Halooo, apa kabar nih teman-teman? Gimana aktivitasnya selama WFH di rumah? Semoga semuanya tetap sehat di tengah wabah Covid-19 ini ya :( Aku sendiri masih stuck di Jogja dan nggak bisa pulang ke Bekasi karena takut nanti pulang malah bawa penyakit karena kebetulan di rumah ada papaku yang punya penyakit diabetes jadi lebih rentan terjangkit. Buat teman-teman yang sekiranya masih bisa kerja di rumah, tolong diikuti anjurannya untuk tetap stay di rumah dan nggak kemana-mana dulu ya.
Postingan hari ini aku mau bahas salah satu lip product yang beberapa bulan terakhir ini jadi andalan ketika dandan, lip gloss! Dulu aku selalu pakai matte lip product, tapi entah kenapa makin ke sini jadi makin suka sama lip gloss. Aku punya bentuk bibir yang lumayan tebal dan kerutan bibirku pun sedikit, jadinya ketika aku pakaikan lip gloss, jadi kelihatan makin full dan sexy aja hahah. Walaupun koleksi lip glossku belum sebanyak lip matte, tapi mereka lebih sering aku pakai karena sering aku jadikan lip topper.
Lip gloss kali ini datang dari salah satu brand lokal kecintaan kita, BLP Beauty. Sebetulnya produk ini udah lama banget nongkrong di koleksi make-upku, cuma dulu aku kurang suka sama hasil foto produknya, akhirnya nggak ditulis-tulis deh reviewnya. Kemarin setelah aku take ulang, akhirnya bisa ngepost juga soal Lip Glaze ini. Cerita sedikit soal kenapa aku beli Lip Glaze, jadi dulu sebelum aku punya Gloss Bomb, aku determined banget buat nyari dupenya, mulai dari brand luar sampai lokal. Di Female Daily waktu itu ada yang share soal Lip Glaze-nya BLP yang shade Sparkling Rose dan dia bilang ini dupe terdekatnya Gloss Bomb. Akhirnya aku beli deh Lip Glaze shade Sparkling Rose, walaupun nggak tahu juga dia beneran dupe Gloss Bomb atau bukan. Sejauh ini sih aku belum pernah benar-benar menyandingkan keduanya one on one gitu buat dilihat mirip apa nggak. Perhaps next time aku bahas lagi di postingan yang berbeda.
Aplikator dari Lip Glaze ini bentuknya doe foot, seperti aplikator untuk liquid lipstick pada umumnya. Sebetulnya aslinya dia warnanya putih, cuma karena sering aku pakai di atas lipstik, jadinya aplikatornya suka berubah-ubah deh warnanya karena kena noda dari lipstik yang kupakai.
Di sini seperti biasa, aku tunjukkan gimana hasilnya Lip Glaze kalau dipakai sendiri dan dijadikan lip topper. Walaupun di botol warnanya peach nude gitu, tapi aslinya dia nggak terlalu ngasih coverage, jadi hasilnya benar-benar sheer. Kalau kalian punya bibir yang pink dan mau pakai sendiri tanpa lipstik, ini cocok banget sih. Cuma kalau kalian punya bibir hitam seperti aku dan nggak terlalu PD pakai lip gloss tanpa lipstik, bisa dijadikan lip topper, justru bakal kelihatan lebih festive karena lip gloss ini nggak cuma ngasih kesan basah, tapi juga kelip karena ada glitter chunksnya walaupun kecil-kecil. Sekilas memang efeknya cukup mirip sih sama Gloss Bomb, cuma dibandingin Gloss Bomb, Lip Glaze ini lebih ringan di bibir dan glitternya juga lebih kecil.
-----
Where to buy? Sociolla
How much? Rp 139.000 (excl. shipping fee)
Sebagai pengguna make-up yang baik dan bertanggung jawab, tentunya kebersihan peralatan make-up udah harus jadi prioritas. Apalagi karena kulitku tipenya acne prone, jadi kalau brush atau sponge make-up nggak rajin dibersihkan, bakal bikin kulit jadi jerawatan. Waktu dengar kalau Aeris punya produk khusus buat membersihkan peralatan make-up, aku langsung tertarik buat nyobain. Sebelumnya aku cuma pakai sabun badan atau shampoo biasa buat membersihkan brush dan beauty sponge karena adanya cuma itu aja. Beberapa hari lalu akhirnya aku pesan Blendie Bar Aeris x Sociolla yang varian bubble gum dan langsung uji coba sebersih apa sih kemampuan si Blendie Bar yang banyak disukain orang-orang ini?
Blendie Bar ini pada dasarnya adalah sabun berbentuk padat yang ditujukan untuk memudahkan kita membersihkan peralatan make-up kita. Aku sendiri dulu pernah mencoba pakai sabun batang biasa buat ngebersihin brush, tapi entah kenapa hasilnya kurang oke. Padahal kalau membersihkan pakai sabun padat itu jauh lebih nyaman dan efisien karena nggak harus repot-repot buka tutup botol buat nuang sabunnya, cukup dengan digosokkan aja dan brush bakal bersih dengan baik.
Blendie Bar varian bubble gum ini wanginya memang manis kayak bubble gum, tapi wanginya nggak bikin kita langsung pengen makan permen. Ada yang bilang baunya Blendie Bar ini agak mengganggu, mungkin buat yang varian original ya, tapi di aku sih yang bubble gum ini baunya enak. Pun baunya nggak nempel banget di brush jadi aku nggak masalah.
Baca juga: February Beauty Haul: 1 In 1 Out
Di sini aku coba Blendie Bar buat bersihin tiga face brush yang biasa aku pakai: blush brush, bronzer brush, dan foundation brush. Alasannya adalah karena aku mau lihat gimana performa Blendie Bar buat ngebersihin baik produk powder ataupun liquid. Kadang kan ada pembersih brush yang bagus buat ngebersihin brush dari produk powder, tapi begitu dipakai buat ngebersihin produk liquid, butuh waktu susah banget. Tapiii, as you can see, ketiga brush ini semuanya sukses dibersihkan, yay! Nggak butuh waktu lama sama sekali, benar-benar gampang ngebersihin brush pakai Blendie Bar karena cukup dibasahin aja brushnya, digosok-gosok ke Blendie Bar, terus kalau aku sih ditambah pakai cleaning pad yang kubeli dari Miniso juga, dan cukup putar-putar brush selama beberapa detik, habis itu langsung bersih deh! Nggak perlu khawatir juga sabunnya bakal cepat cair, jadi kalau udah selesai ngebersihin brushnya, jangan lupa kasih air sedikit di Blendie Bar-nya, habis itu buang semua sisa air dan biarkan kering sedikit, baru ditutup lagi.
Kalau dulu aku suka malas-malasan buat bersihin brush karena suka ngerasa repot harus pakai sabun cair, sekarang aku jadi rajin banget karena Blendie Bar benar-benar menghemat waktu. Sekali lagi, menjaga kebersihan peralatan make-up itu penting banget karena kalau nggak rajin dibersihkan, bisa jadi sarang bakteri dan bikin jerawatan di muka.
-----
Where to buy? mi.knick @ Shopee
How much? Rp 55.000 (excl. shipping fee)
Setelah sekian lama, akhirnya bisa ngepost lagi soal skincare routine yang sekarang lagi aku pakai. Sebagai beauty reviewer yang sangat doyan belanja (dan beberapa kali dikirimi produk sama brand), aku jadi sering gonta ganti produk supaya bisa nulis reviewnya. Sekalinya udah direview, biasanya aku ganti produk lagi, jadinya gantian gitu, makanya susah juga buat bisa stick sama satu produk yang memang aku benar-benar suka dan skincare routine aku jarang sama. Nah di skincare routine kali ini, kalau biasanya aku banyak pakai produk yang dikirimi dari brand, sekarang ini malah aku kebanyakan pakai produk yang aku beli sendiri dan riset sendiri dan jujur setelah beberapa minggu pakai rangkaian yang sama, aku cukup puas dengan hasilnya di kulitku yang berminyak dan mudah berjerawat ini, makanya aku memutuskan untuk bikin postingan khusus. Mau tahu apa aja? Scroll terus yaaa!
● Garnier Micellar Cleansing Water for Sensitive Skin — Sekarang ini aku udah jarang pakai micellar water sebenarnya. Sejak sering nonton channel Youtube-nya Susan Yara, aku jadi lebih fokus buat mengurangi penggunaan kapas dalam skincare routineku. Aku nggak benar-benar stop sih, cuma yang dulunya aku boros banget pakai kapas, sekarang jadi bisa dihitung jari. Bahkan untuk penggunaan toner juga udah nggak butuh kapas lagi, udah cukup terbiasa lah. Aku pakai micellar water cuma ketika aku pakai make-up yang cukup tebal. Kalau nggak ya langsung cleansing balm aja, jadi tahap ini bisa diskip. Dulu aku pakai Garnier yang biphase, tapi aku baru sadar formula yang botol pink ini lebih gentle di kulit.
● Banila Co Clean It Zero Cleansing Balm — Sebagai penggiat double cleansing, tentunya nggak mungkin dalam skincare routineku nggak ada first cleanser. Setelah sebelumnya aku pakai cleansing oily Kose, kali ini aku nyobain cleanser dalam bentuk balm. Karena kulitku ini gampang berjerawat, pakai cleansing balm ini menurutku lebih ramah di kulit karena kulit ngak akan tambah iritasi dibanding harus pakai micellar water. Kulit nggak bergesekan lama dengan kapas, jadi nggak akan terasa perih di muka.
● Simple Refreshing Facial Wash — Aku udah review sabun muka ini di postingan sebelumnya. Beberapa waktu lalu aku salah pakai sabun muka yang terlalu harsh di kulit, jadinya bikin kulitku ini kering dan semakin dehidrasi, padahal udah dilayer berkali kali sama hydrating toner. Aku cinta banget sama sabun muka ini karena dia to the point fungsinya buat membersihkan aja, nggak ada embel-embel aneh yang lebay haha. Dia nggak menghilangkan minyak alami di kulitku dan nggak bikin kering setelahnya karena formulanya yang gentle. Sejak ganti sabun muka ke Simple ini bruntusanku jadi cepat hilang hehe.
● Etude Soon Jung Toner — Aku masih berusaha menghabiskan hydrating toner Soonjung ini setelah kemarin berhasil habisin tonernya Klairs. Sejujurnya aku nggak tahu mau cobain toner apa habis ini, yang kepikiran cuma tonernya Simple karena harganya masih bersahabat haha. Toner ini tetap jadi kesayangan karena sebagai pemilik kulit berminyak dan dehidrasi, dia nggak bikin kulit semakin berat, apalagi buat aku ataupun kalian yang suka ngelayer cukup banyak produk. Toner ini juga simple, fungsinya fokus memberikan hidrasi ke kulit.
● Skin1004 Madagascar Centella Toner — Jadi waktu aku bilang hydrating tonerku udah mau habis, tiba-tiba temanku nawarin buat beli toner ini karena di dia ini nggak cocok. Setelah aku baca-baca, ternyata toner ini masuknya exfoliator karena ada kandungan PHA-nya. Rasanya tapi lebih dominan hydrating sih karena klaimnya juga PHA-nya cukup mild, jadi nggak terlalu kerasa. Aku suka pakai toner ini kalau lagi nggak pakai exfoliating serumnya Kleveru. Jadi fungsinya buat maintaining kulit aja, nggak buat exfoliating. Ini harus hati-hati jangan sampai kulit kita over exfoliate, karena kalo sampai over exfoliate malah bisa bikin bruntusan.
● 2SOL Facial Recovery Booster — Aku hampir nggak pernah cobain serum yang fungsinya sebagai "booster", tapi habis baca beberapa mutual di Instagram, aku penasaran banget buat cobain sendiri. Kebetulan serumku juga lagi habis dan aku juga kepikiran untuk memasangkan booster ini sama serum niacinamide lainnya supaya fungsinya bisa semakin maksimal. Walaupun sebenarnya label "booster" itu terkadang cuma gimmick marketing sih. Padahal di dalamnya mah kandungannya sama aja, jadi dipakai sendiripun juga sebenarnya bisa-bisa aja. Dalam dunia skincare itu aku nggak pernah terbatas sama label haha.
● Kleveru Glass Skin Overnight Serum — Nah, ini adalah the black horse buat pemilik kulit berminyak kayak aku karena exfoliating itu penting buat menjaga kulit dari jerawat akibat penumpukan minyak berlebih di kulit. Selain itu dia juga bisa meregulasi produksi sebum supaya seiring berjalannya waktu tipe kulit bisa cenderung normal bukan lagi berminyak. Aku udah tulis reviewnya juga, kalian bisa cek langsung aja.
● Somethinc Niacinamide + Moisture Beet — Niacinamide udah dikenal sebagai ingredients dalam skincare yang sangat membantu buat menyamarkan noda bekas jerawat. Kebetulan aku memang punya banyak PIH (bekas jerawat yang menggelap), dan sejak pertama aku coba pakai niacinamide serum dari The Ordinary, aku melihat memang ingredients ini ampuh banget buat mengatasi PIH. Ditambah dengan booster dari 2SOL, jadinya efeknya bisa lebih cepat dan efektif.
● Jumiso Have A Good Cream — Aku punya beberapa moisturizer dan ketika kulit lagi kemerahan karena ada jerawat aktif atau karena habis kena exfoliator, si Jumiso ini selalu jadi andalan karena dia bisa meredakan redness. Teksturnya ringan di kulit, nggak bikin tambah berminyak, dan nggak bikin tambah jerawatan juga.
● For Skin's Sake Retinol Overnight Cream — Kalau ini selain sebagai moisturizer, juga sebagai retinol yang bisa bantu meredakan jerawat dengan lebih cepat karena retinol punya fungsi mempercepat cells turnover, jadinya kulit bisa recovery dengan lebih baik lagi. Si retinol ini cuma aku pakai dua hari sekali di malam hari, walaupun presentase retinolnya rendah cuma 0,1%, tapi kalau aku pakai setiap hari malah bisa bikin kulit kering dan semakin iritasi. Setelah retinol cream ini aku biasanya juga nggak tambahin moisturizer lainnya lagi.
● Skin Aqua UV Moisture Milk SPF 50+ PA+++ — Last but not least, produk paling penting dari semuanya tentu saja sunscreen! Awalnya jujur aku memandang Skin Aqua cuma dengan sebelah mata karena harganya yang murah. Tapiii omg, yang varian moisturre milk ini super duper nyaman di kulit! Aku udah pernah review juga sebelumnya, dan aku nggak masalah dengan cara pakainya yang harus dikocok dulu supaya sunscreennya nggak misah. Finishnya di kulit bagus banget, nggak matte tapi nggak basah juga, malah kayak primer karena bikin kulit kerasa halus. Aku selalu pakai sunscreen dengan SPF minimal 50, mau di dalam ataupun di luar ruangan karena ya why compromise kan? Dia nggak clogging pori-pori juga dan dengan harga yang murah, bakal jadi my new favorite sih. Sunscreen ini juga penting buat menangani bekas jerawat yang menggelap lho guys. Jadi jangan pernah skip sunscreen! Apalagi kalau kalian pakai actives dalam skincare routine kalian seperti aku.
-----
Okedeh, segitu dulu aja pembahasan buat skincare routine aku kali ini. Sebetulnya untuk kulit berminyak dan berjerawat itu yang penting rutin exfoliate dan pakai serum mencerahkan dan jangan lupa sunscreen, itu aja. Aku bahkan jarang pakai produk khusus buat jerawat seperti spot treatment atau acne patch karena kadang jerawat di kulit berminyak itu seringnya disebabkan sama kulit yang nggak dibersihkan secara menyeluruh karena penumpukan minyak dan kotoran. Kalau kalian ada pertanyaan, bisa tinggalkan di kolom komentar, nanti bakal aku jawab. Thank you for reading!
Waktu awal-awal aku belajar soal skincare, sunscreen adalah hal terakhir yang aku pikirkan. Padahal sunscreen itu seperti yang kita tahu ya, sangat penting karena dia melindungi kulit kita dan semua skincare produk yang udah kita pakai di pagi hari. Tapi ya namanya juga orang yang baru belajar, jadi nggak ngeh kalau sebelum punya exfoliating toner, harus rajin juga pakai sunscreen haha. Nah, salah satu temanku waktu itu jual Biore UV Aqua Rich tapi yang versi kecil, dan karena aku penasaran dan belum sanggup beli yang full size, aku memutuskan beli punya temanku. FYI, sunscreennya dia jual karena katanya sih nggak cocok, bikin bruntusan dan merah-merah. Cuma aku ini termasuk yang nggak takutan kalau mau nyoba produk, jadinya gas terus hehe.
Long story short, sebelum aku sempat bikin reviewnya di blog, aku udah keburu nyobain sunscreen lain dan kemasannya udah aku buang. Sempat aku post di Instagram sih tapi akhirnya aku archive karena fotonya jelek dan sebelum bisa aku foto ulang, bungkusnya udah nggak ada haha. Sampai beberapa waktu lalu aku ke Watson dan ngelihat sunscreennya lagi diskon, aku memutuskan buat beli lagi karena aku kangen sama rasanya, sekalian biar kali ini aku bisa review dengan benar.
Berbeda dengan sunscreen lainnya yang udah pernah aku coba, Biore UV Aqua Rich ini punya bentuk corong yang lebih gendut dan besar, jadinya ketika mau mengeluarkan produk harus lebih hati-hati karena percaya sama aku, kalian nggak mau pakai produk ini kebanyakan di muka karena dia butuh waktu cukup lama untuk mengering. Tekstur produknya seperti perpaduan antara cream dan gel, warnanya putih kekuningan, dan ada bau citrusnya. Perlu aku tekankan untuk kalian yang mau beli sunscreen ini untuk hati-hati dan selalu perhatikan di mana kalian beli karena sekarang ini sunscreen Biore udah banyak palsunya.
Waktu dulu aku pakai yang versi mininya sih seingatku aku cinta banget sama dia, tapi entah kenapa sekarang cobain yang full size malah aku kurang suka. Mungkin karena aku udah cobain beberapa jenis sunscreen, jadinya kulitku sekarang udah tahu tekstur dan jenis sunscreen seperti apa yang aku suka, sementara dulu sebelum pakai Biore aku belum cobain banyak sunscreen jadi nggak punya produk pembeda buat dibandingkan. Udah jadi rahasia umum kalau nggak banyak orang yang suka pakai Biore UV Aqua Rich lagi karena orang udah mulai paham dengan kandungan alkohol dalam sunscreen ini yang bisa mengiritasi kulit apalagi kalau kulit kalian tipenya sensitif, mungkin itu kenapa temanku nggak cocok dan jerawatan pakai sunscreen ini.
Aku selalu pakai sunscreen sebisa mungkin sesuai takaran yakni sebanyak dua jari full untuk seluruh wajah. Dan dengan takaran yang sama kayak aku pakai sunscreen lainnya, si Biore ini yang paling nggak nyaman di kulitku. Teksturnya berat, agak sulit buat diratakan, dan seperti yang aku bilang, dia butuh waktu lama buat kering. Jadi kalau kalian buru-buru dan setelah pakai sunscreen harus segera pakai make-up, Biore UV Aqua Rich ini bukan pilihan yang tepat menurutku. Sunscreen ini finishnya cukup berminyak, jadi kemungkinan bakal bikin kulit kelihatan agak kumel, cuma dia sendiri sih nggak oxidize ya jadi kusamnya bukan dari produknya yang oxidize tapi lebih ke finishnya aja.
Wah rasanya telat banget aku baru nulis review serumnya Jumiso ini. Sebetulnya harusnya reviewnya ini terbit berbarengan sama produk Jumiso lainnya yang sebelumnya udah pernah aku post di sini. Karena beberapa bulan lalu aku memang menang giveawaynya Jumiso di mana aku berhasil mendapatkan serangkaian produk dari Jumiso dan senangnya lagi adalah semua produknya itu full size! Padahal aku iseng-iseng aja join, eh ternyata dapat hehe. Salah satu produk yang aku dapat dari giveaway adalah serum All Day Vitamin Brightening & Balancing yang di dalamnya ada niacinamide dan vitamin C, makanya kenapa klaimnya dia bisa untuk mencerahkan kulit.
Baca juga: Jumiso Have A Good Cream Review
Aku selalu suka pakai brightening serum karena warna kulitku yang sawo matang bakal kelihatan kurang flattering kalau dia nggak dirawat, makanya biasanya serum yang aku punya pasti targetnya buat mencerahkan supaya kulit nggak kelihatan kusam. Serum ini punya kandungan vitamin C, niacinamide, centella asiatica, dan hydrating agents seperti hyaluronic acids. Ketiga ingredients utama tersebut udah jadi ingredients favoritku karena terbukti efektif menyamarkan noda bekas jerawat, mengontrol produksi minyak berlebih pada wajah, dan melembabkan juga.
Serum ini juga water based, jadi dia nggak akan terasa berat di kulit dan nyaman dilayer bahkan dengan serum lainnya. Kadang susah kalau di tahap serum aja udah berat, harus disesuaikan lagi produk yang mau dilayer berikutnya apalagi kalau kalian suka pakai banyak produk dalam satu routine. Dari ingredients juga serum ini cukup aman buat kalian yang punya sensitive skin karena ada kandungan centella asiatica-nya tadi.
Mungkin kalau sekilas dilihat, kemasan botolnya yang berwarna oranye ini terkesan menyegarkan ya di mata. Orang awam pasti sekali lihat langsung mengira ini serum vitamin C, walaupun kenyataannya dia lebih ke brightening serum biasa karena kandungan niacinamidenya yang lebih tinggi. Aku kira serumnya itu sendiri juga berwarna oranye, tapi ternyata itu cuma efek botolnya aja yang bikin serumnya kelihatan berwarna. Aslinya dia transparan dan nggak berwarna sama sekali.
Serum ini aku pakai setiap hari, pagi dan malam, karena biasanya brightening serum itu efektifitasnya berkurang seiring berjalannya waktu sehingga lebih baik jika dipakai dan dihabiskan secepatnya. Aku enjoy banget menghabiskan serum ini karena memang dia membantu banget buat melembabkan dan mencerahkan bekas jerawat dalam waktu yang relatively cepat. Tekstur serumnya agak sedikit kental, tapi masih bisa dibilang cair jadi cepat buat diratakan dan nggak lama menyerap ke dalam kulit ataupun lengket. Wanginya sendiri juga nyaman di hidung, nggak menyengat yang aneh sama sekali.
Finishnya di kulit setelah diratakan bikin jadi glowing banget dan kulit kelihatan sehat. Mungkin buat kalian yang suka kulit kelihatan seperti glass skin, bisa coba serum ini karena dia bisa ngasih efek bercahaya di kulit. Niacinamide juga bagus untuk tipe kulit acne prone, dan selama pakai dia aku merasa jerawatku jadi lebih mudah dikontrol dan nggak sebanyak biasanya.
-----
Where to buy? Yes Style
How much? Rp 268.500
Semenjak aku mulai serius "belajar" soal skincare dan sering coba-coba, gonta-ganti produk, aku perlahan jadi hapal produk skincare seperti apa yang kulitku suka. Waktu pertama kali masuk ke dunia beauty dan belajar soal skincare, jujur aku selalu asal beli produk yang lagi hype aja, tanpa benar-benar nyari review dari orang terpercaya yang bisa jelasin ke aku apa fungsi dan kandungan dari produk tersebut. Alhasil, jadinya malah aku suka bingung sendiri sama kondisi muka yang semakin memburuk. Semakin ke sini, aku jadi sadar kalau ternyata kulitku suka banget sama produk yang formulasinya gentle di kulit. Apa sih maksudnya skincare yang gentle? Simpelnya, skincare yang gentle adalah skincare yang nggak mengandung fragrance, alcohol, essential oil, dsb.
Mungkin jadinya buat sebagian orang, skincare yang gentle jadi sesuatu yang membosankan karena tanpa itu semua biasanya suatu produk jadi nggak ada wangi yang menarik, atau kalau dalam hal sabun muka, jadinya nggak terasa kesat di muka, jadinya muka kayak kurang bersih. Tapi kalau udah terbiasa dengan gentle skincare, ternyata justru kulit kita bisa lebih low maintenance dan sehat.
Sebetulnya waktu pertama banyak yang ngomongin soal brand Simple ini, aku udah tertarik banget karena klaim di hampir semua produknya yang bilang kalau mereka alcohol free. Sebagai pecinta skincare dengan formula yang gentle, jelas aku ngincer banget produk-produknya. Beberapa waktu lalu setelah face wash COSRX aku habis, aku balik pakai SNP Lab+ Triple Water Deep cleanser tapi karena sabun muka SNP Lab+ itu terlalu kering di aku, jadinya malah kulitku bruntusan terus nggak berhenti-berhenti.
Kalau udah begini, mau pakai spot treatment kayak apapun juga nggak akan ada ngaruhnya karena penyebab utama si bruntusan belum teratasi. Akhirnya aku menyerah dan langsung pergi ke Guardian buat beli Simple Kind to Skin Refreshing Facial Wash. Dari ingredientsnya sendiri memang nggak ada yang fancy ataupun aneh-aneh, kebanyakan cuma moisturizer, solvent, dan satu surfactant dan dari yang aku cek di COSDNA juga nggak ada ingredients yang irritant buat kulit.
BACA JUGA: Senka Perfect Whip Face Wash Review
Sabun muka ini teksturnya gel bening, hampir sama kayak COSRX Low pH, tapi baunya lebih netral, malah hampir nggak kecium bau apapun. Kayak kebanyakan gentle face wash, si Simple ini begitu dibaurkan ke muka nggak akan menghasilkan busa karena kandungan surfactantnya sedikit, jadi busa yang dihasilkan cukup minimal. Aku bukan tipe orang yang peduli sama busa sih jadi aku pribadi nggak pernah meribetkan hal ini haha. Cuma memang kalau kalian baru pertama kali pakai sabun muka yang memang gentle gitu pasti nanti ngerasa aneh. Plus, begitu dibilas, kulit juga nggak akan terasa kesat. Malah rasanya lebih ke arah lembab dan bouncy, ini yang juga kadang bikin bingung apakah kita udah dengan bersih ngebilas sabun mukanya atau belum. Tapi tenang aja karena memang itu rasanya sabun muka yang sedikit surfactant.
Setelah ganti sabun muka dari yang irritant ke yang lebih gentle, kulitku langsung memberikan sinyal yang baik. Aku udah hapal, kalau bruntusan padahal nggak lagi pakai produk yang banyak actives, pasti ada yang salah sama sabun mukaku. Ini yang kadang orang-orang suka salah tangkap karena meremehkan sabun muka yang irritant ke kulit. Kadang kita suka heboh mencari produk buat mengobati jerawat dan bruntusan padahal masalahnya cuma harus ganti produk yang lagi kita pakai.
Sebelum aku ganti pakai Simple, aku harus ngelayer hydrating toner aku berkali-kali setelah cuci muka karena sabun muka aku bikin kulit jadi super kering. Tapi setelah ganti pakai Simple, aku cuma perlu satu layer aja karena Simple ini nggak bikin kulit kering sama sekali, which I love! Jadinya bruntusanku mulai berkurang perlahan juga hihi. Aku benar-benar recommend produk ini terutama buat kalian yang nggak suka produk skincare yang terlalu "fancy" karena Simple ini produknya to the point banget. Dia bekerja sebagaimana mestinya sebuah sabun muka tanpa bertele-tele.
Kalau kalian follow Instagramku, kalian pasti ingat beberapa waktu lalu aku sempat cerita soal cuaca Jogja yang lagi panas-panasnya sampai awan aja nggak muncul. Karena cuaca yang panas terik itu, kulitku yang memang udah dari sananya gelap ini jadi semakin menggelap xD Kalian yang kulitnya medium dark juga pasti udah hapal kalau kita terlalu lama di bawah sinar matahari, bakal jadi tan cepat banget. Beda sama pacarku yang kulitnya medium, dia cuma bakal memerah atau kebakar dan baliknya juga termasuk cepat. Sayangnya kulitku yang menggelap susah banget buat balik lagi, butuh waktu cukup lama dan itupun kalau aku benar-benar meminimalisir terekspos matahari.
Waktu aku cerita di Instagram, banyak yang saranin aku buat ganti sunscreen. Sejujurnya aku nggak kepikiran sampai ke sana karena selama ini aku pakai sunscreen yang aku punya selalu cukup, bahkan aku pakai takaran dua jari itu, cuma memang sejak cuaca di Jogja terik ini aku kurang pakai physical protection karena nggak ngira aja efeknya bakal seintens itu di kulitku. Cuma melihat semua sunscreen yang aku punya rasanya nggak ada ngaruh-ngaruhnya, akhirnya aku memutuskan buat beli sunscreen baru.
Nah waktu aku ke Guardian, aku langsung memutuskan buat cobain sunscreennya Skin Aqua karena pas banget aku belum pernah coba sunscreen yang udah hype banget ini. Awalnya aku beli yang SPF 30, karena tulisan di botolnya itu diperuntukkan buat oily skin, cuma setelah dicoba ternyata aku nggak terlalu suka sama finishnya yang terlalu kering, jadi aku beli yang baru lagi yang SPF 50 ini.
Aku cukup suka dengan mulut botolnya yang bentuknya corong kayak gini karena menurutku lebih mudah buat mengontrol seberapa banyak produk yang mau dikeluarkan. Sama kayak sunscreennya L'Oreal.
Berbeda sama yang SPF 30, SPF 50 ini teksturnya cair dan harus dikocok dulu sebelum dipakai, kalau nggak nanti sunscreennya bakal misah gitu. Aku nggak tahu pasti baunya berasal dari mana tapi baunya mengingatkanku sama obat. Karena teksturnya yang cair ini, dia jadi gampang diratakan dan nggak pilling sama sekali. Waktu diratakan, aku ngerasa sunscreen ini kayak primer yang ngisi pori-pori, karena setelahnya kulit mukaku jadi kerasa halus entah kenapa. Sejauh ini selama pakai sunscreen Skin Aqua ini aku nggak merasa kulitku jadi semakin kusam, karena ada beberapa sunscreen yang oxidize jadinya bikin muka terlihat makin kusam.
Walaupun dia labelnya nggak diperuntukkan khusus buat kulit berminyak, tapi di aku sih dia bagus-bagus aja, nggak bikin mukaku makin tambah berminyak, malah cukup lembab dan setelah berjam-jam pun juga nggak jadi berminyak atau kusam. Aku juga senang reapply pakai sunscreen ini karena dia super ringan, jadi mau dilayer berapa kali juga nggak bikin kulit berat atau jadi pengap.
-----
Where to buy? Shopee
How much? Rp 56.000
Dulu aku termasuk orang yang aktif banget di Twitter, apalagi karena dulu aku sempat jadi fanacc buat EXO, jadinya tiap hari pasti deh ngepost tentang EXO sampai jumlah tweet membludak di atas 50.000. Tapi kemudian datanglah Instagram dan jadi terbengkalai deh Twitter, sampai akhirnya beberapa bulan lalu aku mulai aktif lagi dan memutuskan buat sesekali update juga soal per-beauty-an di sana. Kalau kalian mau follow, boleh banget lho, find me on @DINDADO!
Nah, di Twitter ini aku nemu beberapa teman baru yang nggak saling follow di Instagram. Mereka sama-sama suka share soal skincare dan make-up, nggak cuma ilmu tapi juga saling ngeracun! Salah satunya adalah produk ini, Kleveru Glass Skin Overnight Serum. Serum ini sempat banyak yang ngomongin di timelineku beberapa bulan lalu, dan jujur itu pertama kalinya juga aku dengar brand Kleveru Organics. Setelahnya jadi sering dibahas sama Mbak Amal di Instagramnya dan aku jadi semakin tergoda setelah baca review teman-teman kalau produk ini ajaib banget.
Baca juga: Dr. Ceuracle Vita Propolis Ampoule Review
Kleveru Glass Skin Overnight Serum adalah salah satu jenis exfoliating serum, in case kalian belum ngeh. Di dalam produknya ada kandungan AHA dan BHA yang berfungsi untuk mengeksfoliasi kulit wajah. Eksfoliator yang digunakan dalam serum ini adalah jenis lactic acid dan glycolic acid. Selain itu ada Vitamin E, Daisy Flower dan Licorice untuk mencerahkan wajah, dan Centella Asiatica, Panthenol, Aloe Vera, dan Ceramide yang berfungsi untuk melembabkan, sebagai anti inflamasi, anti-iritasi dan melindungi barrier kulit agar tetap sehat. Menurutku exfoliating serum ini termasuk mild kalau dilihat dari ingredients list-nya sendiri.
Kemasan botolnya ini ngasih kesan mahal karena berat, botolnya terbuat dari kaca dan in my case, tutup botolnya itu nggak kencang sama sekali, jadinya agak useless karena gampang banget copot. Di badan botolnya udah ditulis cara pakainya jadi kalaupun kotaknya kebuang, kalian nggak perlu khawatir. Cuma menurutku perlu dicantumkan juga anjuran untuk pakai sunscreen karena seperti yang kita tahu, penggunaan active ingredients dalam skincare bisa bikin kulit kita jadi lebih sensitif sama sinar matahari.
Baca juga: iUNIK Propolis Vitamin Synergy Serum Review
Kalau biasanya serum pakai pipet buat jadi "aplikatornya", si Kleveru ini pakainya pump gitu, dan aku jujur lebih prefer yang modelan begini karena kan jadi meminimalisir produknya terekspos udara, jadinya bisa lebih awet juga. Cuma sayangnya lagi, aku merasa agak susah buat mengontrol tekanan pumpnya, jadinya nggak bisa kuatur gitu lho, mau seberapa banyak produk yang dikeluarkan. Biasanya aku cukup pakai satu kali full pump aja buat satu muka sih.
Tekstur dan baunya surprisingly mengingatkanku sama serumnya The Ordinary yang Niacinamide + Zinc, padahal dalam serum ini nggak ada ingredients niacinamide. Warna serumnya bening, agak sedikit pekat, tapi nggak lengket dan nggak pilling ataupun berbusa waktu dibaurkan ke kulit. Biasanya aku pakai dia setelah hydrating toner, dan bakal aku lanjut lagi pakai serum lainnya yang lebih hydrating supaya kulitku nggak kering. Aku juga pakainya setiap dua hari sekali, dan nggak satu malam dengan retinol, walaupun biasanya kalau pakai tonernya Jumiso, aku bisa pakai dua hari walaupun malam itu aku pakai retinol.
Awalnya aku kira exfoliator dalam bentuk serum itu menyeramkan karena berbeda dengan toner, serum kan biasanya lebih potent ya formulanya. Jadi awal-awal pakai aku coba seminggu sekali dulu. Sempat purging, tapi nggak terlalu parah. Dan akhirnya sekarang frekuensinya jadi dua hari sekali. Di kulitku juga nggak ada rasa perih ataupun panas. Cuma di beberapa spot di mana ada bekas jerawat yang baru banget kebuka aja sempat perih, tapi kalau bekas jerawatnya udah lewat sehari gitu sih nggak ada rasa apa-apa.
Efeknya benar-benar terlihat nyata, kulitku yang bertekstur jadi jauh lebih halus, minyak di muka jadi jauh lebih berkurang, dan pori-poriku juga tampilannya mengecil karena serum ini bantu memebersihkan pori-pori juga. Cuma yang aku nggak terlalu notice perubahannya sih di bagian kulit yang ada jerawat ataupun bruntusan. Menurutku efek halusnya ini lebih terasa di kulit yang nggak ada masalah yang signifikan. Tapi memang hasilnya oke banget, karena sesuai namanya, "glass skin", dia membantu kulitku buat merefleksikan cahaya lebih baik, jadinya kulitku kelihatan glowing ala ala glass skin hihi.
-----
Where to buy? Kleveru @ Shopee
How much? Rp 143.000 (excl. shipping fee)
Halo semuanya, wah sorry banget nih bulan Februari kemarin aku minim postingan. Padahal aku sudah nggak sibuk-sibuk amat karena udah selesai sidang skripsi dan udah ngurus yudisium juga, tapi entah kenapa malah jadi keenakan karena nggak sibuk apa-apa, sampai-sampai blog bahkan Instagram juga ikut terbengkalai haha. Kalian sadar nggak bulan Januari kemarin aku nggak bikin beauty haul? Padahal mah aku belanja beberapa item, tapi karena memang udah janji sama diri sendiri buat nggak terlalu maksain bikin beauty haul tiap bulan, jadinya aku malah nyantai-nyantai :")
Anyway, bulan ini aku cuma belanja beberapa item yang memang kebetulan udah habis dan belum pernah aku coba sebelumnya. Jadi setelah COSRX Low pH Good Morning aku habis, aku coba lanjutin pakai sabun mukanya SNP, tapi sayangnya dia terlalu kering di kulitku walaupun aku akui, kemampuan ngebersihinnya cukup kuat (mungkin itu kenapa dia jadi kering banget di kulitku). Sayangnya lama kelamaan kulitku jadi bruntusan, akhirnya aku harus cari sabun muka baru dan akhirnya aku memutuskan buat cobain sabun muka dari Simple! Kenapa pilih Simple, karena dia formulanya gentle di kulit. Nggak bikin kering sama sekali dan setelah cuci muka tuh justu rasanya kulitku jadi lembab hihi.
Terus juga serumku udah mulai pada habis dan aku beli dua serum, satu dari Somethinc, satu lagi booster dari 2SOL. Udah lama banget nggak punya serum dengan base niacinamide, dan aku tertarik sama si Somethinc karena harganya yang affordable.
Sementara kalau make-up, bulan Februari aku cuma beli satu aja yaitu cushion dari Purbasari karena aku pengen coba lebih banyak cushion lokal dan Purbasari ini harganya termasuk salah satu yang affordable. Sebetulnya mau coba dari Make Over tapi doi mahal haha, dan kalau Rollover Reaction, aku nggak yakin ada shade yang pas sama warna kulit dan undertoneku, jadinya masih nanti aja deh.
-----
Kalian sendiri bulan Februari kemarin belanja apa aja? Yuk share di kolom komentar!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons