Halooo, apa kabarnya nih? Wih, ya ampun guys, sebentar lagi Maret akan berakhir dan kita akan menyongsong bulan baru—bulan April! My favorite month ever, karena April adalah bula kelahiranku hihi. April tahun ini aku bakal jadi pertama kalinya aku merayakan ulang tahun dengan awareness bahwa aku menyukai make-up dan skincare wuahahaha. Ya, karena ulang tahun sebelum-sebelumnya aku bukan beauty junkie, jadi rasanya ada yang beda aja tahun ini, seolah-olah aku reborn gitu #yha. Anyway, sepertinya ini akan jadi postingan terakhir di bulan Maret, walaupun sesungguhnya masih banyak sekali draft postingan yang masih harus digarap :") Honestly tho, awalnya aku jadwalin apa yang harus ditulis duluan, jadi setiap postingan ada antriannya gitu, tapi lama-kelamaan akhirnya random aja, lihat-lihat draft, habis itu pilih apa yang lagi mood buat ditulis.
Dan untuk postingan kali ini aku akan membawa kalian pada review salah satu brand lokal Indonesia yang lagi naik daun banget, yakni ESQA Cosmetics! Aku pribadi baru denger brandnya akhir-akhir ini karena salah satu produknya yakni Goddess Cheek Palette yang kolaborasi sama BCL itu booming banget. Memang banyak yang bilang blushnya ESQA cantik-cantik sih, tapiii karena aku #SobatMisqueen, maka aku belum bisa membelinya gengs hahaha. Sebagai gantinya, kali ini kita bahas lip gloss-nya dulu aja yang aku beli di Sociolla waktu ESQA lagi diskon!
Seingetku lip gloss-nya ESQA ini termasuk produk baru deh. Jadi dia memang baru banget keluar akhir-akhir ini. Dan pas banget karena aku lagi sangat into lip gloss, dan waktu diskon di Sociolla kemarin aku lihat harga diskonnya juga jadi lumayan murah, jadi cuma Rp. 46.000 aja dari yang aslinya Rp. 100.000. Langsung lah aku samber! Lumayan kan tuh? Memang kalo aku perhatiin ini si ESQA walaupun dia produk lokal tapi harganya agak di tengah-tengah antara mahal sama murah. Jadi bijak-bijak belanja produknya mereka aja ehe ehe ehe. Kalo kalian mau belanja ESQA, dia udah available di banyak online marketplace. Lip gloss ini tersedia dalam 5 shade: Dubai, Jakarta, London, Sydney, dan Tokyo.
Packagingnya cantik, mungil gitu. Pas buat masuk ke daily make-up bag dan ga bikin berat bawaan. Dia sekecil itu, aku aja ga mengira bakal kecil banget haha. Dia panjangnya cuma seukuran jari telunjukku. Dibandingkan sama lip gloss-nya Colourpop yang panjang dengan harga yang hampir sama. So hopefully it can be something to take for your consideration.
Baca juga: Fenty Beauty Gloss Bomb Shade Fenty Glow Review
Baca juga: Fenty Beauty Gloss Bomb Shade Fenty Glow Review
Hydrogenated Polyisobutene, Polyisobutene, Phenyl Trimethicone, Caprylic/Capric Triglyceride, Ceresin, Dextrin Palmitate/Ethylhexanoate, Tridecyl Trimellitate, Phenoxyethanol, Butyrospermum Parkii (Shea) Butter, Flavour, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Tocopheryl Acetate, BHT, Bisabolol, Water. May Contain: CI 15850:1, CI 45410:2, CI 77491, CI 77492, CI 77499, CI 77891.
Aku pribadi jarang perhatiin label MUI di produk kecantikan when I know I should, tapi buat kalian yang memang concern dengan produk kosmetik halal, ESQA ini udah ada label halal dari MUI-nya ya. Lip gloss ini mengandung vitamin E yang banyak ditemui di produk-produk bibir karena bagus untuk membuat bibir lebih lembab dan sehat.
Baca juga: Catrice Volumizing Lip Booster Shade Nuts About Mary Review
Baca juga: Catrice Volumizing Lip Booster Shade Nuts About Mary Review
Jadi di sini aku bikin tiga perbandingan antara ESQA, Catrice, dan Colourpop (gambar pertama, berurutan). Lip gloss-nya ESQA ini agak membingungkan apakah dia lip gloss atau liquid lipstick karena pigmentasinya untuk ukuran lip gloss terlalu ngasih warna. I mean, not that it's a bad thing, tapi aku biasa pake lip gloss di atas lipstik lain supaya terlihat lebih glossy dan berdimensi. Tapi kalo ESQA punya tuh ya beneran ngasih warna kayak liquid lipstick, tapi finishnya glossy . Jadi kalo dipake berbarengan sama lipstik warna lain, bakal nimpa dan nutupin. Buatku ini jadi downside karena aku lebih suka lip gloss yang ga pigmented tapi memang cuma ngasih efek glossy, jadi bisa aku padu padankan sama lipstik warna lainnya. Tapi kalo kamu cari yang hassle free, lip gloss ini bisa berfungsi jadi dua.
Kemungkinan sih aku ga bakal beli lagi karena dia terlalu pigmented buatku. Tapi ya selera ya gengs, jadi jangan diambil hati hehe. Next aku bakal review dua lip gloss yang aku suka dari Catrice dan Colourpop, so stay tuned!
-----
Where to buy? Sociolla
How much? Rp. 100.000
Sampai saat ini kalau teman-temanku atau pacarku lihat aku belanja sheet mask, mereka bakalan geleng-geleng kepala karena mereka sependapat kalau beberapa sheet mask itu adalah pemborosan :( Karena harga mereka relatif mahal untuk ukuran produk sekali pakai. Ya memang ada benarnya haha. Aku juga kadang mikir, kalau semua sheet mask yang sudah aku kumpulkan selama ini dijual lagi, mungkin aku bakal kaya mendadak. Aku biasa belanja sheet mask waktu mereka lagi diskon, atau ada promo buy 1 get 1, atau promo racunnya Guardian yang +1000 dapat 2 item, biar nggak boros-boros banget. Tapi ada juga beberapa yang dibeli karena beneran penasaran dan mulai mengabaikan faktor harga.
Kamu tipe yang kalap beli sheet mask juga nggak?
Jadi merk Leaders ini sudah lama seliweran di Instagram sejak aku lihat reviewnya dari Instagram Kak Vania. So yes, lagi-lagi Dyn keracun beli suatu produk. Waktu tahu sheet mask ini dijual sama toko parfum C&F, aku sudah mengira kalau harganya pasti nggak akan murah. Dan benar aja, satu sheet mask harganya Rp. 49.000! :( Padahal aku beli Mediheal aja udah megap-megap kadang. Itulah yang jadi pertanyaan teman-temanku, kalau sudah tahu semahal itu, kenapa masih dibeli, haha. Ya nggak apa-apa ya, kan biar tahu aja alasan kenapa harganya semahal itu. Di Jogja sendiri bisa kalian temui di Mall Malioboro, di toko fisik C&F, lengkap semua variannya. Aku beli sheet mask ini di Sociolla waktu mereka lagi diskon jadi sekitar Rp. 30.000, a good steal, right? Plus lagi free ongkir juga jadi why not?
Packagingnya super panjang dan essencenya banyak banget. Petunjuk di kemasannya semua ditulis pakai Bahasa Korea jadi aku harus googling dulu buat tahu ingredients sama fungsinya.
Ingredients: Water, Butylene Glycol, Glycerin, Acer Saccharum (Sugar Maple) Extract, Portulaca Oleracea Extract, Lysine, Histidine, Arginine, Aspartic Acid, Threonine, Serine, Glutamic Acid, Proline, Glycine, Alanine, Valine, Methionine, Isoleucine, Leucine, Tyrosine, Phenylalanine, Cysteine, Chamomilla Recutita (Matricaria) Flower Extract, Arnica Montana Flower Extract, Gentiana Lutea Root Extract, Achillea Millefolium Extract, Artemisia Absinthium Extract, Hydroxyethyl Acrylate/Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Betaine, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Punica Granatum Fruit Extract, Pinus Densiflora Leaf Extract, Curcuma Longa (Turmeric) Root Extract, Xanthan Gum, Sodium Hyaluronate, Ledum Palustre Extract, Ecklonia Cava Extract, Artemisia Capillaris Flower Extract, Houttuynia Cordata Extract, Saururus Chinesis Extract, Palmitoyl Tripeptide-5, Zinc PCA, Caprylyl Glycol, Ethylhexylglycerin, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil
Setiap pakai sheet mask, biasanya aku pakai di rentang waktu 15-25 menit paling lama. Kecuali sheet masknya kering lebih cepat atau butuh waktu lebih lama untuk kering. Waktu pakai sheet mask Leaders ini aku merasa dia termasuk yang cepat keringnya, walaupun essencenya sangat amat banyak. Nah, here's the downside; aku paling nggak suka sama essence sheet mask yang rasanya cuma 'duduk' di atas kulitku setelah pemakaian. Aku bahkan tungguin dia sampai hampir satu jam dan essencenya masih ada di muka, rasanya lengket banget dan jadi nggak bisa ngapa-ngapain :( Dan karena aku takut kalau kelamaan ditinggal malah bakal bikin jerawat di muka, akhirnya aku basuh mukaku pakai air. Untungnya si essence di muka nggak susah buat dihilangkan sih. Sekali ciprat air juga udah hilang.
Tapi bagusnya adalah nggak seperti sheet mask Lululun, sheet mask ini sama sekali nggak memberikan efek pedih di kulit, which is a good thing! Karena aku memang punya daerah sensitif di muka (sekitar hidung dan mulut), dan sheet mask ini benar-benar nggak ada efek aneh-aneh. Untuk efek sih... nggak ada efek signifikan selain melembabkan.
-----
Overall, aku masih berpikir akan beli sheet mask ini lagi atau nggak, karena harganya yang lumayan mahal untuk ukuran sheet mask, dan efeknya juga biasa aja di aku, nggak yang bikin heboh sampai suka banget.
Sebagai orang yang masih termasuk newbie dalam dunia make-up dan skincare, bisa dibilang aku termasuk yang berani terjun bebas mencoba banyak produk yang ada di pasaran. Malah aku berharap punya muka dengan kulit badak, jadi kalau ternyata produknya nggak cocok, mukaku nggak bakal kenapa-kenapa haha :D Tapi ya tentu saja nggak begitu kenyataannya, gengs. Muka badak itu dulu, sebelum aku menginjak umur 22 tahun, karena tiba-tiba di umur segini mukaku memutuskan untuk puber terlambat, dan jadi rajin panen jerawat.
Karena aku nggak selalu punya rejeki lebih untuk disisihkan buat beli make-up atau skincare yang aku mau cobain, aku jadi lebih rajin mencoba peruntunganku dengan ikut giveaway. Beauty community is littered with giveaways, dan sayang rasanya kalau nggak ikut. At least sekali harus cobain, apalagi kalau nanti ternyata menang, pasti bakal nagih ;) Dan hari ini, seperti judul postinganku, aku akan ngomongin soal salah satu produk yang aku menangkan dari giveaway hosted by the dearest Kak Winda: Shu Uemura Skin Purifier Porefinist Cleansing Oil.
Selama ini yang jadi first cleanser aku ya micellar water-nya Garnier. Aku sudah cobain semua variannya—biru-pink-biphase—dan akhirnya stuck di varian biphase karena dia mengandung oil dan oil sangat amat membantu mengangkat make-up waterproof dan kotoran di muka tanpa bikin kulit jadi kering. Ke-hype-an cleansing oil sebagai first cleanser memang sudah dari lama ya, tapi aku pribadi baru cobain cleansing oil ya waktu dapat giveaway ini. Habis aku cari-cari di Shopee, ternyata banyak juga kok yang jual. Ada beragam ukuran yang bisa kamu pilih, dan punyaku ini kebetulan yang 15ml. Pun untuk ukuran 15ml ini juga masih sangat affordable, apalagi karena Shu Uemura adalah brand besar yang memang sudah sangat terkenal. Tapi kalau mau beli yang ukuran full sizenya memang agak bikin kantong kejepit sih :") Karena hampir setengah juta sendiri. Packagingnya simpel aja kalau untuk yang ukuran 15ml, corongnya terlalu besar sih, bukan yang ada separator dan lubang kecil di mulutnya jadi waktu dituangkan ke tangan atau kapas jadi lebih susah ditakar. Tapi kalau yang ukuran full sizenya dia bentuknya pump, jadi higienis dan nggak bikin berantakan juga.
Ingredients: Ethylhexyl Palmitate, Isopropyl Myristate, Caprylic/Capric Triglyceride, Polyglyceryl-6 Dicaprate, Dicaprylyl Carbonate, Polyglyceryl-10 Dioleate, Phenoxyethanol, Polybutene, Polyglyceryl-2 Oleate, Dicaprylyl Ether, Tocopherol, Squalane, Simmondsia Chinensis Oil, Menthoxypropanediol, Carthamus Tinctorius Oil, Capryloyl Salicyclic Acid, Propylene Glycol, Capryloyl Glycine, Sarcosine, Prunus Cerasus Extract, Cinnamomum Zeylanicum Extract, Prunus Yedoensis Leaf Extract, Parfum.
Cara pakainya juga gampang sekali. Kalau aku biasanya cukup dituang ke telapak tangan, nanti diambil sedikit-sedikit, ditotol ke muka, habis itu pijat lembut dan nanti dengan sendirinya kotoran akan terangkat. Cleansing oil ini juga bisa untuk angkat make-up, jadi multifungsi nggak terbatas hanya untuk sekedar membersihkan debu atau minyak saja.
Dari websitenya sendiri, Shu Uemura Skin Purifier Porefinist Cleansing Oil ini diklaim cocok untuk orang-orang dengan jenis kulit normal sampai berminyak, dan acne-prone. Dia mampu membersihkan make-up dan jauh ke dalam pori-pori. Dia mengangkat make-up, minyak berlebih, kotoran, dan bahkan blackhead yang tersangkut di dalam pori-pori. Tentunya klaim seperti ini aku yakin bakal bisa didapatkan kalau kita sendiri rajin pakai cleansing oil ini ya hehe. Kalau pakainya cuma sebulan sekali ya nggak mungkin juga to :(
Selama beberapa kali pakai cleansing oil ini, aku takjub banget. Karena banyak make-up yang aku pakai itu susah dibersihkan dengan micellar water atau make-up remover biasa yang nggak mengandung oil, apalagi untuk make-up waterproof, itu butuh usaha ekstra buat membersihkannya dari muka. Aku jadi boros kapas, boros pembersih juga. Tapiii, Shu Uemura Skin Purifier Porefinist Cleansing Oil membuat pekerjaan menghapus dan membersihkan muka dari make-up dan kotoran jadi jauh lebih cepat dan efisien. Aku suka banget sama daya bersihnya yang sama sekali nggak meninggalkan bekas ataupun residu yang bikin kulit jadi lengket. Make-up terangkat, muka jadi bersih, dan nggak ada minyak sisa. Dia sejauh ini nggak bikin break out di mukaku, dan aku juga nggak terganggu sama wewangian karena sejujurnya, wanginya nggak terlalu kencang. Mungkin karena bahan 'parfum'nya ada di paling bawah ingredient list ya.
-----
All in all, kalau ditanya mau beli lagi atau nggak, aku pasti beli dong! Apalagi kalau ada rejekinya hihi. Kalau belum ada, ya paling beli yang versi kecil-kecilnya, biar jadi obat pelepas rindu saja :p Kalau kalian biasanya pakai cleansing oil apa?
Setelah sekian lama cuma melihat-lihat sheet mask brand Jepang, akhirnya bulan kemarin aku memutuskan untuk cobain salah satu brand sheet mask dari Jepang yang memang sudah nggak asing lagi di telinga beauty lovers sekalian; Lululun. Dari desain kemasannya sendiri sebetulnya agak-agak mirip ya sama kemasannya Kose. Kedua merk ini sama-sama memberikan 7 sheet masks dalam satu package, makanya kenapa namanya '7 days mask', jadi bisa kita pakai selama berturut-turut selama 7 hari. Nah, buat orang kayak aku ini, sheet mask bundle seperti ini jadi lebih convenient karena aku nggak selalu beli satu varian sheet mask lebih dari dua, jadinya efeknya suka nggak muncul.
Baca juga: Menjaga Kelembaban Kulit Dengan SNP Fresh Vita C Jelly Mask
Baca juga: Menjaga Kelembaban Kulit Dengan SNP Fresh Vita C Jelly Mask
Nah, pertanyaan pertama yang dilayangkan sama teman-temanku adalah 'beli ini di mana sih?'. Selain bisa beli langsung di website-nya Lululun, tentu saja kalian bisa cari di Shopee—surga di mana hampir semua barang dijual dan dibeli hehe. Aku sendiri beli produk ini dari temanku yang habis pulang dari jalan-jalan ke Jepang dengan harga Rp. 80.000. Aku sempat cari di Shopee harganya sekitar Rp. 120.000, itupun harga paling mahalnya. Kalau di website Lululun sendiri dia dijual per-box, yang isinya ada 5 package seperti ini, dan setiap package ada 7 sheet mask, jadi satu box kalian dapat 35 lembar sheet mask dengan harga $25. Harganya memang agak lumayan, karena Kyoto Green Tea ini salah satu varian dari line Premium sheet mask-nya Lululun. Dan menurutku juga dengan harga sekian, sheet mask ini masih sangat worth it. Aku biasa pakai dari Mediheal yang harganya Rp. 35.000, kalau dikali 7 aja sudah sampai Rp. 200.000 lebih. Definitely something to consider.
Ingredients:PEG-40 hydrogenated castor oil (PEG-40), water, glycerin, propanediol, ascorbyl glucoside, panthenol, sodium hyaluronate, green tea leaf extract, green tea flower extract, green tea seed oil, silkworm cocoon extract, autumn leaves extract, cherry leaf extract, , Xanthan gum, citric acid, Na citrate, K hydroxide K, EDTA - 2 Na, phenoxyethanol, methyl paraben, fragrance, BG.
Masker ini sendiri punya tiga bahan utama yang diandalkan:
- Kyoto Uji Green Tea Leaf Extract, yang berfungsi memperbaiki tekstur kulit sehingga terasa jauh lebih halus, meningkatkan elastisitas, serta memberikan kelembaban yang cukup
- Silkworm Cocoon, atau yang bisa disebut juga sebagai kepompong ulat sutera. Kandungan Silkworm Cocoon ini dapat meningkatkan fleksibilitas kulit dan mempercepat proses penyembuhan kulit. Bahan ini dapat mencegah kehilangan air secara transdermal sehingga dapat membantu menjaga tingkat hidrasi kulit
- Green Tea Seed Oil (Camellia Oil), menghaluskan rough patches pada kulit sembari mengunci kelembabannya, sehingga kandungan ini cocok untuk orang-orang dengan kulit yang biasa terekspos pada radikal bebas
Seperti yang udah aku tulis di atas soal bahan-bahan dari sheet mask ini, klaimnya ternyata lumayan menggiurkan untuk seseorang seperti aku yang punya tekstur wajah cukup kentara. Aku memutuskan untuk pakai sheet mask ini selama 7 hari berturut-turut supaya aku bisa lihat efeknya secara jelas daripada campur-campur pakai sheet mask yang beda-beda setiap hari, 'kan jadi bingung kalau mukaku membaik atau memburuk itu efek dari sheet mask yang mana haha.
Berdasarkan klaimnya, menurutku sheet mask Lululun ini memang stay true to its claim banget. Selama 7 hari rutin pakai sheet mask mereka, aku merasa wajahku jadi jauh lebih moisturized, dan lebih halus terutama di bagian antara alis dan hidung yang biasanya pori-pori jauh lebih kasar. Aku juga takjub sama essence-nya yang banyak banget, tapi nggak bikin wajah jadi pengap. Essence-nya menyerap dengan cepat ke dalam kulit cuma dalam hitungan menit, jadi nggak perlu cuci muka habis pakai ini. Love it!
Downside dari sheet mask ini adalah ukuran lembarannya yang sangat teramat kecil, mungkin nggak didesain untuk wajah orang non-Jepang ya, karena di aku, lembarannya sempit di bagian mata dan mulut, jadinya essence suka masuk ke mata dan itu jujur aja, agak perih :( Dia juga terasa menyengat di bagian philtrum dan kulit sekitar mulut alias daerah wajahku yang paling sensitif. Tapi sensasi menyengatnya cuma sebentar aja kok. Setelahnya nggak ada rasa apa-apa. Oh iya, sheet mask Lululun ini juga cepat kering lho, FYI. Jadi nggak bisa ditinggal lebih dari 20 menit karena sekitar 15 menit aja dia sudah cukup kering.
-----
Kalau ditanya mau beli lagi atau nggak, aku mau banget! Biasanya sheet mask green tea bikin aku bruntusan, tapi kali nggak, dan malah memberikan feedback yang positif banget di kulitku. Cuma dengan kendala lembaran sheet mask yang sempit dan sensasi menyengat yang walaupun cuma sebentar aja tapi bikin sakit, aku jadi pikir-pikir. Tapi hati kecilku bilang aku akan beli lagi hihi.
Dulu sebelum aku mulai keranjingan make-up dan skincare, aku cuma punya satu lipstik dari Silky Girl yang aku pakai buat semua jenis acara, mulai dari kondangan sampai sekedar jalan-jalan sama teman. Dulu waktu lihat orang lain yang punya lipstik lebih dari dua aku selalu penasaran apa semua lipstik itu kepakai. Apalagi yang sampai koleksi banyak banget, lebih dari 10 lipstik, padahal semua warnanya kelihatannya sama, cuma beda merk aja. Fast forward dua tahun kemudian, hal itu terjadi sama aku, haha. Kalau teman-temanku lagi main ke kosan dan mereka lihat laci lipstikku, semuanya komen hal yang sama; "Listikmu banyak banget!", "Warnanya sama semua!", dan "Emang bakal kepakai semua?". Memang nggak baik sih nyimpen lipstik lama-lama. Apalagi bibir ini kan cuma ada satu, ya baiknya sih cukup punya beberapa dan kalau warnanya mirip, mendingan nggak usah punya. Tapiii, aku ini hoarder. Dan aku jarang buang packaging lipstik yang udah habis. Aku senang koleksi, jadinya punya lipstik banyak udah jadi hal yang wajar-wajar aja buatku hehe.
Hari ini aku bakal ngomongin one of the newest member to my lipstick family, Wardah Instaperfect Mattesetter yang shade 03 Chic. Oke, ini bukan traditional lipstick ya tapi liquid lipstick. Dan aku tahu liquid lipstick ini dari Hasya. Kebetulan dia juga pakai shade 10 Sweet Choco-nya Pixy Lipcream, jadi kupikir mungkin shade Wardah yang ini bakal masuk ke warna kulitku. Kemarin sempat dapat voucher Rp. 50.000 dari Sociolla karena aku udah menang SOCOBOXxDOVE mereka, jadi langsung deh aku manfaatkan buat beli si Mattesetter ini sebelum masa berlaku vouchernya habis.
Baca juga: Pixy Lip Cream Review
Baca juga: Pixy Lip Cream Review
Dari segi packaging, lipstik Wardah dari Instaperfect series ini aku akui juara sih. Beda sama liquid lipstick keluaran Wardah lainnya, botolnya yang ini dikemas lebih sleek dengan warna dan desain yang minimal dan chic. Aku suka banget deh sama warna packagingnya yang bernuansa rose gold. Bikin kesan mewah dan mahal aja hihi. Karena ini lipstik Wardah pertamaku, aku jadi nggak bisa bandingin harganya sama lipstik mereka yang lain. Ini aku beli di Sociolla dengan harga Rp. 81.000. Menurutku sih masih cukup terjangkau ya untuk ukuran lipstik lokal karena masih di bawah Rp. 100.000. Dari segi isi pun walaupun kelihatannya botolnya kecil tapi isinya lebih banyak daripada, sebut aja lipcream-nya Pixy.
Baca juga: Colourpop Ultra Matte Lip Shade Bumble Review
Baca juga: Colourpop Ultra Matte Lip Shade Bumble Review
Pigmentasinya menurutku oke banget. Shade 03 Chic ini warnanya coklat nude dengan sedikit pink undertone, dan sangat pigmented dalam sekali swipe. Teksturnya ringan, dan ga terlalu creamy yang pekat banget, jadi ga bakal ngegumpal di bibir. Aku biasa sekali celup aja udah bisa nutupin seluruh bibir, jadinya lebih irit pemakaiannya. Warnanya harus aku akui sih agak mirip sama shade 10 Sweet Choco-nya Pixy.
-----
Aku kayaknya bakal nyobain shade lainnya karena beneran warnanya cantik-cantik banget! Biasanya lipstik lokal tuh ngeluarin warnanya kalau nggak merah, ya ke arah pink manis gitu. Nah ini Wardah Instaperfect Mattesetter warnanya cenderung nude dan coklat, dan surprisingly aku lihat banyak bisa masuk ke warna kulit sawo matang juga walaupun koleksi ini cuma ada 6 shade. So, kudos for Wardah! Apalagi packagingnya yang imut-imut dan elegan, bikin seneng dibawa kemana-mana deh.
Kalo di postingan sebelumnya aku ngomongin soal hydrating toner, sekarang aku bakal ngomongin step sebelum kita pake hydrating toner, yaitu exfoliating toner. Ya sebetulnya ga saklek harus dipake sebelum hydrating toner sih, karena yang namanya skincare kan cocok-cocokan di kulit, dan karena kulit kita beda-beda, pasti beda juga gimana kita menggunakan skincare di kulit kita. Aku sebagai pemilik kulit kilang minyak, ga ada masalah kalo exfoliating toner dipake sebelum hydrating toner dan langsung sehabis cuci muka pake face wash. Tapi ada beberapa temenku yang punya kulit cenderung kering dan memilih pake exfoliating toner setelah mereka pake hydrating toner supaya kulitnya ga terlalu kering waktu exfoliate. Dan menurutku pribadi, cara manapun yang dipake ya sama aja sih, selama ga kemudian memberikan efek buruk di kulit.
Buat kalian yang ga tahu exfoliating toner itu apa, tenang, you're not alone! Dulu aku pun juga ga ngerti kenapa orang-orang pake dua toner. Oh, ternyata tonernya beda. Urgensinya apa sih dari pake exfoliating toner? Apa bedanya sama exfoliator fisik kayak scrub atau masker wash off? Ya pada dasarnya exfoliating toner guna utamanya untuk exfoliating, sesuai namanya. Bedanya dia lebih ke chemical exfoliator atau exfoliator secara kimiawi, bukan fisik kayak face scrub. Buat tahu lebih jauh soal perbedaan physical dan chemical exfoliator kalian bisa coba baca artikel ini.
Ingredients: Salix Alba (Willow) Bark Water, Butylene Glycol, Glycerin, Betaine Salicylate, 1,2-Hexanediol, Panthenol, Allantoin, Arginine, PEG-60 Hydrogenated Castor Oil, Sodium Hyaluronate,Citrus Aurantium Dulcis (Orange) Peel Oil,Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil , Ethyl Hexanediol, Sodium Hydroxide.
Cara pakenya sederhana aja, karena bentuk produknya adalah lembaran pads yang udah direndam dengan toner, jadi kita ga perlu repot-repot nuang produk, tinggal disapukan aja ke muka secara merata. Menurutku ini efisien banget karena sewaktu aku pake hydrating toner dari Hada Labo, karena bentuknya botol jadi harus dituang dulu produknya ke tangan. Untuk penggunaan toner sih sebetulnya juga aku ga pernah pake kapas ya, jadi langsung dituang aja ke tangan. Tapi untuk exfoliating toner kayak ini aku ngerasa butuh pake kapas supaya kelihatan kotoran yang terangkat, kalo pake tangan kan kurang efisien.
Kemasan si One Step Original Clear Pad ini memang termasuk bulky dan besar. Agak susah kalo mau bawa-bawa dia buat travelling karena bakal bikin berat tas kita. Waktu pertama kali dibuka, bakal ada segel penutup yang menandakan kalo produk itu belum pernah dibuka dan belum pernah dipake. Saranku kalo kalian mau bawa dia untuk bepergian dalam waktu singkat sih mungkin diambil aja beberapa lembar dan dimasukkin ke plastik dengan zip lock, biar tetap terjaga ga terlalu sering kena udara. Produk ini gampang banget ditemukan, dia udah dijual di Watson dengan harga di atas Rp. 200.000. Maaf aku lupa persisnya berapa tapi memang dia lumayan pricey hehe. Ini aja aku dapet karena giveaway dari Skincaresya. Saranku sih kalo mau beli ya as always, cari di Shopee. Banyak yang jual di bawah Rp. 200.000 kok. Atau kalo kalian mau cobain dulu bisa beli yang kit-nya di Watson juga, sekitar Rp. 64.000.
Tekstur dari padnya itu sendiri ada dua: yang halus dan kasar. Jadi dua sisi dari pad ini dua-duanya ga sama teksturnya. Sisi yang kasar ditujukan untuk mengexfoliate, jadi dipakai terlebih dahulu. Baru kalo dirasa udah cukup, ganti usap muka pake sis yang lebih halus biar tonernya lebih meresap ke kulit. Sementara dari sisi baunya sih khas toner aja, bau kimia tapi ga mengganggu. Aku kurang tahu sih baunya tuh bau apa dan dari mana, mungkin dari Salix Alba-nya ya.
Kalo ngelihat dari klaimnya, pad ini punya fungsi untuk mengatasi minyak berlebih—which is why my oily face loves it—dia juga menjaga keseimbangan kulit, dan membuat kulit tetap bersih dan lembut. Karena ini exfoliating toner pertamaku, aku belum bisa bandingin dia sama exfoliating toner manapun. Tapi selama aku pake pad ini memang setelahnya kulitku jadi terasa sangat amat lembut dan halus, seolah-olah ga ada tekstur :") Aku pake ini dua kali seminggu kalo lagi rajin, ga pernah lebih karena aku sempet overexfoliate di awal-awal aku pake ini haha. Ceritanya too excited gitu. Dia ga ngasih sensasi perih di daerah-daerah sensitif mukaku (sekitar mulut dan di philtrum), so it's been really good! Satu hal lagi, pad ini juga membantu mengangkat kotoran yang masih tersisa di kulit kita bahkan setelah melewati double cleansing. Jadi bisa dibilang produk in stay true to its claim!
-----
Aku belum tau bakal tetep beli ini lagi apa engga, karena tentunya aku masih penasaran sama produk-produk lain yang ada di luar sana. Tapi kalo misalnya kalian ga suka gonta ganti produk, aku pribadi bakalan repurchase produk ini karena dia sangat convenient, karena ga perlu repot-repot tuangin toner ke kapas, jadi pemakaiannya efektif walaupun isinya cuma 70 pads.
Sejujurnya aku lupa pertama kali aku beli produk ini tuh karena apa atau karena siapa... Yang aku inget banget adalah aku pernah kira produk ini tuh moisturizer, hahaha. Bahkan setelah aku buka account @beautywithdummy juga aku masih mengira ini tuh moisturize guys! Aku ga bisa paham sama produknya bahkan setelah baca semua penjelasan dan ingredientsnya. Plis jangan diketawain keterbatasan otak ini untuk paham dengan sendirinya soal suatu produk skincare. Sampe akhirnya ada yang komen di postingan di Instagram bilang, "Itu hydrating toner kak, bukan moisturizer". HAHA. Ohhh, jadi yang selama ini aku kira moisturizer tuh ternyata hydrating toner gengs. Pantesan kok aku ngerasa ini kayak air masa iya moisturizer?
BACA JUGA: Etude House Soon Jung pH 5.5 Relief Toner Review
BACA JUGA: Etude House Soon Jung pH 5.5 Relief Toner Review
Ketidakpedulianku ga cuma berhenti sampe di situ aja. Produknya bertahan sangat amat lama karena aku sempet berhenti pake beberapa bulan, karena ngerasa kayak ini ga ngasih efek apa-apa di aku, apalagi karena teksturnya yang ringan kayak air bikin aku mikir ini jangan-jangan air doang hahaha. Selama pake si Hada Labo setahun pertama, aku sama sekali ga cari tahu soal ingredientsnya. Tapi begitu aku mulai paham kalo dia ini hydrating toner dan mulai serius menyusun skincare routine aku, akhirnya aku paham ada sesuatu yang 'off' sama botol Hada Labo pertamaku.
Kalo kalian juga pengguna dari Ultimate Moisturizing Lotion ini, kalian pasti notice ada yang beda di kemasannya sejak beberapa bulan yang lalu. Yep, Hada Labo udah memperbaharui formula dari toner ini dari yang mengandung alcohol, jadi no alcohol! Itu jadi salah satu berita paling menyenangkan buat teman-teman pecinta skincare karena banyak yang komen di postingan aku di Female Daily soal toner ini, mereka udah lama banget pengen cobain tapi selalu mundur karena masih mengandung alcohol. Sekarang sih si formula baru ini udah banyak tersedia di mana-mana ya. Teliti baca aja supaya kalian ga dapet formula yang lama ya!
BACA JUGA: Klairs Supple Preparation Unscented Toner Review
BACA JUGA: Klairs Supple Preparation Unscented Toner Review
Dari segi packaging, botol Hada Labo semuanya terbuat dari plastik dengan model tutup botol flip. Setiap kali habis beli botol baru, aku ga pernah nemu ada segel atau pengaman apapun. Which, for me, is not a big deal at all. Ga ada wow factor di packagingnya, mungkin karena dengan cara itu Hada Labo bisa menjaga harga mereka tetap affordable ya. Buat harga toner ini sendiri dibandrol di harga Rp. 36.000-an. Ya tergantung kamu beli di mana ya, tapi kalo aku biasa beli di Mutiara (warga Jogja pasti hapal deh), harganya segitu. Dia ada di mana-mana, gampang dicari, dan murah meriah, cocok buat yang baru mau nyobain hydrating toner.
Setelah habis satu botol, aku memutuskan buat tetep beli toner ini karena aku suka banget sama teksturnya yang cair persis kayak air. Dia cepat meresap dan meskipun konsistensinya cair banget tapi dia cocok di kulitku yang berminyak. Justru karena mirip air jadinya ga clogging di pori-pori. Begitu diapply ke muka dia tetep ngasih sensasi 'skincare', bukan air biasa ya hehe. Jadi bakal agak licin di awal terus jadi tacky deh. Aku pernah nyobain buat ngelayer toner ini tapi ga terlalu suka sama finishnya. Dari segi bau sih ga ada bau signifikan yang mengganggu, apalagi karena formula baru ini udah ga ada alkoholnya jadi baunya bener-bener susah kecium.
Dengan harga di bawah Rp. 50.000, toner ini bakal selalu jadi opsi yang oke buatku, dan buat kamu yang baru banget mulai serius soal skincare. Aku sangat menyarankan toner ini buat kalian yang tipe kulitnya juga berminyak kayak aku. Buat yang kulitnya kering mungkin ini kurang hydrating karena teksturnya terlalu ringan. Aku bakal beli lagi sih karena toner ini ga banyak basa basi dengan harga murah meriah.
Halo semua! Apa kabarnya nih? Aku lagi lumayan sibuk sama dunia perkuliahan hehe. Makanya sejak awal Februari kemarin aku mulai jarang ngepost di blog karena agak susah menemukan waktu buat duduk, ngedit foto, dan nulis postingan. Most of the time malah aku kesulitan di nulisnya sih haha. Karena foto-foto itu gampang, cuma giliran harus mulai nulis aku suka kesusahan karena bingung harus mulai dari mana. Anyone can relate?
Anyway, hari ini aku mau ngomongin soal salah satu produk make-up dari brand yang datang dari kampung yang sama dengan Focallure, O.TWO.O. Yap, kalian pasti udah mulai sering denger nama brand ini karena akhir-akhir ini ada produk dari O.TWO.O yang mencuri perhatian publik pecinta make-up di Indonesia; liquid blush. Now now, yang bikin lebih hype lagi adalah karena liquid blush dari O.TWO.O ini katanya sih mirip sama liquid blush-nya Nars. Sadly, karena aku adalah #SobatMisqueen, aku ga punya liquid blush dari Nars buat dijadikan perbandingan. Jadi postingan ini bakal fokus ke apakah liquid blush O.TWO.O worth it dibeli atau engga.
Dari segi packaging, aku sangat amat jatuh cinta karena packagingnya sama sekali ga bikin produknya kelihatan murahan. Bagian badannya terbuat dari botol kaca tebal, aksen rose gold di sekitar tutup botolnya juga cantik, detail, dan rapi. Desainnya sama sekali ga norak deh pokoknya. Sayangnya tutup botolnya (bukan tutup pumpnya ya) itu sendiri rentan kebuka. Diputer sedikit langsung kerasa seolah-olah botolnya bisa kebuka kapan aja dan kayak ga 'klek' kenceng gitu lho. Pumpnya agak susah buat dikontrol. Aku saranin sih kalian bener-bener pelan-pelan aja pencetnya karena kalo udah keluar kebanyakan kan ga bisa dimasukin lagi ke dalam botolnya.
Nah, soal harga, liquid blush ini harganya bisa beragam banget. Aku sendiri beli dua blush ini di dua tempat yang berbeda di Shopee. Dua-duanya sih sama-sama PO alias ga ready stock, jadi dikirim langsung dari luar negeri dan sampainya lebih lama dibandingkan toko yang ready stock di Indonesia. Cuma keduanya aku dapat tetep di harga yang murah. Shade 02 harganya sekitar Rp. 50.000, sementara shade 03 sekitar Rp. 60.000 semuanya udah termasuk ongkir dari luar negeri ke tempatku. Kalo buat yang ready stock mungkin harganya bisa lebih mahal dari itu sih. Tapi kalian bisa cari di Shopee, nanti tinggal cari mana yang jual paling murah hehe.
Lagi-lagi walaupun kedua shade ini dari brand yang sama, entah kenapa konsistensi dari cairannya itu sendiri cukup beda. Shade 02 lebih pekat sementara shade 03 lebih cair. Tapi dua-duanya ya gampang-gampang aja diblend kok. Rasanya hampir sama kayak ngeblend foundation pake tangan, jadi ga sepekat concealer lah ya. Untuk baunya sih dia ada bau yang... aku ga yakin bisa deskripsiin tapi baunya agak ke arah chemical sih, jadi bukan wangi fragrance yang enak gitu. Aku ga tahu itu mengganggu atau ga tapi baunya ga cepet hilang bahkan setelah diapply ke pipi.
Pigmentasi dari dua shade ini bisa aku bilang top banget sih. They don't lie when they say it's pigmented! Cuma buat shade 02 ini ga terlalu aku sarankan buat kulit sawo matang atau medium tan kayak aku, karena warnanya terlalu muda dan kurang pink buat jadi blush di kulitku. Malah jatohnya kayak foundation. Kalo mau pake shade 02, mungkin dia cuma bisa jadi base blush, dan masih harus dikasih blush powder di atasnya. Dengan gitu jadi lebih amplified sih menurutku
A little goes a long way, jadi seperti yang aku bilang di atas, kalian ga bakal mau kebanyakan ngeluarin produk dari dalam botolnya. Bener-bener satu titik aja bisa buat dua pipi. Tipsku adalah, kalian keluarin produknya dulu di tangan atau palet kosong, baru ditotol ke pipi biar lebih gampang takarannya, ga bakal langsung kebanyakan dan bisa dibuild up pelan-pelan. Shade 03 ini beneran cantik banget dan kubilang masih cocok sama kulit sawo matang. Warnanya hampir sama kayak pressed powder blush-nya Emina yang shade Cotton Candy kalo kalian penasaran.
-----
Yay, masuk ke kesimpulan, menurutku liquid blush dari O.TWO.O ini worth it sekali buat dicoba. Sayangnya shadenya cuma ada 4, jadi ga terlalu variatif. Dia tahan lama di kulitku yang berminyak sampai 7 jam (terlama aku pake make-up), tapi tetep gampang dibersihkan pake make-up remover. Dengan harga yang sangat affordable, packaging yang apik, dan pigmentasi yang nendang, hampir ga ada alasan buat kalian ga nyobain blush ini. Apalagi kalo kalian baru mau cobain pake liquid blush dari yang biasanya pake powder blush.
Waktu pertama aku bikin beauty haul akhir bulan Januari kemarin, sebetulnya aku ragu aku bisa bikin beauty haul lagi bulan berikutnya karena bulan Januari aku udah belanja cukup banyak. Eh ternyata tanpa disangka-sangka, pengeluaranku buat skincare dan make-up di bulan Februari malah makin menjadi-jadi. Tapi untuk bulan ini aku lebih banyak ngabisin uang buat beli make-up sih daripada skincare, karena kebetulan beberapa waktu yang lalu aku sempet menang dua giveaway dan perlahan-lahan slot-slot kosong di skincare routine aku mulai keisi. Jadinya aku bisa mengalokasikan keuangan aku buat make-up (walaupun yang dibeli juga itu-itu aja).
Aku mungkin ga akan tulis satu-satu produknya ada apa aja, karena banyak banget dan bisa keriting tanganku nulisin semuanya. Intinya bulan ini tuh aku lagi seneng banget belanja lip gloss dan blush. As you can see, bulan ini aku beli 3 blush baru, padahal blushku sebelumnya juga masih ada dan belum hit pan, haha! Saking penasarannya sama liquid blush dari O.TWO.O yang lagi hits banget, akhirnya aku beli satu. Eeeh, ternyata bagus! Jadi beli lagi tapi yang shade lain. Aku juga akhirnya punya setting spray! Dan berhasil punya highlighter dari brand high-end ;) Buat urusan skincare sendiri aku masih keranjingan belanja sheet mask dan numpuk mereka hahaha. Kebetulan Garnier ngeluarin varian sheet mask baru so I have to try them! Dan aku juga penasaran sama sheet mask-nya SNP yang agak mahal itu hiks... Bulan kemarin udah beli tapi yang SNP murahnya.
-----
Well, itu dulu aja buat postingan hari ini. Ga kayak bulan lalu di mana aku mencoba ikutan challenge no-buy January (yang berujung gagal, haha!), bulan ini aku kembali lepas kontrol dan bebas belanja semauku ciyyynn. Kalo kamu gimana? Udah habis berapa buat belanjaan selama bulan Februari? ;) Atau malah berhasil menghemat dan menahan diri?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons