Waktu pertama dengar merk namanya "Brun Brun Paris", aku pikir dia beneran dari Paris, guys. Tapi ternyata ini buatan lokal yang inspired sama Paris. Di Jogja sendiri toko fisiknya nggak tersebar banyak, cuma ada satu di Mall Malioboro, jadi kalau lagi pengen ke Brun Brun Paris agak butuh usaha yang lumayan keras karena Malioboro selalu macet :") Selama ini aku cuma lihat-lihat aja kalau ke Brun Brun Paris, nggak sempat beli apapun dari kosmetiknya. Surprised? Me too! Aku tipe yang gampang kepincut sama kosmetik apalagi kalau packagingnya lucu-lucu. Tapi akhirnya aku berhasil membeli sesuatu dari Brun Brun Paris gara-gara mbaknya lumayan persuasif :") Hal pertama yang aku notice waktu masuk tokonya adalah deretan liquid lipsticknya. Warnanya cukup beragam, walaupun masih didominasi sama warna-warna coklat muda dan nude.
Dari segi packaging, botolnya termasuk unik karena biasanya botol liquid lipstick itu kan bulat ya, tapi yang ini nggak. Dia hampir sejenis sama packagingnya The Bath Box deh seingetku walaupun aku juga belum pernah coba TBB. Waktu digenggam rasanya ringan banget dan terbuat dari botol plastik biasa, dan dengan ukuran 5,5 ml rasanya nggak berat sama sekali, malah hampir kayak isinya kosong haha. Harganya termasuk murah, karena itu alasan aku akhirnya beli produk ini. Cuma Rp. 29.000 aja dan bisa kalian cari di semua toko offline Brun Brun Paris.
Dia wanginya manis kayak cherry, entah karena warna lipstiknya merah atau semua produk bibirnya Brun Brun Paris wanginya semerbak manis. Untuk pigmentasi juga oke banget sih menurutku. Aku kebetulan belum punya lipstik warna merah yang ngejreng merahnya dan warnanya Brun Brun Paris ini sangat oke, seenggaknya dua kali swipe lah udah bisa nutupin warna asli bibirku yang lumayan gelap. Sayangnya aku ga begitu suka sama formula lipstiknya yang super drying! Aku bahkan sempet kaget waktu aku pulang dan buka lipstiknya kok kering banget, bener-bener di aplikatornya itu ga kayak lipstik biasanya yang kental, dia bener-bener kering seakan-akan itu produk udah mau abis. Dan itu bakal jadi downside dari produk ini sih. Ketahanannya sih juga ga jelek-jelek banget, dan lumayan staining di bibir tapi kalo bibir lagi kering, lipstik ini bakalan bikin flaky banget.
Overall, ya aku belum tertarik lagi buat beli karena aku senggak suka itu sama formulanya yang bikin bibir kering. Kalo kalian gimana? Pernah cobain liquid lipstik atau produk dari Brun Brun Paris?
Kalau aku bisa balik ke masa lalu dan ketemu sama aku di masa lalu buat ngasih saran soal skincare, aku pasti bakal ngasih tahu diri aku dulu buat rajin pakai sunscreen. Memang sih, saat ini aku sendiri belum ngerasain ada masalah kulit yang serius karena kelalaianku pakai sunscreen padahal aku sering berkegiatan di luar, tapi setelah berkecimpung selama hampir 7 bulan di dunia skincare, aku jadi sadar betapa sunscreen memegang peranan yang sangat penting dalam skincare routine aku.
Sunscreen punya fungsi sebagai pemberi perlindungan kulit kita dari teriknya sinar matahari, termasuk sinar UVA dan UVB. Banyak orang meremehkan sunscreen karena ada yang merasa nggak bisa hitam (biasanya pemilik kulit putih), cuma kebakar aja. Aku bisa ngomong gitu karena pacarku punya mindset begitu. Dia kulitnya putih, dan memang lebih susah menggelap daripada aku, tapi dia sering kebakar sampai memerah kayak udang. Dan dalam waktu singkat warna kulit mereka bisa kembali lagi. Tapi efek buruk dari sinar matahari itu nggak bakal kita rasakan dalam hitungan hari lho, melainkan tahunan. Jadi kalau misalnya kalian sampai detik ini belum pakai sunscreen, mulailah pakai. Nggak ada ruginya pakai kok!
Mungkin next time aku bakal bikin postingan terpisah untuk ngebahas soal pentingnya sunscreen, tapi kali ini aku bakal fokus ngomongin soal sunscreen ketiga yang udah aku cobain dalam hidupku, haha. Kali ini aku berhasil diracun sama Kak Stefan @skinchemically, walaupun aku sendiri nggak ada masalah sama sunscreen lamaku si L'Oreal UV Perfect Matte & Fresh.
BACA JUGA: Lacoco Watermelon Glow Mask Review
Mungkin next time aku bakal bikin postingan terpisah untuk ngebahas soal pentingnya sunscreen, tapi kali ini aku bakal fokus ngomongin soal sunscreen ketiga yang udah aku cobain dalam hidupku, haha. Kali ini aku berhasil diracun sama Kak Stefan @skinchemically, walaupun aku sendiri nggak ada masalah sama sunscreen lamaku si L'Oreal UV Perfect Matte & Fresh.
BACA JUGA: Lacoco Watermelon Glow Mask Review
Jadi L'Oreal UV Perfect Super Aqua Essence ini bisa dibilang adalah salah satu varian sunscreen dari L'Oreal dengan packaging serupa. Aku udah pernah cobain yang botolnya warna hijau, atau lebih dikenal dengan yang matte version-nya. Tapi karena banyak yang bilang kalau yang hijau itu suka pilling, akhirnya iseng lah cobain varian lainnya L'Oreal UV Perfect Super Aqua Essence yang digadang-gadang sih jauh lebih nyaman di kulit dibanding yang hijau. Dari segi packaging dia sama persis sama yang hijau, cuma beda warna aja, dan harganya pun sama juga cuma Rp. 99.000 (untungnya udah turun harga yah sist hihi), dan mulut botolnya juga bercorong jadi nggak gampang bleber pas dikeluarin. Dia juga udah bisa dibeli di Watson ya!
Ingredients: Aqua, Alcohol Denat, Diisopropyl Sebacate, Isopropyl Lauroyl Sarcosinate, Ethylhexyl Triazone, Bis-Ethylhexyloxyphenol Methoxyphenyl Triazine, Propylene Glycol, Diethylamino Hydroxybenzoyl Hexyl Benzoate, Titanium Dioxide, Glycerin, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Drometrizole Trisiloxane, Acrylates/C10-30 Alkyl Acrylate Crosspolymer, Adenosine, Aluminum Hydroxide, Ammonium Polyacryldimethyltauramide, Benzyl Alcohol, Butylene Glycol, Butylphenyl Methylpropional, Butyrospermum Parkii Seedcake Extract, Caprylyl Glycol, Ceteth-10, Cetyl Alcohol, Citronellol, Dextrin Palmitate, Disodium EDTA, Geraniol, Hexyl Cinnamal, Hydrolyzed Hyaluronic Acid, Limonene, Linalool, Menthoxypropanediol, Palmitic Acid, Phenoxyethanol, Potassium Hydroxide, Stearic Acid, Styrene/Acrylates Copolymer, Tocopheryl Acetate, Parfum
Dibandingkan dengan si hijau, si biru ini memang jauh lebih ringan teksturnya karena namanya juga "super aqua" ya kaan, jadi kebayangnya tuh bakalan ringan kayak air. Kalo kalian udah pernah cobain sunscreennya Biore yang Water Essence, si biru ini rasa-rasanya kurang lebih sama lah secara tekstur kayak Biore, cuma dia agak lebih padat dikit. Gampang dibaurkan dan menyerap di kulit, persis kayak pakai moisturizer. Dia juga masih ada wewangiannya ya tapi ini di bagian bawah ingredient list jadi semoga sih nggak masalah. Wanginya juga nggak terlalu menyengat kok.
Menurutku kandungan yang ada di dalam sunscreen ini udah cukup mumpuni. Pertama, dia mengandung Mexoryl, yang artinya dia memberikan proteksi berupa broad spectrum yang nggak cuma melindungi kita dari sinar UVA, tapi juga sinar UVB. Dia juga mengandung Vitamin E yang berguna sebagai anti-oxidant. Bedanya sama si hijau adalah si biru ini nggak ada klaim bisa bikin muka matte ataupun nggak berminyak. Jadi jangan harap complexion kalian bakal kelihatan paripurna kalo cuma pakai sunscreen aja. Aku biasanya kasih selayer bedak tabur yang juga ada SPF-nya, da lumayan bikin muka jadi lebih terkontrol. Yang paling penting adalah si biru ini nggak bikin masalah di kulitku, nggak bikin breakout, kusam, atau whitecast. Bener-bener aman dan nyaman banget dilayer seukuran 2 jari!
Kalo disuruh milih antara L'Oreal yang hijau atau yang biru ini, aku nggak bisa milih sih, karena tergantung keadaan kulit aja lagi enak dibawa kemana karena keadaan kulitku suka berubah-ubah nggak menentu. Kalo misalnya kalian punya pengalaman yang nggak terlalu oke sama si hijau, aku saranin cobain si biru sih karena walaupun mereka sekilas terlihat sama, tapi kalo udah dicobain bisa kerasa banget bedanya, terutama finishnya di muka. Overall ya aku bakal repurchase, kalo memang belum pengen cobain sunscreen dari brand lainnya.
Kalau kalian pecinta skincare halal dan muslim-friendly, kalian pasti udah nggak asing lagi sama brand yang namanya Safi. Banyak yang bilang Safi itu brand lokal asli Indonesia, tapi kenyataannya, Safi ini asalnya dari negara tetangga kita yaitu Malaysia. Tapi tenang, mereka di sini resmi kok! Safi mulai banyak penggemarnya karena mereka digadang-gadang sebagai skincare halal yang aman, mengandung bahan natural/alami, dan memang punya target pasar untuk perempuan muslim. Yaaa, mirip-mirip sama Wardah lah ya. Karena di zaman sekarang ini awareness untuk perempuan muslim memilih produk skincare yang muslim-friendly itu semakin tinggi.
Aku pribadi nggak masalah dia "muslim-friendly" ataupun nggak ketika nyobain produk tertentu. Bisa dibilang aku agnostik dalam hal ini. Bukan nggak peduli, tapi memilih untuk mengesampingkan aja karena bukan main concern aku untuk pakai skincare yang muslim-friendly. Safi Perfectly Bright Replenishing Night Cream ini sebetulnya ada dalam rangkaian White Expert-nya Safi. Dan selain night cream ini ada juga day cream dan cleanser yang juga berfungsi sebagai toner. Cuma di sini aku review yang night cream-nya aja.
BACA JUGA: COSRX Oil-Free Ultra-Moisturizing Lotion (with Birch Sap) Review
Aku pribadi nggak masalah dia "muslim-friendly" ataupun nggak ketika nyobain produk tertentu. Bisa dibilang aku agnostik dalam hal ini. Bukan nggak peduli, tapi memilih untuk mengesampingkan aja karena bukan main concern aku untuk pakai skincare yang muslim-friendly. Safi Perfectly Bright Replenishing Night Cream ini sebetulnya ada dalam rangkaian White Expert-nya Safi. Dan selain night cream ini ada juga day cream dan cleanser yang juga berfungsi sebagai toner. Cuma di sini aku review yang night cream-nya aja.
BACA JUGA: COSRX Oil-Free Ultra-Moisturizing Lotion (with Birch Sap) Review
Safi White Expert Replenishing Night Cream ini dikemas dalam kemasan jar dengan bahan kaca doff yang lumayan tebal, jadi kesannya mahal-mahal gimana gitu. Harganya kalau yang tertera di websitenya Safi sih Rp. 103.000 untuk yang ukuran besarnya (45g) dan Rp. 47.500 untuk ukuran yang lebih kecilnya (20g). Kalau di Jogja counter Safi yang palig dekat di Mutiara Cosmetic ya, aku biasa ke cabangnya yang di bawah flyover UKDW. Aku lupa dia ada di Watson/Guardian atau nggak.
Ingredients: Aqua, Niacinamide, Betaine, Glycerin, Butylene Glycol, Biosaccharide Gum-1, Dimethicone, Cyclopentasiloxane, Cyclohexasiloxane, Trideceth-6, Sodium Polyacrylate, PEG/PPG-18/18 Dimethicone, Carboner, Bisabolol, Aminomethyl Propanol, Xanthan Gum, Disodium EDTA, Sodium Hyaluronate, Nigella Sativa Seed Oil, Perfluorodecalm, 4-butylresorcinol, Fragrance, Phenoxyethanol, Methylparaben, CI 42090.
Teksturnya gel dingin dan bening gitu, agak sedikit ada warna biru yang memang cocok sama warna tutup kemasannya. Dan baunya—ya ampun, baunya itu lho, kenceng banget. Padahal seperti yang kalian lihat di atas, memang ada fragrance di dalam produknya tapi dia jauh di urutan bawah-bawah, jadi harusnya nggak sekenceng itu. Tapi entah kenapa baunya menyengat banget walaupun bukan jenis bau yang nggak enak, cuma buatku itu udah cukup mengganggu sih. Jadi kalau kalian lumayan sensitif sama bau, kayaknya kalian bakal terganggu.
BACA JUGA: Banila Co Dear Hydration Boosting Cream Review
BACA JUGA: Banila Co Dear Hydration Boosting Cream Review
Menurut interpretasiku, night cream (dan day cream) cuma istilah lain dari moisturizer (pelembab). Yang kemudian membedakan night cream sama day cream cuma kalau night cream ya nggak ada SPF-nya. Jadi aku pakai ini di slot moisturizer, karena kebetulan aku lagi belum punya moisturizer. Jadi kalau dilihat dari websitenya lagi sih, Safi White Expert Replenishing Night Cream adalah krim malam berbasis air dengan tekstur gel ringan yang mudah meresap, diperkaya Ekstrak Habbatus Sauda, OxyWhite Technology dan Bio Hyaluronic. Klaimnya:
- Membantu mencerahkan, menyejukkan, dan menyamankan kulit wajah
- Membantu menyamaratakan warna kulit muka dengan Vitamin B3 selama tidur
- Memberikan kelembaban sepanjang malam dengan Bio Hyaluronic Acid
Sayangnya, di pemakaian pertama aku pakai night cream ini, kulitku udah menunjukkan ketidaksukaannya. Begitu bangun pagi hari besoknya, mukaku langsung bruntusan. Dan waktu pakai Safi ini kondisi kulitku lagi bagus, lagi baik-baik aja. Aku juga nggak lagi mau mens jadi jelas itu bukan karena hormon. Sebetulnya aku juga udah curiga dari awal karena kulitku sensitif banget sama produk yang wewangiannya kuat. Walaupun kandungan fragrancenya ada di urutan bawah, tapi selama itu masih kecium sama hidungku, aku yakin banget, produk itu bakal nggak cocok di kulitku. Padahal aku lumayan tertarik sama night cream ini karena dia ada kandungan niacinamide-nya (dan ada di urutan atas) tapi ternyata kulitku berkata lain :(
All in all, aku nggak bisa bilang apakah night cream ini sesuai sama klaimnya atau nggak karena sebelum aku bisa sampai di tahap itu, kulitku udah keburu nolak duluan. Aku suka teksturnya tapi selain dia bikin aku bruntusan, aku juga bangun pagi dengan kondisi muka yang lebih berminyak daripada biasanya. Biasanya itu cuma terjadi kalau aku pakai skincare malam yang terlalu berat.
Kalau ditanya sebetulnya aku termasuk orang yang pemalas buat pakai sheet mask. Kalau lagi rajin ya bisa lah lebih dari sekali seminggu tuh. Aku lebih milih pakai sheet mask kalau memang lagi ada tujuan tertentu, misal lagi butuh sesuatu yang calming, atau lagi jerawatan dan butuh sembuh cepat. Jadi aku bukan tipe yang harus nyobain semua jenis sheet mask. Memang sih, kebanyakan sheet mask sekarang menggiurkan banget mulai dari klaim sampai aplikasinya di muka. Lain waktu aku pernah lihat di Instagram sheet mask yang bagian essence dan lembarannya dikemas terpisah, unik deh, tapi lupa dari brand apa. Aku juga makin ke sini makin mencoba mengurangi penggunaan sheet mask supaya nggak nambah limbah lebih banyak. At the end of the day, kebanyakan sheet mask yang aku beli kalau ditotal bisa nambah toner baru haha, jadi lebih mending ditabung aja uangnya daripada buat beli sheet mask yang sekali pakai.
Sheet mask dari Naruko ini sekaligus jadi produk pertama dari Naruko yang aku cobain. Karena jujur, lihat harga mereka di Watson agak bikin dompetku nangis haha. Aku kira awalnya Naruko itu brand lokal lho, ternyata brand luar ya, tepatnya dari Taiwan. Dan pas banget bulan lalu Sociolla lagi free ongkir dan diskon banyak sheet mask-nya jadi why not, ya kan?
Sheet mask dari Naruko ini sekaligus jadi produk pertama dari Naruko yang aku cobain. Karena jujur, lihat harga mereka di Watson agak bikin dompetku nangis haha. Aku kira awalnya Naruko itu brand lokal lho, ternyata brand luar ya, tepatnya dari Taiwan. Dan pas banget bulan lalu Sociolla lagi free ongkir dan diskon banyak sheet mask-nya jadi why not, ya kan?
Untuk ukuran kemasannya dia termasuk kecil, lebih kecil dari kemasan sheet mask kebanyakan. Harga normalnya dibandrol di harga Rp. 24.000 kalau di Sociolla. Aku kurang tahu kalau offline store ada dijual di mana aja, karena di Watson-pun aku jarang lihat juga karena kebanyakan produk Naruko yang dijual itu cuma face wash-nya aja. Jadi mungkin kalau kalian mau cobain, bisa beli online aja di Sociolla atau di Shopee. Aku kaget waktu tahu lembaran sheet mask-nya warnanya hitam, karena kupikir sama kayak sheet mask Mediheal yang tea tree, sheet mask-nya Naruko ini juga warnanya putih. Salah satu yang paling aku suka dari sheet mask tuh kalau lembarannya warnanya hitam, entah kenapa kesannya eksklusif aja haha.
Ingredients: Asam Salisilat, Saw Palmetto, Ekstrak Biji Kacang, Phytoferulin , Ekstrak Witch Hazel, Tranexamic Acid, Piroctone Olamine, Faktor peremaja pori, Hyaluronic Acid, Minyak Pohon Teh, Minyak Mentha Piperita
Cara pakai:
1. Setelah membersihkan wajah, ambil masker.
2. Pakaikan masker pada wajah dimulai dari bagian atas ke bawah.
3. Gunakan jari untuk menekan air dari bagian tengah dahi ke samping. Atur agar masker bisa terpasang pas pada bagian hidung. Kemudian atur agar bagian bawah masker juga menempel dengan pas pada rahang.
4. Lepaskan masker setelah 5-10 menit
Kalau dari websitenya Sociolla sih sheet mask ini punya klaim untuk mengurangi produksi minyak berlebih dan mencegah jerawat karena dia ada kandungan karbon aktifnya. Jadi asumsiku sheet mask seperti ini harus dipakai rutin karena yang namanya produksi minyak ataupun jerawat kan nggak mungkin teratasi dengan mudah dalam sekali pemakaian. Selain itu sheet mask ini juga mengklaim membuat kulit jadi lebih bercahaya dan menghidrasi kulit.
Dari apa yang aku rasain dalam sekali pemakaian sheet mask ini sih, aku sempet kaget karena ternyata dia punya cooling sensation yang lumayan menusuk kulit banget. Rasanya kayak kalau kita kebanyakan makan mentos, jadinya hidung jadi pedes kalau dipakai nafas, nah ya kayak gitu persis rasanya, bedanya cuma rasa pedesnya kerasa di kulit. Setelah aku baca-baca review di internet juga banyak yang bilang mereka ngerasain sensasi yang sama karena memang ada cooling sensationnya. Biasanya kalau ada rasa cekit-cekit gitu tandanya aku nggak cocok sama sheet mask-nya tapi pagi hari setelah pakai sheet mask ini sih nggak ada tanda-tanda jerawat atau hal buruk lainnya. Malah kulitku jadi supple, dan halus banget. Essencenya gampang menyerap di kulit dan bikin mukaku jadi segar.
-----
Oh iya, satu lagi, sheet mask ini nggak mengandung paraben atau pengawet lainnya. Jadi kalau kalian sensitif dengan paraben nggak perlu khawatir ya. Untuk repurchase atau nggak, mungkin aku nggak akan repurchase karena aku tetep nggak suka dengan rasa cekit-cekitnya. Tapi karena kulit orang beda-beda jadi reaksinya bisa beda-beda juga.
Seperti yang kalian tahu, aku ngefans banget sama brand Colourpop. Colourpop jadi salah satu brand luar negeri yang masih cukup affordable dan punya banyak banget produk make-up dengan pilihan yang beragam banget. Produk pertama dari Colourpop yang aku punya itu concealernya, karena banyak yang bilang dia dupe dari concealer Tarte Shape Tape yang lumayan pricey itu :") Mereka bahkan sekarang punya sister brand untuk produk skincare lho, namanya Fourth Ray, wow! Nggak pernah kepikiran Colourpop bakal punya produk skincare haha.
Nah produk lainnya dari Colourpop yang aku suka selain complexion productnya, adalah lip products-nya. Termasuk liquid lipstick dan yang baru-baru ini aku beli pas mereka lagi promo free worldwide shipping, lip gloss-nya. Sebetulnya awalnya bingung mau beli apa tapi udah lama aku cari dupe dari gloss bomb-nys Fenty Beauty dan setelah beberapa hari nyari di Pinterest akhirnya aku memutuskan beli lip gloss mereka yang shade Fantasia.
Nah produk lainnya dari Colourpop yang aku suka selain complexion productnya, adalah lip products-nya. Termasuk liquid lipstick dan yang baru-baru ini aku beli pas mereka lagi promo free worldwide shipping, lip gloss-nya. Sebetulnya awalnya bingung mau beli apa tapi udah lama aku cari dupe dari gloss bomb-nys Fenty Beauty dan setelah beberapa hari nyari di Pinterest akhirnya aku memutuskan beli lip gloss mereka yang shade Fantasia.
Packagingnya semua lip product Colourpop kalau aku perhatiin sama semua, bahkan mirip juga sama liquid eyeshadow mereka. Dia juga agak kembar sama liquid lipsticknya Wardah, cuma lebih slim aja. I believe lip gloss ini banyak yang jual di Shopee, karena akupun biasa beli lipstik-lipstiknya Colourpop di Shopee, cuma untuk kali ini aku beli langsung di web mereka karena kebetulan ada saldo sisa di PayPal dan free ongkir yuhuu. Harganya $6, itu kalo dikalikan dengan kurs sekarang sekitar Rp. 84.000 mungkin ya? Biasanya kalau di Shopee ya rata-rata Rp. 120.000 sih. Nggak ada bedanya antara dia lip gloss atau lip matte biasa.
Kalau di review lip gloss-nya ESQA kemarin aku agak turned down sama pigmentasinya yang terlalu pigmented, si Colourpop punya ini lumayan translucent. Dia ada sedikit warna, tapi nude dan sheer banget. Lebih dominan gold sheen-nya jadi bisa dijadikan lip topper dan di bibir aku yang gelap nggak terlalu bagus kalau dipakai sendiri tanpa lipstik warna lain di bawahnya, which is totally fine for me! Karena di postingan sebelumnya juga aku bilang aku nggak suka lip gloss yang nggak bisa dijadikan lip topper karena aku suka campur-campur lip product hehe. Teksturnya sendiri basah banget, dan nggak tahan lama ya namanya juga gloss kan. Dipakai makan juga bubar. Tapi sheen-nya nggak hilang langsung, dan jadinya cakep banget deh.
-----
Sampai detik ini, dia masih jadi my go-to lip gloss, karena sebagus itu dipakai sama lipstik apa aja. Dia nggak terlalu mengubah warna, dan bikin bibir sangat berdimensi. Kalau kalian lagi doyan bereksperimen sama lip gloss, aku saranin kalian cobain lip gloss dari Colourpop ini.
Halo! Akhirnya hari ini bisa balik nulis lagi. Padahal cuma beda 3 hari dari postingan terakhir tapi udah kangen aja buat nulis di blog hehe. Seminggu terakhir ini aku lagi terkapar lemah karena kena gejala demam berdarah :( Untungnya belum sampai jadi DBD sih, jadi aku fokus buat istirahat dulu. Untungnya hari ini udah lumayan mendingan. Di masa-masa kayak gini, sedih kadang jadi anak kosan yang jauh dari orangtua. Teman-teman semua jangan lupa jaga kesehatan ya!
Di postingan hari ini aku akan ngomongin soal salah satu serum dari brand lokal yaitu For Skin's Sake atau lebih akrab disapa FSS, yang udah lama banget jadi inceranku. Tapi let's be honest, aku masih suka mikir 10 kali lebih untuk beli produk skincare di atas Rp. 200.000 haha. FSS sendiri punya 3 serum andalan; Hyaluronic Acid, Vitamin C, dan Retinol. Dan yang akan aku bahas hari ini adalah si serum Hyraluronic Acid-nya. Sejak diomongin di komunitas skincare di Instagram, aku memang sepenasaran itu sama serum HA ini. I love everything with hyaluronic acid! Dan pas banget waktu itu FSS lagi ngadain giveaway serum ini di Instagram dan aku berhasil memenangkan salah satunya.
Di postingan hari ini aku akan ngomongin soal salah satu serum dari brand lokal yaitu For Skin's Sake atau lebih akrab disapa FSS, yang udah lama banget jadi inceranku. Tapi let's be honest, aku masih suka mikir 10 kali lebih untuk beli produk skincare di atas Rp. 200.000 haha. FSS sendiri punya 3 serum andalan; Hyaluronic Acid, Vitamin C, dan Retinol. Dan yang akan aku bahas hari ini adalah si serum Hyraluronic Acid-nya. Sejak diomongin di komunitas skincare di Instagram, aku memang sepenasaran itu sama serum HA ini. I love everything with hyaluronic acid! Dan pas banget waktu itu FSS lagi ngadain giveaway serum ini di Instagram dan aku berhasil memenangkan salah satunya.
Salah satu hal yang aku suka dari FSS adalah desain packagingnya yang minimalist dan rapih. Simple, ga kebanyakan warna yang dipake, to the point, pokoknya gemes dan seneng aja lihatnya. Botolnya terbuat dari kaca dove, jadi agak susah buat ngelihat isi dalamnya. Isi cairannya juga nggak terlalu full sampai ke leher botol. Aku suka karena ngasih kesan mahal dan mewah, karena memang harganya yang juga lumayan pricey untuk produk lokal yaitu Rp. 225.000. Kalo bukan karena menang ini dari giveaway mungkin butuh waktu lebih lama buatku buat nyobain serum ini haha. Dia bisa dibeli langsung di websitenya FSS (www.forskinssake.com).
Ingredients: Aqua, Hamamelis Virginiana Water, Cassia Angustifolia Seed Polysaccharide , Glycerin, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Dimethyl Sulfone, Tocopheryl Acetate, Simmondsia Chinensis Oil, Pelargonium Graveolens Oil, Camellia Sinensis Extract, Centella Asiatica Extract, Equisetum Arvense Extract, Taraxacum Officinale Extract, Geranium Maculatum Extract, Hydroxyethyl Ethylcellulose, Carrageenan Gum, Sodium Benzoate, Potassium Sorbate, Ethylhexylglycerin.
Jadi seperti namanya, serum HA ini mengandung hyaluronic acid yang berfungsi untuk menjaga kulit agar tetap terhidrasi. Aku selalu percaya hidrasi adalah akar dari semua permasalahan kulit. Apalagi untuk urusan jerawat. Kalo kulit udah terhidrasi, semuanya bakal jadi lebih gampang. Makanya kenapa aku selalu cinta kandungan HA dan pengen banget cobain serum ini. Serum ini juga diklaim oleh FSS bahwa dia bisa menyamarkan garis-garis halus.
Lalu apa dia bekerja sebagaimana mestinya? I'd say yes. Tapi sayangnya ga butuh waktu lama buat serum ini menunjukkan kalo dia ga cocok sama kulitku. Pertama kali aku coba pakai serum ini, dia kasih aku breakout di mana-mana. Akhirnya aku stop dan fokus sembuhin breakout dulu. Kemudian aku coba lagi kedua kalinya, ternyata masih ga cocok juga. Tiga hari setelah pemakaian kedua mukaku breakout lagi. Sempat ada sensasi nylekit di bagian pipi dan bagian philtrum tiap aku pake serum ini, seolah-olah mukaku jadi super sensitif. Tapi dia memang enak banget untuk dijadikan penutup skincare karena sifatnya yang menghidrasi.
Dari teksturnya aja aku sebenernya udah jatuh cinta banget. Sebagai pemilik kulit kombinasi cenderung berminyak, aku sangat picky soal tekstur produk yang aku pake ke muka. Aku butuh sesuatu yang ringan supaya ga memberatkan kulit dan malah bikin kulitku jadi tambah berminyak. Dan serum HA dari FSS ini sama sekali ga berat. Teksturnya super ringan kayak air, warnanya pun transparan walaupun di pipet agak kelihatan putih pucat kayak obat puyer hehe. Wanginya juga ga terlalu nyegrak bikin ga nyaman di hidung, walaupun aku kurang yakin itu wangi apa. Dengan tekstur kayak gini bikin serumnya jadi cepat menyerap di kulit, jadi ga masalah mau dipakai pagi atau malam hari bakalan oke oke aja, nggak bakal bikin berati di muka.
-----
Seperti yang aku bilang, walaupun serum ini banyak plus pointnya, tapi karena yang namanya skincare itu YMMV, jadi bisa aja di kulitku nggak cocok. Sedih sih, karena aku udah lama banget pengen cobain dan ternyata malah nggak cocok :( Mungkin karena kulitku tahu kalo cocok malah aku tambah sedih soalnya ini mahal harganya haha.
Oke, harusnya ini yang dipost kemarin, karena as usual, sebagai tanda kita memasuki bulan baru aku bakal ngeshare belanjaan apa aja yang udah aku beli di bulan sebelumnya. Terlambat satu postingan ya nggak apa-apa lah ya haha. Untuk bulan Maret kemarin, rasanya aku check out lumayan banyak di Sociolla karena mereka lagi promo gratis ongkir selama sebulan buat merayakan ulang tahun ke-4nya. Jadi hampir semua belanjaan ini aku beli di Sociolla :p #sorrynotsorry. Kebanyakan sih sheet mask, karena bulan lalu juga bertepatan sama Garnier ngeluarin varian sheet mask baru, dan awalnya mereka Sociolla exclusive. Tapi kebanyakan udah mulai dijual di toko-toko offline kayak Watson dan Indomaret kok. Dan untuk bulan Maret kemarin juga aku nggak ada wishlist atau ambisi tertentu harus beli sesuatu, jadi untuk beauty haul kali ini emang agak random haha.
Kalau kalian follow aku di Instagram, kalian pasti tahu aku lagi pakai sunscreen L'Oreal UV Perfect Matte, yang botolnya warna hijau (yang juga udah pernah aku review di sini). Nah, beberapa waktu lalu waktu Mas Stefan bahas soal sunscreen yang dia suka, L'Oreal biru ini ikutan nongol. Sebenernya udah lama juga aku penasaran setelah tahu ternyata sunscreen L'Oreal nggak cuma satu aja jenisnya. Jadilah aku cari-cari sampai ke Shopee, dan nemu yang lumayan murah cuma Rp. 80.000. Reviewnya ditunggu aja ya ;) Daaan, akhirnya berhasil menaklukan salah satu wishlit aku dari tahun lalu, si Mario Badescu Facial Spray yang rosewater. Awalnya agak bingung mau beli yang ukuran kecilnya apa yang medium, karena pernah dishare sama temen kalau harganya di atas Rp. 200.000 :( Tapiii as always, Beauty Bank online shop langganan aku selalu bisa diandalkan. Aku dapet Mario Badescu ukuran 118ml ini cuma Rp. 145.000 aja :") Bahagia aku tuh.
Ini sedikit dari sheet mask yang aku beli di Sociolla selama bulan Maret. Ada lagi sheet mask yang udah keburu aku pakai duluan sebelum difoto haha, salah satunya si Leaders Mediu Amino Pore-Tight Mask yang juga udah aku review duluan di sini. Rata-rata sheet mask ini aku beli waktu mereka diskon 50%. Dan akhirnya aku juga berhasil check out sheet mask dari Missha yang udah jadi wishlist dari Desember tahun lalu. Untuk reviewnya juga ditunggu ya!
Nah, yang ini juga salah satu belanjaan yang udah aku review duluan, ESQA Lip Gloss shade Sydney. Cerita lengkapnya bisa dilihat langsung aja ya di postingannya hehe. Di sampingnya ada setting spray kedua aku dari Studio Tropik. Seperti yang bisa kalian lihat di postingan sebelumnya, aku udah pernah review setting spray dari Catrice. Dan karena performanya yang biasa aja, akhirnya aku tergoda untuk cobain dari Studio Tropik ini. Udah disarankan sama teman-teman lama banget, karena dia juga bisa buat primer dan setting spray. We'll see how it performs!
Satu hal yang aku nggak punya pengalaman when it comes to make-up adalah setting spray. Aku sering lihat rekomendasi setting spray dari beauty guru di Youtube, tapi karena rata-rata yang direkomendasikan adalah brand luar yang agak pricey, akhirnya aku nggak pernah beli. Sampai akhirnya salah satu temanku ada yang ngeshare soal setting spray dari Catrice yang, as we all know, harga Catrice terkenal affordable. Banyak produk eyeshadownya yang harganya di bawah Rp. 100.000 dengan variasi warna yang cukup banyak, walaupun aku pribadi belum pernah cobain sih, jadi kurang tahu juga performanya gimana. Jadi kalau ditanya selama ini aku gimana kalau pakai make-up, ya aku nggak set make-up ku dengan setting spray haha. Dibiarkan begitu aja. Selama ini make-up ku tahan tahan aja sih. Tapiii tentunya demi tercapai look yang mendekati paripurna, aku memutuskan untuk cobain setting spray Catrice ini. Seenggaknya kalau nggak cocok, nggak ngerasa rugi-rugi banget karena harganya masih murah.
Seperti yang kalian tahu, Catrice ini dijual di Guardian. Ya sebetulnya online juga banyak yang jual kalau kalian rajin cari. Dengan isi sebanyak 50ml, Catrice Prime and Fine ini dijual di harga Rp. 88.000. Menurutku masih termasuk terjangkau, walaupun ada perbandingan lain dengan setting spray lokal dari Studio Tropik dengan isi tiga kali lipatnya seharga Rp. 99.000 aja. Salah satu hal yang aku nggak suka waktu beli produk ini di Guardian adalah, dia nggak ada segelnya sama sekali. Bahkan waktu aku tanya dari pihak Guardiannya sendiri mereka juga bilang dari Catrice memang nggak ada segel apapun di botolnya, jadi kalau kalian nanti ke Guardian semua botolnya cuma disegel selotip aja.
Sepertinya karena aku punya mata yang sensitif, jadinya setting spray ini agak menyengat di mata waktu disemprotkan. Happens all the time dengan banyak produk spray, beberapa face mist suka bikin mataku agak kebas, nggak terkecuali si Catrice Prime and Fine ini. Untuk jenis kulit kombinasi cenderung berminyak kayak aku, setting spray ini agak underwhelming hasilnya. Dia mengklaim bisa mempersiapkan kulit untuk dilayer make-up, tapi habis disemprot rasanya mukaku biasa aja, nggak ada rasa kayak pori-pori mengecil atau kayak dikasih primer. Tapi untuk hasil make-upnya lumayan sih jadinya, karena kesannya kayak it melts into the skin, jadinya nggak terlalu dempulan. Dia nggak ada kemampuan nahan minyak, dan untuk segi bikin tahan lama make-up atau nggak ya kayaknya juga biasa aja. But it's good for the look of the make-up itself.
That being said, karena ini pertama kalinya aku pakai setting spray, aku masih agak bingung mau berekspektasi seperti apa. Kalau kalian masih mau coba-coba ya boleh banget cobain si Catrice ini. Beneran aku sesuka itu sama hasil make-upnya yang bikin dia nyatu sama kulit. Tapi ya udah cuma itu aja. Sisanya nggak ngapa-ngapain.
-----
Where to buy? Guardian
How much? Rp 88.000
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons