Akhirnya bisa ngepost beauty empties lagi setelah 2~3 bulan belakangan ini harus ngumpulin dulu. As always, aku nunggu kekumpul sampai 10 produk dulu baru aku post di sini. Selalu senang rasanya lihat banyak produk bisa dihabiskan karena aku susah banget bisa ngehabisin produk, kadang sering keduluan PAO atau expired padahal ya dipakainya juga nggak pelit-pelit. Aku juga jarang banget skip skincare routine karena selama WFH ini malah aku merasa mukaku lebih gampang kotor entah kenapa. Kayaknya karena mukaku tuh urutannya lebih kecil dari average muka orang-orang pada umumnya jadi jumlah produk yang dipakai lebih sedikit 😅 Anyway, empties kali ini fokusnya di skincare dan bodycare aja, belum ada make-up yang bisa habis. Susah banget emang ngehabisin make-up tuh, apalagi lipstik hahah. Bahkan kemarin ada yang udah jamuran dan terpaksa aku buang. Gitu-gitu tetep aja nggak mau berhenti belanja lippies.
- Uriage Thermal Water — Aku bukan penggemar fanatik face spray, tapi untuk ukuran face spray ya menurutku dia bagus-bagus aja. Segar, dan ada bau sulfurnya which surprisingly, aku suka! Dulu udah pernah pakai yang ukuran kecilnya, habis itu upsize ke yang ukuran lebih besar karena lagi diskon. Menurutku di antara beauty water lainnya, Uriage ini yang paling murah, kalau dijejerin sama Avene atau Evian. Aku belum pernah coba dari dua brand itu sih, but Uriage is quite good on its own.
- Etude Soonjung pH 5.5 Relief Toner — Senang banget akhirnya bisa menghabiskan toner ini! Sebuah perjuangan karena isinya yang 180ml dengan konsistensi kayak air bikin aku butuh waktu lama buat habisin dia. Padahal seingatku juga aku pakainya boros banget tapi dia tahan banget bisa sampai setahun baru habis.
- SNP Lab+ Triple Water Deep Clean Face Wash — Sabun muka yang awalnya oke oke aja di kulitku, eee lama kelamaan bikin kulit jadi super kering! >:( Dia bikin aku dehidrasi dan bruntusan, akhirnya kujadiin sabun tangan aja deh. Rasanya nggak gentle sama sekali di kulit.
- Somethinc Niacinamide + Moisture Beet Serum — An easy favorite! Bakalan repurchase ukuran lebih besarnya di kemudian hari, but for now aku mau explore serum niacinamide dari brand lain dulu heheh. Sangat enak buat bikin kulit lembab, dan buat PIH juga ngebantu banget supaya lebih cepat tersamarkan.
- Garnier Micellar Water (Pink) — Ini entah udah botol keberapa sih. Walaupun aku suka pakai oil-based cleanser sebagai first cleanser, kalau pakai make-up tetap aja nggak bisa lepas rasanya dari micellar water. Jadi kalau pakai make-up aku nggak cuma double tapi triple cleansing. You know, buat memastikan kulit benar-benar bersih. Karena I take cleansing step very seriously. Kulit yang kotor nggak bisa menyerap produk dengan baik, jadi aku akan selalu butuh micellar water dalam skincare routineku.
- The Body Shop Wonderfully Wonky Banana Body Yogurt — Pertama kalinya nyobain body yogurt dari The Body Shop dan sukaaa banget! Emang deh kalau urusan pelembab badan, The Body Shop tuh nggak ada yang bisa ngalahin. Wanginya enak banget, karena aku juga suka sama pisang, teksturnya ringan nggak berat di kulit, tapi moisturizingnya dapet banget!
- St. Ives Purifying Body Wash — Iseng nyobain karena warnanya biru (hahah) dan wanginya enak, kayak manis gitu. Turns out dia bikin kulitku lumayan kering. Scrubnya enak, bisa buat daily sih menurutku karena ukurannya nggak terlalu besar jadi nggak terasa kasar di kulit.
- Banila Co Clean It Zero Cleansing Balm — Nggak nyangka bisa habisin cleansing balm Banila secepat ini! Karena dia nggak terlalu murah, jadi kupikir mungkin bisa kutahan habiskan buat at least 6 bulan lah. Eh ternyata 4 bulan aja dia udah gone! :"( Aku suka banget karena dia nggak bikin pedih di mata, emulsinya bagus, lembut di kulit, nggak bikin kering, dan hapus make-up waterproof juga shanggup!
- Love, Beauty, & Planet Coconut & Mimosa Body Wash — Udah lama habisnya cuma baru dimasukin empties sekarang. Sejujurnya dia nggak jelek-jelek amat, aku suka wanginya, tapi rasanya biasa aja gitu. Kayak experiencenya nggak ada yang terlalu nempel di hati. Wanginya gampang hilang 5 menit setelah keluar dari kamar mandi. At least dia nggak bikin kulit tambah kering ataupun susah dibilas karena aku nggak suka sabun badan yang susah dibilas atau licin gitu. Kalau dari merk LBP ini aku lebih suka body lotion mereka sih.
- Sugarpot Waxing Wax — So sad waktu sugar waxnya Sugarpot habis... Harus segera repurchase karena sejak kenal waxing, aku udah nggak pernah cukur lagi bulu ketiak. Waxing lebih hemat waktu, apalagi kalau waxing sendiri jadi lebih hemat biaya juga, nggak perlu ke salon segala. Buat aku yang pertumbuhan bulunya termasuk cepat dan lebat, waxing di rumah tuh sangat membantu.
Oke deh, segitu dulu aja bahasan beauty empties kali ini! Udah lama nggak nulis di blog, rasanya agak capek ternyata huehehehe. Oh iya, aku juga bikin video soal beauty emtpies kali ini di Youtube channel aku lho. Yang mau nonton boleh banget main-main aja!
Ah, ngomongin soal first cleanser selalu bikin excited buatku. Menurutku, step paling menyenangkan ketika pakai skincare adalah waktu cleansing. Kenapa? Karena benar-benar kerasa banget, dari yang seharian muka kena debu dan polusi, belum ditambah kalau pas pakai make-up dan kena AC, jadi kering dan kisut, begitu mulai cleansing, langsung semuanya luruh dan kembali lagi dari 0 hahaha. Aku juga nggak pernah asal-asalan waktu step cleansing ini, karena aku percaya, kulit yang bersih bisa menerima produk yang diapply setelahnya lebih baik lagi. Makanya kenapa apapun kondisinya, aku selalu usahakan kalau mau pakai night skincare routine, pasti double cleansing. Selain supaya kulit lebih terjamin bersihnya, juga karena aku hobi aja mijat-mijat muka pakai first cleanser hihi.
Beberapa waktu lalu aku kaget banget waktu tahu Dear Me Beauty ngeluarin first cleanser! Aku nggak terlalu tahu banyak skincare products dari Dear Me, di kepalaku mereka lebih condong ke make-up, makanya aku excited buat lihat first cleanser dari local brand satu ini. Dear Me memang bukan yang pertama dari brand lokal buat ngeluarin cleansing balm, sebelumnya udah ada Fanbo yang juga punya beberapa varian cleansing balm, cuma aku belum terlalu tertarik karena jujur aja, visualnya Dear Me lebih masuk di hatiku.
Kebetulan banget cleansing balm aku dari Banila Co udah mau habis (dan baru ingat juga belum direview di blog astaga Dyn wkwkwk), jadi sekalian aja aku cobain deh. Lumayan, kalau memang performanya oke dan cocok di aku, selain bisa support local brand juga harganya jauh lebih murah jadi bisa menghemat lumayan banyak.
Cleansing balm ini dikasih nama "30 Seconds Meltaway Balm" karena klaimnya bisa melelehkan make-up dengan mudah dan effortless dalam waktu 30 detik aja , wow! Eh tapi ya jujur, aku sendiri nggak pernah ngitungin juga sih berapa lama waktu yang dibutuhkan cleansing balm/oil aku selama ini buat bisa lelehin make-up hahah. Tapi ya cukup promising lah, apalagi karena katanya "effortless", jadi nggak perlu ada gerakan yang terlalu kencang atau kasar ke kulit. Klaimnya juga dia non-stripping, alias nggak akan bikin kulit jadi kering atau terasa ketarik setelahnya. Menurutku ini salah satu faktor yang cukup penting dalam menentukan first cleanser, karena ada beberapa jenis first cleanser yang setelah dibilas dengan air (tanpa sabun muka) rasanya justru bikin kulit jadi nggak nyaman.
Salah satu faktor yang bikin aku makin tertarik buat cobain cleansing balm Dear Me adalah karena kemasannya yang terbilang cukup inovatif. Well, aku memang belum coba banyak jenis cleansing balm, baru beberapa aja, tapi sejauh ini yang aku lihat, biasanya cleansing balm pakai tutup pemisah dari plastik buat tempat meletakkan spatulanya (beberapa malah nggak dapat spatula sama sekali ataupun tutup pemisah). Tapi Dear Me ini sistem tutupnya ada dua, satu sebagai tempat spatula, satu lagi tutup jarnya yang kalau dibuka langsung kelihatan isi balmnya. Menurutku ini ide yang bagus banget karena nggak perlu khawatir si tutup plastik bakal hilang karena keseringan dibuka-tutup, dan spatulanya itu sendiri juga terjamin aman dan higienis karena udah ada tempatnya sendiri. So kudos for Dear Me for creating this kind of packaging!
Baca juga: Kose Softymo Speedy Cleansing Oil Review
Cleansing balm ini punya dua varian; Peach sama Honey. Aku pilih yang Peach karena kata Hasya yang Peach wanginya dominan manis gitu, malah aku sempat kira yang Peach bakal agak asam. Dan benar aja, wangi yang varian Peach persis kayak permen ! Wanginya juga nggak menyengat, jadi aku nggak ada masalah sama sekali. Teksturnya sih nggak selembut Banila, tapi begitu diblend ke kulit langsung leleh balmnya tanpa butuh waktu lama.
Seperti biasa, buat ngetes seberapa bagus performa first cleanser, aku ambil beberapa produk yang aku tahu memang butuh effort lebih dibanding yang lainnya buat dibersihkan. Ada liquid lipstick yang susah banget dibersihkan kecuali pakai oil based cleanser, ada eyeliner, ada brow mascara, ada concealer juga, sama pensil alis. Klaimnya yang 30 detik langsung leleh sih nggak tepat sasaran, karena untuk produk yang memang cukup bandel, dia butuh digosok-gosok dulu biar bisa meleleh. Jadi soal klaim effortlessnya juga tergantung lagi, produk yang dipakai seperti apa dulu. Karena waktu aku coba bersihkan liquid lipstick aku harus benar-benar gosok supaya dia bisa mulai keangkat.
Begitu kena air, emulsinya juga cepat, walaupun nggak terlalu heboh sih berubah jadi susunya hehe. Rasanya nggak bikin kulit kering, dan sejauh ini dia agak bikin pedas di mata, apalagi kalau aku lagi pakai eye make-up dan butuh gosok bagian mata, jadinya mataku berembun dan pedas banget :( Aku saranin sih kalian hapus dulu eye make-up pakai make-up remover biasa, baru lanjut pakai cleansing balm ini biar nggak terlalu perih. Tapi overall, aku cukup suka sama performanya. Bisa jadi opsi buat yang butuh first cleanser dari brand lokal.
-----
Where to buy? Sociolla
How much? Rp 149.000 (excl. shipping fee)
Sebagai pemilik kulit berminyak, penting buatku menjaga kulit tetap terjaga hidrasinya supaya kulit nggak memproduksi lebih banyak minyak. Waktu buka question box beberapa waktu lalu, aku kaget karena masih ada yang berpikir kalau kulit berminyak (dibilang) nggak butuh hidrasi atau bahkan pelembab. Ada juga yang nggak bisa membedakan kulit kering dengan kulit dehidrasi. Keduanya memang terasa tipis banget bedanya, tapi kulit yang kering kekurangan minyak, sementara kulit yang dehidrasi kekurangan air. Dan apapun jenis kulitnya—berminyak atau kering—tetap ada kemungkinan untuk mengalami dehidrasi.
Aku sendiri dengan tipe kulit berminyak juga sering mengalami dehidrasi. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah karena aku kadar asupan air yang aku minum setiap harinya nggak terlalu banyak. Selain itu ada juga faktor eksternal seperti efek sabun cuci muka yang terlalu bikin kering di muka, atau produk skincare lainnya dengan kandungan alkohol terlalu tinggi sehingga membuat kulit menjadi lebih kering lagi.
Dari pertama tahu SNP mengeluarkan produk baru dan salah satunya ada hydrating toner, aku langsung masukin ke wishlist. Rasanya udah jadi kebiasaan aja untuk invest ke hydrating toner karena mereka bikin kulitku yang dehidrasi jadi lebih membaik. Tapi lini Peptaronic ini bukan cuma satu-dua produk aja, tapi lima produk sekaligus, termasuk serum, moisturizer, sheet mask, dan tone up cream. Aku nggak langsung beli semuanya sekaligus karena memang belum butuh banget produk lainnya, cuma yang hydrating toner aja karena toner Etude House Soon Jung aku udah habis.
Keseluruhan desain kemasannya simply cantik banget! Nggak ribut, nggak kebanyakan printilan yang norak, dan waktu awal-awal barangnya sampai di tempatku bahkan tonernya penuh sama gelembung-gelembung kecil gitu. Cuma makin lama gelembungnya hilang dan jadi kayak toner biasa aja. Bahkan setelah aku coba untuk kocok botolnya juga dia nggak menghasilkan busa atau gelembung, jadi penasaran juga gelembung-gelembung kecil di awal tuh asalnya dari apa.
Toner ini dinamai Peptaronic karena di dalamnya ada campuran peptide dan hyaluronic acid yang aku yakin pasti udah nggak asing lagi di telinga kalian semua. Hyaluronic acid sering banget kita temui di produk hydrating toner karena dia memang bisa memberikan hidrasi yang oke banget ke kulit. Produk ini punya klaim untuk membantu proses penyembuhan dan memperbaiki kulit, serta menyeimbangkan kadar minyak dan kelembaban pada kulit supaya kulit kita terlihat sehat.
Fungsi dari peptide itu sendiri adalah untuk membangun kembali protein pada kulit. Protein adalah bahan dasar pembentukan kulit. Tanpa peptide, kulit tidak bisa tetap utuh dan hasilnya adalah berkurangnya kekencangan, munculnya keriput, perubahan tekstur, dan kulit yang tidak bouncy seperti dulu. Mereka bekerja dengan cara memberikan sinyal kepada kulit untuk menghasilkan kolagen yang nantinya dapat memberikan efek kulit terlihat kencang dan awet muda. Kombinasi peptide dan hyaluronic acid ini bisa dibilang bagus untuk mengembalikan elastisitas kulit yang biasanya mulai berangsur berkurang karena efek usia.
Dari teksturnya, toner ini persis kayak tonernya Klairs. Nggak cair banget, agak kental gitu, tapi tetap rasanya ringan di kulit dan masih gampang menggelincir di kulit. Rasanya surprisingly soothing banget di kulit. Bukan dingin kayak mint gitu ya, tapi soothing. Selama beberapa hari aku pakai dia, benar-benar mengingatkan aku waktu pertama kali pakai Klairs juga. Di awal-awal aku ngerasa butuh penyesuaian dulu karena aku terbiasa dengan hydrating toner yang konsistensinya cair banget, sementara Peptaronic kan agak kental. Jadi waktu pertama pakai aku nggak terlalu impressed juga, karena sempat ngerasa tonernya malah bikin kulit semakin kering.
Sedikit info, kalau kalian ngerasa hydrating toner kalian bikin kulit kerasa semakin ketarik, itu bukan karena produknya jelek ya, tapi memang itu sifat dari produk dengan humektan di dalamnya. Humektan punya sifat menarik air dari lingkungan sekitar kita, dan kalau kita pakai toner dengan humektan di lingkungan yang kering, humektan itu justru akan menarik air dari lapisan kulit kita yang terdalam buat dibawa ke permukaan. Makanya kadang ada hydrating toner yang rasanya kurang hydrating, karena itu mungkin banget terjadi. Caraku buat menghindari hal tersebut adalah dengan pakai hydrating tonernya dalam keadaan muka masih sedikit basah atau lembab habis dari cuci muka. Biar tonernya mengambil air dari sisa yang ada di muka aja tanpa bikin kulit semakin kering.
Tapi setelah beberapa kali pakai, pagi dan malam hari, aku mulai suka. Rasanya nyaman banget, sangat menghidrasi kulit, dan efeknya produksi minyakku jadi semakin berkurang. Sayangnya sih dia nggak fragrance free, dan memang wanginya cukup ketara cuma aku suka sih karena wanginya enak nggak kayak parfum kencang gitu. Cuma memang di ingredients list si fragrance ini masih ada di list tengah. Jadi kalau kalian kulitnya sensitif, aku nggak merekomendasikan sih.
Oh iya, toner ini isinya banyak banget, 320ml dan untuk harga Rp 160.000, menurutku affordable banget. Biasanya toner isinya 180ml dengan harga yang sama, jadi kalian benar-benar dapat banyak banget sama si Peptaronic ini. Kalau kalian tipe yang nggak terlalu sering gonta ganti produk, this is totally an investment sih.
Halooo, wah baru sadar ternyata bulan Mei ini aku belum ada postingan beauty haul ya. Kalian yang udah follow aku dari lama baik di blog ataupun Instagram pasti tahu kalau setiap bulan baru aku bakal ngepost beauty haul dari belanjaanku sebelumnya. Series ini dimulai di tahun 2019, persis di bulan Januari, dan selama setahun penuh aku benar-benar konsisten bikin konten beauty haul. Am I proud? Absolutely not! Karena itu artinya setiap bulan aku pasti beli produk kecantikan, dan aku merasa benar-benar konsumtif banget. Diskon sedikit, check out. Kepengen sedikit, check out. Bahkan pernah dalam sebulan itu pengeluaranku di atas satu juta. Haduuh, jadi sedih sendiri. Walaupun pada akhirnya tetap jadi kesenangan tersendiri karena toh barang-barang itu aku beli karena memang mau dipakai.
Tapi memasuki tahun 2020 ini, aku udah bertekad untuk nggak lagi memaksakan buat selalu belanja setiap bulannya cuma supaya aku punya "konten". Kemudian aku mulai berpikir, gimana caranya supaya pengeluaran untuk produk kecantikanku bisa lebih terorganisir? Aku mulai dengan bikin wishlist di hp . Ini cara paling gampang dan simple, tapi efeknya besar banget. Karena dengan adanya wishlist ini, setiap mulai musim diskon atau promo, aku jadi nggak kelabakan mau belanja apa, karena udah tahu apa yang dicari. Ibarat mau belanja bulanan ke supermarket, kalau nggak disiapin dulu daftar belanjanya pasti bakal berujung beli barang yang nggak dibutuhkan. Makanya punya wishlist itu penting banget. Berikutnya, aku mulai keluarin barang-barang yang selama ini diam di shopping cart online marketplace tapi nggak pernah dicheck out . Alasannya supaya aku bisa lebih fokus lagi, biar nggak makin jelalatan matanya beli barang yang nggak ada di wishlist. Setelah aku melakukan dua langkah ini, sekarang aku makin santai banget menghadapi diskon dan promo, nggak lagi kelimpungan bingung apalagi sampai "takut" keracun belanjaan orang hahaha. Oh iya, aku juga nggak pernah belanja printilan semurah apapun harganya, karena aku tahu barang-barang kayak gitu cuma bakal "nyampah" di rumah, akhirnya nggak kepakai.
Baca juga: December Beauty Haul: Where Did My Money Go?
Beauty haul kali ini bukan cuma hasil belanja di bulan April, tapi juga awal bulan Mei. Aku nyicil satu-satu dan beli cuma ketika produknya sedang diskon (dan tetap masih ada di dalam wishlist ya). Bahkan ada yang hasil beli preloved juga. Aku memang lebih suka beli produk full size atau kalau nggak ya preloved, dibanding share in jar. Karena terkadang aku nggak bisa jamin kualitas produk dan kemasan share in jar (walaupun banyak online shop yang recommended, tapi tetap aku punya trust issue sendiri aja). Bahkan aku juga nggak suka travel size, karena ada beberapa jenis produk yang efeknya tuh kadang baru bisa kelihatan kalau beli yang full sizenya. Jadi aku memilih nabung dulu aja. Nggak apa-apa lama kebelinya, toh kalau bukan produk limited edition, aku nggak perlu buru-buru check out .
● Dear Me Beauty 30 Seconds Meltaway Balm (Peach) — Waktu tahu Dear Me akhirnya ngeluarin cleansing balm, aku excited banget! Akhirnya bisa punya cleansing balm dari brand lokal! Waktu aku nulis blog post ini aku jadi keinget, sebetulnya udah ada cleansing balm juga dari brand lokal lainnya yakni dari Fanbo, cuma aku kok kurang tertarik ya :( Kayaknya karena aspek visual juga sih hehe (maaf Fanbo unch). Harganya cukup bersaing sama cleansing balm dari brand Korea, jadi kalau ada kesempatan buat support local brand, why not?
● Mizzu Airlight Loose Powder (Translucent) — Keracun sama Mbak Mon! Sebagai pemilik kulit dengan pori-pori besar dan ada beberapa garis halus di muka, aku ngerasa butuh banget buat cari powder yang nggak bakal emphasize texture dan bikin garis-garis muka jadi lebih kelihatan. Setelah lihat reviewnya Mbak Mon aku langsung masukin wishlist karena benar-benar lihat hasilnya bikin kulit kelihatan poreless banget uwu. Harganya juga sangat affordable buat ukuran 20g, cuma Rp 100.000 aja.
● The Bath Box Velvet Volume Hair Treatment — Karena selama ini aku nggak pernah punya haircare yang berarti, aku memutuskan buat cobain produk rambut yang selama ini nggak pernah aku coba; hair mask. Setelah baca reviewnya dari salah satu mutualku di Instagram, Ayas, aku jadi makin yakin buat check out hair mask ini karena rambutku sangat amat butuh bantuan dalam hal volume :( Rambutku jenis yang lemas dan jatuh banget, bahkan dicatok aja nggak pernah bisa tahan lebih dari setengah jam. Aku berharapnya kalau rajin pakai hair mask bakal bisa ngebantu sedikit supaya rambutku bisa lebih nurutan. But we'll see ya.
● Pond's Age Miracle Whip Cream — Gara-gara sering banget dimention dan dibahas sama Kak Amal (@deszell) di Instastorynya, aku jadi coba cari tahu soal produknya lebih jauh. Sejak Desember 2019 kemarin kan aku udah mulai masukin retinol ke dalam skincare routine aku, dan sejauh ini efeknya di kulit sangat magical. Sayangnya retinol cream yang lagi aku pakai dari FSS harganya termasuk yang nggak murah, jadi waktu tahu Pond's ngeluarin retinol cream juga dengan harga yang sangat terjangkau, aku langsung masukin ke wishlist. Bagusnya lagi adalah produk ini ada versi kecilnya, jadi kalau mau coba-coba dulu bisa banget. Aku beli yang besar karena waktu itu dia lagi diskon dari Rp 149.000 jadi Rp 107.000 aja huhu senang banget :(
● Garnier Micellar Cleansing Water (Pink) — Ini repurchase aja sih, karena memang sebelumnya udah habis. Walaupun aku punya cleansing balm, aku tetap ngestok micellar water karena, nggak tahu ya, udah kebiasaan terutama kalau lagi pakai full face make-up aku pasti bersihin muka dulu pakai micellar water, baru dilanjut cleansing oil/balm. Jadinya aku bukan cuma double cleansing, tapi triple cleansing.
● SNP Peptaronic Toner — Dari awal pertama produknya launching, aku udah berencana buat nyobain karena sebagai pemilik kulit berminyak dan terkadang dehidrasi, aku sangat butuh hydrating toner. Toner ini sempat viral dan jadi omongan di Twitter karena kemasannya yang memang cantik banget. Menurutku dia ini salah satu produk yang photogenic, jadi kalau mau difoto bakal tetap cantik dari sisi manapun haha. Harga aslinya Rp 160.000, dan sebetulnya budgetku nggak ada kalau segitu. Jadi aku tanya di Twitter ada yang preloved atau nggak, dan ternyata ada! Isinya masih 98% dan kena Rp 100.000 aja hihi, what a steal!
● Innertrue Awakening Cleansing Gel — Sejak aku discover sabun muka Simple, aku jadi semakin rajin nyari sabun muka yang formulanya gentle di kulit. Kulitku paling sensitif sama sabun muka, kalau formulanya terlalu kering di kulit, pasti nggak perlu waktu lama buat bruntusan mulai muncul. Sabun muka yang bikin kering juga bisa merusak skin barrier secara perlahan, makanya aku nggak mau compromise sama sekali kalau untuk cleansing products. Nah si Innertrue ini udah lama aku lihat direkomendasiin sama Glow Necessities. Kaget karena tahu mereka ternyata brand lokal lho! Kemasannya cantik banget, udah ada BPOM-nya, dan produk yang dikeluarkan lengkap udah ada serum, toner, bahkan moisturizer juga. Terus kebetulan banget waktu itu Benayou lagi diskon produk-produknya Innertrue, jadilah aku check out aja mumpung diskon hehe.
-----
Jujur semenjak aku mulai menerapkan belanja berdasarkan wishlist aja, rasanya hidup lebih tenang haha. Lebay banget ya kesannya? Eh tapi buat seseorang yang tadinya sangat konsumtif kayak aku, it truly makes a difference! Kalau kalian sendiri selama ini ada trik khusus nggak biar pengeluaran teratur? Yuk share biar yang lain bisa dapat ilmunya juga.
Sebagai pemilik kulit berminyak, salah satu hal yang paling penting buatku adalah menjaga kelembaban dan hidrasi kulit. Masih banyak di luar sana orang-orang yang berpikir, kulit berminyak itu nggak butuh pelembab, bahkan kalau bisa menghindari. Padahal ini pandangan yang keliru. Kulit kita bisa memproduksi minyak berlebih dikarenakan dua hal; memang tipe kulitnya berminyak, atau kulitnya mengalami dehidrasi. Untuk kasus kedua ini bisa terjadi bukan hanya pada orang-orang dengan kulit kering, tapi juga berminyak. Perbedaannya memang terasa tipis, tapi kulit yang kering kekurangan minyak, sementara kulit yang dehidrasi kekurangan air. Untuk itulah apapun jenis kulitnya, penting untuk tetap memperhatikan level hidrasi dan kelembaban kulit agar kulit tidak terasa kering atau ketat.
Rangkaian produk dari Acwell ini langsung menarik hatiku karena selain kemasan luarnya yang oh, cantik banget, ingredients di dalamnya terasa memanggil-manggil. Aku tertarik karena namanya cukup menarik yakni 'Moisture Milk Oil'. Hmm, maskudnya gimana ya? Kalau face oil jelas aku familiar, karena aku juga udah pernah coba sebelumnya, tapi kalau milk oil? Intriguing banget kan? Scroll aja yuk biar kita bedah bareng-bareng produknya!
Kenapa disebut Betaglution?
Lini produk Acwell yang ini disebut Betaglution karena mereka merupakan gabungan dari Betaglucan + Moisture Solution, yang memilik fokus untuk memberikan hidrasi dan kelembaban pada kulit. Hal ini dikarenakan seluruh produk lini Betaglution mengandung betaglucan sebagai main ingredientsnya yang diperoleh dari jamur dan biji-bijian alami. Betaglucan dapat mempercepat proses penyembuhan jerawat dan juga bekas-bekasnya. Selain itu, dia juga memiliki fungsi untuk menghidrasi kulit, menenangkan, mengencangkan, dan memberikan efek wajah yang kelihatan lebih plump. Betaglucan juga dapat meregenerasi kulit dan bekerja jauh ke dalam epidermis dan dermis untuk memberikan kelembaban yang cukup bagi kulit.
Apa itu Betaglucan?
Betaglucan adalah polysaccharide sugar yang ditemukan di dinding sel yang berasal dari berbagai jamur, tanaman, alga, ragi atau gandum. Dalam perawatan kulit, betaglucan berfungsi dua kali lipat untuk menenangkan dan menenangkan kulit yang teriritasi dan sebagai anti-penuaan yang efektif untuk mengencangkan dan membalut garis-garis halus dan kerutan. Mereka secara signifikan menenangkan kulit dengan mengurangi peradangan. Betaglucan yang diturunkan dari oat memerangi kerusakan kulit berkat sifat anti-iritasi mereka. Mereka akan bekerja dengan baik terutama bagi orang-orang yang memiliki kulit sensitif dan cenderung reaktif.
Betaglucan juga tinggi antioksidan untuk melindungi dari stres oksidatif yang dapat menua sebelum waktunya. Mereka melakukan ini dengan menetralkan radikal bebas dan, sebagai akibatnya, mencegah kerusakan sel. Antioksidan merupakan bagian integral dari rutinitas apa pun karena kami tidak memproduksinya secara alami dan karena fakta bahwa kami terpapar stres oksidatif dari polusi dan paparan sinar matahari setiap hari. Menerapkan Betaglucan secara topikal dapat mencegah dan mengurangi potensi kerusakan.
Satu studi juga menemukan bahwa Betaglucan secara signifikan mengurangi penampilan garis-garis halus dan kerutan, berkat kemampuan Betaglucan yang diturunkan dari gandum untuk menembus epidermis dan dermis untuk melembabkan kulit secara mendalam.
Acwell Betaglution Ultra Moisture Milk Oil
Dari pertama barangnya sampai, aku udah penasaran banget gimana rasanya di kulitku yang berminyak ini. Walaupun namanya milk oil, tapi rasanya nggak berminyak sama sekali. Dan mungkin buat sebagian orang ada yang pakai produk ini di slot face oil, tapi aku sendiri pakai di slot serum, sebagai serum terakhir sebelum akhirnya aku tutup dengan moisturizer untuk mengunci hidrasi yang diberikan si Milk Oil. Karena Betaglucan itu sendiri adalah jenis humectant, yang memiliki sifat menarik air dari lingkungan sekitar kita dan mudah menguap, jadi kalau nggak dikombinasikan dengan sesuatu yang occlusive, hidrasinya justru akan menguap dan hilang.
Di dalam Milk Oil ini ada campuran beberapa minyak (makanya kenapa dia disebut milk oil), seperti minyak buah jeruk bergamot, minyak bunga pelargonium, dan minyak bijak, dicampur dengan barley, jamur, dan ekstrak kedelai untuk hidrasi intens dan manfaat mengencangkan kulit. Semua ingredients tadi tinggi akan antioksidan dan tentunya, betaglucan. Teksturnya waktu awal diaplikasikan ke kulit memang agak sedikit sticky, tapi setelah diratakan justru nggak kerasa sama sekali. Dia ringan, nggak meninggalkan residu, dan nggak bikin kulit kerasa berat atau sumuk . Which is totally a plus point! Karena dari pertama lihat label di botolnya yang lebih ditujukan untuk dry skin, aku agak sedikit skeptis apakah dia bakal pas untuk aku yang berminyak. Dan ternyata rasanya nyaman banget! Finishnya nggak lengket dan hasilnya langsung bikin kulit kelihatan glowing yang sehat.
Acwell Betaglution Ultra Moisture Cream Set
Sama seperti Milk Oil-nya, moisturizer Betaglution ini juga punya bahan utama Betaglucan. Teksturnya sebetulnya lumayan thick, karena dia kan cream ya, bukan gel atau lotion. Biasanya moisturizer dengan tekstur cream seperti ini lebih disukai sama teman-teman yang punya tipe kulit kering karena sifatnya yang bisa menjaga hidrasi di dalam kulit. Aku pribadi selama ini menghindari jenis moisturizer seperti ini, karena terkadang produk yang teksturnya cream bisa terlalu berati di kulitku yang berminyak. Dan kalau udah berat, jadinya malah kulit bisa semakin berminyak dan nggak nyaman aja karena berat. Eits, tapi lagi-lagi aku salah dong. Di awal memang dia thick, tapi begitu diratakan, rasanya sama aja kayak moisturizerku lainnya yang punya tekstur gel. Tetap ringan, dan nggak bikin gerah sama sekali . Padahal aku kalau pakai skincare bisa berlayer-layer dan dengan pemakaian Milk Oil sebelumnya pun tetap moisturizer ini nggak bikin mukaku semakin berminyak. Yang mana artinya berarti benar kedua produk ini bisa memberikan hidrasi yang pas sehingga kulit nggak merasa perlu memproduksi minyak berlebih.
Setelah kurang lebih hampir dua minggu pemakaian kombinasi dua produk ini di dalam skincare routine aku, aku cukup puas lihat hasilnya di kulit sendiri. Awalnya memang sempat skeptis, bakal nggak suka dengan si milk oil karena teksturnya yang milky dan pekat bakal bikin kulit jadi lebih berat dan berminyak, tapi ternyata dugaan awalku salah. Pun untuk moisturizernya juga ternyata nggak seberat yang aku kira. Walaupun progressnya menurutku termasuk pelan, tapi aku bisa merasakan kulitku nggak lagi memproduksi minyak berlebih seperti biasanya (karena aku memang tipe kulit oily). Beberapa bekas jerawatku juga perlahan memudar , kemerahan juga semakin sedikit, dan setiap habis pakai kedua produk ini, kulitku kelihatan glowing dan terasa lembut karena keduanya mengandung silikon.
Aku sendiri nggak pernah membatasi diri untuk pakai produk yang ditujukan hanya untuk kulit berminyak hanya karena kulitku berminyak, karena terkadang ada kondisi kulit tertentu yang membuat kita membutuhkan kandungan dan tekstur tertentu untuk menjaga kesehatan kulit secara umum, sekalipun labelnya untuk tipe kulit lain. Jadi kalau misalnya teman-teman mau coba produk yang ditujukan bukan untuk tipe kulit kalian, jangan takut! Triknya adalah selalu sesuaikan seberapa banyak produk yang akan diapply ke kulit. Jangan takut improvisasi, karena dari pengalamanku pakai rangkaian Acwell Betaglution Ultra Moisture Milk Oil & Cream ini, justru keduanya bisa bekerja sangat apik di kulitku.
-----
Where to buy? LYNE Cosmetics @ Shopee
How much? Rp 492.480 (excl. shipping fee)
Kalau ngomongin soal perawatan rambut, sebetulnya dia yang paling terbengkalai di antara aspek kecantikan lainnya (skincare, make-up, haircare, dan bodycare). Bahkan dibandingkan dengan bodycare, aku benar-benar kurang perhatian :") Padahal sebetulnya kalau dipikir lagi, rambutku punya banyak masalah yang harusnya jadi main concern aku. Aku sendiri jarang bahas soal rambut ya di sini, nggak banyak juga review hair products aku di blog, sebelumnya aku cuma pernah review shampoonya Head & Shoulders yang Supreme line karena memang itu shampoo favoritku banget. Tapi itu dulu ya, hehe.
Beberapa waktu lalu aku buka Instagram Story-nya Claradevi, dan di situ Mbak Clara lagi bahas soal shampoo kesukaannya yang lagi dia pakai baru-baru ini, yakni Herbal Essences. Jujur, itu bukan pertama kalinya aku dengar brand Herbal Essences karena aku udah sering lewatin produknya di Guardian cuma belum tertarik sama sekali karena dulu memang udah merasa cocok banget sama shampoonya Head & Shoulders. Ah memang kekuatan influencer di jaman sekarang ini besar banget ya. Bisa sampai ngubah produk yang tadinya kita pandang sebelah mata jadi rasanya kok menarik banget haha.
BACA JUGA: Head & Shoulders Supreme Smooth, Supreme Moisture, and Supreme Anti-Hairfall Shampoo Review
Dilihat dari ingredientsnya, shampoo ini nggak SLS/SLES free, karena keduanya ada di urutan kedua dan ketiga. Aku sendiri nggak ada masalah sama shampoo yang mengandung dua jenis surfaktan tersebut, walaupun memang lebih baik dihindari, terutama dalam produk sabun muka. Kalau itu sih aku sangat amat menghindari. In case kalian belum tahu, surfaktan itu yang bikin produk bisa menghasilkan busa. Ingredients ini sering dihindari oleh orang dengan sensitive skin karena busa yang dihasilkan oleh surfaktan bisa bikin kulit kita terasa kering dan kesat, bahkan bisa sampai ketarik karena dia strip away minyak alami dari kulit kita. Penggunaan produk yang tinggi akan surfaktan bisa lama kelamaan bikin kulit jadi iritasi bahkan sampai merusak skin barrier. Tapi karena kita ngomongin shampoo, jadi aku nggak akan bahas sejauh itu soal surfaktan pada skincare hehe. Cuma kalau kalian cari shampoo yang memang surfactant free, this product might not be for you.
Okay, kita masuk ke reviewnya. Jadi alasan kenapa aku akhirnya memutuskan buat cobain shampoo ini setelah lihat bahasan dari Mbak Clara adalah karena aku "tergoda" sama klaimnya yang bisa bikin rambut jadi halus dan gampang diatur, serta nggak bikin rambut lepek tapi moisturizing at the same time. Permasalahan rambutku itu sendiri memang berkutat di kondisi rambut yang bisa jadi kering banget, apalagi kalau sampai salah shampoo. Padahal rambutku ini nggak pernah dicat, alias masih virgin hair, tapi keringnya bisa menyamai orang yang rambutnya udah pernah dibleach. Rambutku juga gampang kusut, padahal dia tipe yang lemes banget dan jatuh, jadi harusnya nggak segampang itu untuk kusut.
Setelah aku beralih pakai shampoo Herbal Essences, aku benar-benar takjub dan kagum banget sama hasilnya di rambutku. Aku awalnya sama sekali nggak mau melebih-lebihkan, karena udah sering gonta ganti shampoo dengan ekspektasi tinggi, ujung-ujungnya ya sama aja hasilnya segitu-segitu aja. Tapi Herbal Essences ini benar-benar bisa bikin rambut aku gampang banget diatur, gampang banget rapi, bahkan tanpa harus disisir! Selain itu dia nggak bikin rambut aku tambah kering atau merah. Malah jadinya rambutku kelihatan sehat dan shiny banget ðŸ˜ðŸ’™ Plus, yang bikin aku makin jatuh cinta tuh wanginya. Omg, enak banget! Wanginya ngasih kesan mahal, semerbak dan tahan lama. Dari semua varian yang udah aku cium, favoritku si Argan Oil of Morocco ini. Aku jadi penasaran sekarang kalau aku pakai conditionernya bakal sebagus apa ya efeknya? Soalnya jujur, harganya nggak murah :") Makanya kenapa aku beli shampoonya dulu karena sayang kalau nggak cocok, karena kalau beli sepaket cukup menguras dompet. Biasanya aku beli pas lagi diskon sih. Herbal Essences ini cukup sering diskon aku lihat.
Dengan ini sih udah fix hatiku berpindah dari Head & Shoulders ke Herbal Essences hihi. I'm sorry, H&S! Tapi beneran deh, kalian semua harus cobain at least sekali dan lihat langsung efeknya di rambut.
Ah, Scarlett by Felicya Angelista, siapa sih yang nggak tahu brand bodycare satu ini? Produknya udah banyak banget dibahas di berbagai kalangan, dan klaimnya untuk mencerahkan kulit dalam waktu singkat itu jujur, memang menarik banget. Sebagai pemilik kulit sawo matang, aku gampang banget gosong kalau terlalu terekspos sinar matahari. Kulitku jadi gelap, dan bahkan di beberapa bagian tubuh ada yang belang, dan belangnya itu cenderung lama sekali hilangnya. Maka dari itu aku selalu tertarik dengan produk bodycare yang memang punya tujuan mencerahkan (bukan memutihkan ya) supaya belang di kulitku bisa semakin memudar dan kembali ke warna kulit asliku.
Nah kebetulan nih, aku mendapatkan kesempatan buat cari tahu sendiri secara langsung apakah benar produk-produknya bekerja sebagaimana apa kata orang-orang. Di sini aku dikirimin satu paket rangkaian bodycare dari Scarlett yang terdiri dari body scrub, shower scrub, dan body lotion mereka. Yuk simak reviewnya satu-satu!
Body lotionnya ada dua varian; Romansa dan Charming , shower scrub; Pomegranate, Mango, dan Cucumber , serta body scrubnya dengan satu varian saja yaitu Romansa . Ketiga produk Scarlett ini semuanya mengandung glutathione dan vitamin E yang terkenal bagus untuk mencerahkan, melembabkan, serta menutrisi kulit . Glutathione itu sendiri adalah antioksidan alami yang ditemukan dalam sel manusia yang menetralkan radikal bebas, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mendetoksifikasi tubuh. Dia juga dapat mencerahkan kulit dengan mengubah melanin menjadi warna yang lebih terang dan menonaktifkan enzim tyrosinase, yang membantu menghasilkan pigmen.
Baik varian Charming, Romansa, atau Fantasia, semuanya sama-sama memiliki fungsi untuk membantu mencerahkan kulit, makanya kenapa mereka bisa bekerja lebih efektif kalau dipakai berbarengan dalam satu rangkaian. Oh iya, semua produk Scarlett Whitening juga sudah terdaftar di BPOM, tidak dites pada binatang, dan harganya masing-masing hanya Rp 75.000 saja . Sayangnya sih entah kenapa bagian ingredients listnya malah ditutupi label, jadinya kan kita konsumen nggak bisa lihat secara langsung dan harus lihat di internet.
Baca juga: Love Beauty & Planet Coconut Water and Mimosa Flower Lotion & Body Wash Review
Baca juga: Love Beauty & Planet Coconut Water and Mimosa Flower Lotion & Body Wash Review
Body Scrub Romansa
Buat yang belum tahu, aku ini pecinta body scrub/lulur. Aku paling suka luluran karena rasanya satisfying banget ngelihat sel-sel kulit mati berjatuhan pas digosok. Kebetulan karena aku sendiri orangnya gampang berkeringan dan punya banyak aktivitas di luar ruangan, jadinya kotoran dan sel kulit mati bisa menumpuk dengan cepat. Jadi dalam seminggu itu aku bisa scrubbing badan tiap dua hari sekali. Waktu tahu di dalam paketnya ada body scrub, aku excited banget buat nyobain, karena penasaran sama performanya. Tekstur body scrub Romansa ini kering, jadi dia bukan tipe scrub yang basah gitu. Dan karena tipenya ini kering, jadinya dia bisa efektif banget buat ngangkat sel kulit mati dan daki di kulit . Kalau yang tipe scrub basah biasanya nggak terlalu kuat, dan aku sendiri juga prefer yang tipenya kering. Dari wangi sih menurutku dia kayak bedak bayi gitu, enak dan wanginya bertahan lama di badan bahkan setelah dibilas dengan sabun. Aku pakainya selalu dalam kondisi kulit masih kering, jadi sebelum mulai mandi aku scrubbing badan dulu pakai body scrub Romansa. Setelah diratakan ke seluruh badan, baru digosok dan nanti sel kulit mati bakal berjatuhan deh.
Oh iya, untuk teman-teman yang punya kulit sensitif, mungkin harus pelan-pelan ketika pakai body scrub ini karena butiran scrubnya yang besar-besar bisa bikin kulit jadi merah-merah. Digosoknya pelan-pelan aja, atau kalau terlalu kering dan bikin perih di kulit, bisa dikasih air sedikit baru scrubbing seperti biasa. So far aku suka sama performanya, cuma yang bikin repot sih dia susah dibilas dan residunya bikin licin banget di kulit .
Baca juga: Lulur Madu Olive & Honey Rice Scrub by Ibu Soraya Review
Baca juga: Lulur Madu Olive & Honey Rice Scrub by Ibu Soraya Review
Shower Scrub Pomegranate
Nah, kalau si shower scrub ini agak membingungkan sih. Visualnya cantik banget ngomong-ngomong, karena sabunnya warnanya pink terus di dalamnya ada butiran scrub biru sama ungu gitu, so cute! Wanginya mengingatkanku sama sabun anak-anak, bahkan pacarkupun bilang aku wanginya kayak anak-anak haha. Dia bukan jenis sabun yang susah dibilas, jadi nggak akan bikin kulit lengket setelah mandi. Aku tahu banyak orang yang nggak suka tipe sabun seperti itu. Setelahnya agak bikin kulit kering , jadi aku saranin langsung pakai body lotion aja.
Walaupun namanya shower srub, tapi sejujurnya aku kurang merasakan efek scrubbingnya. Mungkin karena aku sudah terbiasa pakai scrub yang butirannya besar-besar kali ya. Kalau body scrub Romansa dirasa masih terlalu harsh di kulit, bisa sih cobain pakai shower scrubnya karena dia menurutku cukup mild. Wanginya nempel banget di kulit , tapi beberapa jam kemudian bakal memudar perlahan sih.
Body Lotion Charming
Nah, mungkin ini bagian yang paling ditunggu-tunggu karena body lotionnya ini yang paling dicari sama orang-orang karena klaim mencerahkannya yang instan. Kalau yang aku lihat sih selama ini, dia memang bisa bikin kulit kelihatan cerah langsung setelah pemakaian, karena body lotionnya itu sendiri ada efek tone upnya. Walaupun awalnya aku sempat ragu sih karena kulitku kan termasuk sawo matang, dan kebanyakan produk bodycare yang punya efek tone up biasanya either bakal bikin aku kelihatan abu-abu, atau malah nggak kelihatan tone up sama sekali. Body lotion Scarlett ini tapi surprisingly bisa kelihatan tone upnya di aku. Dia juga nggak lengket sama sekali ketika diapply ke kulit, dan wanginya itu lho, aduh… enak banget! Body lotionnya yang varian Charming ini banyak yang bilang wanginya mirip banget sama parfum Baccarat Rouge 540 EDP . Aku sendiri belum pernah cium wangi Baccarat kayak apa, jadi nggak bisa mengkonfirmasi, tapi memang enak banget wanginya. Manis, dan ngasih kesan mewah banget. Wanginya itu tahan lama banget bahkan waktu malam mau tidur aku pakai, paginya masih harum semerbak.
Lotionnya juga ada safety locknya , jadi kalau mau kalian bawa-bawa travelling, dia sangat handy karena nggak perlu khawatir bakal tumpah kemana-mana karena nggak sengaja kedispense. Sayangnya, body lotion ini nggak terlalu melembabkan di kulitku :( Bahkan setelah dipakai berlayer-layer pun rasanya tetap kurang melembabkan. Kulitku masih sering pecah-pecah dan ngelupas.
Aku sudah pakai ketiga rangkaian produk Scarlett ini selama kurang lebih dua minggu. Aku pakai tiga produk ini religiously setiap hari, dan sejujurnya perubahan yang terlihat di kulit termasuk pelan sekali. Aku coba fokus ke belang di bagian kakiku yang udah lama nggak bisa pudar karena sering terpapar matahari, dan bisa dilihat di foto di atas, belangnya masih ada. Tapi memang lebih pudar dan kondisi kulit kakiku juga kelihatan membaik karena di foto pertama, bagian kulit yang menggelap kelihatan kering banget dan pecah-pecah, sementara di foto kedua sudah jauh lebih sehat dan nggak pucat lagi.
At the end of the day, masih banyak faktor yang menentukan produk mencerahkan seperti ini buat bekerja secara maksimal. Seperti warna kulit alami kita sendiri, dan faktor ekesternal lainnya. Kebetulan memang aku ini kan sudah dari sananya sawo matang, jadi pasti ada batasan seberapa bisa badanku jadi cerah. Ada beberapa cara yang bisa dibarengi ketika sedang fokus mencerahkan atau mengembalikan warna kulit:
- Pakai perlindungan physical seperti: baju lengan panjang/sarung tangan, topi, kaos kaki
- Sebisa mungkin mencari tempat teduh ketika ada matahari
- Rutin scrub badan 2-3x seminggu agar sel kulit mati dan kotoran terangkat, sehingga body lotion yang dipaka ke badan bisa bekerja lebih maksimal
Kalau ditanya mana yang paling jadi favorit, aku pilih body scrub sama body lotionnya karena aku suka scrubbing dan wangi body lotionnya yang tahan lama bikin aku jadi nggak perlu pakai parfum hihi. Kalian bisa dapatkan semua produknya di Instagram mereka di @scarlett_whitening!
Beberapa waktu lalu aku dikirimin sama Lacoco dua produk mereka, salah satunya adalah Intensive Treatment Eye Serum. Aku udah lama tahu kalau Lacoco punya produk eye serum, tapi jujur aku sendiri jarang tertarik sama eye products karena buatku, they're nice to have, but not necessary . Eye products bukan main concernku, karena aku percaya kalau produk yang bisa dipakai di muka, seharusnya bisa dipakai di daerah mata juga. Walaupun sebenarnya fokus diciptakannya eye products adalah karena kulit di sekitar mata itu lebih tipis dibanding area wajah lainnya, jadinya nggak bisa dipakaikan produk yang terlalu heavy in texture. Makanya kenapa kadang kalau pakai produk yang terlalu berat bisa bikin tumbuh milia di dekat mata.
Tapi kalau tekstur yang jadi masalah, seharusnya nggak perlu sampai sejauh pakai produk yang 'khusus' buat mata aja. Tinggal kita pilah, mana yang teksturnya cukup ringan di dekat mata, dan mana yang terlalu berat. Eh tapi walaupun begitu juga kalau dibolehkan untuk cobain eye products, aku sama sekali nggak menutup diri karena siapa tahu kan produknya beneran bagus dan nyaman di kulit?
Baca juga: Lacoco Watermelon Glow Mask Review
Dari segi packaging, aku suka banget! Karena kemasannya bukan dalam bentuk jar, dia di dalam tube dan cara ngeluarin produknya didispense, bukan harus buka tutup produk gitu biar nggak gampang terekspos udara dan berujung jadi merusak produk. Tubenya sendiri rasanya ringan banget pas dipegang , padahal kukira bakal berat yang ngasih kesan 'mahal' hehe. Isinya 15ml, cuma karena desain kemasannya yang tertutup di sekeliling tube, jadinya nggak bisa dilihat deh isinya seberapa banyak. Aku udah pakai hampir 6 bulan dan sampai sekarang nggak habis-habis, sampai penasaran ini tuh udah tinggal seberapa sih
Produk ini mengandung vitamin A, C, dan antioxidant dengan fokus klaimnya lebih ke arah kerutan dan garis halus , jadi bukan untuk mencerahkan daerah bawah mata yang gelap ataupun puffiness. Teksturnya gel bening, dan rasanya memang sangat amat melembabkan di kulit. Dia juga mudah diratakan, cepat meresap ke kulit, dan nggak bikin lengket sama sekali.
Baca juga: SNP Red Ginseng Energy Eye Cream
Seperti yang udah aku bilang, aku udah pakai produk ini hampir 6 bulan dan sejauh ini nggak ada perubahan yang berarti untuk daerah bawah mataku. Sebenarnya aku punya sedikit garis halus memang, cuma belum terlalu ketara. Dan untuk bagian bawah mata yang gelap, aku percaya nggak banyak produk yang bisa menangani hal itu karena faktor genetik berperan besar. Banyak yang mengira bagian bawah mata kita hitam karena kurang istirahat, tapi sebetulnya itu karena bagian mata kita nggak ada tulang di bawahnya. Struktur tulang seperti itu udah bawaan genetik, jadi kalau mau rely on eye products buat benar-benar menghilangkan mata panda, ya nggak bisa.
At the end of the day, dia aku pakai buat bagian wajah lainnya seperti sekitar mulut dan dahi karena dua tempat itu lebih rentan muncul kerutan dan garis halus. Entah beneran ngaruh atau nggak, cuma sampai sekarang sih kulit masih halus dan plump. Masih wondering kapan eye serum ini akan habis karena rasanya nggak habis-habis! xD
-----
Where to buy? lacocooriginal @ Shopee
How much? Rp 180.000 (excl. shipping fee)
Halo semuanya, apa kabar? Wah udah masuk bulan Mei aja nih. Masih pada betah #DiRumahAja kan? ;) Hari ini aku mau bikin review tentang salah satu lip product dari brand lokal yang sebenarnya udah lama banget aku punya, tapi nggak sempat-sempat ditulis reviewnya karena dia jarang aku pakai. Alasannya adalah, produk ini aku dapat dari SOCOBOX, dan shadenya terlalu muda di kulitku yang medium dark ini hiks. Jadinya dia nggak bisa dipakai sendirian, aku harus ombre sama lipstik lain supaya warnanya bisa lebih masuk di kulitku. Tapi karena sayang kalau nggak dipost di blog, jadi aku memutuskan buat review aja deh hehe.
Kemasan luarnya persis liquid lipsticknya BLP, dari segi aplikator juga bentuknya sama kayak aplikator liquid lipstick pada umumnya yang berbentuk doe foot. Keseluruhan desainnya aku suka sih, minimalis dan nggak ribut gitu lho.
Teksturnya ini very creamy, tapi setelah kena bibir jadinya kering banget. Dia gampang crack, walaupun rasanya tetap ringan sih, bahkan setelah dilayer dengan lipstik lainnya. Karena teksturnya yang kering itu, jadinya dia gampang hilang dan nggak tahan banting sama sekali. Aku cukup kaget karena dipakai minum aja dia bisa bubar huhu :( Setiap aku pakai Sulamit shade 16 ini pasti aku pair sama lipstik lainnya yang warnanya lebih gelap sedikit buat bikin efek plumpier lips dan bibir bisa kelihatan lebih full ala ala Kylie Jenner heheh :p
Dan sejujurnya hasilnya surprisingly bagus kok. Dia gampang diblend juga. Andaikan dia less drying dan lebih tahan lama sedikit, pasti udah aku repurchase.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons