus Leaf Extract, Maltodextrin, Hydrolyzed Hyaluronic Acid, Hyaluronic Acid
Essen HERB Tea Tree Foaming Cleanser ini punya konsistensi seperti sabun muka yang mengandung surfaktan, tapi tenang aja karena di ingredients listnya mereka nggak pakai SLS. Busanya juga masih ada tapi nggak terlalu banyak. Aku nggak terlalu mencium bau yang signifikan, ada sedikit hint wangi tea tree tapi kayak kecampur sama wangi mint juga karena di dalamnya ada peppermint kan memang. Setelah aku bilas sabunnya, kulitku sih masih agak terasa seperti ketarik, dan menurutku ini sesuatu yang aku udah hapal aja kalau kulitku ketemu sabun muka yang foaming dan bukan gel. Tapi nggak sampai bikin muka jadi kaku dan perih ya. Menurutku keringnya masih biasa aja, masih di batas aman.
Sabun muka ini targetnya untuk mengurangi jerawat dan minyak berlebih pada kulit, makanya kenapa menurutku kalian yang oily dan acne prone sepertinya akan tertarik buat cobain. Dia mampu meredakan masalah kulit dan membersihkan kulit yang rusak. Busanya yang creamy diklaim bisa membersihkan makeup secara mendalam, mengangkat sel-sel kulit mati dan kelebihan minyak untuk kulit yang lebih bersih. Sejauh ini aku belum merasakan ada negative effect lainnya selain yang agak bikin kering sih. Cuma menurutku untuk mengurangi jerawat dia terbilang lamban. Memang susah kalau cuma mengandalkan sabun muka yang cuma nempel di kulit sebentar aja.
Essen HERB Tea Tree Toner
Selain sabun mukanya, aku juga berkesempatan buat nyobain toner mereka. Toner ini berfungsi menenangkan kulit sensitif an mencerahkan wajah. Mengandung 90% ekstrak daun teh untuk membantu menenangkan kulit dan memperbaiki kulit yang rusak, mengandung bubuk botani untuk membantu mengontrol sebum, memberikan kelembaban pada kulit kering dan ekstrak daun teh untuk membantu menenangkan kulit sensitif, serta memiliki fungsi ganda untuk mencerahkan kulit dan anti kerut.
Tonernya wangi khas tea tree banget, jauh lebih kencang dibandingkan sabun mukanya. Toner ini mengingatkan aku sama Naruko Tea Tree Toner karena wanginya mirip banget dan kebetulan warna botolnya juga sama-sama hijau haha. Tapi keduanya jelas berbeda karena kalau toner Naruko termasuk exfoliating toner, yang Essen HERB ini termasuk hydrating toner.
Aku lupa tunjukin foto di bagian bawah botol tonernya kalau ada seperti serbuk putih gitu, kurang tahu juga sih itu apa, tapi untuk petunjuk pemakaiannya nggak mengharuskan botolnya untuk dikocok jadi bisa langsung dituang aja ke kapas. Bisa juga langsung ke tangan kalau kalian lebih nyaman tanpa kapas, nggak masalah karena ini kan bukan exfoliating toner juga jadi nggak perlu-perlu amat pakai kapas. Toner ini rasanya super hydrating, teksturnya cair banget kayak air, dan aku sempat takut bakal terasa agak perih di kulit, entah karena peppermintnya atau karena trauma aja sama toner yang botolnya warna hijau :") Main ingredientsnya ada di awal-awal, jadi menurutku kalau dipakai rutin toner ini bisa bantu mengatasi jerawat dan mungkin sekaligus mencerahkan karena aku lihat niacinamide di urutan ketiga.
Overall karena ini baru pemakaian beberapa minggu, aku belum bisa bilang banyak sih. Tapi aku lumayan hopeful terutama untuk tonernya karena rasanya benar-benar menghidrasi banget.
Siapa di sini yang punya jenis rambut gampang lepek, ngacung! Aku sendiri cepat banget lepek rambutnya. Mana rambutku tipe yang lemas banget, lurus, dan gampang jatuh, jadinya begitu lepek, rambutku kelihatan jadi nggak “bernyawa” dan aku jadi kelihatan lusuh. Pokoknya bikin mood jadi down banget deh. Makanya kenapa aku termasuk orang yang rajin banget keramas, bahkan bisa sampai setiap hari keramas. Banyak yang bilang kebiasaan keramas setiap hari ini nggak terlalu bagus buat kesehatan rambut karena bisa menghilangkan minyak alami di rambut. Terus, solusinya gimana?
Nah, beberapa minggu belakangan ini aku coba ganti produk perawatan rambutku sama Moist Diane Fresh & Hydrate Shampoo & Conditioner. Moist Diane ini adalah brand asal Jepang yang udah berdiri sejak tahun 2013, dan sepanjang pengetahuanku, semua produk mereka adalah haircare. Aku yakin udah banyak dari kalian yang pernah lihat produk mereka di drugstore juga.
Varian haircare Moist Diane ini banyak banget, dan aku berkesempatan untuk nyobain yang varian Fresh & Hydrate karena lihat dari klaimnya, varian ini direkomendasikan untuk orang-orang yang punya kulit kepala cepat berminyak, bikin rambut terasa lembut dan silky, memberikan kesegaran baik untuk rambut ataupun kulit kepala selama 48 jam, serta mengurangi bau kurang enak di kulit kepala yang disebabkan karena produksi minyak berlebih. Semua klaim ini pas banget buat aku karena selama pandemi ini di rumah aku justru makin cepat lepek rambutnya nggak tahu kenapa.
Setiap varian Moist Diane ada dua produk yakni shampoo dan conditionernya. Yang shampoo warna produknya transparan sedangkan conditionernya warnanya putih, jadi in case kalian nggak sempat baca label di botolnya juga nggak akan ketukar sih pas mau dipakai hehe. Untuk ingredients kedua produk ini bisa dibaca langsung di website Moist Diane ya.
Baca juga: Head & Shoulders Supreme Smooth, Supreme Moisture, and Supreme Anti-Hairfall Shampoo Review
Selain yang sudah aku sebutkan di atas, produk perawatan rambut dari Moist Diane ini juga punya klaim aman dipakai setiap hari lho. Mungkin terdengar aneh ya, ngapain keramas setiap hari. Tapi untuk sebagian orang terutama yang punya masalah rambut yang cepat berminyak, sebenarnya wajar kalau sampai harus keramas setiap hari. Karena nggak ada aturan pakai kalau keramas itu harus sekian hari sekali, yang pasti kalau rambut dirasa sudah kotor, ya berarti itu sudah waktunya keramas.
Shampoo itu sendiri pada dasarnya mengandung sulfat/sulfate yang membuat minyak di kulit kepala kita dapat larut dalam air sehingga mempermudah rambut untuk dibersihkan dari minyak dan kotoran lainnya. Meski begitu, ada banyak bakteri baik di kepala kita yang dinamakan dengan microbiome yang dapat membantu keseimbangan pH kulit dan mencegah bakteri buruk berkembang biak. Sayangnya ketika kita terlalu sering keramas dengan shampoo yang keras akan membuat microbiome menjadi tidak seimbang dan justru muncul permasalahan pada kulit kepala, bahkan sampai muncul kemerahan.
Untungnya, produk Moist Diane ini nggak mengandung sulfat/sulfate, silicon, dan paraben, jadinya secara formula dia termasuk gentle untuk kita pakai setiap harinya karena nggak akan membuat microbiome di kulit kepala kita terganggu.
Baca juga: Kojiesan Skin Lightening Soap Review
Nah karena dari tadi aku sudah ngomongin soal "interior" produknya, sekarang aku akan ngomongin "exteriornya". Dari luar ini botolnya memang menarik banget sih, kelihatan prestisius dengan desain tekstur diamond dan bagian tutupnya juga unik, nggak kayak shampoo atau conditioner pada umumnya. Ketika kalian beli, nanti produknya akan dalam posisi terkunci, tinggal diputar sedikit dan dia akan terbuka. Terus juga kalau kalian perhatikan di bagian atas pumpnya ada garis-garis yang menunjukan di mana cairannya akan keluar, jadi kalian nggak akan kebingungan salah tadah hehe.
Sekarang aku akan ngomongin gimana pengalaman dan hasil selama aku pakai dua produk ini selama beberapa minggu belakangan. Dari wanginya dulu, untuk shampoonya ini kecium wangi mint yang nggak terlalu intens, dan aku udah bisa nebak kalau wanginya mint begini pasti di kepala dia ngasih efek cooling. Ternyata benar aja, rasanya begitu keramas langsung dingin kulit kepala haha. Enak banget sih kalau habis seharian kena sinar matahari, panas-panasan, atau habis olahraga yang intens banget sampai keringetan.
Shampoonya nggak susah untuk dibilas, setelahnya sih agak bikin kering, tapi kalau dipadukan sama conditionernya nggak jadi masalah sama sekali. Kurang tahu juga gimana dengan yang rambutnya tebal karena rambutku ini termasuk tipis, jadi kalau pakai shampoo yang bisa bikin kering bakal kerasa banget. Makanya aku harus pakai conditionernya berbarengan, terutama untuk di bagian ujung rambut. Klaimnya sih menurutku juga standard ya, aku biasanya keramas bisa sehari sekali, atau maksimal 2,5 hari sekali, tergantung aktivitas, dan kalau pakai shampoo dan conditioner Moist Diane ini maksimal aku harus keramas dua hari sekali. Tapi menurutku itu udah oke banget karena memang kulit kepalaku ini cepat banget berminyak.
Overall, aku rekomendasiin kalian kalau mau pakai shampoonya, jangan lupa pakai conditionernya juga, karena kalau cuma shampoo aja mungkin kurang oke efek "fresh & hydrate"-nya.
-----
Where to buy? Guardian
How much? Rp 130.000
Review ini udah tertahan lama banget sebenarnya. Alasan kenapa aku lama nulis review YSL Pure Shots Night Reboot Serum adalah karena aku masih berharap produk ini bisa bekerja di aku. Ngomong-ngomong aku kaget ya ternyata serum ini kalau full size harganya sampai di atas Rp 800.000, beruntung banget aku bisa cobain berkat ikut Try & Review event dari Female Daily huhu, so thank you, FD! Walaupun ini bukan full sizenya juga sih tapi ukuran 7mL tapi tetap aja, lumayan kan biar bisa tahu sekalian icip-icip kayak apa sih rasa serum harga nyaris sejuta :")
Aku sendiri belum pernah invest uang sebanyak itu untuk urusan beauty, baik skincare ataupun make-up. Selain karena daya belinya belum sanggup segitu, juga karena kadang ngerasa skincare yang mahal juga bisa jadi cuma mahal karena namanya aja, tapi ternyata dari ingredients sampai efek ya nggak jauh beda sama produk drugstore. But eh, just like any other things in life, pandangan kayak gitu nggak bisa digeneralisir ya.
BACA JUGA: Elsheskin Radiant Skin Serum Review
Pertama kali lihat serumnya secara langsung, aku baru ngeh kalau dia ini ternyata tipe yang biphase alias campuran dari minyak sama air kayak micellar water Garnier yang oil-infused itu lho. Aku kurang tahu juga seharusnya dikocok dulu supaya nyampur atau bisa langsung diapply ke muka karena nggak ada penjelasan cara pakainya di boxnya. Wanginya juga enak banget sih, sekarang aku paham kenapa orang-orang bilang skincare mahal itu karena yang dimanjakan bukan cuma muka, tapi visual (mata), penciuman, dll.
YSL Pure Shots Night Reboot Serum adalah jenis exfoliating serum, kalau disamain sama produk lokal sih setipe sama serum Kleveru Glass Skin Overnight. Bukan maksudnya si Kleveru ini jadi dupes ya (aku belum bandingin keduanya langsung jadi belum tahu juga), tapi biar kalian ada bayangan aja exfoliating serum tuh kayak gimana. Di dalamnya mengandung AHA yakni glycolic acid sebanyak 3,4% yang membantu proses eksfoliasi pada kulit biar kulit kelihatan lebih muda keesokan harinya. Makanya namanya "Night Reboot" karena serum ini dipakai di malam hari dan seakan-akan me-reboot kulit kita ke kondisi prima kayak waktu masih bayi.
Ingredients: Aqua/Water, Caprylic/Capric Triglyceride, Limnanthes Alba Seed Oil/Meadowfoam Seed Oil, Isononyl Isononanoate, Glycolic Acid, Propylene Glycol, Alcohol Denat, Glycerin, Sodium Hydroxide, Hydroxyethylpiperazine Ethane Sulfonic Acid, Argania Spinosa Kernel Oil, Glucose, Calendula Officinalis Flower Extract, Cereus Grandiflorus Flower Extract/Cactus Flower Extract, Haematococcus Pluvialis Extract, Adenosine, Ascorbyl Glucoside, Hydrolyzed Linseed Extract, Citric Acid, Lactic Acid, Xanthan Gum, Panthenol, Tocopherol, Potassium Sorbate, Sodium Benzoate, Salicylic Acid, Caramel, Limonene, Parfum/Fragrance.
Serum ini seperti tertera di boxnya, sebaiknya dipakai ketika nggak ada matahari karena penggunaan AHA bikin kulit kita jadi lebih sensitif sama matahari, apalagi ini persentasenya lumayan besar, 3,4%. Menurutku dengan angka segitu menjadikan produk ini nggak beginner friendly apalagi yang sebelumnya sama sekali belum pernah ketemu exfoliating product. Aku sendiri aja yang notabenenya bukan pemain baru soal exfoliating, tetap purging lumayan heboh waktu nyobain serum ini. Jangan lupa juga kalau pakai produk yang mengandung exfoliator, jangan skip penggunaan sunscreen di pagi harinya kalau nggak mau kulit malah kelihatan lebih kusam.
Selama beberapa kali pakai serum ini aku agak bingung sih dia efeknya apa. Biasanya dengan glycolic acid bisa untuk bekas jerawat sama jerawat itu sendiri jadi berkurang, tapi selama pakai serum YSL ini aku nggak melihat ada perubahan signifikan, malah seringnya jerawatku jadi semakin meradang, padahal aku nggak pakai nunggu beberapa hari dulu buat lompat dari exfoliator lamaku ke YSL, ditmabah lagi kalaupun itu purging, prosesnya lama banget sih hampir sebulan. Sebelumnya aku nggak pernah purging sampai selama itu. Sedih sih nggak cocok sama produk ini tapi mungkin aku bakal lebih sedih lagi kalau cocok karena pusing gimana repurchasenya haha.
Hai guys! Akhirnya hari ini aku kembali lagi dengan review lip product! Ini adalah lip product terbaru yang masuk dalam koleksiku, dan hasil dari sebuah keisengan dan kepo yang teramat sangat haha. Jadi karena PSBB semakin ketat, aku jadi semakin nggak pernah ke mall. Ke Watson atau Guardian buat lihat-lihat aja udah lama nggak pernah dan jadi semakin malas juga buat beli lipstik karena lipstik yang udah ada masih bejibun. Cumaaa, pas kemarin aku ke Dandan, sebagai toko kosmetik paling dekat sama rumah, tiba-tiba aku lihat produk ini di rak. Aku udah sempat lihat swatchnya di Instagram Lippielust sebelumnya, dan berhubung aku belum pernah coba produk make-up dari Hanasui, apalagi karena harganya ini murah banget, jadi aku memutuskan buat cobain aja deh hohoho.
Ini penampakan luar produknya. Menurutku dari segi desain kemasannya sih lumayan oke, nggak terlalu norak, ribut, masih termasuk simple dan enak dipandang. Bagian atasnya dihiasi dengan lapisan warna rosegold gitu, dan bagian bawah botolnya transparan dengan gradasi, jadinya kita bisa lihat langsung warna lipstik di dalamnya kayak apa. Btw aku pilih shade 01 Kiss ini karena perasaan di kotaknya kelihatannya agak nude gelap gitu, tapi pas dibuka kaget banget ternyata dia muted red hahaha. Well, nggak apa-apa deh, mumpung aku belum punya lipstik warna merah juga.
Aplikatornya ini cukup panjang ternyata, bentuknya standard doe foot. Terus teksturnya juga mengingatkan aku sama Wardah Colorfit Velvet Matte Lip Mousse. Kayak berasa tebal dan agak sumpek di bibir, not really my cup of tea sih. Dia lumayan transferproof, tapi sayangnya yang kayak gini kalau udah mulai crumbling di bagian dalam bibir jadi kering banget dan bikin malas buat reapply. Pigmentasi oke sih, dan menurutku untuk liquid lipstick di bawah Rp 50.000 dia masih terbilang lumayan. Ya kalau kalian suka modelan liquid lipstick dengan finish velvet gitu, you will like this one. I personally don't.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons