Waktu pertama dengar kabar kalau Rihanna bakal bikin make-up line, aku langsung fangirling. Walaupun aku nggak tinggal di US di mana shade range dalam make-up masih suka exclusive, tapi aku paham betul gimana rasanya nggak bisa nemuin shade yang pas buat foundation atau concealer kita karena banyak brand yang nggak mengeluarkan shade range yang cukup. Brand Fenty Beauty mengedepankan inklusifitas supaya semua orang, laki-laki maupun perempuan, dari ras mana aja, dengan warna kulit apa aja, bisa menikmati produknya.
Salah satu yang paling menarik hati waktu pertama Fenty Beauty launching adalah lip gloss-nya. Aku speechless banget lihat kemasan botolnya. So beautiful, so chic, so glamorous, pokoknya persis Rihanna—sempurna, hahah. Cuma pas lihat harganya langsung urung buat beli karena buatku dia termasuk pricey :") Lihat review orang-orang bahkan beberapa teman yang punya juga bilangnya lip gloss ini sebagus itu dan worth it banget. Apa daya harus nabung dulu sist!
Entah sejak kapan memang aku jadi lebih senang pakai lip gloss. Waktu awal-awal belajar make-up sih obsesi banget ngumpulin matte lipstick, mulai dari yang bullet sampai yang liquid. Tapi sejak pertengahan tahun ini aku jadi sering ngelirik lip gloss simply karena lip gloss selalu bisa bikin dandanan jadi kelihatan lebih festive dan nggak boring.
Aku udah pernah review beberapa lip gloss sebelumnya dan dari semuanya, aku lebih prefer jenis lip gloss yang nggak terlalu ngasih warna ke bibir. Jadi cenderung transparan dan kalaupun ngasih pigmentasi, cuma sedikit aja tanpa ngubah warna asli bibir. Kenapa? Karena aku jarang pakai lip gloss tanpa lipstik di bawahnya, pasti aku layer. Makanya kenapa aku butuh lip gloss yang nggak berwarna supaya bisa aku layer dengan warna lipstik apa aja soalnya lipstikku banyak jadi bisa gonta ganti. Kayak yang aku bilang tadi, aku butuh lip gloss buat bikin make-up aku kelihatan lebih festive.
Kebetulan bulan lalu aku dapat rejeki lebih dan akhirnya bisa cobain Gloss Bomb yang udah lama nangkring di keranjang belanja tapi nggak pernah dibeli haha. Aku memutuskan buat beli yang shade paling pertamanya yaitu Fenty Glow alias shade originalnya karena waktu pertama keluar, Gloss Bomb ini digadang-gadang bakal cocok di semua warna kulit, karena itu konsep dari Fenty Beauty kan, semua orang bisa cocok pakai produk mereka tanpa khawatir nggak bakal nemu shade yang pas. Karena aku belinya online, demi menghindari shadenya zonk dan ga cocok di bibirku yang hitam, aku pilih yang paling netral warnanya.
BACA JUGA: ESQA Lip Gloss Shade Sydney Review
Aplikatornya ini gendut banget, dibandingin sama lip gloss lainnya yang aku punya, dia benar-benar padat, jadinya bisa ngambil cukup banyak produk sekaligus. Dalam sekali swipe aja langsung bisa ngecover bibir bawahku. Kalau kata Rihanna dia memang ngedesain aplikator Gloss Bomb ini dengan XXL wand supaya memudahkan kita apply produknya di bibir.
Nah, terus gimana performanya? Di sini aku tunjukin beberapa swatchnya. Yang pertama aku swatch di tangan buat nunjukin butiran glitternya. Fenty Beauty Gloss Bomb ini memang bukan sekedar lip gloss yang bikin basah, tapi dia juga bikin shiny karena di dalamnya ada glitter chunks kecil-kecil, jadi bisa ngasih kesan reflective yang lebih dari lip gloss tanpa glitter chunks. Makanya kenapa klaimnya bilang kalau lip gloss ini bakal bikin bibir kelihatan lebih full dan plump. Di bawahnya juga aku kasih lihat gimana lip glossnya kelihatan kalau aku pakai sendiri sama kalau aku layer dengan lipstik. Lip glossnya itu sendiri tetap ada warna tapi tipis banget. Shade Fenty Glow ini kayak nude muda gitu tapi memang tipis banget sih. Kalau dihapus pakai kapas baru kelihatan warnanya.
Teksturnya lengket, tapi nggak selengket lip glossnya BLP. Menurutku lip gloss BLP itu udah lip gloss paling lengket yang pernah aku coba. Gloss Bomb ini lengket dan agak berat, kerasa banget kalau kita pakai lip gloss apalagi kalau dilayer sama lipstik sebelumnya. Aku sendiri nggak masalah sih karena seiring berjalannya waktu, rasanya berangsur angsur hilang. Oh iya, karena dia lip gloss, jadi udah pasti nggak transferproof. Tapi walaupun dia gampang transfer, dia nggak gampang hilang, jadi shinenya bertahan cukup lama. Dan tahu yang paling aku suka? Wanginya. Ya ampun wanginya manisss banget kayak permen! Secinta itu sama wanginya nggak ngerti lagi.
Buat kalian yang juga suka pakai lip gloss, Gloss Bomb memang worth it banget. Sekarang aku nggak berhenti pakai, ngelayer dia di atas lipstik apa aja karena hasilnya cantik banget.
Waktu dengar kabar kalau Maybelline bakal discontinue Brow Precise Fiber Volumizer, aku langsung patah hati. Kenapa sih banyak produk sekarang yang padahal banyak yang suka, tapi malah discontinue :( Brow mascara Maybelline lainnya aku nggak suka, udah paling pas di hati dan di kantong ya si Fiber Volumizer. Bahkan sekarang nyari di Shopee aja udah susah banget, kalaupun ada harganya dipatok selangit. Akhirnya mau nggak mau aku harus cari pengganti brow mascara kecintaanku itu.
Beberapa waktu lalu aku lihat ada mutual di Instagram yang share soal produk baru Make Over, yakni Make Over Powerstay Brow Definer Mascara. Dan yang menarik adalah, dia bilang produk ini dupe dari brow mascara Maybelline kecintaan sejuta umat yang udah discontinue (thanks Bennie!). Dan dengan ekspektasi tinggi akhirnya kubelilah brow mascara Make Over, mumpung waktu itu juga lagi ada voucher belanja dari Sociolla.
Jadi brow mascara Make Over ini tersedia dalam 3 shades: Chocolate (Medium Brown), Coffee Cream (Light Brown), dan Long Black (Dark Brown). Dan seperti biasa, karena rambutku hitam legam termasuk alis, jadinya aku pilih shade yang paling gelapnya yaitu Long Black. Di Sociolla labelnya benar-benar gelap hampir kayak hitam, tapi waktu barangnya sampai dan lihat label di bagian bawah tubenya kok kayak coklat banget. Aku sempat deg-degan bakal nggak cocok shadenya, tapi ternyata tetap gelap kok haha.
Terus spoolienya ini mirip spoolie mascara atau pensil alis mekanik biasanya. Sebelumnya kan kalau pakai Maybelline Brow Precise bentuk brushnya pipih, jadi aku baru pertama kali pakai spoolie brow mascara kayak gini. Dengan ukurannya yang kecil kayak gini, dia bisa ngambil cukup banyak produk dari dalam tubenya. Aku harus hati-hati waktu menyisihkan produknya biar nggak kebanyakan pas mau diapply ke alis.
Di sini aku nggak pakai pensil alis sama sekali, jadi pure cuma pakai brow mascara dan ternyata hasilnya aku suka banget! Aku sebenarnya hampir nggak pernah sih ngalis cuma pakai brow mascara karena alisku super tipis dan pendek, jadi mau nggak mau ya harus ngalis. Menurutku juga brow mascara cocok buat orang yang alisnya udah rapi, sementara alisku bolong-bolong dan kalau cuma pakai brow mascara suka nggak cukup. Kalau ketebelan malah bisa jadi clumpy. Tapi memang kelihatannya jadi bushy dan natural banget, nggak kayak alis-alis Instagram hahaha.
Aku suka banget sama performanya, karena dia waterproof, diguyur air dan keringat bahkan minyak di muka nggak goyah sama sekali. Cocok buat kamu yang banyak kegiatan outdoor tapi butuh alis tetap on fleek sepanjang hari. Yang aku kurang suka cuma spoolienya yang suka ngambil produk kebanyakan, jadinya harus hati-hati pakainya biar nggak clumpy dan ngeblok di alis. Tapi overall, dia bisa banget menggantikan brow mascara Maybellineku yang udah discontinue.
-----
Where to buy? Sociolla
How much? Rp. 115.000
Siapa di sini yang nggak bisa kalau nggak pakai moisturizer di skincare routine-nya, ngacung! Aku udah sering bahas soal moisturizer di beberapa post sebelumnya, gimana sebetulnya untuk orang dengan kulit berminyakpun, moisturizer itu tetap diperlukan. Dan surprisingly, masih banyak juga yang berpikir kalau kulitnya berminyak, berarti nggak bisa kena moisturizer karena bakal bikin kulit jadi lebih berminyak. Padahal kamu tahu nggak, kalau kulit berminyak salah satunya disebabkan oleh kurangnya hidrasi pada kulit, jadi kulit memproduksi minyak untuk menjaga kulit tetap lembab.
Selain moisturizer, ada produk lainnya yang beberapa tahun terakhir ini juga hits yaitu sleeping mask. Di Twitter tuh aku sering lihat seliweran orang-orang nanya, pakai moisturizer lalu pakai sleeping mask boleh nggak, atau apa sih bedanya moisturizer dan sleeping mask. Akupun sempat mengira sleeping mask itu kayak masker yang didiamkan selama kita tidur dan baru dibilas pas pagi hari, tapi ternyata nggak sesimpel itu juga haha.
BACA JUGA: Jumiso Have A Good Cream Review
Aku yakin kalian udah nggak asing lagi sama brand lokal Lacoco. Salah satu produk andalan mereka adalah Watermelon Glow Mask yang berfungsi sebagai sleeping mask. Banyak yang bilang dia dupe dari watermelon sleeping mask-nya Glow Recipe, dan akupun juga udah lama banget mau coba cuma harganya agak di luar kemampuan hahah xD Makanya waktu tiba-tiba aku dicontact sama pihak Lacoco buat cobain dua produk mereka, aku excited banget! Akhirnya bisa nyobain dan berbagi pendapatku soal sleeping mask ini.
Jadi sebetulnya apa sih bedanya sleeping mask dan moisturizer? Jujur, menurutku mereka sama aja. Aku jarang explore sleeping mask karena mereka biasanya jauh lebih occlusive dibandingkan moisturizer, dan dengan kulit berminyak yang lumayan rewel, sleeping mask bukan pilihan produk yang pas di kulitku. Biasanya kalau pakai moisturizer yang berat sedikit aja pas bangun besok paginya kulitku bisa makin berminyak.
Sebenarnya sleeping mask dan moisturizer cukup berbeda, terutama dari sisi fungsinya. Kalau moisturizer memang dimaksudkan untuk sekedar melembabkan, sleeping mask lebih untuk menutrisi kulit ketika kita tidur. Biasanya sleeping mask punya ingredients yang lebih dibandingkan moisturizer. Sleeping mask biasanya dipakai setiap beberapa kali sehari (pun kalau dipakai setiap hari juga nggak apa-apa). Dengan pemakaian yang rutin, sleeping mask bisa membantu kulit kita jadi lebih lembab, memperlambat aging, mencerahkan, bahkan membantu tampilan pori-pori jadi lebih kecil. Itulah uniknya sleeping mask, dia lebih multitasking dibandingkan moisturizer.
Watermelon Glow Mask ini punya dua ingredients utama di dalamnya yaitu ekstrak semangka dan pisang. Semangka punya kadar air yang sangat tinggi dan berfungsi untuk memberi kelembapan yang maksimal pada wajah. Semangka juga kaya akan vitamin yang memberi manfaat antioksidan untuk melindungi kulit wajah dari efek penuaan seperti garis halus dan keriput. Pisang mengandung 22 persen vitamin B-6 dan 17 persen untuk vitamin C, vitamin A dan E, niasin, riboflavin, seng dan selenium. Semua kandungan tersebut berperan dalam menjaga kesehatan kulit.
Ini yang aku omongin tadi kalau sleeping mask memang biasanya akan lebih packed with nutrients karena dia memang didesain untuk lebih multitasking dibandingkan moisturizer yang cuma melembabkan.
BACA JUGA: Rovectin Cica Care Balm Review
Teksturnya gel dan cukup occlusive, biasanya aku pakainya tetap seperti pakai moisturizer biasa, jadi nggak dipakai kayak masker gitu. Tetap dibaurkan aja sampai menyerap dan paginya nggak aku bilas langsung. Rasanya enak banget di kulit, adem, dan bikin lembab banget. Sejauh ini dia nggak bikin aku breakout atau bikin mukaku jadi lebih berminyak waktu bangun tidur, so it's been pretty good. Cuma untuk efek brighteningnya sih aku belum lihat ada banyak perubahan. Finishnya di muka nggak lengket sama sekali, jadi kalau kalian punya kulit berminyak sama kayak aku, mungkin kalian bisa coba sleeping mask ini karena dia nggak terasa berat.
Kalau kalian ngikutin Instagramku, kalian pasti tahu beberapa waktu lalu aku menang salah satu tester event yang diselenggarakan oleh Jumiso dan Style Korean Global. Waktu apply buat eventnya itu aku sama sekali nggak berharap bakal menang, tapi ternyata menang hahah! Soalnya aku sering lihat mutualku di Instagram itu banyak yang sering kepilih tiap kali Jumiso bikin event, jadi aku ikutan aja deh. Kadang emang hidup tuh ada aja kejutannya. Giliran serius ikut giveaway, nggak pernah menang. Giliran ikutan tapi nggak terlalu berharap, malah menang.
Sebagai salah satu pemenang dari tester event ini, aku dikirimi beberapa produk dari pihak Jumiso. Totalnya ada 4 produk, tapi aku bakal review satu per satu baik di Instagram maupun blog. Produk pertama yang akan aku bahas adalah Jumiso Have A Good Cream. In case kalian belum tahu, ini adalah moisturizer. Aku senang banget bisa dapat pasokan moisturizer lagi karena moisturizer itu salah satu produk yang kulitku butuh banget tapi juga lumayan mahal didapat haha.
Baca juga: Laneige Basic Care Moisture Trial Kit Review
Baca juga: Laneige Basic Care Moisture Trial Kit Review
Jadi di dalam produk ini, seperti tertera di kemasannya, dia mengandung dua bahan utama yakni centella yang efektif untuk mengurangi hyperpigmentation dan noda pada kulit, serta meratakan tekstur kulit sehingga terasa lebih halus sekaligus memberikan hidrasi yang cukup. Selain itu ada kandungan snail slime di dalamnya yang menjaga elastisitas kulit dengan menambah kelembaban untuk kulit. Biasanya snail slime ini cocok buat kulit yang udah memasuki usia aging.
Aku sendiri belum pernah coba produk skincare dengan kandungan snail, tapi kalau centella udah sempat beberapa kali, dan untungnya cocok juga. Malah dalam beberapa kasus, kulitku kalau lagi bermasalah dan ketemu sama ingredients centella jadi jauh membaik banget terutama buat jerawat ataupun bruntusan.
Moisturizer ini ditujukan selain untuk melembabkan juga untuk soothing care. Kebetulan kondisi kulitku saat ini lagi banyak banget bruntusan di daerah dahi, pipi sebalah kiri, dan dagu. Selain gatal, juga meninggalkan bekas kemerahan yang rasanya nggak nyaman banget apalagi kalau kulitku lagi kering ditambah dehidrasi, aduh, makin-makin deh. Begitu aku baca information sheet yang dikasih dari pihak Jumiso soal produk ini, aku jadi menaruh harapan besar. Rasanya pas aja gitu waktunya buat ngetes moisturizer ini, apakah bakal bekerja sesuai klaimnya atau nggak.
Walaupun nama produknya ada embel-embel kata "cream", tapi dia sama sekali nggak seperti cream yang pekat dan terasa berat sama sekali. Menurutku dia hampir sama teksturnya kayak moisturizernya Banila Co yang udah pernah aku review juga sebelumnya. Rasanya benar-benar kayak gel-lotion, lebih ringan dibandingkan COSRX Oil-Free Ultra Moisturizing Lotion bahkan. Begitu diapply ke kulit, nggak langsung meleleh jadi watery, tapi dia meresapnya terbilang cukup cepat. Jadi nggak butuh waktu lama supaya kering dan setelahnya juga nggak bikin muka tambah berminyak. Benar-benar nyaman banget di kulitku yang berminyak ini, dan aku bahkan rasanya pengen ngelayer lagi dan lagi karena seenak itu, nggak kerasa berat.
Untuk performanya pun aku takjub banget. Setelah sekian lama nggak pakai apapun yang kandungan utamanya centella, moisturizer ini rasanya kayak nemu oase di padang pasir. Benar-benar semua redness, semua bruntusan, langsung kalem semenjak aku pakai dia pagi dan malam hari. Walaupun begitu aku nggak bilang semua karena produk ini, karena aku percaya keseluruhan skincare routine aku juga jadi penentu. Tapi overall, kalau dia udah launching di Indonesia, aku bakal repurchase sih, pasti!
-----
Where to buy? Shopee
How much? USD 24
How much? USD 24
Waktu awal-awal mulai suka belajar soal make-up, kerjaanku tiap hari adalah nontonin beauty guru luar negeri yang bikin tutorial, review, bahkan cuma sekedar nunjukin koleksi make-up mereka. Nah salah satu beauty guru yang aku suka tonton itu Tati alias GlamLifeGuru. Aku yakin kalian pecinta dunia beauty juga pasti udah nggak asing lagi sama Tati. Dia dikenal karena salah satunya punya rekomendasi produk make-up drugstore yang bagus-bagus. Nah salah satunya adalah Physicians Formula Butter Bronzer ini. Dari pertama nonton videonya, aku udah bertekad buat cobain bronzer ini karena Tati bilang formulanya bagus banget dan wanginya pun enak.
BACA JUGA: Wet N Wild Color Icon Bronzer Review
Setahun sejak nonton videonya Tati, aku baru bisa cobain produk ini. Salah satu alasannya adalah karena Physicians Formula nggak ada counter resminya di Indonesia, jadi semua harus dibeli lewat jastip atau reseller nggak resmi di Shopee dan semacamnya. Kedua juga karena sebetulnya shade range bronzer ini nggak begitu luas juga. Shade yang aku punya ini, Deep Bronzer, baru ada akhir-akhir ini di Indonesia. Sebelumnya yang dijual cuma sampai shade Bronzer dan itu sama sekali nggak masuk di kulitku yang medium dark.
BACA JUGA: Colourpop No Filter Concealer Shade Medium Dark 35 Review
Sebetulnya Physicians Formula Butter Bronzer ini sendiri memang udah terkenal banget di luar negeri karena formulanya yang super buttery. Aku dulu pernah punya bronzer dan Wet N Wild dan jujur aku kecewa banget. Bukan cuma shadenya yang amat sangat exclusive, tapi juga formula Wet N Wild yang malah seperti highlighter karena ternyata bronzer mereka ada shimmernya. Begitu aku ketemu dan cobain langsung Physicians Formula Butter Bronzer, aku kaget sekaligus terharu karena baru tahu ternyata bronzer bisa sebagus itu.
Produk ini sesuai dengan namanya, "Butter Bronzer", mereka nggak bohong waktu bilang formulanya lembut seperti butter. Bahkan waktu aku swatch pakai tangan aja tanganku langsung tergelincir saking lembutnya. Wanginya pun super duper enak, kayak wangi toasted coconut yang biasa kalian cium kalau kalian makan cupcake dengan topping kelapa. Yummy!
Oh iya aku belum ngomongin soal packagingnya! Jadi Butter Bronzer ini di dalamnya sudah ada kacanya sendiri dan kalian juga bakal dapat aplikator berupa sponge. Aku kurang paham gimana cara pakai spongenya, jadi aku nggak pakai. Biasanya memang untuk bronzer aku lebih suka pakai brush, apalagi kalau bronzernya berbentuk powder. Kalau cream bronzer, baru aku pakai sponge karena sponge bakal ngebantu banget buat bikin cream bronzer jadi lebih nyatu sama kulit. Secara keseluruhan kemasan Butter Bronzer tuh menggemaskan banget, benar-benar ngasih vibe liburan di Hawaii hihi.
Shade Deep Bronzer ini benar-benar pas di kulitku yang medium dark (sawo matang). Aku sempat deg-degan kalau shadenya nggak pas, mau nggak mau harus dijual. Tapi ternyata dia masih masuk hehe. Kayaknya aku harus berterima kasih sama sunscreen yang udah berjasa bikin mukaku nggak segelap dulu deh :p Bronzer ini cukup pigmented, saranku selalu mulai pelan-pelan dulu, jangan langsung banyak karena nanti susah buat dissolve produknya. Dan karena namanya bronzer, jadi memang fungsinya hanya untuk warm up the face aja, nggak sampai ngebentuk muka kayak contour. Selain dipakai di tulang pipi juga biasanya aku pakai dia buat eyeshadow juga supaya mata kelihatan lebih hidup dan kebentuk.
Aku highly recommend produk ini buat kalian yang lagi nyari bronzer yang affordable (di bawah Rp. 200.000) dengan formula yang cukup fool-proof dan pigmentasi yang oke! Ketahanannya pun juga lumayan lama walaupun kita nggak pakai base apa-apa. Tapi tentunya bakal lebih tahan lama lagi kalau kita pakai base seperti bedak, concealer, atau foundation. Dia juga nggak cepat raib meski udah berjam-jam lewat, selama kita nggak sengaja gosok-gosok muka kita ke benda/orang lain sih bronzernya akan stay terus hehe.
Beberapa postingan terakhir ini kalau kalian perhatiin aku lagi banyak nulis tentang make-up ya hehe. Alasannya karena sebenarnya aku lagi jarang nyoba-nyoba skincare baru, belum ada yang menarik di hati dan karena lagi menghabiskan stok yang ada dulu. Entah kenapa kalau make-up tuh aku santai banget buat beli-beli walaupun belum pada habis, tapi kalau skincare harus sebisa mungkin semua kepakai sampai habis jangan sampai lewat PAO atau expired date.
Di postingan kali ini aku bakal ngereview soal salah satu lip product baru dari brand lokal, yaitu Make Over Powerstay Waterlite Lip Stain. Dari pertama keluar, aku udah langsung jatuh hati karena packagingnya yang minimalis dan cantik aja. Ditambah karena aku belum pernah punya lip product dari Make Over, ataupun lip stain. Makanya jadi penasaran aja gimana formula dan performanya.
Aku nggak tahu ada berapa brand lokal yang juga mengeluarkan produk lip stain, jadi aku nggak tahu harus bandingin sama apa. Desain kemasannya mirip sama liquid eyeshadow Brun Brun cuma yang ini bahannya doff. Aplikatornya mungil banget, tapi cukup tebal, jadinya dia bisa ngambil banyak produk sekaligus dalam sekali celup. Sebetulnya buat ukuran lip stain, aku sendiri lebih prefer aplikator yang pipih biar produk yang diambil nggak kebanyakan, karena namanya lip stain, sedikit aja pigmentasinya udah kencang banget dan bakal meninggalkan bekas (stain).
Kalau kalian pembaca setia blog aku, kalian pasti hapal setiap kali aku nulis review soal lip product, sebisa mungkin aku kasih juga foto swatchnya waktu dipakai di bibir. Tapi khusus buat kali ini, aku cuma bisa kasih foto swatch di tangan aja karena lip stain Make Over ini benar-benar ngebekas dan susah banget dibersihkan! Seperti yang aku bilang di atas, sekali swipe aja udah langsung keluar warnanya. Teksturnya thick, tapi bukan creamy. Jadi walaupun namanya waterlite, tapi tetap pigmentasi yang dihasilkan bisa pekat.
Baca juga: Maybelline Liquid Matte Sensational Shade 11 Made Easy Review
Baca juga: Maybelline Liquid Matte Sensational Shade 11 Made Easy Review
Stainnya sendiri tahan lama banget. Lumayan susah buat ngebersihinnya bahkan dengan oil based cleanser sekalipun. Bekasnya bisa tinggal sampai 3 hari sepengalamanku. Entah mungkin butuh cleanser yang jauh lebih kuat lagi ya kalau mau pakai lip stain ini. Memang jadinya agak merepotkan sih, tapi itu berarti produk ini stay true to its claim. Dia nggak bikin bibir kering juga, jadi kalian yang punya bibir kering karena sering pakai lip cream bisa cobain lip stain ini. Formulanya terasa ringan di bibir, dan nggak mudah menggumpal juga. Kalau kalian butuh lip product yang tahan banting tanpa bikin bibir kering, kalian bisa coba Make Over Waterlite Lip Stain ini.
-----
Where to buy? Watson
How much? Rp 125.000
Waktu awal-awal belajar soal skincare, aku memutuskan buat buka akun di Instagram khusus buat ngeshare perjalananku soal beauty. Jadi memang nggak terbatas soal skincare, tapi juga make-up, bodycare, dan haircare. Jujur, awalnya bahkan sempat nggak kepikiran buat belajar skincare karena dulu kulitku itu badak banget. Aku lebih tertarik belajar make-up, apalagi waktu itu lagi getol-getolnya nontonin beauty guru luar negeri. Makanya kemudian duitku banyak habis di make-up, meanwhile skincare sama sekali nggak kesentuh.
Akhirnya rajinlah aku ikut giveaway, hitung-hitung biar irit pengeluaran kan hihi. Aku ingat banget, ini adalah giveaway kedua yang aku menangkan lewat Instagram. Aslinya produknya nggak cuma Laneige Basic Care Moisture Trial Kit ini, ada banyak banget lah. Dan beberapa udah ada reviewnya juga di blog ini malah. Sebelum lanjut ke reviewnya, mau ngucapin terima kasih banyak sama Mbak Icha dari South Skin karena udah bikin giveaway ini!
Baca juga: COSRX One Step Original Clear Pad Review
Seperti yang aku ceritain di awal, aku dapat giveaway ini memang udah lama banget, hampir setahun yang lalu, waktu aku masih belum paham betul soal skincare. Aku cuma excited karena setahuku Laneige itu brand terkenal dari Korea, semua orang pakai wkwkwk. Jadi di dalam trial kit ini aku dapat 2 produk; yang pertama ada Essential Power Skin Refiner Moisture, dan yang kedua Essential Balancing Emulsion Moisture. Keduanya punya tekstur yang beda banget. Skin Refiner lebih cair dan transparan hampir kayak air, sementara Emulsion teksturnya kental dan warnanya kayak susu.
Baca juga: Dr. Ceuracle Vita Propolis Ampoule Review
Awalnya aku bertanya-tanya, ini fungsinya apa ya...? Keduanya punya kandungan butylene glycol yang berfungsi sebagai humectant alis kandungan untuk menjaga kelembaban pada kulit. Jadi keduanya memang difokuskan untuk melembabkan kulit. Cuma kurang paham juga kenapa dalam satu trial kit ini ada dua produk dengan tekstur yang berbeda. Pikiranku awalnya mereka berdua ini dipakai berbarengan karena produk yang satu bakal menunjang produk lainnya. Tapi sepertinya mereka bisa dipilih mana yang mau dipakai, tergantung jenis kulitnya, cenderung kering atau cenderung berminyak.
Sebagai pemilik kulit berminyak, jelas aku lebih suka moisturizer yang ringan di kulit dan nggak bikin lengket. Jadi setelah nyobain keduanya, aku lebih prefer si Skin Refiner dibandingkan Emulsion. Skin Refiner karena teksturnya cair, dia jadi lebih cepat meresap ke kulit dan nggak bikin kulitku jadi sumuk. Sementara Emulsion malah meninggalkan rasa lengket dan bikin mukaku jadi tambah berminyak. Biasanya itu tanda kalau moisturizer yang aku pakai terlalu berat.
Lalu apa kemampuan melembabkannya bagus? Hmm, biasa aja. Kulitku kurang terasa lembab dengan pakai Skin Refiner sendiri, tapi kalau dipakai dua-duanya juga nggak enak karena rasanya jadi semakin berminyak. Entah gimana dengan full sizenya apa ada perbedaan atau nggak, tapi dari trial kit ini aku nggak terlalu tertarik buat purchase full sizenya sih.
Waktu pertama dengar Wardah mau ngeluarin lip product baru, aku excited banget. Sebelumnya aku punya lip product mereka dari series Instaperfect dan sempat jadi liquid lipstick kecintaanku selama beberapa bulan yang selalu aku pakai setiap hari karena warnanya yang pas banget buat skin tone aku. Sampai akhirnya mulai bermunculan lah di Twitter bentukan dari produk Colorfit Velvet Matte Lip Mousse ini. Dan hal pertama yang langsung muncul di pikiranku adalah... kemasannya mirip banget sama Lip Velvet-nya Victoria's Secret. Mulai dari pemilihan desain tube sampai font yang dipakai. Ya mirip, tapi jelas nggak sama sih.
Setelah sempat excited buat cobain produknya, aku justru agak kecewa dengan pilihan warna yang disuguhkan sama Wardah kali ini. Dari 8 shades, yang bisa pas di kulitku yang sawo matang ini cuma shade nomor 07 Red Pioneer. Itupun awalnya aku kira bakal warnanya merah banget, tapi malah cenderung ke arah maroon gelap. Sisanya? Cuma warna-warna nude buat kulit medium dan light pink.
Wanginya sih nggak terlalu aneh, masih bisa ditolerir, tapi khas banget bau lip cream yang kimia gitu, bukan wangi-wangi manis. Aplikatornya juga standard aplikator biasa yang bentuknya doe foot. Gampang banget buat ambil produknya dari dalam tube.
Baca juga: Maybelline Liquid Matte Sensational Shade 11 Made Easy Review
Wanginya sih nggak terlalu aneh, masih bisa ditolerir, tapi khas banget bau lip cream yang kimia gitu, bukan wangi-wangi manis. Aplikatornya juga standard aplikator biasa yang bentuknya doe foot. Gampang banget buat ambil produknya dari dalam tube.
Baca juga: Maybelline Liquid Matte Sensational Shade 11 Made Easy Review
Karena namanya lip mousse, yang ada dalam pikiranku dia bakal pekat kayak mousse, you know? Dan ternyata memang pigmentasinya jago banget, nggak bohong! Dalam sekali swipe aja aku bisa nutupin warna asli bibirku yang hitam. Dan buat sebibir ini aku cuma cukup sekali celup aja nggak perlu berkali-kali. Shade 07 Red Pioneer ini memang nggak pure warna merah yang ngejreng gitu ya. Seperti yang kubilang sebelumnya dia cenderung ke arah maroon gelap. Buat ketahanannya sih juga cukup oke, nggak gampang fading, dan transferproof. Mungkin kalau shade rangenya lebih beragam lagi aku bakal beli shade lainnya apalagi karena harganya masih affordable. But for now, it's a pass.
-----
Where to buy? Puspa Indah Yogyakarta
How much? Rp. 58.700
Kalau kalian udah jadi pembaca setia blog ini, pasti kalian hapal kalau masuk bulan baru itu artinyaaa... waktunya buat beauty haul! Kukira aku belanja banyak di bulan November kemarin, soalnya habis lihat rekap pengeluaran bulan lalu kok habisnya lumayan banyak, tapi pas dikumpulin ternyata cuma belanja 4 item doang hahah. Bulan lalu aku sempat dapat rezeki berupa honor nulis artikel dan aku memutuskan buat treat myself dengan check out salah satu produk dari Fenty Beauty yang udah lama banget aku mau. Mungkin itu kenapa tiba-tiba pengeluarin buat beauty bulan lalu jadi membengkak haha.
Baca juga: October Beauty Haul
Beauty haul kali ini didominasi sama produk make-up karena memang produk skincareku masih banyak stoknya dan belum pada habis sampai harus beli baru. Aku juga terbantu banget sama beberapa brand yang dengan baik hati mengirimi aku produk skincare buat dicoba dan direview karena jadi ngebantu banget buat mengurangi pengeluaran.
Baca juga: September Beauty Haul: Discount Hunting?
● Kleveru Organics Glass Skin Overnight Serum — Jadi akhir-akhir ini aku udah aktif lagi di Twitter. Aku mulai follow beberapa menfess yang berkaitan dengan skincare dan make-up, dan dari sana jadi mutualan sama beberapa orang. Nggak pernah kepikiran buat keracun produk di Twitter but here I am, beli serumnya Kleveru karena sering banget seliweran di timeline haha. Aku penasaran karena banyak banget yang suka dan Kleveru ini juga brand lokal.
● Pixy Make It Glow Dewy Cushion (301 Medium Beige) — Percaya atau nggak aku dulu mikir cushion itu nggak ada gunanya. Karena aku sehari-hari nggak pakai complexion berat dan kalaupun mau dandan yang full beat kayak buat kondangan gitu ya aku lebih prefer foundation. Tapiii waktu ke Guardian seminggu yang lalu, aku lihat cushionnya Pixy satu set sama refillnya cuma dijual seharga Rp. 135.000 meanwhile kalau beli cushionnya doang harganya nggak beda jauh. Akhirnya langsung tergoda nggak pakai babibu.
● Pixy Twin Blush (01 Pop Terracotta) — Nggak ngerti juga kenapa beli blush ini padahal stok blush masih banyak banget nggak habis-habis :") Udah lama pengen coba tapi shade yang aku mau sering habis. Harganya murah sih, makanya aku penasaran.
● Fenty Beauty Gloss Bomb (Fenty Glow) — Waktu honornya turun, hal pertama yang tertuju di pikiran cuma lip gloss ini. Dari pertama brand Fenty Beauty launching, aku udah ngincer produk ini. Tapi aku hanyalah rakyat misqueen :( Makanya pas banget lagi ada rezeki buat dispare, aku ngasih hadiah ke diri aku sendiri buat jajan brand kecintaan semua orang ini. Hitung-hitung penghargaan buat diri sendiri karena udah selesain skripsi :p
-----
Kalian sendiri selama bulan November kemarin udah belanja apa aja? Yuk share di kolom komentar, aku penasaran nih! Siapa tahu aku bisa keracun juga sama belanjaan kalian heheh :D
Ya ampun, baru nyadar pas buka-buka draft postingan, ternyata aku belum pernah ngereview powder blush-nya Emina! 😱 Padahal Emina Cheeklit Pressed Powder Blush ini udah jadi blush favorit aku dari pertama belajar make-up sampai sekarang. Seperti yang bisa kalian lihat, saking sukanya aku bahkan sampai punya tiga shade hahah ;p Sebetulnya awalnya aku dikasih sama teman kos yang shade Cherry Blossom, cuma warnanya terlalu terang di kulitku yang sawo matang. Tapi formulanya bagus banget, jadilah aku penasaran buat punya sendiri.
Jujur dulu aku bukan tipe orang yang suka pakai blush karena dulu tuh susah banget cari shade blush yang pas buat kulitku. Apalagi tahu sendiri brand lokal waktu itu belum sebanyak sekarang dan memang pilihan shadenya sedikit banget. Makanya dulu selalu ngerasa kalau pakai blush tuh jadi kayak badut huhu :( Tapiii sekarang blush udah jadi staple banget buat dandanan sehari-hari. Blush bisa bikin muka aku jadi lebih fresh dan nggak dull.
Baca juga: Make Over Multifix Matte Blusher Shade 01 Rose Hour Review
Jujur dulu aku bukan tipe orang yang suka pakai blush karena dulu tuh susah banget cari shade blush yang pas buat kulitku. Apalagi tahu sendiri brand lokal waktu itu belum sebanyak sekarang dan memang pilihan shadenya sedikit banget. Makanya dulu selalu ngerasa kalau pakai blush tuh jadi kayak badut huhu :( Tapiii sekarang blush udah jadi staple banget buat dandanan sehari-hari. Blush bisa bikin muka aku jadi lebih fresh dan nggak dull.
Baca juga: Make Over Multifix Matte Blusher Shade 01 Rose Hour Review
Percaya atau nggak, powder blush Emina ini adalah produk lokal pertamaku yang aku beli sendiri karena memang pengen gitu lho. Awalnya aku beli di Sociolla yang shade Cotton Candy, karena kupikir warna pink pasti lucu kan. Tapi ternyata masih terlalu in your face di kulitku warnanya. Akhirnya aku beli lagi di Guardian yang shade Marshmallow Lady, shade yang kayaknya jadi favorit banyak banget orang. Dibandingkan sama Cherry Blossom dan Cotton Candy, shade Marshmallow Lady ini memang kelihatan beda sendiri. Dia cenderung coklat dengan undertone orange. Jadi memang pas banget di kulit sawo matang.
Baca juga: O.TWO.O Liquid Blush Shade 02 & 03 Review
Dari segi formula, ketiganya nggak ada yang significantly different sih. Jadi ya sama aja, sama-sama gampang diblend di kulit, nggak patchy, dan pigmented juga. A little goes a long way, jadi saranku selalu mulai dengan pakai tipis-tipis dulu, baru kalau kurang tinggal ditambah sedikit demi sedikit karena powder blush ini memang nyata banget warnanya. Mereka juga cukup tahan lama di kulit, jadi nggak gampang hilang, apalagi kalau dikasih base make-up kayak bedak atau foundation dulu. Dengan harganya yang super duper terjangkau dan kualitas yang oke banget, nggak ragu lagi aku bakal rekomendasiin produk ini buat orang-orang yang baru banget belajar make-up.
-----
Where to buy? Guardian
How much? Rp. 36.000
Halo semuanya, selamat hari Jumat! Wow, nggak kerasa udah mau weekend lagi. Ada rencana apa nih buat weekend nanti? Kalau aku sih masih harus berkutat sama skripsi jadi bakal banyak menghabiskan waktu di depan laptop dan mungkin sesekali skripsian di cafe. Untungnya di Jogja kalau nyari cafe nggak susah karena udah menjamur di mana-mana hehe.
Postingan hari ini mungkin akan cukup panjang, jadi kalian bisa baca sambil bawa cemilan biar lebih nyantai hihi. Beberapa minggu lalu aku dihubungi sama team dari Sugarpot buat nyobain produk-produk mereka. Buat yang belum tahu apa itu Sugarpot, mereka adalah brand lokal yang fokus soal bodycare terutama soal waxing. Aku sendiri sebelum ditawarin sama Sugarpot, belum pernah coba waxing baik di salon ataupun waxing sendiri di rumah. Selama kalau buat menghilangkan bulu-bulu yang tidak diinginkan pasti aku cukur, cuma cukur itu sendiri kan bikin kulit jadi menggelap. Makanya kenapa aku excited buat nyobain karena banyak yang bilang waxing itu nggak bikin kulit jadi menggelap dan tumbuhnya bulu-pun jadi lebih lama dibanding dicukur.
Ngomongin soal waxing, Sugarpot ini punya perawatan sebelum dan sesudah waxing-nya. Kalau kalian beli waxing kit dari mereka, bakal dikasih panduannya jadi buat yang baru waxing pertama kali nggak bakal dibikin bingung. Nah postingan kali ini aku bakal jelasin produk apa aja yang kamu butuhkan buat waxing sendiri di rumah.
1. Scrub kulit sebelum waxing
Produk pertama yang mau aku jelasin adalah Tish body scrub. Ini body scrub tapi bukan sejenis lulur tradisional Indonesia gitu, jadi nggak bisa bikin daki-daki di kulit jadi visibly luntur. Dari Sugarpot sendiri merekomendasikan buat kita ngescrub bagian kulit yang mau diwaxing supaya mempermudah proses pencabutan bulunya nanti.
Kemasannya udah lengkap semua informasinya, mulai dari ingredients sampai cara penggunaannya juga udah tertera jadi kalian nggak akan bingung. Seperti namanya, Sugarpot memang speciality-nya ya penggunaan gula di produk-produk mereka, jadi Tish body scrub ini ingredients utamanya terbuat dari gula.
Teksturnya lengket banget, benar-benar padat kayak gula dicampur madu. Baunya manis jasmine kayak bau spa mahal hahaha. Pokoknya bikin rileks banget deh wanginya. Waktu digosok ke tangan, nanti butiran scrubnya bakal meleleh perlahan, bikin aku pengen makan sumpah. Scrubnya termasuk kasar, jadi kalau kalian punya kulit badan yang lumayan sensitif, gosoknya harus hati-hati karena gesekannya lumayan terasa banget. Dan seperti yang aku bilang sebelumnya, ini nggak bisa angkat daki gitu ya, dia cuma melembutkan aja. Bersihinnya juga gampang banget, dan setelahnya bikin kulit jadi lembab.
2. Get your wax ready!
Setelah selesai discrub, lanjut deh ke acara utamanya alias waxing! Aku yakin banyak dari kalian yang masih ragu banget buat ngelakuin waxing. Dibandingkan sama shaving memang lebih sakit waxing sih. Tapiii, that's what I'm here for, buat menjelaskan ke kalian sebetulnya gimana rasanya waxing sendiri. Akupun awalnya nggak berani buat waxing sendiri, takut hasilnya nggak maksimal karena tarikanku nggak kuat. Kalau ditanya sakit atau nggak, dari skala 1 sampai 10, rasa sakitnya cuma 3, dan itupun juga sakitnya cuma dua detik pasca dicabut waxnya.
Seperti ini penampakan sugar wax-nya. Super duper lengket dan wanginya persis kayak strawberry, karena punyaku ini yang varian strawberry hehe. Sugarpot punya beberapa pilihan wangi buat sugar wax mereka. Kalau nggak salah ada yang honey sama matcha deh. Nggak ada bedanya selain beda di wanginya aja.
Waxing strips ini bakal kalian dapat barengan kalau kalian beli sugar wax-nya, jadi nggak perlu beli terpisah. Aku nggak tahu ya kalau beli sendiri dapat berapa (karena semua produk di sini kan dikasih ke aku), tapi harusnya sama aja ya. Isinya banyak banget, dan kalau kalian pikir bakal boros pakai waxing strips ini, kamu salah besar. Karena mereka bisa dicuci dan nggak bakal gampang hancur kayak kapas atau kertas biasa. Mereka benar-benar bisa dicuci sampai bersih, dijemur sampai kering, terus dipakai lagi, nggak masalah! Aku sempat tanya sama pihak Sugarpot-nya, ini maksimal bisa dipakai berapa kali, dan kata mereka nggak ada batasan pastinya, pokoknya sampai stripsnya rusak aja hehe. So far udah 4 kali waxing dan aku masih pakai waxing strips yang sama dari awal.
Ada beberapa tips yang tertera di guide-nya Sugarpot, salah satunya adalah memastikan panjang pendeknya bulu harus pas. Alias nggak boleh kepanjangan dan kependekan, kalau nggak nanti bakal nggak maksimal dicabutnya. Pertama kalinya aku waxing aku nggak mengindahkan tips itu dan benar aja, nggak semua bulu kecabut haha. Jadi harus digunting dulu sampai panjangnya pas, baru dicabut.
Ada beberapa tips yang tertera di guide-nya Sugarpot, salah satunya adalah memastikan panjang pendeknya bulu harus pas. Alias nggak boleh kepanjangan dan kependekan, kalau nggak nanti bakal nggak maksimal dicabutnya. Pertama kalinya aku waxing aku nggak mengindahkan tips itu dan benar aja, nggak semua bulu kecabut haha. Jadi harus digunting dulu sampai panjangnya pas, baru dicabut.
3. Menenangkan kulit pasca waxing
Step berikutnya setelah selesai waxing adalah memastikan kulit kita nggak iritasi, terutama buat yang baru pertama kali waxing. Akupun waktu pertama waxing langsung kulit rasanya agak panas dan perih gitu, apalagi kalau waxingnya dekat-dekat waktu menstruasi jadinya kulit jadi lebih sensitif. Sugarpot juga punya soothing mist yang ditujukan khusus buat menenangkan kulit kita pasca waxing. Soothing mist ini benar-benar bikin dingin dan enak banget di kulit. Rasanya sampai mau aku semprot ke muka haha.
Kalau step yang keempat ini nggak harus sih, cuma aku sendiri pakai setiap hari karena dia termasuk perawatan badan yang memang aku perlukan karena ada beberapa daerah lipatan yang lumayan gelap terutama bagian underarm karena selama ini aku shaving dan seperti yang aku bilang sebelumnya, shaving bikin kulit menggelap. Ini nggak untuk muka ya jadi memang terbatas buat badan aja.
Krimnya ini wanginya persis kayak body lotion Nivea, dan teksturnya lumayan thick. Aku biasanya pakai krim ini dulu, baru kalau udah kering dilanjut pakai deodorant. Jadi nggak langsung ya. Kalau buru-buru ya kadang nggak pakai juga. Mungkin kalau dirutinin bakal ngaruh, karena selama pakai krim ini aku kurang bisa melihat perubahan yang signifikan di area kulit yang gelap.
Sekali lagi mau berterima kasih sama team dari Sugarpot karena udah mengenalkan aku sama waxing. Ternyata waxing di rumah nggak semenakutkan yang dibayangkan haha. Buat teman-teman yang mau coba sendiri juga bisa langsung cek Instagram mereka di @sugarpot.
4. Cerahkan kulit yang menggelap
Kalau step yang keempat ini nggak harus sih, cuma aku sendiri pakai setiap hari karena dia termasuk perawatan badan yang memang aku perlukan karena ada beberapa daerah lipatan yang lumayan gelap terutama bagian underarm karena selama ini aku shaving dan seperti yang aku bilang sebelumnya, shaving bikin kulit menggelap. Ini nggak untuk muka ya jadi memang terbatas buat badan aja.
Krimnya ini wanginya persis kayak body lotion Nivea, dan teksturnya lumayan thick. Aku biasanya pakai krim ini dulu, baru kalau udah kering dilanjut pakai deodorant. Jadi nggak langsung ya. Kalau buru-buru ya kadang nggak pakai juga. Mungkin kalau dirutinin bakal ngaruh, karena selama pakai krim ini aku kurang bisa melihat perubahan yang signifikan di area kulit yang gelap.
-----
Sekali lagi mau berterima kasih sama team dari Sugarpot karena udah mengenalkan aku sama waxing. Ternyata waxing di rumah nggak semenakutkan yang dibayangkan haha. Buat teman-teman yang mau coba sendiri juga bisa langsung cek Instagram mereka di @sugarpot.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons