Akhirnyaaa setelah beberapa postingan belakangan ini didominasi sama review soal produk skincare, hari ini aku kembali dengan review make-up, yakni Colourpop Lux Lipstick! Colourpop emang bukan brand asing di blog ini, karena sebelum-sebelumnya aku udah pernah review beberapa produk mereka. Aku memang punya beberapa lip product dari Colourpop karena mereka super duper murah, kualitasnya oke, dan let's be honest, mereka menyediakan begitu banyak shade mulai dari yang bisa dipakai sehari-hari, sampai ke warna-warna neon dan unik. Karena aku udah punya liquid lipstick dan lip gloss-nya, aku akhirnya memutuskan buat hunting Lux lipstick mereka yang merupakan sebuah bullet lipstick biasa. Ini gara-gara keracun beberapa teman di Instagram habis lihat betapa cantik dan lucunya tampilan lipstik Colourpop ini.
Aku selalu kagum sama kualitas produk-produknya Colourpop. Walaupun harganya termasuk drugstore, tapi mereka bisa kasih kita experience seolah-olah kita pakai produk high end. Packaging lipstiknya dikemas dengan tube warna keemasan dengan print bintang-bintang di bagian luar. Waktu digenggam rasanya nggak ringan-ringan banget, jadi kerasa kayak itu lipstik mahal. Kelihatannya udah kayak lipstik dari Charlotte Tillbury deh haha. Yang lebih bikin gemes lagi adalah ternyata di lipstiknya itu sendiri juga ada emboss bintang-bintangnya, lucu bangeeet!
Seperti yang kalian tahu, Colourpop sendiri belum ada counter resminya di Indonesia. Aku kurang tahu di Sephora Indonesia dia ada atau nggak, karena seumur-umur aku belum pernah masuk Sephora haha. Tapi asumsiku Colourpop ini memang belum resmi masuk ke sini. Jadi waktu milih shade apa yang mau aku beli, aku cukup gambling. Karena nyari contoh swatch di internet tuh malah bikin tambah bingung karena gambar yang satu sama yang lainnya suka kelihatan beda. Tapi kayaknya kali ini aku beruntung lagi karena begitu sampai dan aku cobain, warnanya masih masuk ke warna kulitku. Shade LA Lady ini warnanya coklat mude, almost nude. Ada hint orange-nya sedikit, sedikiiit banget.
Dari teksturnya sendiri sih dia mengingatkanku sama Maybelline The Powder Mattes. Tapi kalau Maybelline lebih gampang kering lipstiknya, si Colourpop ini nggak. Dia tetap kerasa lembab, moist di bibir, dan buttery banget walaupun lama nggak dipakai. Wanginya agak manis tapi tipisss banget, hampir nggak kecium, jadi kalau kalian nggak suka wewangian yang strong gitu kalian nggak akan keganggu sama wanginya. Hasilnya nggak bakal jadi matte banget, agak satin malah. Dia transfer ke mana-mana dan nggak tahan banting juga. Standar lipstik biasa aja. Cuma fadingnya menurutku masih cukup oke jadi nggak benar-benar hilang kayak nggak pakai lipstik.
Overall, sebetulnya kualitas kayak gin juga Maybelline The Powder Mattes mah bisa nyaingin, dengan harga separuh di bawahnya. Cuma karena packagingnya juga cakep, aku kayaknya bakal beli lagi deh hahaha.
Aku udah lama banget pengen cobain produk dari Kose, salah satunya adalah si Softymo Speedy Cleansing Oil ini, cuma selalu dan selalu ujung-ujungnya cuma bisa gigit jari karena harganya yang mahal banget (at least buatku huhu). Terus kok pada akhirnya bisa punya, Dyn? HEHEHEHE. Jawabannya adalah karena aku menang cleansing oil ini lewat giveaway Beauty Catcher yang diadain Kose di Instagram beberapa waktu lalu! Walaupun aku bukan tipe orang yang suka bersihin muka pakai cleansing oil karena aku masih lebih prefer micellar water, tapi karena produk yang aku menangkan adalah produk yang udah lama banget aku mau, rasanya senang banget!
Btw aku tuh dulu bukan termasuk orang yang beruntung tiap ikut giveaway karena selalu nggak menang. Aku baru menang giveaway ya pas mulai skincare dan punya beauty account di Instagram (jangan lupa follow ya!) karena kadang uang jajan dan tabungan nggak cukup, jadilah ikut giveaway jadi jalan ninjaku! Kalian ada yang begitu juga nggak?
Baca juga: Shu Uemura Skin Purifier Porefinist Cleansing Oil Review
Baca juga: Shu Uemura Skin Purifier Porefinist Cleansing Oil Review
Botolnya dikemas dengan pump dan udah dapat langsung kuncinya, jadi kalau mau dibawa travelling ya lumayan aman lah nggak akan bocor kemana-mana. Aku sendiri udah beberapa kali bawa cleansing oil ini bepergian dan dia nggak tumpah sama sekali. Jadi bisa aku bilang botolnya fool proof dan sturdy juga. Pumpnya nggak pernah macet, gampang buat dispense produknya cuma mungkin agak sedikit susah diatur kalau mau ngeluarin sedikit karena kalau terlalu pelan dipencetnya jadinya nggak keluar produknya.
Baca juga: Garnier Micellar Cleansing Water Review
Ingredients: Mineral Oil, PEG-8 Glyceryl Isostearate, Cethyl Ethylhexancate, Cyclomethicone, Water, Simmondsia Chinensis (Jojoba) Seed Oil, Isostearic Acid, Glycerin, Phenoxyethanol
Jadi aku bakal break down ingredientsnya satu-satu:
- Mineral Oil: minyak yang telah terbukti untuk membantu meningkatkan kelembutan kulit dan memberikan manfaat pada skin barrier kita
- PEG-8 Glyceryl Isostearate: pengemulsi yang berfungsi membantu mencampur air dan minyak menjadi satu
- Cethyl Ethylhexancate: berfungsi sebagai emollient
- Cyclomethicone: sebagai emollient lainnya
- Jojoba Seed Oil: telah terbukti membantu memberikan manfaat anti-inflamasi untuk kulit
- Isostearic Acid: surfaktan yang membantu cleansing oil ini dapat luruh ketika dibasuh dengan air hangat
- Glycerin: berfungsi sebagai pelembab/humectant
- Phenoxyethanol: berfungsi sebagai pengawet
Begitu cleansing oil ini sampai di rumah, malamnya langsung aku coba. Dan demi bisa nulis reviewnya, akhirnya kutinggalkan lah micellar water-ku buat beberapa malam. Sebetulnya justru dengan pakai cleansing oil kayak gini, kulitku jadi beristirahat dari gesekan kapas. Cara pakainya juga nggak susah, karena tinggal didispense dari botolnya aja beberapa pump—ini tergantung sih lagi pakai make-up atau nggak. Cleansing oil ini juga baunya nggak terlalu aneh dan menyengat, jadi kalau kamu cukup sensitif sama wewangian, tenang aja, you'll love this!
Tekstur minyaknya nggak terlalu pekat, malah cenderung cair kayak air. Aku pakai di muka sambil aku pijat pelan-pelan terutama di bagian-bagian yang berkomedo buat lihat apakah dia bisa sekalian ngeluarin komedo. Dan ternyata ya bisa, walaupun nggak selalu. Kalau dicampur sama air nanti minyaknya bakal berubah jadi susu kayak sabun. Gampang banget dibilas, nggak bikin lengket atau harus dibilas berkali-kali sampai rasanya nggak licin lagi. Aku paling nggak suka sama first cleanser yang susah dibersihkan. Tapi cleansing oil ini sekali basuh langsung bersih!
Terus gimana performa membersihkannya? Aku selalu percaya semua cleansing oil hakikatnya adalah buat bersihin waterproof make-up. Dan menurutku, cleansing oil ini cukup bagus buat angkat make-up waterproof kecuali maskara. Entah kenapa butuh tenaga lebih buat ngebersihin habis maskara di tanganku kemarin dan aku nggak bisa bayangin aja kalau bersihin maskara di mata beneran bakal kayak gimana. So far sih selama pakai cleansing oil ini aku belum ngerasain perih di mata, jadi dia cukup safe juga.
Overall, aku cukup enjoy pakai cleansing oil dari Kose ini. Kalau ada rejeki lebih mungkin aku bakal repurchase, tapi buat sekarang, kayaknya aku bakal stick with my Garnier micellar water hahaha. Kalian sendiri lebih prefer pakai first cleanser model apa? Share ya di kolom komentar!
-----
Where to buy? Guardian/Watson
How much? Rp 250.000
Kalau kalian sering cuci mata di Watson dan Guardian, kalian pasti nggak jarang ngelewatin merk Original Source. Brand asal Inggris ini punya banyak produk buat badan, salah satunya adalah body mist yang murah meriah. Sejauh ini aku udah cobain sabun badan dan body lotion mereka, dan aku cukup suka. Tapi untuk body mist-nya ini, aku memang baru akhir-akhir ini memutuskan buat beli karena sepenasaran itu sama performanya. Kebetulan tiap aku ngelewatin produk ini di rak toko, aku selalu sempetin buat ngendus baunya yang enak banget.
Baca juga: Lulur Madu Olive & Honey Rice Scrub by Ibu Soraya Review
Baca juga: Lulur Madu Olive & Honey Rice Scrub by Ibu Soraya Review
Kalau nggak salah di Indonesia sendiri varian body mist Original Source ini ada 4. Aku lupa nama lengkap variannya apa aja, tapi singkatnya ya, ada yang wangi mint, mangga, kelapa, dan satu lagi si vanilla dan raspberry ini. Harga body mist-nya termasuk super duper murah, karena dia dijual di bawah Rp. 40.000. Original Source juga gampang banget ditemui, karena dia nggak terbatas cuma di Watson atau Guardian tapi di hypermart sekalipun juga ada.
Baca juga: Miniso Bath Salt in Grape Seed Review
Dari warna kemasan botolnya pasti udah kebayang wangi yang super manis, dan yup, memang wanginya super duper manis kayak strawberry kena gula. Wanginya cukup strong, 4 kali semprot ke badan aja wanginya bisa menuhin satu ruangan. Jadi kalau kalian bukan pecinta wewangian manis, kalian pasti nggak akan suka sama body mist ini. Aku pribadi sih karena memang doyan sama wangi manis, wangi body mist ini jadi kerasa enak banget. Kalau diibaratkan sama eyeshadow, dia udah pigmented banget gitu lah :p Semprotannya juga halus, nggak gampang macet ataupun bocor. Ukurannya pas buat dibawa ke mana-mana, dan nggak makan tempat atau bikin tas berat.
Kalau untuk ketahanannya, dia cukup long-lasting kalau disemprot ke badan. Bisa lebih dari sehari. Di baju juga dia cukup bertahan, cuma nggak selama kalau di kulit. 10/10 bakal repurchase sih hihi.
-----
Where to buy? Guardian
How much? Rp 36.000
Aku yakin banyak dari kalian yang udah lihat Aztec Secret Indian Healing Clay Mask ini beberapa tahun belakangan. Aku pun pertama kali notice "keberadaannya" itu waktu aku nonton video salah satu Youtuber luar negeri yang konten videonya itu lagi nunjukin declutter beauty room-nya dia sambil dia maskeran. Nah masker yang dia pakai itu Aztec clay mask ini. Cuma karena dari dulu aku bukan orang yang doyan maskeran, aku jadi nggak terlalu tertarik buat cobain clay mask ini. Ya sebetulnya bukan nggak suka maskeran sih, aku cuma nggak demen berdiam diri di tengah-tengah skincare routine karena habis pakai masker aku masih harus kasih moisturizer atau yang lainnya.
Baca juga: Skin Game Pore Rescue Mask Review
Kalau ditanya ini beli di mana, akupun nggak tahu. Jadi ceritanya aku bisa dapat clay mask ini adalah karena aku beli skincare preloved dari temenku dan dia kasih Aztec clay mask sebagai bonusnya. Karena dikasihnya pun gratis, jadi aku iyain aja. Ini bukan ukuran aslinya ya, tapi share in jar gitu, jadi sedikit doang. Setahuku yang aslinya tuh bener-bener gede banget.
Bubuknya warna hijau kayak bubuk matcha gitu, tapi baunya khas clay mask yang ada kaolin-nya gitu, kayak semen lah ya.
Waktu pertama kali ngeshare di Instastory kalau aku bakal cobain masker ini, orang-orang langsung nge-DM aku buat ngasih tahu supaya jangan kelamaan ditinggal kering maskernya karena bakal bikin kulit sakit banget. Berbekal kesotoyan rasio masker dan air buat dicampur, akhirnya aku aplikasiin maskernya ke muka dan aku diamkan sampai agak setengah kering tapi nggak sampai kering sama sekali. Aku agak susah cocok sama clay mask karena ada beberapa clay mask yang bikin kulitku jadi makin kering dan malah emphasize skin texture.
Terus efeknya gimana? Di aku, clay mask ini surprisingly nggak bikin kering sama sekali! Dia juga nggak susah dibersihkan, tinggal diguyur air aja dia udah langsung meleleh. Cuma efeknya yang benar-benar aku rasakan itu cuma dia bikin kulitku jadi lebih halus aja. Tapi ga ngurangin komedo atau yang lainnya, padahal banyak yang bilang kemampuan dia buat unclog pori-pori cukup oke. Sooo, at the end of the day it's a so-so mask, I guess?
Salah satu perks menjadi beauty blogger/beauty reviewer adalah adanya kemungkinan untuk mendapatkan produk kecantikan secara cuma-cuma. Cuma-cuma di sini dalam tanda petik ya, karena apapun yang suatu brand lakukan itu pasti ada strategi marketing di belakangnya. Orang awam atau blogger/reviewer yang baru mulai menjajaki 'pekerjaan' ini pasti selalu berdecak kagum sama orang-orang yang bisa secara konsisten dikirimin produk sama brand-brand tertentu. "Wah asik ya, dapat barang gratis," atau "Enak banget dibayar buat nulis review," dan lain-lain. Tentunya pemikiran kayak gitu pasti pernah terlintas di benak kita.
Tapi kalian mikir nggak sih, kalau misal ada produk yang dikirimin dari brand itu nggak cocok sama blogger/reviewer, barangnya akan dikemanakan?
Sempat ada pembicaraan di Instagram (terutama timelineku) beberapa waktu lalu tentang omongan beberapa orang yang secara tiba-tiba menjual barang-barang pemberian brand yang sudah mereka review. Beberapa ada yang fine-fine aja, sebagian lagi ada yang merasa kalau tindakan tersebut dirasa kurang etis. Sempat ada obrolan antara aku dan beberapa teman lewat DM Instagram, dan di postingan kali ini aku mau mencoba menulis opiniku dalam hal ini. Supaya teman-teman yang misalkan bingung menghadapi hal yang sama, seenggaknya aku bisa ngasih pointer apa yang bisa kita lakukan.
Brand = teman
Aku pribadi memperlakukan brand sebagai teman, bahkan sahabat, kalau memang hubungannya terjalin lebih dari sekedar kirim-kiriman barang dan barter review/publikasi. Dan selayaknya teman kalau ngasih hadiah ke aku, hadiah itu pasti akan aku pakai atau seenggaknya aku keep sampai selama yang aku bisa. Dalam hal ini, tentunya ada kemungkinan kulitku nggak cocok sama produknya, itu sangat mungkin. Dan kalau ini terjadi, setelah aku selesai nulis review, aku nggak akan buang barangnya begitu aja. Udah banyak kejadian aku nggak cocok sama beberapa produk, ujung-ujungnya aku kasih cuma-cuma ke temanku. Kenapa cuma-cuma? Kenapa nggak dijual? Balik lagi ke analogiku memperlakukan brand sebagai teman, rasanya nggak enak kalau aku menjual barang pemberian teman.
Alasan dan tujuan yang jelas
Beberapa waktu lalu ada postingan salah satu beauty blogger juga yang bikin aku jadi berpikir lagi soal pembicaraan ini. Kebanyakan orang yang jual barang-barang hasil pemberian brand (PR/gift) itu selain karena nggak cocok, adalah karena mereka merasa overwhelmed sama banyaknya produk yang mereka punya dan merasa nggak bisa menghabiskan semua produk itu sendiri. Aku pun suka merasa seperti ini, jadi aku bisa paham gimana rasanya, karena daripada produknya keburu expired atau masa PAO-nya habis, mendingan dikasih ke orang lain aja, jadi lebih berguna.
Tapiii, lagi-lagi aku pribadi nggak akan menjual produk-produk tersebut. Kalau produknya aku beli dengan uang sendiri, wajar banget dijual lagi walaupun nggak bisa balik modal alias jual rugi. Tapi kalau barangnya pemberian (alias gratis), ada baiknya ya dikasih ke orang lain juga gratis. Ya aku tahu mungkin ada dari kalian yang mengernyitkan dahi baca kalimat barusan. Tapi kalau memang alasannya benar supaya produk yang kalian punya nggak mubazir, bukannya lebih baik nggak pasang harga buat produk yang mau dilepas? Aku sering lihat kejadian, justru karena dikasih pricetag, malah barangnya nggak ada yang beli dan ujung-ujungnya dibuang sama orangnya. Malah tujuan akhir supaya barang tersebut nggak mubazir nggak tercapai deh. Aku biasanya akan kasih barangnya gratis, tapi ongkir aku bebankan ke si pembeli. Jadi kita keluar biaya sepeserpun hehe.
-----
Saranku kalau memang kalian merasa overwhelmed sama jumlah produk yang kalian punya, dibatasin aja sebulan bisa terima berapa produk dari brand. Mungkin berat rasanya harus menolak kerjasama dengan brand, tapi ini akan menghemat waktu dan pikiran kalian juga toh? Kalian bisa fokus nyobain produk yang sekarang kalian punya. Nggak perlu takut brandnya nggak mau kerja sama lagi, karena yang penting prinsip kalian jelas. Tenang aja, what goes around comes around.
Kalau misal kalian punya pendapat yang berbeda sama aku, nggak masalah. Karena banyak yang bilang "Itu kan udah barang milik mereka, ya bebas lah mau mereka jual atau kasih gratis, kok orang lain yang repot". Di sini aku cuma mau ngasih tahu bahwa inilah moral compass-ku, dan seperti yang aku bilang tadi, kalau kalian lagi menghadapi masalah yang sama, mungkin postingan ini bisa jadi sesuatu yang bisa kalian renungkan.
Memasuki bulan baru, artinya udah waktunya buat Beauty Haul! Maaf banget ya, beauty haul kali ini termasuk yang telat banget karena ini udah memasuki minggu kedua bulan Agustus dan malah baru sempat ngepost huhuhu. Padahal dulu aku rajin banget gercep ngepost beauty haul di awal bulan. Emang bener-bener aku lagi keasikan main sama teman-teman, jadinya jarang pegang laptop. Buat pegang Instagram dan ngepost review aja aku sering keteteran gara-gara keseringan main hahaha.
Jadi karena belanjaan aku bulan kemarin sedikit, postingan beauty haul kali ini kayaknya bakal singkat-singkat aja. Sekarang ini aku lagi nggak ada wishlist yang spesifik, jadi agak bummed out belum tahu mau cobain produk apa lagi. Makanya aku beli yang kebetulan lagi diskon aja.
🌷 Nuskin Scion Roll On Deodorant — Udah lama pengen cobain produk ini karena banyak yang bilang dia memang bagus banget buat mengatasi bau badan sama nahan keringat. The truth tea? Tunggu review fullnya aja yaa hehe.
🌸 Juno&Co Microfiber Velvet Sponge — Waktu itu habis mencairkan gaji lewat PayPal buat pertama kalinya dan karena ada rejeki lebih, akhirnya bisa membawa si beauty sponge unik ini. Harganya termasuk murah, kayaknya hampir seharga Real Techniques deh.
🌹 Implora Lip Cream — Belinya di Mutiara Jogja. Udah lama ngincer cuma karena dia murah banget dan shadenya cuma ada 3, jadi susah dapet promo free ongkir di Shopee hahaha. Untungnya Mutiara jualnya nggak mahal.
🌺 BLP Beauty Lip Glaze — Sejak lihat reviewnya di Female Daily, aku langsung screenshot biar nggak lupa nama shadenya. Lagi-lagi tertarik karena ada yang bilang ini dupe dari Fenty Beauty Gloss Bomb. Beneran deh, kayaknya semua lip gloss yang aku punya tuh aku beli karena aku nggak shanggup beli Fenty Beauty :")
🌻 Dr. Ceuracle Vita Propolis Ampoule — Salah satu skincare product yang udah dari lama banget aku pengen cobain, waktu itu aku baru banget buka akun @beautywithdummy dan Hasya sempet beberapa kali mention ampoule ini. Dan akhirnyaaa setelah menunggu lama beli atau nggak, aku memutuskan buat beli, yay!
-----
Oke deh, segitu dulu aja beauty haul kali ini. Tungguin reviewnya, dan jangan lupa main main ke postingan beauty haul sebelumnya siapa tahu ada yang menarik dan kalian mau reviewnya buat dipost lebih cepat, komen aja!
Halo semuanya! Wah, lama banget rasanya aku nggak nulis postingan di blog. Sorry bangettt! Akhir-akhir ini lagi keasikan main sama teman-teman kampus. Lagi dan lagi, kehidupan dunia nyata terkadang memang bisa jadi distraksi tersendiri buat kegiatan dunia maya, and vice versa. Aku salut sama orang-orang yang bisa balance kehidupan mereka on and off the internet karena percayalah, itu nggak mudah. Tenang aja, aku bakal bikin tulisan khusus kemarin ini aku jalan-jalan kemana aja. So stay tuned!
Jadi hari ini aku akan mereview salah satu serum yang lagi jadi kesayanganku banget, yakni iUNIK Propolis Vitamin Synergy Serum. Aku udah sering lihat serum ini seliweran di timeline, dan habis lihat ingredients list-nya aku jadi makin penasaran, karena kebetulan juga aku belum pernah pakai serum propolis. iUNIK ini aku lihat-lihat harganya nggak terlalu mahal. Jadi aku masih mampu beli hahaha. Anyway, let's jump right in!
Ingredients: Propolis Extract, Hippophae Rhamnoides Fruit Extract, Water, Butylene Glycol, Glycerin, Methylprpanediol, Niancinamide, Dipropylene Glycol, 1,2-Hexaanediol, Rosa Damascena Flower Water, Sodium Hyaluronate, Betaine, Glycosyl Trehalose, Honey Extract, Beta-Glucan, Hydrogenated Starch Hydrolysate, Allantoin, Carbomer, Arginine, Hydroxyethylcellulose, Adenosine, Dipotassium Glycyrrhizate, Pentylene Glycol, Citrus Auranitum Eergamia Fruit Oil, Centella Asiatica Extract, Portulaca Oleracea Extract, Hamamelis Virginiana Extract, Punica Granatum Fruit Extract, Ficus Carica Fruit Extract, Mours Alba Fruit Extract, Ginkgo Biloba Nut Extract, Caprylyl Glycol
Jadi serum ini mengandung 70% Propolis Extract dan 12% Hippophae Rhamnoides Fruit Extract yang mana keduanya itu kaya akan vitamin C. Produk ini punya klaim untuk menenangkan wajah, melembabkan, mencerahkan, dan mengurangi keriput dan garis halus di wajah. Kalau biasanya produk itu di urutan pertama ingredients-nya Water, serum ini langsung pasang Propolis Extract. Water justru ada di urutan ketiga, jadi ini serum pure isinya lebih banyak Propolisnya.
Tekstur dari serumnya cenderung cair, tapi nggak cair banget kayak air. Begitu diapply ke kulit dia terasa 'tebal', bikin kulit jadi lembab tapi nggak yang heavy banget sampai bikin rasa lengket. Warnanya pas di botolnya sih kelihatan kuning, tapi begitu di pipet dia jadi lebih bening. Jadi aku beli serum ini karena ada temanku yang bilang dia bagus buat dipakai barengan sama serum The Ordinary Niacinamide 10% + Zinc 1%. Cuma akhirnya aku ngerasa overwhelmed aja dan memilih buat pakai serum ini di malam hari di mana aku butuh lebih banyak produk yang melembabkan. Waktu serum The Ordinary aku habis, kupakai lah serum ini di pagi dan malam hari. Hasilnya? Suka banget! Dia bikin kulit jadi glowing dan lembab, seolah-olah kulit mukaku merefleksikan cahaya lebih baik dari biasanya. Dia juga membantu memudarkan bekas jerawat dan jadi produk andalanku waktu kulitku merah-merah.
Overall, aku senang banget serum ini cocok di kulitku. Kalau udah habis aku bakal repurchase lagi karena dia worth it banget!
-----
Where to buy? himbeautyskin @ Shopee
How much? Rp. 139.000 (excl. shipping fee)
Beberapa bulan lalu beauty community Indonesia dihebohkan dengan launching produk lip balm dari salah satu brand lokal yakni For Skin's Sake Buttered Lip Balm dengan tiga varian; Unscented, Coconut, Peppermint, dan Cherry. Waktu pertama launching itu aku banyak lihat produknya direview sama beberapa beauty influencer dan jadi penasaran karena memang hype-nya kenceng banget, memangnya lip balm ini sebagus apa sih?
Akhirnya liburan lebaran kemarin aku memutuskan beli satu yang varian Cherry. Sebetulnya pas beli lip balm ini aku lagi pakai Maybelline Baby Lips Lip Balm, jadi sekalian aja aku coba bandingkan keduanya karena selama pakai Maybelline aku cukup suka sama hasilnya di bibirku yang memang sering kering dan pecah-pecah bahkan mengelupas kulitnya.
Jadi produk lip balm dari For Skin's Sake ini memang didesain tanpa basa basi, nggak bertele-tele, alias to the point. Dinamakan Buttered Lip Balm karena teksturnya yang buttery banget jadi dia gampang diaplikasikan di atas bibir tanpa terasa kasar. Lip balm ini juga udah ada SPF 15-nya dan nggak ada warnanya, jadi kalau kamu kurang suka sama jenis lip balm yang berwarna, kamu pasti bakal suka banget sama Buttered. Dikutip dari Female Daily, dalam lip balm ini terkandung sunflower seed oil sebagai sumber antioksidan, dan bees wax sebagai emollient. Jadi memang udah all in one aja selain fungsinya untuk melembabkan bibir, juga untuk melindungi bibir dari sinar UV.
Lalu gimana sama performanya? Lip balm ini memang nggak ngasih warna ke bibir, tapi shinenya lumayan kencang dan kesannya di aku benar-benar shiny kayak aku habis makan gorengan. Sayangnya menurutku efek lembabnya nggak bertahan terlalu lama di bibir. Kalau aku bandingkan sama Maybelline Baby Lips, Buttered ini nggak lebih tahan lama. Aku harus reapply jauh lebih sering ketimbang waktu pakai Baby Lips.
On a good note, lip balm ini teksturnya super lembut di bibir dan wanginya juga enak banget. Kalau soal pigmentasi sih, aku sebenernya lebih suka lip balm yang ngasih sedikit warna di bibir karena warna asli bibirku gelap jadinya kalau cuma pakai lip balm aku kelihatan pucat atau nggak dandan. Jadi secara keseluruhan ya aku masih lebih prefer Maybelline Baby Lips. Eits, tapi tahu nggak sih, di event JakartaxBeauty kemarin For Skin's Sake launching 14 varian lip balm baru dengan wangi yang enak-enak lho! Kalau penasaran, kalian bisa cobain satu, aku jamin sih kalian bakal ketagihan sama wanginya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons